17 November 2007

SUKSES TANI : Mengapa Hama Uret Menyerang Tanaman di Silumboyah?

Pada kunjungan pertama Penulis Kolom Sukses Tani Dapers ini Desember tahun lalu serangan uret telah meluluhlantakkan semua tanaman di daerah Silumboyah hingga sekitar KM 10 Arah Tiga Lingga. Ketika penulis menjalani kembali daerah tsb baru-baru ini maka ternyata serangan hama tsb juga masih banyak merusak padi yang ditanam petani.
Petani kebingungan dan bertanya apa penyebab padi menjadi gosong dan bertumbangan hanya karena ditiup angin biasa saja? Penulis yang turun ke lapangan mengamati serangan tersebut disebabkan hama Uret yaitu ulat dari kumbang. Uret hidup dalam tanah dan memakan akar hampir semua tanaman yang ada.
Serangan uret seperti ini sudah umum di Jawa Tengah, khususnya daerah yang mengalami kekeringan panjang seperti Gunung Kidul. Akan tetapi uret yang menyerang tanaman pertanian di Dairi sangat kecil kemungkinannya datang dari daerah lain. Uret sebenarnya sejak dahulu sudah ada di Dairi. Serangga yang tergolong kumbang ini menjadi hama karena terganggunya keseimbangan lingkungan.
Setelah mempelajari kondisi lapangan dan luas serangan yang terjadi maka jawaban yang paling logis adalah pengaruh iklim. Pada saat terjadi kekeringan panjang lebih dari 3 bulan, seperti yang umum di Silumboyah hingga Kec. Tiga Lingga, uret beristirahat dalam tanah. Pada awal musim hujan serangan uret akan sangat terasa menghancurkan semua tanaman yang ada di daerah tsb.
Mengapa Uret Merusak Sejak Hujan Mulai Turun?
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan para pakar dari perguruan maka kami kumpulkan informasi sebagai berikut:
- Telur berasal dari kumbang berwarna putih. Kumbang betina mampu bertelur + 46 butir yang menetas dalam waktu 10-11 hari.
- Uret warna putih kekuningan yang muncul dari telur memakan humus, selanjutnya larva hidup dengan memakan rerumputan dan tanaman yang ditanam pada awal musim hujan. Hidup selama 5-7 bulan di dalam tanah. Pada akhir musim hujan uret beristirahat 40 hari dan berkepompong selama + 2 bulan. Itulah sebabnya serangan uret sangat dirasakan petani yang menanam padi dan jagung pada awal musim hujan.
- Kumbang muncul dari dalam tanah setelah hujan lebat pertama pada musim penghujan dan lahan cukup lembab. Sore hari kumbang muncul lalu kawin. Pemunculan kumbang semakin berkurang pada 2–4 minggu setelah kemunculannya yang pertama. Uret ditanam pada awal musim hujan
- Musuh alami yang telah diketahui adalah tabuhan Campsomeris leefmansi, C. agilis, C. annulata F., C. phalerata F. Disamping itu juga dikenal adanya predator yaitu Asilidae dan burung, dan patogen berupa bakteri, jamur dan virus. Musuh alami jamur yang paling menonjol adalah Metharrhizium anisopliae dan Beauveria bassiana.
Mengapa Uret baru Menyerang Belakangan Ini?
- Permasalahan uret yang terjadi belakangan ini disebabkan rusaknya keseimbangan lingkungan. Musuh alami yang berperan menekan jumlah serangga pada lingkungan asli telah musnah akibat penggunaan pupuk urea yang berlebihan. Jika kita perhatikan pada zak pupuk urea disebutkan mengandung ammonium klorida. Klorida pada urea tersebutlah yang membunuh kedua jenis jamur musuh alami uret tsb diatas.
Bagaimana Mengatasinya?
- Pengaturan bercocok tanam dengan mengganti pupuk Urea menjadi ZA pada lahan kering.
- Dilakukan pengolahan tanah dengan baik sehingga uret tidak berkembang. Petani sebaiknya membunuh uret yang dijumpai pada saat pengolahan tanah.
- Kumbang kawin pada awal musim hujan dan tertarik cahaya lampu. Oleh sebab itu petani agar menghidupkan lampu diluar rumah dan meletakkan minyak tanah dibawahnya. Kumbang dewasa yang datang akan terbunuh jika terkena minyak tanah tersebut.
- Aplikasi Metharrhizium anisopliae atau Beauveria bassiana sebanyak 4 hingga 5 kg/ha telah cukup menekan uret sehingga tidak menjadi hama yang ditakutkan lagi.
- Penggunaan ampua/rampusan (Bhs. Indonesia babadotan) juga bermanfaat menekan karena mengandung insektisida alami.
Penggunaan M. anisopliae dari BP2TP Sumut sebenarnya telah dikirimkan kepada Kades Silumboyah yang bermarga Siburian. Pengendalian hama yang dilakukan sendiri-sendiri tidak akan mampu mengurangi jumlah uret secara nyata. Untuk itu tindakan kebersamaan petani dalam kelompoknyalah yang bisa mengatasi hama yang menyerang hamparan pertanian seperti di Silumboyah tsb.

Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke blog ini.
Semoga SUKSES BerTANI.

Yang Miring: Darah

Darah adalah alat transportasi dalam tubuh. Darah persis sama dengan sungai Mekong dan sungai lainnya di Kalimantan yang sangat vital sebagai sarana distrubusi keperluan masyarakat di sekitar sungai. Sungai membawa sampan berisi sayuran dan ikan asing ke berbagai titik kebutuhan.
Darah juga berfungsi sebagai sarana distribusi kebutuhan tubuh dan hidup manusia. Vitamin dan zat lain dihantar ke masing-masing titik kebutuhan oleh darah itu sendiri. Kebetulan sarana distribusi dalam tubuh makhluk hidup sangat teratur, tidak seperti urat nadi sarana jalan dan jembatan yang banyak tidak berkualitas karena dananya dipotong melebihi porsi.
Berbicara tentang darah tidak hanya dimaksudkan darah merah dan darah putih. Tetapi jiwa. Jiwa memang sangat ditentukan darah. Itu sebabnya darah muda dan jiwa muda sangat mendukung. Darah muda pasukan Israel dan pasukan Palestina membuat perdamaian tak kunjung tercapai. Hanya darah tua yang ingin berdamai karena tubuh mereka menggigil menghadapi teror. Darahnya tidak kuat menahan rasa takut.
Darah dan jiwa memang berbeda-beda. Tidak hanya secara individual tetapi secara komunitas. Penulis punya teman bernama Ir.J.M.Tarigan. Dia staf utama Bagian Personalia PT.Hyundai saat pelaksanaan PLTA Renun. Mobil dinasnya bagus. Gajinya besar. Tetapi dia tidak sombong seperti penulis yang punya simpanan di bank hanya Rp185.000 (seratus delapan puluh lima ribu rupiah saja).
J.M.Tarigan tinggal di Merek, Kab,Karo. Dia bekerja di kantor Hyundai di Lae Pinagar, Kab.Dairi. Dengan mobil dinas, jarak Merek dan Lae Pinagar tidak jauh. Suatu saat dia membawa penulis jalan-jalan melalui semak belukar. Setelah hampir satu jalan dalam perjalanan yag oleng ke kiri dan ke kanan bagaikan naik onta gurun sahara, kami tiba di hamparan tanaman kol yang sudah membulat. Dia menyewa tanah di esa Parbuluan VI seluas tiga hektar. Dia menanaminya semua dengan kubis.
Saat itu harga kubis menjadi Rp500/kg dengan ketentuan pedagang pengumpul menjemput ke ladang. Ternyata J.M.Tarigan menjual kubisnya Rp1.000 per batang. Padahal sebagian besar kubis itu mencapai lima kilogram per batang. Tidak ada yang hanya dua kilogram.
Dia tidak serakah. Menurutnya, total pengeluarannya untuk satu batang tanaman kol itu hanya Rp300. Dengan demikian dia sudah beruntung Rp700/batang. Dia memberi kesempatan kepada pedagang pengumpul itu untuk beruntung lebih banyak dari untung pemiliknya. Luar biasa. J.M.Tarigan tidak keberatan. Dia juga ingin pedagang itu senang.
Di ladang itu J.M.Tarigan bercerita fakta. Katanya, darah kalian orang Toba itu tidak ubahnya darah anjing, katanya. Kalau darah kami orang Karo seperti darah lembu, tambahnya. Penulis tentu bingung. Lalu dia menjelaskan bahwa dalam berusaha, kalau gagal besar sekali orang Toba pasti takut dan lari ke usaha lain. Katanya, orang Karo tidak mau takut. Pasti diulanginya lagi. Anjing kan besar suaranya. Terdengar garang tetapi pada hakekatnya penakut, kalau kami tidak pernah takut walaupun gagal sampai beberapa kali, ujarnya. Menurutnya, kegagalan akan mendorong orang Karo untuk mempelajari satu usaha secara tekun. Sampai kemudian berhasil. Itu sebanya, usaha pertanian dan berbagai usaha lainnya, kemajuan orang Karo sangat menonjol karena kegagalan mendorong mereka untuk belajar.**L.Sinaga

Tim BP2TP Sumut Identifikasi Gugur Buah Kemiri di Tanah Pinem


Kutabuluh-Dairi Pers: Tim dari Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara (BP2TP Sumut) sebanyak 6 orang yang dipimpin langsung Kepala Balainya baru-baru ini telah turun langsung ke beberapa lokasi perkebunan kemiri milik petani di Kec. Tanah Pinem. Tim secara khusus bertugas untuk mengamati dan mengidenifikasi penyebab gugur buah kemiri di daerah tsb yang dikeluhkan petani beberapa minggu lalu. Sebelum Tim berangkat ke lapangan maka audensi dan pembahasan telah dilakukan dengan Kepala Dishutbun Kab. Dairi yang didampingi Kabid Perkebunan Ir. Jesayas Sipayung.
Tim BP2TP Sumut bersama staf dari Pemkab Dairi dan S. Tarigan sebagai PPL Tanah Pinem telah melakukan pengamatan langsung di Desa Kutabuluh Bertang dan beberapa lokasi. Menurut Tim tsb dugaan kuat penyebab gugur buah kemiri tsb adalah ulat penggerek pada cabang dekat buah. Lubang gerekan langsung diperlihatkan anggota Tim tsb yaitu Ir. Yenni Asmar, Guntung Ginting,SP, Betrina Marpaung dan Saut P. Simatupang. Gerekan ulat tsb diduga terutama paling banyak terjadi pada proses pembentukan buah muda. Gerekan tsb diduga menjadi penyebab gugur buah pada bulan September hingga Oktober.
Pada saat buah sudah mulai tua seperti saat kunjungan dilakukan maka serangan sudah banyak berkurang. Dairi Pers juga melihat bahwa serangan buah saat ini sudah mereda akan tetapi buah yang melekat pada ranting kemiri sudah berkurang. Pada panen yang akan datang jumlah yang diharapkan petani tentu sudah jauh berkurang. Padahal luas kemiri sekitar Kuta Buluh dan Pamah sekitar 4.000 ha. Bahkan jika digabung dengan Kecamatan Tigalingga dan Gunung Sitember, daerah ini adalah sentra utama tanaman kemiri karena mencakup pulu-han ribu ha.
Tentang penanggulangannya Kepala BP2TP Sumut, Ir. Riyatno, MS, dengan didampingi Ir. John M. Sianturi yang dulu POPT di BP2TP Sumut dan sekarang bertugas di Pemkab Dairi, telah menyampaikan saran kepada PPL Tanah Pinem agar mengandalkan agens hayati Beauveria bassiana. Musuh alami tsb agar disemprotkan dengan mist blower sehingga bisa mencapai ranting yang tinggi. Jika terpaksa tindakan penginfusan juga dapat dilakukan dengan insektisida sistemik. Penginfusan insektisida agar dilakukan sebelum pembentukan bunga sehingga residu pada buah kemiri telah cukup rendah.
Pada pertemuan di lapangan juga telah disampaikan agar pengamatan rutin selanjutnya dilakukan pengamat hama UPPT yang bertugas di Kab. Dairi bekerja sama dengan PPL dan Dishutbun Kab. Dairi. Secara khusus juga telah disepakati agar biaya pengendalian hama tsb terutama menjadi tanggung jawab petani sambil menunggu bantuan dari Pemkab Dairi, jika memungkinkan. Pengamatan gugur buah selanjutnya terutama akan dilakukan pada periode pembungaan dan pembentukan awal buah kemiri. Gugur buah kemiri di daerah Tanah Pinem diharapkan dapat tertangani segera dengan kerja sama yang baik seperti ini. (R-13).

Tajuk Rencana : Apa Sich Pahlawan Itu?

10 Nopember setiap tahunnya diperingati sebagai hari pahlawan. Namun ditahun 2007 ini apakah arti pahlawan sesungguhnya ? Karena toh tetap saja negeri ini masih susah untuk berdiri. Bahkan semakin terpuruk dan ternista dalam pergaulan internasional. Apakah di negeri ini pahlawan itu sudah tidak ada ? Ini kondisi bangsa abad 21 ini.
Pahlawan memang bukan kata sederhana dalam makna dan aplikasi . Menjadi pahlawan tentu bukan untuk sembarangan orang. Mereka yang terpilih saja mampu masuk dalam jajaran itu. Mengapa harus terpilih tentu merek yang mampu berkorban demi bangsa dan tanah airnya. Rela menyerahkan waktu, air mata, keluarga bahkan nyawa. Memang tak seimbang jika kini kita yang menikmati hasil perjuangan itu hanya merayakan hari pahlawan sebatas seremoni saja.
Apa sebenarnya makna dan bagiamana hari pahlawan itu diperingati agar seimbang?. Tak lain jawabnya adalah bukan hanya seremonial namun mengakomodir dan meniru nilai-nilai juang apa yang telah dilakukan mereka demi merah putih adalah makna tertinggi.
Menyimak perjalanan bangsa yang dimulai dari era penjajahan, kemerdekaan , memepertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan adalah suatu dekade yang membutuhkan waktu yang panjang. Ini perjalanan bangsa selama 62 tahun yang dimulai dengan aksi melawan penjahahan. Jadilah RI sebagai bangsa yang berdaulat.
Pahlawan dan pejuang tentu berbeda. Pejuang bisa saja tidak dimasukkan dalam daftar pahlawan. Namun pahlawan sudah pasti menjadi pejuang. Terlepas dari semua istilah itu negeri ini dalam usianya yang ke 62 ini ternyata kekurangan pejuang dan pahlawan yang mempunyai niat dan upaya untuk memerdekaan bangsa ini dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
Gawe dan teriak ingat kembali semangat kepahlawanan sudah diteriakkan mahasiswa dalam menumbangkan rezim Soeharto tahun 98 silam. Saat itu harapan akan muncul pahlawan yang akan mampu memperbaiki bangsa ini atas keterpurukan di semua sektor. Istilah reformasi juga berkibar dan berharap istilah itu langgeng dan membawa perubahan yang lebih baik.
Hampir sepuluh tahun terikan itu berlalu namun sepertinya baru saja terjadi. Itu sama artinya teriakan itu tidak dibarengi dengan niat kepahlawanan. Apa yang dilakukan elit politik adalah berebut kekuasaan. Sibuk dengan kursi RI 1 dan sibuk dengan partai mereka. Wakil rakyat yang tinggal dan duduk di DPR secara umum juga meninggalkan pemilihnya saat mencapai angan-angan kursi itu. Wajarkah mereka disebut pahlawan?
Rasa tidak karena pola pikir pahlawan bukan hanya pribadi namun lebih jauh menjadi lilin digelap gulita kendati dirinya akan hancur demi sebuah penerangan. Namun itu adalah kejadian umum skala nasional. Penyakit itu bukan hanya di level atas saja. Namun juga hingga kabupaten dan kota penyakit KKN masih terus berlangsung. Tren mengutamakan kepentingan kelompok terus terjadi sehingga jenis yang terjadi pahlawan kelompok.
Apa sich pahlawan itu ? pelajar dan siswa mengenal nama-nama dan dugaan foto nama-nama pahlawan dan pejuang. Namun apa sebenarnya yang utama adalah apa yang pantas dipetik pelajar dari nama dan warisan perjuangan yang telah mereka lakukan. Banyak mengatakan negara ini dibangun dengan air mata dan cucuran darah. Namun itu cerita tahun 45. Ternyata memang merebut jauh lebih mudah dibanding mempertahankan dan mengisi kemerderkaan. Selamat Hari pahlawan 11 November. (***)

Walau Dibalut Keraguan PT.DPM Bangun Rumah

Parongil-Dairi Pers: Aparatur pemerintah sepertinya dipersiapkan untuk bekerja paruh waktu untuk negara dan sebagian untuk keperluan diri, keluarga dan kelompoknya. Meja basah merupakan istilah pemerintahan yang de fakto walaupun istilah itu tidak ditemukan dalam tata bahasa ketatanegaraan. Namun istilah itu adalah praktik yang nyeta dan menjadi rebutan.
Mengapa banyak aparatur mengejar meja basah tersebut dengan alasan untuk mengabdi adalah karena didorong keinginan untuk mendapatkan sedikit uang siluman. Anehnya, masyarakat ternyata semakin menghargai aparatur pemerintah yang berhasil menduduki kursi basah karena rasa hormatnya pada uang dan masih banyak warga, baik umum maupun keluarga, menginginkan ada orang lain membayar kopinya di kedai. Saat mengumpulkan dana partisipasi (tumpak) pada pesta keluarga aparatur bermeja basah itu akan menjadi pahlawan kecil di sana.
Untuk semua tingkat birokrasi, mulai dari kelurahan hingga paling atas, gumpalan uang yang tidak memerlukan tanda tangan dan stempel itu masih sangat ditunggu. Kondisi itu hanya bisa dihentikan kalau aparatur negara kaya uang dan kaya moral. Tidak boleh hanya salah satu.
Herald Resources tidak berpengalaman berurusan dengan birokrasi Indonesia. Dengan begitu mereka terbentur saat ini karena tidak mempelajari kenyataan meja basah yang tidak boleh termaktub dalam peraturan resmi. Perusahaan pertambangan itu telah memenuhi semua persyaratan sesuai peraturan namun tidak ada informasi dari Dept. Kehutanan apakah permohonan mereka untuk pinjam pakai hutan lindung diproses atau tidak.
Banyak investor asing bidang pertambangan yang hengkang dari Indonesia karena terbentur kerumatan mendapatkan izin dari pemerintah. Izin awal dari pemerintah berupa kontrak karya sering diabaikan oleh birokrat pemerintah. Konon, hanya dua persen dari keseluruhan investor yang berhasil melakukan kegiatan produksi di Indonesia karena sebagian besar terhambat birokrasi yang berbelit-belit. Seperti biasa, persyaratan sesuai peraturan yang berlaku ternyata tidak bisa dijadikan menjadi persyaratan utama untuk proses suatu urusan ke birokrasi pemerintah.
Saat ini, kerumitan itu hampir menghambat kelangsungan lanjutan kegiatan PT.DPM yang telah menyelesaikan eksplorasi di Sopokomil, Desa Longkotan, Kec.Silimapunggapungga, Kab.Dairi. Perusahaan itu mendapatkan kontrak karya 27.500 ha areal di tiga kecamatan yakni Silimapungga- Siempat Nempu Hilir dan Kec.Tanah Pinem. Saat itu kontrak karya diteken Presiden Suharto.
Perusahaan memulai eksplorasi tahun 1998. Tahun 2004 studi kelayakan menyatakan bahan tambang zinkum dan timbal di Anjing Hitam, Sopokomil layak dieksploitasi. Walaupun perusahaan telah membuat permohonan yang dilengkapi berbagai persyaratan yang dibutuhkan sesuai peraturan, namun Menteri Kehutanan belum menggubris permohonan izin itu hingga akhir 2007.
Akhir Oktober manajer Humas dan Program CD PT.DPM Parlinungan Sibarani mengatakan manajemen perusahaan sedang kebingungan karena tidak ada kegiatan yang berarti sementara biaya operasional perusahaan tetap berjalan. Katanya, lima bulan lagi keadaan masih seperti itu perusahaan akan mengalami krisis keuangan dan akan berdampak luas. Katanya, perusahaan te-lah mengeluarkan dana sebesar 11 juta dolar AS hnya untuk eksplorasi. Untuk tahap berikutnya, perusahaan membutuhkan dana sebesar 160 juta dolar AS. Dari jumlah itu 90 juta dolar sudah diperoleh dari pinjaman bank dan 70 juta lainnya masih tahap negosiasi. Negosiasi dengan perbankan dunia selalu terganggu kalau sudah berbicara tentang izin.
Walaupun tidak diketahui kejelasan proses izin itu, namun PT.DPM tidak merasa putus asa. Perusahaan itu tetap melakukan kegiatan membangun fasilitas pendukung eksploitasi seperti pembukaan jalan hantar dari Paorngil ke pinggir hutan lindung sepanjang 4,1 km. Pembukaan itu telah selesai. Saat ini perusahaan sedang membangun perumahan di atas lokasi 4 ha di kaki bukit Sopokomil. Perusahaan berencana membangun 48 unit rumah kayu di luar kawasan hutan lindung. Namun rencana itu boleh berubah, tergantung kejelasan izn pinjam pakai hutan lindung. Demikian dijelaskan Parlindungan Sibarani. Cadangan yang ditemukan di lokasi Anjing Hitam sebanyak 6,6 juta ton batuan yang mengandung zinkum dan timbal. Cadangan itu tergolong kecil tetapi kandungan bahan tambangnya besar yakni 15 persen. Cadangan tersebut diperkirakan ditambang selama tujuh tahun. Namun di sekitar Anjing Hitam yakni di Lae Jahe telah ditemukan indikasi cadangan batuan sebesar 4,4 juta ton. Dengan demikian masa penambangan bisa bertambah sekitar lima tahun. Perusahaan patungan Indonesia-Australia itu telah memulai eksplorasi di Desa Sinar Pagi, Kec.Tanah Pinem. Belum ada kepastian tetapi diperkirakan positif ada cadangan batuan yang mengandung bahan tambang yang dicari.
PT.DPM akan melakukan pemisahan zinkum dan timbal dari batuan menggunakan sistem pengapungan dengan zat karbon. Bahan akan dikirim ke luar negeri dalam bentuk konsentrat melalui pelabuhan khusus di Kuala Tanjung, Kab. Asahan. Saat ini pelabuhan tersebut sedang dikonstruksi. Bahan tambang itu harus dikirim ke luar negeri karena Indonesia belum memiliki pabrik peleburannya (smelter). Zinkum (seng) adalah logam yang dipergunakan menjadi campuran logam lain agar tidak berkarat sedikitnya 50 tahun.
Pada tahap sekarang saja PT.DPM telah memberikan kesempatan hidup kepada ratusan orang, tetapi sebagian terpaksa dirumahkan karena perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan. Kebetulan 80 persen kegiatan berada di kawasan hutan lindung. Menurut Parlindungan Sibarani, kalau keadaan keadaan masih seperti sekarang (tanpa kegiatan) secara finansial perusahaan itu kritis.(R-06)

Untuk Simpati Masyarakat Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Sejumlah baleho, spanduk dan striker kini terpampang di kota Sidikalang. Pamplet serta baleho ini ditempatkan pada sudut-sudut strategis kota Sidikalang untuk menarik simpati masyarakat sehingga hak suara yang dimiliki nantinya akan tersalur kepadanya dalam meraih kursi. Memang sulit meraih simpati dan meraih kursi kepemimpinan. Perlu dana, strategi dan tim sukses. Namun itu merupakan filter bagi mereka yang mengimpikan nama dan jabatan.
Pantaun Dairi Pers di seputaran kota Sidikalang sejumlah spanduk dan baleho yang sengaja dipasang dibeberapa titik itu memang cukup efektif untuk sosialisasi diri dan perkenalan diri. Mereka memang tidak mencantumkan langsung impianya menjadi gubernur atau menjadi Bupati namun dengan berbagai spanduk itu jelas berpesan “plilihlah aku menjadi pemimpinmu”.
Metode ini juga menurut KPU Dairi yakni Hendra dan Asal Padang belum melanggar atau curi start kampanye. Bahkan sistim itu menurut mereka wajar dan mendidik sebagai sosialisasi diri sehingga masyarakat mengetahui siapa pemimpinnya.
Disisi lain kehadiran baleho dan spanduk ini bisa menjadi pemandangan mengasyikkan bagi mereka yang jarang masuk Sidikalang. Warna Sidikalang juga berubah karena pada titik startegis selalu tampak wajah-wajah yang mensosialisasikan diri.
Sejumlah nama dan vigur yang muncul diantara disebut-sebut menjadi calon gubernur dan calon bupati Dairi. Berbagai ucapan juga disampaikan seperti selamat idul fitri, puasa dan ucapan lain berkaitan dengan hari besar.
Pajak
Sementara itu layaknya iklan dan papan bisnis sesuai perda mereka yang memanfaatkan titik strategis itu harus membayar pajak. Memang tidak gampang asal memasang iklan atau perkenalan diri saja. Bukan hanya sekedar mendirikan dan memasang pamplet namun juga dibebankan pajak. Mereka juga harus mengikuti peraturan daerah yang berlaku yakni membayar pajak.
Kabid Tatakota Amister Lumbanggaol yang dikonfirmasi via ponsel Jum at (8/11) mengakui hingga kini belum ada spanduk yang berunsur promosi diri menjadi cagub maupun cabup bermohon kepadanya soal pendirian baleho maupun spanduk .Menurutnya itu penting dan merupakan mekanisme yang sah untuk mendirikan suatu iklan. Dikatakan beleho dan spanduk bisa disamakan dengan iklan berbagi produk yang harus membayar pajak sesuai perda. Jika dihitung pemasukan dari iklan serupa itu bisa menjadi PAD. Tingkat kesulitan menurutnya tidak diketahui siapa yang memasang dan biasanya pagi hari sudah terpampang.(R.07)

Tim Penilai kecamatan Terbaik Ke Siempat Nempu Hulu

Silumboyah-Dairi Pers: Tim penilai kecamatan terbaik tingkat Sumatra Utara Rabu (31-10) mengunjungi kecamatan terbaik Dairi yakni Kec. Siempat Nempu Hulu. Pertemuan dengan berbagai unsur pemerintahan dan masyarakat digelar di halaman depan kantor camat. Tim terdiri dari Drs. Pangara Ritonga (Biro Tata Pemerintahan Umum), Salamuddin Daulay,SH (Kesbang Linmas), Noval Mayar,SH (Biro Otda), Drs.Efendi Silalahi (Bappedasu), Karolyn Simanjuntak,SH dan Tabita Tarigan (Biro Pemerintahan), Anwar Solihat (Biro Umum).
Camat Sarifuddin Sagala membuat paparan pelaksanaan pemerintahan umum di kecamatan tersebut. Dia menjelaskan berbagai kegiatan pemerintahan yang sesuai dengan aturan otonomi daerah dengan pelimpahan berbagai kewenangan kepada camat.
Presentasi camat terkesan datar dan tidak menampilkan hal-hal yang signifikan sebagai kelebihan sehingga kecamatan itu terpilih menjadi kecamatan terbaik di Kab.Dairi. Ketua tim Drs.Pangara mengatakan pada hakekatnya, yang dinilai bukan hanya kinerja camat tetapi bagaimana roda pemerintahan dalam berbagai bidang berjalan secara terkoordinasi. Itu sebabnya perlombaan bukan camat terbaik tetapi kecamatan terbaik, kata Ritonga. Pada kesempatan itu Pangara meminta hadirin untuk memberikan pendapat. Kepala Desa Gunung meriah Dahnur Maha menggambarkan kualitas camat tersebut, baik secara pribadi maupun secara kedinasan. Menurutnya, camat itu tergolong rajin mengunjungi desa, apalagi untuk memantau kegiatan gotong royong. Pemberitahuan gotong royong kepada camat kami cukup dengan SMS dia sudah pasti datang, kata Maha. Sementara Kepala Desa Tualang Kaleb Sianturi menjelaskan walaupun desanya berjarak 23 km dari Silumboyah tetapi camat tetap datang berkunjung ke sana untuk memantau kehidupan sosial masyarakat.(R-06)

Tigalingga Rencanakan Rembuk Politik

Tigalingga-Dairi Pers : Suhu politik menjelang Pilkada di Kab. Dairi mulai menghangat. Mulai kalangan bawah sampai elit Politik hangat membicarakan Cabup/Cawabup Dairi. Tokoh Adat, Agama, Cendikiawan, Parpol dan berbagai Etnis sibuk mencari dukungan siapa yang akan maju menjadi Cabup/Cawabup Dairi. Wajar saja mengigat Pilkada Dairi sudah diambang pintu. Namun sosialisasi tentang Pilkada Dairi hingga saat ini belum pernah dilakukan di Kab.Dairi
Salah seorang sesepuh Tokoh Pemuda, Mantan Anggota TNI-AD dan saat ini menjadi pengusaha becak bermotor di Tigalingga Dir.CV.Lorenza’S Tigalingga K. Thomson Sianturi menyebutkan sebagai warga Dairi ingin berkomentar dan berbuat yang terbaik untuk Dairi.
Saat dijumpai dikediamannya di Tigalingga tokoh sukses untuk kota Tigalingga itu berkomentar seluruh elemen masyarakat wajar untuk membicarakan Pilkada Dairi. Kita ketahui bahwa Kab.Dairi yang merupakan pemekaran dari Kab.Taput baru kali inilah yang pertama melaksanakan pilsung pilkada. Sehingga dibutuhkan peran serta Pemda Dairi, aparat keamanan, tokoh masyarakat, pemuda, tokoh adat, parpol dan lainnya untuk mengkosndiskan situasi tetap terpelihara .Praktis meredam segala gejolak yang terjadi ditengah-tengah masyarakat menjadi penting. Kalau cuma mengandalkan aparat keamanan saja saya yakin pelaksanaan pilkada Dairi menjelang dan sesudah Pilsung Pilkada Dairi, “yah…….nggak taulah apa jadinya Kab.Dairi ini” Ujarnya.
Bagaimana menciptakan Dairi tetap kondusif dan tujuan pilkada tercapai menurutnya ada beberapa faktor yang harus diperhatikan yakni Panitia pilsung pilkada Dairi (KPUD) Dairi harus jujur dan adil. Panwalsu Dairi harus pro aktif menerima semua pengaduan elemen masyarakat.
Jangan berpihak kepada pendukung Parpol Cabup/Cawabup atau harus bersikap netral. Masyarakat/ pemilih harus ada jaminan keamanan agar tidak terjadi teror dan sebagainya Dan satu hal yang paling perlu yakni sosialisasi dan pencerahan politik kepada seluruh elemen masyarakat supaya tidak terjadi kerusuhan seperti yang terjadi didaerah lain. Melalui pertemuan-pertemuan kelompok masyarakat, Mesjid, Gereja, Pemuda dan even-even lainnya yang lebih mendidik. Salah satu yang terpenting menurutya menjadikan pilkada Dairi sebagai ajang pencerahan diri dan pendidikan bagi masyarakat .Jangan sampai terjadi “Money Politik” karena hal itu menurutnya jauh lebih merugikan masyarakat Dairi.
Menurutnya apa yang perlu dilakukan jelang dan pasca pilkada Dairi Pers mengupayakan elemen masyarakat, pemuda, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh parpol pendukung Cabup/ Cawabup Dairi di Dapem IV akan melaksanakan acara yang spektakuler melalui “Rembuk Politik”. Dengan menghadirkan kesenian Jawa, Karo, Pakpak, Toba, Simalungun dan lain-lain yang disponsori oleh masyarakat dan menghadirkan Cabup/Cawabup untuk memberikan visi dan misinya. Menurutnya ini akan menjadi wahan pendidikan khususnya bagi warga tiga kecamatan Tigalingga, Gunung Sitember dan Tanah Pinem. Namun tidak menutup kemungkinan warga kecamatan lainnya juga akan muncul sekaligus menjadikan acara itu sebagai baromter demokrasi yang sehat.
Panitia akan mengatur sistim dan seperti acara TV “Mama Mia” sehingga bila acara ini terlaksana, Kab. Dairi akan menjadi barometer pilkada yang aman, tentram dan damai untuk Sumut dan Indonesia. (PM)

Setiap Hari Pekan Arus Lalulintas Di Sidikalang Runyam

PETUGAS DISHUB KUCING KUCINGAN DENGAN SOPIR ANGKOT
Sidikalang-Dairi Pers: Setiap hari pekan (Sabtu), arus lalulintas di sekitar pasar induk Sidikalang Dairi, runyam.Hal itu di sebabkan karena para sopir angkot (angkutan kota) sesuka hati menaikkan dan menurunkan penumpang di tengah badan jalan,tanpa menghiraukan arus lalulintas telah macet.
Pantauan Dairi Pers, Sabtu di pekan Sidikalang, semua jalan yang mengelilingi pasar induk Sidikalang selalu macet. Bahkan terkesan runyam. Kenderaan bermotor mulai dari roda tiga hingga roda empat, nampak sesuka hati parkir di badan jalan.Begitu juga deng-an sopir angkutan kota, nampak sesuka hati menurunkan serta menaikkan penumpang, tanpa menghiraukan arus lalulintas yang telah macet.
Dari sejumlah jalan yang mengelilingi pasar induk Sidikalang, seperti Jln.Pekan, Dairi, Sekolah dan Jln.Trikora tidak satupun yang bebas arus lalulintas.Semua pada macet bila hari pekan (Sabtu). Disamping kenderaan bermotor yang sesuka hati memarkirkan kenderaannya, juga para pedagang se enaknya menjajakan barang dagangannya di tengah badan jalan, membuat suasana semakin runyam. Sedangkan hal ini sudah lama berlangsung. Seperti di Jln.Pekan dan Jln.Sekolah, bila hari pekan sangat sulit untuk dilalui sepeda motor.Di jalan tersebut harus rela sampai 20 menit macet, kendati panjang jalan itu hanya sekitar 100 meter saja.Seperti Jln.Sekolah.Jalan ini merupakan satu arah. Namun kenderaan bermotor, bebas berlawanan arah.
KUCING KUCINGAN
Petugas dari Dinas Perhubungan, nampak telah berusaha menertibkan arus lalulintas. Namun setelah petugas hengkang dari lokasi, arus lalulintas kembali runyam hingga terjadi kemacetan sampai beberapa puluh menit.
Salah seorang petugas dari Dinas Perhubungan yang melakukan penertiban di Jln. Dairi, Sabtu nampak berusaha keras untuk menmgatur arus lalulintas.Namun setelah petugas tersebut hengkang, kembali arus lalulintas macet. Sepertinya petugas tersebut kucing kucingan dengan sopir angkot.
Sumber Dairi Pers menyebutkan, kemacetan arus lalulintas karena kurangnya kesadaran pengemudi kenderaan. Sementara petugas yang mengatur lalulintas kurang tegas menjalankan peraturan.Para sopir yang melanggar peraturan tidak pernah di berikan sanksi, ujar sumber.(R.01)

Rp. 8 Milliar PAPBD Dinas PU Dairi Ditunda

Sidikalang-Dairi Pers : Mungkin sejumlah rekanan PU Dairi yang berharap banyak akan proyek Pendahuluan APBD 2007 sedikit pusing. Pasalnya Pemkab Dairi melalui dinas PU Dairi menunda proyek pendahuluan itu. Tak satupun rekanan yang mampu mengerjakannya karena waktunya yang terlalu sempit. Demikian dikatakan kadis PU Dairi Ir. Tagor H Sinurat didampingi KTU Dinas PU Dairi Jawasi Banjarnahor kepada Dairi Pers Selasa (6/11) di ruang kerjanya.
Proyek PAPBD yang sebelumnya telah mendapat persetujuan DPRD Dairi itu akhirnya ditunda pelaksanaanya karena masalah waktu. Jawasi menyebutkan proyek PAPBD itu senilai Rp. 8.092.300.000 yang terdiri dari proyek jalan/jembatan sebanyak 10 paket. Proyek pemeliharaan periodik 3 paket, Pembukaan dan perkerasan jalan 6 paket. Proyek drainase/gorong-gorong 5 paket dan proyek lingkungan sehat permukiman 4 paket.
Disebutkan alasan penundaan karena rekanan yang berminat akan proyek tersebut mengatakan tidak mampu mengerjakan PAPBD itu karena waktu yang mepet. Diperkirakan jika proyek itu dilakukan maka waktu efektif yang tersedia hanya 30 hari. Diuraikan seharusnya pendaftaran peserta lelang seyogianya 29 oktober lalu. Padahal untuk masa proses tender saja mencapai 45 hari. Itupun jika lancar tanpa hambatan. Praktis waktu pengerjaan proyek hanya 30 hari saja.
Sebelumnya kita telah menyurati Bupati Dairi DR MP Tumanggor perihal kemungkinan waktu yang mepet ini dan berharap ada proyek luncuran dengan istilah sekarang. Namun oleh Bupati menyebutkan semua peraturan tidak membenarkan adanya proyek tahun jamak. Surat tersebut dibalas bupati dan kita sudah mengundang rekanan 29 oktober. Dengan seperti itu tak satupun rekanan yang bersedia mengerjakan proyek karena waktu yang mepet tersebut, kata Jawasi.
Menyinggung resiko yang dihadapi rekanan jika tetap mengerjakan paket proyek dan tidak dapat menyelesaikan proyek pada tahun itu juga Jawasi mengatakan akan terkena resiko black List. Kemungkinan ini yang mereka takutkan sehingga tak berani menerima dan mengerjakan proyek tersebut, tambahnya. Kendati demikian disebutkan proyek tersebut akan dilanjutkan pada tahun anggaran 2008.
Bagi-bagi
Sementara itu berkembang isu bahwa paket proyek PAPBD tahun 2007 telah habis dibagi-bagi oknum pejabat Dairi. Jawasi mengatakan sama sekali tidak mengetahui isu itu. Menurutnya semua paket harus melalui prosedur tender dan mekanisme sesuai peraturan. Kita tak mengetahui itu memang isu ada berkembang tetapi nyatanya proyek kita tunda, ujarnya. Dipastikan penundaan proyek tahun ini tidak ada hubungannya dengan isu itu namun persis karena mepetnya waktu.
Dari isu yang berkembang disebutkan bahwa paket proyek PAPBD itu telah habis dibagi-bagi oknum pejabat Dairi. Modus yang digunakan pejabat yang berpengaruh itu menyerahkan paket kepada rekanan yang dipeliharanya untuk mengerjakan paket tersebut. Bahkan disebutkan beberapa oknum rekanan ini sudah kadung mengerjakan proyek yang ditunjuk oleh oknum pejabat yang berpengaruh itu.
Belum diketahui persisnya proyek yang telah dikerjakan oknum rekanan itu . Namun jelas jika ini dilakukan hanya mendapat restu lisan dari oknum pejabat maka dapat dipastikan proyek tersebut akan menjadi masalah pada tahun anggaran baru. Ketika tender diberlakukan dan pemenangnya bukan oknum rekanan yang terlalu maju sudah mengerjakan paket itu dapat dipastikan akan timbul masalah. Bahkan aroma “Koncoisme” oknum pejabat Dairi akan semakin tercium. (R.07)

Ratusan RT Warga Desa Jumagunung Minta Perbaikan Jalan.

Sidikalang-Dairi Pers: Ratusan Rumah Tangga (RT) warga Desa Jumagunung kecamatan Siempatnempu Hulu Kab.Dairi, sangat mengharapkan perhatian Dinas PU untuk memperbaiki jalan lebih kurang 3 kilometer menghubungkan Desa itu ke Desa Bakkal Sipoltong (pasar hitam).
Menurut Warga Desa itu, mengaku P.Sitanggang kepada Dairi Pers, mengatakan jalan tersebut dulunya sudah di aspal. Tetapi belakangan ini aspal jalan banyak yang terkelupas dan tinggal dengan batu dasar (onderlag), karena termakan usia.
Dikatakan, jalan tersebut merupakan jalan satu satunya keluar masuk Desa.Tidak ada jalan alternatif lain.Boleh dikatakan bahwa jalan itu merupakan urat nadi perekonomian penduduk. Memang saat ini masih dapat dilalui kenderaan bermotor. Namun apa bila di biarkan cukup lama tidak mendapat perbaikan, kerusakan dapat lebih fatal.
Jalan itu kebanyakan bertebing dan sempit di samping kerusakan yang terjadi. Mobil Penumpang Umum (MPU) yang selama ini sering masuk keluar Desa untuk menjemput anak sekolah maupun untuk mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan sehari hari, kini mulai enggan masuk. Sebab kerusakan jalan sudah termasuk parah di samping medannya cukup memperihatinkan, karena badan jalan kebanyakan bertebing dan terlalu sempit, ujarnya.
Pantauan Dairi Pers, Selasa (6/11) di lapangan sepanjang jalan tersebut cukup banyak lobang menganga berisi air hujan.Hal terlihat mulai dari SMP Negeri Bakkal hingga ke Desa Jumagunung.Sedangkan aspal jalan kebanyakan terkelupas dan tinggal batu dasar akibat termakan usia.Warga Desa itu mengatakan, pengaspalan jalan tersebut dilakukan puluhan tahun silam, hingga kini belum mendapat penisipan. Justru warga Desa itu sangat mengharapkan perhatian instansi terkait, untuk melakukan penisipan jalan dimaksud. (R.01)

PT DPM Optimis Ijin Pinjam Pakai Hutan Lindung Keluar Tahun Ini

TIDAK BETUL PT DPM HENGKANG DARI DAIRI
Sidikalang-Dairi Pers: PT Dairi Prima Mineral (DPM) yang berlokasi di Desa Lokkotan kecamatan Silimapunggapungga Kab.Dairi, terkendala beroperasi karena belum keluarnya ijin pinjam pakai hutan lindung register 66 batu ardan, seluas 37 hektar dari Menteri Kehutanan RI.Kini perusahaan pertambangan timah hitam itu,hanya menger-jakan kegiatan di luar kawasan hutan register 66 batu ardan.
Manajer Hubungan & Pengembangan masyarakat PT. DPM,Parlindungan Sibarani kepada Dairi Pers mengatakan, kendati ijin pemakaian hutan lindung tersebut hingga kini belum keluar, namun PT DPM pertambangan timah hitam itu optimis bahwa ijin pinjam pakai hutan lindung register 66 seluas 37 hektar, akan keluar pada akhir tahun ini.
Tentang adanya issu bahwa PT DPM akan hengkang dari Kabupaten Dairi, karena kendala ijin dimaksud,menurut Parlindungan Sibarani, bahwa isu itu tidak benar.Tidak betul PT DPM akan hengkang dari Dairi.Yang betul adalah PT DPM berhenti tidak dapat beroperasi.Bukan hengkang, ujarnya sedikit kesal.
Menurut Sibarani, pertemuan yang mewakili kantor Sekretaris Kabinet, Departemen dalam negeri dan tim ahli tentang pembahasan peraturan Presiden, tentang Tambang bawah tanah di hutan lindung yang di langsungkan,30 Oktober 2007 di Jakarta,sudah mencapai kesepakatan tentang adanya aturan peralihan. Pertemuan tersebut adalah benar benar harmonis,positif dan komukatip.Mereka juga sepakat bahwa peraturan Presiden tentang tambang bawah tanah segera di selesaikan dalam bulan ini.
Jadi PT DPM, sangat optimis bahwa ijin pinjam pakai hutan lindung pada register 66 seluas 37 hektar, akan segera diterbitkan paling tidak akhir tahun ini, setelah peraturan Presiden di tanda tangani atau terealisasi, kata Sibarani.(R.01)

Proyek Dana Bergulir Disperindag Dairi Gagal

Bawasda: Tiap Tahun Dianggarkan, Apanya Yang Bergulir?
Sidikalang-Dairi Pers: Proyek dana bergulir yang dikelola bidang Koperasi dan Penamanan Modal Dinas Perindag Dairi tahun anggaran 2006 gagal. Rencana dana yang seharusnya bergulir itu akan dibagikan ke petani lainnya juga macet. Meski gagal Kabid Koperasi dan Penanaman Modal disperidag Dairi S.A Simbolon lebih memilih istilah kurang berhasil Kamis (8/11) di ruang kerjanya.
Dana bergulir yang diberikan kepada koperasi tahun 2006 itu digunakan untuk penguatan modal petani dalam menanam ubi jepang. Namun dikatakan pengembalian dana pinjaman itu kurang lancar karena beberapa hal. Salah satu penyebabnya kegagalan panen dan harga panen ubi yang turun drastis. Untuk harga ubi jepang per Kg Rp. 800 yang diikat kontrak ke Pusat Dis-tribusi Regional Sitinjo (PDR)
Saat dipertayankan jumlah dana yang disalurkan dan koperasi mana saja yang mendapatkan suntikan dana itu SA Simbolon mengatakan kurang mengetahui karena PPK kegiatan itu adalah stafnya yang hari itu tidak berada di kantor. Demikian juga saat dipertanyakan persentasi pengembalian dan jumlah dana yang dikembalikan pemimjam menurutnya kurang diketahui karena yang mengelolanya adalah stafnya.
Sementara itu untuk tahun angrran 2007 proyek yang gagal tahun 2006 itu juga kembali dilanjutkan dengan dana Rp. 984 juta. Namun menurutnya hingga kini dana itu belum disalurkan karena kendala sulitnya mencairkan uang dari pemkab Dairi.
Menyinggung apakah proyek itu dapat berjalan atau bisa menjadi gagal karena masalah waktu yang sudah mepet itu SA Simbolon memastikan pasti disalurkan. Sebenarnya kini proyek itu sudah didahulukan koperasi dananya. Nanti jika dananya sudah cair akan kita bagikan kepada koperasi yang sudah kita plot , Ujarnya.
Cukup aneh memang pengakuan itu batapa jika memang koperasi sudah mengerjakannya dengan dananya sendiri untuk apa dibantu lagi.
Diuraikan mekanisme penyaluran dana bergulir itu yakni koperasi diteliti petugas perindagkop Dairi untuk melihat tingkat kewajaran. Kemudian untuk pengembaliannya koperasi membuka rekening di Bank. Namun diakui kurangnya petugas untuk mengingatkan pengembalian pinjam itu hanya dua orang saja. Yang mengelola ini hanya dua orang satu PPK dan satu stafnya. Mereka berdua saja yang mengurusinya termasuk administrasinya, tambahnya. Menyinggung rencana ke depan belajar dari kegagalan itu Simbolon mengatakan tengah mengupayakan konsep yang tepat agar kegagalan 2006 tidak terulang kembali. Konsep yang telah direncanakan bagaimana misalnya koperasi dibebankan bunga 10 % atau 5 % sehingga koperasi dapat mengembalikan pinjaman itu. Memang tidak nyambung namun itulah jawaban kabid ini.
Bergulir Tapi Tiap Tahun Dianggarkan
Kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH yang dikonfirmasi Dairi Pers seputar kegagalan disperindag dalam mengelola dana bergulir itu mengatakan dari istilah saja sebenarnya sudah rancu. Masak bantuan bergulir itu sudah ada sejak tahun 2000, tetapi terus dianggarkan . Kadang kita heran apa yang digulirkan kalau tetap tiap tahun dianggarkan di APBD. Apa yang terpenting sebenarnya instansi terkait memperhatikan dan menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Kan aneh disebut bergulir tetapi tiap tahun dianggarkan, ujar Lingga.
Menurutnya jika memang sudah gagal lebih baik disperindag mengganti saja namanya menjadi semacam bantuan cuma-cuma kepada masyarakat. Ini kita dengar bergulir tetapi tiap tahun dianggarkan, Katanya.
MG Lingga,SH mengatakan dengan kondisi itu dalam waktu dekat staf bawasda Dairi akan turun menyelidiki apa sebenarnya yang terjadi ditubuh mereka yang mengelola dana bergulir itu. Termasuk diantaranya dugaan kemungkinan perangkat staf koperasi yang ikut bermain dari dana itu. Kan sudah 6 tahun terus bergulir. Terus pengembaliannya bagaimana dan dimana sekarang uang itu. Ujar lingga.
Agaknya memang pengelolaan perkoperasian di Dairi belum pernah memberikan perubahan. Bantuan yang diberikan kepada koperiasi lebih condong gagal dan tidak membuahkan hasil. Perubahan personil dan penggantian mereka yang bertugas pada bidang koperasi itu juga tidak membuat perubahan koperasi menjadi sehat di Dairi.
Diduga penyebab kegagalan utama proyek itu karean sejak awal kebocoran dan penelitian terhadap koperasi yang tidak mapan dari oknum-oknum staf disperindag khsusunya petugas koperasi. Hendaknya hal ini menjadi perhatian DPRD Dairi apakah wajar proyek itu masih dilanjutkan atau nama proyek itu diganti menjadi semacam bantuan gratis. (R.07)

Persaingan Sehat Belum Memasuki Pasar Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Tajamnya dari semakin tingginya persaingan di berbagai dunia usaha membuat para pelaku menghalalkan segala cara. Contoh kasus yang saat ini di Dairi tetapi agak semu dimana dalam pengadaan mobiler, ATK ke dinas-dinas terkait masih diboncengi segelintir nama dan pangkat seorang pejabat di Kabupaten ini.
Memang sulit mengungkapnya secara nyata tapi itulah kejadian sebetulnya” ungkap salah seorang pegawai dinas di kabupaten ini kepada Dairi Pers, Kamis (08/11) di teras salah satu dinas di Dairi. Sama halnya dengan pengadaan buku-buku dan alat peraga baik dari dana BOS ataupun DAK ke sekolah-sekolah.
Motif yang sering digunakan di lapangan seperti mengantarkan sejumlah ATK dan Alat peraga ke sebuah sekolah tanpa adanya pesanan dari kepala sekolah tersebut. “Kami belum memesan barang tapi sudah diantar ke sekolah” demikian ungkap seorang Kepala sekolah kepada Dairi Pers sambil meminta agar identitasnya dirahasiakan.
Ketika ditanya kenapa diterima kalau memang tidak ada melakukan pemesanan. Si kepala sekolah menjawab bahwa kami takut pak, sebab mereka ada bawa surat resmi dari atasan kami dan kami sering diintimidasi apabila tidak belanja dari mereka maka kami akan diselidiki,ujarnya dengan nada ketakutan.
Dari pantauan Dairi Pers di lapangan buku yang mereka edarkan juga tidak sesuai dengan standar, mutu pendidikan yang diatur dalam PERMEN DIKNAS. Yang isinya mengenai JUKNIS DAK atau JUKNIS BOS bidang pendidikan yang tentu harus mendapat penyerahan dari pemerintah. Kepada Dinas dan penegak hukum di Dairi diminta untuk lebih pro aktif menangani masalah ini sebab sangat merugikan anak didik yang merupakan cikal bakal penerus bangsa ke depan yang hanya diakibatkan segelintir orang yang hanya ingin memperkaya dirinya sendiri. (ATS/TH)

Penurunan Harga Pasar Modern Sidikalang “Rabut”

Sidikalang-Dairi Pers: Aksi demo yang digelar pedagang pusat pasar Sidikalang pra pendirian pasar modern Sidikalang yang disikapi pem-kab Dairi dengan menurunkan harga tampaknya akan memetik hasil”rabut” (tak jelas). Janji wakil Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro akan menurunkan harga kios /tempat berjualan di arena baru itu antara 25 s/d 40 persen hingga sekarang tak jelas. Perhitungan untuk penurunan harga yang baru itu hingga kini belum dibuat atau dirapatkan dengan DPRD Dairi.
Kadis PU Dairi Ir. Tagor H Sinurat,Msc yang dikonfrimasi Dairi Pers sesaat sebelum kedatangan Anggota DPRD Sumut di kantor Bupati Dairi menyebutkan hingga kini belum ada perkembangan janji pemerintah itu. “Siapa memang yang menurunkan dan tanyalah ke sana” ujar Sinurat.
Sementara itu Kadis Pasar Dairi Drs. Wesly P Manullang saat dikonfirmasi Rabu (7/11) mengatakan suatu yang pantas disyukuri atas penurunan tersebut jika memang itu terjadi. Namun dikatakan dinas pasar bukanlah instansi yang ditugaskan untuk mernghitung akses penurunan seperti yang dijanjikan itu. Terus terang saya tidak tahu banyak soal itu karena saya masih baru menjabat. Proses pembangunan pasar modern ini sudah sejak 4 tahun lalu dan kehadiran saya disini belum tahu semuanya tentang kondisi pasar modern itu. Namun dikatakan kalau proses pembangunan konstruksi pasar modern itu menjadi tanggung jawab dinas PU Dairi. Dinas pasar sebenarnya hanya pengelola jika pasarnya sudah rampung, Kata Manullang.
Sementara itu data yang dikumpulkan Dairi Pers menyebutkan daftar harga kios yang sebelumnya telah disosialisasikan dibuat oleh Depkeu melalui konsultan dengan persetujuan DPRD Dairi. Jika memang ada penurunan tersebut maka dapat dipastikan proyek ini akan mengorbankan APBD Dairi akibat penurunan harga kios.
Kendati demikian dengan jawaban kedua kadis tersebut dapat diduga agaknya apa yang dijanjikan wakil Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro seputar penurunan harga itu sepertinya akan menuai banyak masalah. Bisa saja apa yang dijanjikan itu belumlah menjadi keputusan bersama pemkab Dairi atau mungkin janji itu tak disikapi secara serius jajaran pemkab Dairi karena mungkin keputusan sepihak saja.
Disisi lain juga muncul berbagai dugaan apakah memang pemkab Dairi benarbenar telah menerima aspirasi itu atau hanya sekedar menjawab dan massa pedagang tenang.
Bisa Boomerang
Pernyataan wakil Bupati Dairi saat menerima delegasi pedagang di DPRD Dairi beberapa waktu silam agaknya akan menempuh jalan panjang. Pedagang tentu dengan serta merta menerima janji itu yang berartiu harga kios itu akan turun sesuai janji. Namun gerakan jajaran pemkab dalam membuat daftar harga baru itu belum terlihat.
Jika kondisi ini terus dipertahankan tanpa reaksi pemkab Dairi bisa saja rencana pembangunan pasar modern sidikalang itu akan menjadi gagal dan caos. Janji yang telah terlontar dari pejabat Dairi itu juga bisa menjadi boomerang yang akan berbalik menyerang pemkab Dairi sendiri. Pedagang tentu tidak mau tahu itu apa sudah dibahas di pemkab Dairi atau hanya janji sepihak seorang wakil bupati saja.
Belum diketahui apa dan bagaimana rencana pemkab selanjutnya pasca demo yang berakhir dengan janji penurunan itu. Namun berbagai dugaan menyeruak termasuk diataranya janji itu dikaitkan dengan suksesi pilkada Bupati Dairi. Mereka yang bakal turun menjadi calon Bupati Dairi bersaing mengambil simpati masyarakat agar terpilih dan dianggap pahlawan.
Namun jauh dari pilkada itu kini saatnya pemkab Dairi diuji apakah masih sejalan dan bersama atau memang benar telah terpecah karena ada yang “potong kompas” demi simpati. Harga diri pemkab Dairi juga kembali dipertanyakan. Disisi lain rakyat atau pedagang pasar sudah menganggap janji itu sebagai hutang yang harus dibayar pemkab Dairi. (R.07)

Pengurus BPD Pasir Tengah Dilantik

Tanah Pinem-Dairi Pers: Pengurus Badan Permusyawaratan Desa Pasir Tengah kecamatan Tanah Pinem Kab.Dairi, dilantik oleh camat Tanah Pinem, Swasta Ginting,S.Sos di aula kantor camat, Selasa (6/11).Pelantikan dan pengambilan sumpah janji jabatan itu di saksikan unsur Muspika, rohaniwan, tokoh adat, tokoh agama serta beberapa kepala Desa di kecamatan tersebut.
Camat Tanah Pinem, Swasta Ginting,S.Sos dalam kata pengarahannya mengatakan, agar pengurus BPD yang baru dilantik dapat kordinasi dengan kepala Desa dan unsur Muspika serta tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lainnya.
Dikatakan, pengurus BPD jangan mengambil kesimpulan tanpa kordinasi demi menjaga ke harmonisan sesama masyarakat Desa Pasir Tengah. Lakukan apa yang terbaik demi kepentingan warga Desa dan Pemerintah.
Justru itu agar pengurus BPD segera menjalankan tugas roda pemerintahan termasuk pembentukan P2KD. Sebab BPD adalah patner kepala desa dan Pemerintah. Jangan bekerja secara individu.Tetapi lakukan tugas setelah di awali dengan kordinasi sesama pengurus BPD termasuk kepala desa, tokoh adat, tokoh masyarakat dan lainnya.
Pelantikan tersebut berjalan lancar,aman dan tertip. Sedangkan pengurus BPD yang baru di lantik diantaranya, Batas Sebayang (ketua), Heppy Ginting dan Bondar Berutu sebagai anggota.(BS)

Panitia Pembangunan Tugu (Monumen) Selamat Ginting Terbentuk

G.Sitember-Dairi Pers: Untuk mengenang jasa Selamat Ginting, seorang pejuang yang semasa perjuanganya tempo dulu tidak pernah merasa takut dan risih walau dengan peralatan seadanya melawan penjajah Belanda, yang terkenal dengan julukan Kilap Sumagan Sektor III. Maka di Kec. Gunung Sitember yang dulu adalah sebagai basis perjuangannya, beberapa hari lalu terbentuk Panitia Pembangunan Tugu Selamat Ginting (Monumen Bersejarah Sektor III) yang diprakarsai oleh Wakil Bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro.
Dengan menghimpun seluruh Kepala Desa, Tokoh Masyarakat kec.Gunung Sitember akhirnya telah terlebih dahulu sowan ke Jambur Medan meminta petunjuk dan restu dari keluarga ahli waris almarhum seperti anak dan istri.
Untuk menindaklanjuti kerja kepengurusan yang telah terbentuk, Rabu (7/11) Wakil Bupati KRA Johnny Sitohang Adinagoro yang dalam kepengurusan Panitia sebagai Ketua Umum, ditemani Camat Gunung Sitember sebagai Penasehat Panitia bersama semua unsur Kepala Desa dan Tokoh Masyarakat Gunung Sitember melaksanakan gotong royong pembersihan lokasi Tugu di simpang tiga Gunung Sitember.
Kepada Dairi Pers, Tima Ginting seorang tokoh masyarakat Gunung Sitember yang juga duduk di kepengurusan Panitia mengatakan surat undangan telah diedarkan kepada tokoh masyarakat beserta Camat ketiga kecamatan Dapem IV. Peletakan batu pertama ditetapkan pada tanggal 10 November 2007 seturut dengan hari Pahlawan. Direncanakan pada waktu peletakan batu pertama juga akan diisi dengan hiburan artis-artis Karo juga dihadiri keluarga besar alm Selamat Ginting sebagai kehormatan untuk melakukan letak batu pertama. (LT)

Mobiler Nihil Pelajar SMPN Gunung Sitember Numpang SD

G.Sitember-Dairi Pers: Acara peresmian yang meriah ditandai dengan pengguntingan pita dan pembukaan selubung prasasti, penuh gemerlap seremonial bukan sebuah jaminan bahwa pelaksanaan belajar mengajar di SMP N Gunung Sitember yang diresmikan Bupati Dairi DR.MP Tumanggor lima bulan lalu itu berjalan dengan sempurna. Buktinya sampai sekarang bangunan megah SMP N Gunung Sitember itu yang waktu peresmian pemakaiannya dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Dairi, Ketu DPRD Dairi beserta beberapa orang anggota Dewan dan puluhan Kepala Dinas, Bagian dan Kantor Kab.Dairi tersebut masih kosong melompong mubazir tidak difungsikan.
Siswa/i SMP tersebut yang pada waktu peresmiannya dijanjikan memasuki tahun ajaran baru sudah akan memasuki dan belajar digedung baru tersebut. Namun tahun ajaran baru telah berlalu, memasuki bulan ke sebelas siswa/i masih belajar menumpang SD N Gunung Sitember. Beberapa orang tua siswa/i kepada Dairi Pers mengeluhkan hal tersebut, mengingat jarak tempuh yang cukup jauh dan biaya transportasi yang cukup memberatkan terlebih siswa/i dari desa Rante Besi, Tupak Raja dan Lau Pengkeruken. Dan lagi siswa/i belajar sore sehingga pulangnya ke desa masing-masing yang jauh cukup terkendala.
Ketika Dairi Pers mencoba berkeliling ke lokasi gedung SMP itu, terlihat dinding gedung penuh coretan tangan-tangan jahil, dibeberapa asbes/plafon bolong dan terlepas dari galangannya. Pintu-pintu ruang kelas terbuka tanpa terkun-ci, sementara halaman sekolah dibeberapa titik ada kubangan dan sekurangnya dua ekor kerbau sedang berkubang dengan santainya. Sementara disisi lainnya beberapa petani memanfaatkannya menggiling dan menjemur jagung.
Kepala Desa Tumpak Raja, Hermanto Ginting kepada Dairi Pers ketika ditanyakan seputar hal tersebut mengingat lokasi SMP tersebut di desa Tupak Raja, mengatakan alasan mobiler yang belum selesai sebenarnya kurang berterima di hati orang tua siswa/i mengingat jadwal yang begitu lama sampai sekarang belum selesai. Masih menurut Ginting, dalam beberapa waktu kedepan kalau juga belum ada titik kepastian proses belajar mengajar digedung baru tersebut, beberapa orang tua murid sudah berencana audiensi ke Instansi yang terkait seperti kepala sekolah, Camat dan Bupati. (LT)

Membangun Nasionalisme Dari Selamat Ginting

“Beliau Yang Mengangkat Orang Tua Saya Bupati”
Sidikalang-Dairi Pers : Sesaat sebelum berangkatnya Wabup Bupati KRA Johnny Sitohang Adinagoro ke Gunung Sitember untuk melihat pembangunan monumen Selamat Ginting. Pahlawan Nasional dari Dairi sempat bertemu dengan Dairi Pers Jum at (9/11) di ruang kerjanya. Beliau yang mengangkat orang tua saya Op Tording Sitohang dulu menjadi bupati di Dairi, kata KRA Johnny Sitohang Adinagoro kepada Dairi Pers.
Dalam perbincangan dengan Dairi Pers KRA Johnny Sitohang Adinagoro yang dipercayakan sebagai ketua Umum pembangunan monumen Selamat Ginting di Gunung Sitember itu menyebutkan Dairi sebenarnya bisa berbangga karena banyak tokoh-tokoh lahir di negeri kopi ini. Selamat Ginting salah satunya tokoh pejuang dan pahlawan yang semasa perjuangannya memimpin pasukan gerilya sektor III meliputi Dairi, Tanah Karo, Aceh Tenggara serta Langkat.
Selamat Ginting yang semasa memimpin perjuangan mempertahankan kemerdekaan itu dijuluki Dengan sebutan “pasukan halilitar” dan terkenal garang dalam kontak perang mengusir penjajah. Setiap peperangan pasukan yang juga ahli gerilya ini terkenal selalau berada pada garis terdepan. Secara pribadi bagi keluarga kami nama Selamat Ginting juga tidak terlepas karena beliaulah yang mengangkat Bapak saya menjadi Bupati di Dairi era itu. Kini bupati dilantik di-gedung namun ayah saya dulu dilantik di tengah hutan belantara. Ini jugalah yang membuat warga Gunung Sitember memilih saya menjadi ketua pem-bangunan monumen bersejarah itu, Ujar Sitohang.
Membangun Nasionalisme
Tidak dapat dipungkiri kini semangat nasionalisme dikebayakan lini ditanah air menunjukkan penurunan. Perbedaan yang ada justru dijadikan senjata untuk kepentingan kelompok, golongan dan kepentingan pribadi. Kita bisa melihat beberapa erosi nasionalisme itu. Beberapa daerah minta merdeka. Otonomi daerah disalah artikan untuk mencari jabatan dan kekuasaan segelintir golongan. Masih banyak tren yang terjadi pasca reformasi yang intinya telah runtuhnya rasa nasionalisme.
Kita harus melihat sisi per sisi masalah nasionalisme ini. Untuk Dairi kita bisa berkaca kepada perjuangan mereka-mereka saat mempertahankan kemerdekaan. Selamat Ginting salah satu contoh nasionalisme yang dibangun di Dairi. Wajar kita yang tinggal di Dairi memberikan penghormatan sekaligus menulis namanya di tinta emas sejarah Dairi, ujar Wabup.
Bagaimana nasionaleisme zaman kini? KRA Johnny Mengatakan nasionalisme itu sebagai salah satu harga mati jika bervisi ke NKRI. Tugas bangsa ini sekarang bukan seperti yang dulu memangku senjata namun jauh lebih penting adalah mengisi kemerdekaan dengan semangat kepahlawanan. Menjadi yang terbaik dibidangnya adalah wujud cinta dan nasionalisme sempurna.
Kepada rakyat Dairi KRA Johnny Berpesan monumen Selamat Ginting bukan hanya sekedar monumen saja. Namun apa yang terpenting adalah nilai-nilai juang yang telah diberikannya. Perbedaan adalah sebauh warna yang indah kala dilihat dengan kacamata kebersamaan. Perbedaan ras, agama, suku dan antar golong adalah sesuatu yang indah. Nasionalisme dapat diwujudkan dengan tetap menjaga perbedaan itu dan bukan menjadikannya potensi konflik.
Hari pahlawan bukan hanya sekedar seremoni belaka namun jauh lebih penting adalah melihat arti dan makna hari besar itu. Mewarisi sekaligus menjaga persatuan dan kesatuan adalah menjadi jiwa dan cita-cita mereka yang pejuang dan pahlawan. Mereka tak inginkan perpecahan dan selalu lerlibat dalam membesar-besarkan perbedaan . Namun yang mereka impikan satu kesatuan.
Monumen Selamat Ginting kini dalam tahap pembangunan di kec. Gunung Sitember. Wabup Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro didault men-jadi ketua umum pembangunan. Diperkirakan monumen ini akan selasai dibangun pada Maret 2008 persis peresmiannya nanti bertempatan dengan hari ulang tahun kec. Gunung Sitember. (R.07)

Banyak Sekdes Keluhkan Kades Persulit Rekomendasi

Sidikalang-Dairi Pers: Banyak Sekretaris Desa (Sekdes) di Dairi, mengeluh karena kepala Desanya tidak mau mengeluarkan rekomendasi berkaitan dengan peraturan pemerintah (PP) pusat menjadikan Sekdes untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Salah seorang Sekdes yang tidak bersedia di sebut namanya kepada Dairi Pers mengatakan, bahwa kepala Desanya tidak mau mengeluarkan surat rekomendasi sebagai salah satu syarat untuk kelengkapan administrasi CPNS.
Dikatakan, pada akhirnya kepala Desa tersebut juga mengeluarkan surat rekomendasi setelah Sekdes yang bersangkuan mengeluarkan sejumlah duit untuk kepala Desa. Permintaan kepala Desa sangat jauh di luar kemampuan kami.Padahal untuk menjadi CPNS belum dapat di pastikan, kapan SK-nya keluar.
Yang jelas, saat ini banyak Sekdes mengalami hal yang sama.Teman saya sesama Sekdes juga banyak mengeluhkan sikap kepala Desanya. Bahkan salah satu Desa di kecamatan Sumbul. Setelah keluarnya PP tersebut untuk menjadikan Sekdes menjadi CPNS, akhirnya kepala yang tidak di sebut namanya itu, secara mendadak mengganti Sekdesnya menjadi istri kepala Desa, ujarnya.
Sumber yang layak di percaya menyebutkan, dalam waktu dekat akan ada Sekdes mengadukan kepala Desanya kepada penegak hukum.Hal itu di sebabkan karena sikap kepala Desanya mempersulit surat rekomendasi.Bahkan ada kepala desa, sama sekali tidak mau mengeluarkan surat dimaksud tanpa memberi alasan, ujarnya.Sementara itu, salah seorang Sekdes di kecamatan Siempatnempu yang tidak bersedia disebut namanya mengatakan setelah pengumuman pemerintah secara resmi bahwa Sekdes mau diangkat jadi CPNS ,kepala Desanya justru mau mengangkat Sekdes yang baru.Sekdes yang mau diangkat itu,justru istri kepala desa sendiri.Sekarang masalah ini masih tegamng diantara Sekdes dengan kepala Desa.(R.01)

Bawasda Dairi Siap Periksa Dugaan Korupsi TWI Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Mencuatnya dugaan korupsi pada kotak persembahan di Taman Wisata Iman Sitinjo yang telah dilansir Dairi Pers edisi silam ternyata disikapi Badan Pengawasan Daerah (Bawasda ) Dairi. Kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH mengatakan akan secepat mungkin memeriksa dugaan itu. Karena disamping peraturan yang melarang itu nilai keagamaan yang dijual di TWI mengisyaratkan obyek wisata itu harus bebas korupsi.
Saya sangat menyesalkan jika itu nanti terbukti. Secara pribadi saya mantan kadis Perhubungan dan Pariwisata Dairi merasa tersinggung dengan perubahan seperti itu. Pemberitaan Dairi Pers yang melansir dugaan itu dan melakukan konfirmasi kepada Kadis tentu wajar kita sikapi jika memang kita menganggap TWI itu daerah suci, ujar Lingga di kamar kerjanya Kamis (8/11).
Selama ini kita tahu nama TWI sudah harum dan perhatian nasional sudah mengarah kepada obyek wisata ini. Tiba-tiba muncul pemberitaan yang perlu penelitian kebenarannya. Sedikit banyaknya ini sudah mencoreng kewibawaan pemkab Dairi yang mengelola obyek wisata yang menjual nurani agama itu. Ini tak bisa kita biarkan dan harus dituntaskan. Jika dibiarkan bisa saja menjadi kecambah bertambahnya ketidakbenaran dalam pengelolaanya, Tambah Lingga.
Seperti pemberitaan lalu disebutkan kotak persembahan yang ada di beberapa sudut rumah ibadah yang ada di TWI keberadaannya tak pernah dilaporkan. Untuk membuka kotak persembahan itu ditugaskan seorang petugas honorer bermarga Hutabarat untuk membukanya dan melaporkan isinya kepada oknum kadis perhubungan dan Pasriwisata Dairi Drs. Pardamean Silalahi.
Dalam konfirmasi sebelumnya Drs. P Silalahi mengakui kalau isi dari kotak persembahan itu tak pernah dilaporkan. Namun uang yang didapat dari kotak itu digunakan untuk pembangunan beberapa fasilitas TWI. Pengakuan cukup aneh itu akhirnya semakin mengundang kecurigaan karena semua proyek yang masuk ke TWI ditampung di APBD Dairi. Jawaban yang tidak pasti ini semakin menguatkan kentalnya dugaan korupsi beberapa oknum dari kotak persembahan itu.
Dapat diperkirakan jumlah dana yang tidak jelas itu karena TWI sudah beroperasi lebih dari 5 tahun. Bukan dana yang tak jelas itu yang paling utama namun sebenarnya nurani pengelola. Itu proyek iman dan kenyakinan jadi jangan dikacaukan dengan dugaan-dugaan miring. Jika itu terbukti betapa malunya Dairi yang selalu membanggakan obyek wisata itu, Kata Lingga.
Petugas Speksi Yang Buta Mobil
Sementara itu menaggapi munculnya dua SK petugas speksi kendaraan di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dairi kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH mengakui lebih tahu kondisi kantor itu karena Ianya mantan dari sana. Saya tak yakin pak Bupati memberikan SK untuk dua orang karena itu rancu. Belum lagi jika SK yang terakhir atas nama S staf dinas perhubungan yang katanya buta soal mobil.
Ini kan aneh jika diangkat petugas speksi yang tak mengerti mobil. Jadi apa yang diuji. Saya rasa hal-hal seperti inilah yang membuat Dairi lambat bergerak. Bayangkan betapa anehnya staf diberi SK menguji kendaraan padahal bawa mobil saja tak bisa., Ujar MG Lingga dengan senyum.
Klarifikasi kepada Kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH yang nota bene mantan kadis Perhubungan dan Pariwisata Dairi itu semakin menguatkan dugaan banyaknya ketidak beresan dalam mengelola dinas perhubungan dan pariwisata Dairi pasca MG Lingga, SH. Belum lagi pengakuan kabid Pariwisata Ir. Naik Kaloko yang mengatakan sama sekali tupoksinya hingga kini masih dirangkap Oknum kadis. Praktis Kantor ini menganut faham monopoli. (R.07)

Berburu Pora-Pora Hidden Potensi Silalahi


S. Sabungan-Dairi Pers : Tat kala mentari mulai beranjak diatas kepala. Seorang ibu mengangkat keranjang dan jaring. Menuju sungai yang jatuh ke bibir pantai Silalahi, Kec. Silahi Sabungan Dairi. Ini rutinitas yang berlangsung bagi warga Silahi Sabungan. Namun tak semua orang bisa mengambil hasil alam itu karena sungai dan tanah dima-na sungai itu mengalir sudah ada yang punya.
Tak jauh dari komplek PLTA Renun dipinggir pantai Silalahi ada satu sungai yang sepertinya siapaun bebas untuk mengambil hasil alamnya. Inilah yang sering menjadi pusat warga Sidikalang untuk “mamutiki Pora-pora” (mengambil ikan pora-pora). Tidak sulit memang hanya sederhana namun ini bisa menjadi wisata yang menarik justru karena keasriannya.
Pantauan Dairi Pers beberapa waktu silam disepajang sungai lewat kompleks PLTA Renun itu. Banyak warga yang bergerombol. Melompat dan tertawa memasukkan ikan pora-pora ke dalam plastik untuk dibawa pulang sudah menjadi pemandangan yang menyejukkan.
Ini suatu sisi dan peluang pariswiasata dari pinggiran pantai Silalahi. Namun kompleks ini belum cukup terkenal. Yang menjadi istimewa di sungai ini. Ikan pora-pora yang punya sifat melawan aurus air itu selalu masuk dari pantai ke sungai mengalir. Untuk mengambilnya tidak sulit cukup mengalihan air sungai ketempat lain dan air yang sudah masuk keparit akan kering menyisakan ikan pora-pora. Jika sudah begini maka ikan hanya tinggal dikutip dan memasukkannya ke plastik.
Ikan pora-pora (sejenis ikan kecil yang panjangnya sekitar 10 cm merupakan ikan jenis air tawar) perkembang biakannya yang cepat membuat jenis ikan ini sudah memadati pantai silalahi. Jenis ikan baru ini juga yang menyelamatkan perekonomian beberapa warga Silalahi. Kini penyebarannya sudah merata dipantai danau toba. Warga Sidikalang sudah menjadikannya obyek wisata berburu pora-pora ke Silalahi. Memang cukup mengasyikan karena untuk mendapatkan 2 Kg tidaklah sulit. Bentuknya yang mungil dan bersih itu membuat jenis ini diminati.
Jika pada hari libur daerah ini kerap dijadikan obyek wisata berburu ikan pora-pora. Biasanya pengunjuung membawakan kompor dan penggorengan. Ikan yang sudah berhasil ditangkap langsung digoreng. Rasanya yang manis dan menggugah selera itu membuat pengunjung ingin selalu mengulangi asyiknya berburu ikan jenis itu.
Ini memang pariwisata yang masih tersembunyi dan mungkin hanya sungai yang satu ini yang dibebaskan untuk berburu ikan kecil itu. Banyak sungai yang mengalir ke bibir pantai dan dan ikan pora-pora juga banyak ditemukan. Namun pemilik tanah daerah itu tidak memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk menangkapnya.
Ini memang masih potensi wisata yang belum terpikirkan untuk dikembangkan di Silalahi. Namun ini belum memberikan inspirasi kepada warga sekitar untuk mengelolanya. Pemilik tanah dimana sungai mengalir masih memanfaatkan penangkapan ikan pora-pora dan dijual ke pasar. Jika pengunjung diberikan kebebasan berburu ikan itu dengan bayaran atau semacam tiket barang kali kemakmuran pemilik sungai diatas tanahnya itu dapat mengahasilkan uang dan disisi lain pengunjung juga akan terpuaskan dengan kerinduan bermain air layaknya ketika anak-anak.(R.07)

Jaga Situs Bersejarah di Dairi

Sidikalang-Dairi Pers: ”Situs bersejarah yang merupakan peninggalan masa lalu merupakan asset bangsa dan mempunyai nilai-nilai kemuliaan. Saya pernah melihat ada mejan Pakpak disalah satu hotel di Jakarta. Saya bingung mengapa itu bisa sampai di sana. Ini suatu bukti betepa perhatian kita ke situs bersejarah itu masih kurang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang melestarikan budaya serta peninggalan budaya masa lampau.” Demikian diungkapkan Bupati Dairi DR MP Tumanggor ketika pesta Njuah-juah belum lama ini di Stadion Sidikalang.
Aksi pencurian benda-benda bersejarah dari wilayah hukum Dairi dan Pakpak Bharat memang pernah terdengar. Tahun silam beberapa mejan marga Solin dari Salak dicoba dicuri oknum-oknum pengumpul barang-barang antik. Masih syukur polres Pakpak Bharat berhasil menggagalkan aksi penghilangan histori itu. Demikian juga beberapa mejan di Sidikalang kini hanya tinggal nama dan keberadaannya ma-sih misterius.
Mejan dan segudang nama-nama benda-benda bersejarah dari Dairi kini memang sudah sangat jarang ditemui. Museum Dairi di Gedung Djauli Manik juga hingga kini tak dimanfaatkan dan hanya digunakan sebagai tempat perayaan dan acara seremoni.
Begitu pentingnya menjaga budaya dan situs-situs peninggalan sejarah hingga itu menjadi harga mati. DR MP Tumanggor mengatakan banyak nilai-nilai luhur dan unsur pendidikan yang terkandung dari peninggalan bersejarah itu. Memang pada beberapa peninggalan masih misterius. Para ahli sejarah justru menganggap itu sebagai suatu yang luar biasa dan menarik. Situs itu dapat dijadikan pelajaran untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu. Kejayaan dan hilangnya suatu komunitas kerajaan masa lalu dapat dijadikan pelajaran akan sejarah perjalanan suatu komunitas.
Agaknya beberapa benda budaya Dairi yang disebut Bupati Dairi pernah dilihatnya di beberapa hotel di Jakarta hendaknya dijadikan mereka yang mencintai budaya daerah ini sebagai cemeti. Setidaknya pengakuan itu sebagai fakta masih kurangnya warga Dairi berperan dalam menjaga asset daerah yang bernilai sejarah itu.
Fakta itu juga bermuatan hendaknya pemkab Dairi memikirkan sebuah museum yang benar-benar berbuat dan bertindak. Bukan hanya sekedar museum yang ada diatas kertas saja. Mungkin beberapa dearah kabupaten dan kota di Sumut sudah punya museum sendiri. Namun di Dairi ini belum terpikirkan.
Demikian juga halnya dinas yang menangani kebudayaan Dairi yang ditugaskan untuk mengurus da melestarikan semau hal yang berkaitan dengan budaya. Juga harus semakin memanajemen peningkatan kinerja dan memfokuskan pelestariannya. Memasukkan anggaran pengelolaan budaya yakni penjagaan situs-situs bersejarah dalam APBD Dairi dan bukan sekedar mengutamakan perayaan-perayaan seremoni belaka juga lebih bijak. Sehingga apa yang ditinggalkan gererasi lalu dapat langgeng dan menjadi bahan pelajaran pada masa kini.(R.07)

Jalan Merdeka Terancam Putus


Sidikalang-Dairi Pers: Persis jalan menuju pasar lama yakni Jalan merdeka, Sidikalang, Dairi.Jalan yang terbentang diantara jurang ini terancam akan putus. Kondisi ini tetap dibiarkan padahal sebelumnya jalan ini pernah amblas karena banjir. Musim hujan yang terjadi di Sidikalang membuat lubang dibahu jalan itu terisi air hujan. Jika ini tidak secepatnya ditanggulangi dikhawatirkan longsor. Hendaknya hal menjadi perhatian instansi terkait. (R.07)

Jual Kecap “Family Bupati”

Agaknya menjual nama Bupati Dairi DR MP Tumanggor masih musim dan memang cukup membawa keuntungan dan disegani beberapa pihak. Jualan kecap oknum-oknum seperti ini semakin membawa untung terlebih kepada staf atau orang yang sama sekali tak mengerti apa yang terjadi di pendopo kediaman Bupati Dairi. Aksi inipun mulus bah-kan meraup keuntungan dari kebohongan itu.
Adalah Gisaon (samaran) salah satu pejabat di Dinas perhubungan dan pariwisata Dairi selalu melemparkan isu “sesat” itu. Bibirnya bagai tak punya rem untuk selalu menjual kecap familynya Bupati Dairi DR MP Tumanggor. Memang jika dihubung-hubungkan dari marganya bisa saja. Karena kakek nenek mereka sekitar 300 tahun silam mungkin kakak adik.
Beberapa staf dinas perhubungan dan pariwisata Dairi yang meminta namanya tidak dicantumkan mengatakan Gisoan persis seperti nama samaran ini selalu cerewet melontarkan bahwa ianya family Bupati dan apa saja yang disampaikannya selalu didengarkan dan seperti diamini Bupati DR MP Tumanggor.
Paling sakit kadang sudah mengaku famili bupati, oknum itu sering bilang kami stafnya ini sebagai “amporik” (burung kecil pemakan padi). Sakit memang . Entah apa maksud oknum ini padahal dia baru saja muncul di dinas ini. Sudahlah bidangnya tak dikuasai namun tetap merasa pintar dan mampu. Kami kadang bingung melihat tingkahnya yang arogan mentang-mentang famili Bupati Dairi, Ujar staf ini kesal.
Kendati benar dia familynya bupati namun kami ini masih manusia yang perlu diharga dan pantas memang dihargai. Ini sampai dikatakan sejenis burung. Kami gak bisa terima itu. Namun mau bagimana lagi ternyata apa yang disampaikannya ada benarnya juga. Walau kami sebagai staf menilainya lamban dan tak mampu namun tetap saja oknum ini dipakai dipemkab Dairi. Jadi kami yakin saja dia memang familinya bupati. Belum lagi ucapannya yang mengatakan dalam waktu dekat akan diangkat menjadi kepala dinas. Bisa makin kacau instansi ini , tambah mereka.
Data yang dikumpulkan Dairi Pers menyebutkan Gisaon dulunya berpropesi sebagai tenaga fungsional. Namun otonomi membawa musim yang menguntungkan kepada Gisaon hingga diangkat sebagai pejabat struktural. Dengan latar belakang itu Gisoan sering berpindah-pindah dari dinas ke dinas yang lain. Diduga karena memang Gisaon tak punya keterampilan spesialis maka selalu berpindah seiring hilang atau terbentuknya instansi baru. Kendati demikian Gisaon mungkin menduga tak ada orang lain yang tahu kelemahannya itu. Baginya ilmu “Katak Dibawah Tempurung” itu sudah segalanya.
Bantah
Sementara itu salah seorang family bupati Dairi yang kini tinggal bermukim di pendopo di Sidikalang ketika dipertanyakan kebenaran oknum Gisaon, wanita dengan rambut sebahu itu mengatakan sama sekali tak mengetahui siapa Gisaon. Bahkan dikatakan tak pernah Gisaon berkunjung ke kediaman Bupati atau pendopo kantor Bupati. Terus terang Bapak (bupati : redaksi) paling tak suka oknum seperti itu selalu mengaku-mengaku. Anda kan tahu sendiri pribadi pak Tumanggor paling tidak suka oknum seperti itu berkoar-koar. Sedang benar saja Bapak tak suka itu ,apalagi bohong. Atau begini saja Bapak kan dekat dengan Pak Tumanggor tanya saja nanti kalau beliau ada. Kalau nggak benar dia pasti memanggil orang yang mengaku-mengaku itu. Biar disemprot sekalian, Tutur wanita yang tinggal dikediaman Bupati itu.
Sementara itu tingkah oknum yang mengaku famili bupati ini memang cukup arogan dan selalu menyalahkan anggota dan stafnya. Anehnya kendati stafnya sudah puluhan tahun bertugas di instansi itu tetap saja Gisaon merasa lebih pintar. Pantang baginya bertanya hanya perintah walau tak mengerti sama sekali yang diperintahkan.Hendaknya hal ini menjadi perhatian Bupati Dairi karena tingkah oknum ini sudah sampai pada tahap mengganggu kenyaman kerja staf yang lainnya. (R.07)

Kakao dan Vanili Masih Berprospek Bagus Tanah Pinem


Kutabuluh-Dairi Pers: Kepala Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara (BP2TP Sumut), Ir. Riyatno, MS dengan didampingi KTU Sardjono dalam pertemuan dengan S. Tarigan sebagai PPL Tanah Pinem telah menyampaikan bahwa dengan teknologi imunisasi telah tersedia bibit yang tahan terhadap penyakit busuk batang vanili. Hampir punahnya tanaman vanili di daerah ini terutama disebabkan penyakit busuk batang.
Harga vanili yang jatuh pada beberapa tahun terakhir semakin mengakibatkan terlantarnya tanaman yang tersisa. Dairi Pers yang mendampingi perjalanan Tim menyaksikan masih ada beberapa batang tanaman vanili dibawah kemiri yang tumbuh dan berbuah walau kurang terawat. Beberapa batang vanili tampak busuk sebagian dan sebagian mati.
Beberapa tahun lalu vanili menjadi komoditi yang sangat menarik petani Tanah Pinem. Harga jatuh akibat tindakan memasukkan kawat besi dan paku kedalam polong buah vanili yang diekspor ke Amerika. Pada audensi Tim BP2TP Sumut dengan Kepala Dishutbun Kab. Dairi didampingi Kabid Perkebunan Ir. Jesayas Sipayung menyampaikan bahwa ada perusahaan yang dapat menampung vanili untuk ekspor. Harganya memang tidak setinggi akhir abad lalu tetapi masih cukup menguntungkan. Syarat buah vanili yang harus dipenuhi petani adalah panjang polong dan panen buah setelah cukup umur.
Bibit okulasi dan perbaikan teknik pemangkasan kakao juga akan dikerjasamakan PPL Tanah Pinem dengan BP2TP Sumut sebagaimana disepakati pada saat kunjungan tsb. Komoditi kakao menjanjikan keuntungan besar bagi petani yang mengusahakannya bebe-rapa tahun ini. Staf BP2TP Sumut bekerja sama dengan Ir. John M. Sianturi (Staf Pemkab Dairi) mampu menyediakan bibit okulasi kakao yang telah panen pada umur 15 bulan se-telah tanam dan hasil 3 ton kakao kering per tahun pada umur 3 tahun.
Melihat potensi pertanian maka penanaman vanili dan kakao dibawah kemiri menjanjikan peningkatan pendapatan petani di Tanah Pinem. Dengan kerja sama yang baik antara PPL, Dishutbun, BP2TP Sumut dan instansi terkait maka pertanian Dairi, khususnya Tanah Pinem, diharapkan akan cerah pada saat yang akan datang (R-13).

Kumpulan Panti Asuhan Laguboti Kunjungi NHKBP Tarabintang

Tarabintang-Dairi Pers: Jemaat NHKBP Tarabintang sambut baik kedatangan kumpulan panti asuhan anak cacat Laguboti Kab. Toba Samosir sekaligus membawa oleh-oleh berupa gambar Yesus dan kerajinan tangan alas kaki dan obat-obatan minggu lalu.
HKBP Tarabintang, Ressort Sihombu Distrik III (Tiga) Kec.Tarabintang Kab. Humbahas. Atas kedatangan/kunjungan kumpulan panti asuhan ruas HKBP Tarabintang memberikan bantuan berupa uang alakadarnya dan juga membeli hasil karya mereka. HKBP Tarabintang merasa sangat terharu atas kedatangan tersebut walaupun salah seorang diantaranya tidak bisa melihat namun semangat tetap setia kepada Tuhan Yang Mahakuasa. N Br Napitupulu mengatakan dari kecil saya tidak bisa melihat mulai berumur 3 tahun sampai kini. N Br Napitupulu menuturkan kisahnya kalau wajah suaminya pun tidak dikenal . Bentuk dan bagaimana warnanya juga tak pernah terbayangkan.
Kehidupan itu terus digeluti dalam suasana damai dan bersama. Namun Tuhan maha bijaksana mereka dikaruniai satu anak laki-laki. Suami tercinta bermarga Sibuea sama-sama tinggal di panti asuhan. N Br Napitupulu mendoakan HKBP Tarabintang “sai anggiat ma gira terlaksana pembangunan gereja muna on, molo boi sada rohamuna, rampak mangido tu Tuhan agar segera terlaksana pembangunan sampai sekarang masih terkendala pembangunan tersebut, Pinta Br. Napitupulu.
Ketika Dairi Pers mengkonfirmasi masalah pembangunan gereja itu mengatakan sekitar 2 tahun pembangunan gereja itu terbengkalai. Kendala utama kekurangan modal.Dalam kesem-patan itu jemaat NHKBP Tarabintang mengharapkan bantuan anak rantau yang berasal dari Kec.Tarabintang, mohon uluran tangan sehingga pembangunan rumah Tuihan itu bisa terlaksana. (AT)

ADD Belum Turun Pelaksanaan Pilkades Di Kec.Silimapunggapungga Bakal Tertunda

Parongil-Dairi Pers: Secara serentak di10 Desa di kecamatan Silimapungga-pungga Dairi, bakal melaksanakan pemilihan Kepala Desa (Pilkades), yang di jadwalkan pertengahan Nopember ini. Tetapi dana untuk Pilkades yang di tampung dalam APBD 2007 melalui Alokasi Dana Desa (ADD), hingga sekarang belum juga turun.
Sejumlah Panitia Pemilihan Kepala Desa (P2KD) di kecamatan itu kepada Dairi Pers mengatakan, belum turunnya dana ADD tersebut sangat meresahkan bagi P2KD. Sebab jadwal Pilkades sudah di tentukan melalui rapat dan musyawarah.Besar kemungkinan, jadwal Pilkades di kecamatan ini akan di batalkan (di undur) menunggu dana itu sampai turun.
Ketua P2KD Desa Bonian, A.Napitupulu kepada Dairi Pers mengatakan, sangat kecewa terhadap instansi yang memproses ADD yang di nilai terlalu lamban.Padahal keterlambatan ADD itu turun, sangat berdampak negatif terhadap roda pemerintahan di Desa. Justru itu agar pemerintah mengambil kebijakan sebagai alternatif sebelum ADD itu turun.Sehingga Pilkades dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang di tentukan. Kalau Pilkades di undurkan, masyarakat sangat kecewa. Hal itu terlihat dari antusias masyarakat terhadap proses Pilkades cukup tinggi. Bahkan di khawatirkan, kepercayaan masya-rakat terhadap pemerintah semakin berkurang, ujarnya.
Camat kecamatan Silimapungga pungga, Drs .Leonardus Sihotang di konfirmasi Dairi Pers mengakui, bahwa ADD untuk kecamatan itu belum turun. Padahal calon kepala Desa akan melaksanakan kampanye sesuai jadwal yang telah di sepakati.Kita juga prihatin melihat kondisi itu, apalagi sampai Pilkades di undur, ujarnya sedikit kesal.
Selain itu, salah seorang diantara Kepala Desa mengatakan sangat kecewa terhadap Pemkab yang dinilai terlalu lamban akan proses ADD di maksud.Sebab ADD itu sebahagian akan di pergunakan untuk bangunan fisik.Padahal waktu hanya tinggal 50 hari lagi.Hal itu sangat berdampak negatif, sebab kepala Desa yang melaksanakan bangunan fisik yang di danai ADD, jelas tidak mampu melaksanakannya dengan waktu 50 hari terhitung sejak pertengahan Nopember hingga Desember 2007, ujarnya.(EP)

13 November 2007

Yang Miring: Fakultas Keguguran

Universitas Terbuka (UT) ternyata pro aborsi. Buktinya, perguruan tinggi negeri itu memiliki Fakultas Keguguran dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Fakultas yang berhubungan dengan keguguran tersebut masih yang pertama di Indonesia. Suatu kepeloporan yang sangat berani. Demikian informasi yang bisa diperoleh masyarakat dari brosur UT yang dibagikan secara cuma-cuma di pameran pembangunan di Stadion Sidikalang.
Penulis juga memperoleh brosur tersebut. Penulis tidak kaget. Hanya berdecak kagum karena keberanian UT membuka jurusan khusus itu. Penulis mereka-reka apa gerangan yang menjadi target FKIP tersebut. Kemungkinan, fakultas itu dibuka mengingat pola pergaulan saat ini yang semakin luwes sehingga perlu suatu institusi untuk mengurusi masalah pengguguran. Mungkin keguguran tidak selalu berhubungan dengan kehamilan yang illegal. Boleh jadi berarti pengguguran proyek yang sudah ditenderkan tetapi kemudian dinyatakan di-abort.
Di dunia komputer, kata abort atau aborsi bukan sesuatu yang memalukan atau taboo. Dalam dunia rasa yang tabu adalah yang taboo, demikian sebaliknya. Konon, ada yang melakukan survey menggunakan polling bahwa di berbagai daerah yang dinobatkan sebagai kota pendidikan atau kota pelajar di mana banyak pelajar dan mahasiswa yang tinggal jauh dari keluarga menjadi cikal bakal pergaulan bebas. Sebagian memang ada yang bertanggung jawab, namun sebagian terpaksa mencari dukun atau bidan untuk melakukan pengguguran. Itulah mungkin yang menjadi keprihatinan UT sehingga membuka fakultas keguguran yang dipadukan dengan ilmu pendidikan.
Pembaca yang budiman, substansi tulisan ini adalah keteledoran sektor informasi kita. Bangsa ini mengagung-agungkan pernyataan bahwa yang ketinggalan informasi akan ketinggalan segala-galanya. Ada pengertian seolah-olah segalanya bisa diperoleh dengan cara berebutan tanpa antri sebagaimana berebut buah mangga yang baru saja jatuh dari pohon. Kita jarang mempersoalkan bagaimana kalau informasi itu salah.
Pesatnya perkembangan dunia informasi seyogianya membuat orang cepat pintar. Namun saat ini masyarakat dicekoki dengan informasi yang tidak terpercaya. Apakah karena penerbitan yang asal ada, apakah penerbitan yang mengutamakan sentimen dapur, atau karena salah ketik. Kurang pasti diketahui berapa seharusnya gaji seorang juru ketik supaya bisa mengetik dengan benar dan cermat.
Kejadian salah informasi karena salah ketik bukan hanya terjadi pada brosur UT. Koran dan berita yang diproduksi orang-orang berlagak wartawan juga banyak seperti itu. Termasuk penulis sendiri, masih seperti itu. Yang harus dicela adalah; sudah salah ketik berlagak pula. Kalauyang bersangkutan rendah hati bolehlah dimaklumi. Bayangkan kalau pariwisata Sumatra Utara bisa sangat populer ke manca negara hanya karena berita yang salah ketik yang seharusnyaDanau TobamenjadiDanau Obat’. Kalau bernuansa positif lumayan. Bagaimana kalau bernuansa negatif. Bagaimana misalnya kalau sebenarnya kalau kalimatpenampilannya parlentemenjdipenampilannya parlonte’. Hanya karena salah ketik.
Di Indonesia tidak akan ada yang mengeluhkan kesalahan seperti itu. Tetapi di negara maju, Rektor UT pasti tidak bisa mencalonkan diri menjadi presiden atau gubernur karena ada unjuk rasa menyatakannya pro aborsi karena mendirikan fakultas keguguran. Di tengah masyarakat kita hal itu tidak akan menjadi isu yang penting karena semua saling memaklumi. Yah….mumpung kita belum tegak untuk maju. Okelah, selagi masih miring.**L.Sinaga