05 November 2007

Sukses Tani: HANYA 5 HARI KOTORAN TERNAK MENJADI KOMPOS


Dengan Teknologi EM Kotoran Ternak Bisa Menjadi Pendapatan Tambahan
Kesulitan penyuburan tanah telah disadari petani perlu dilakukan dengan kotoran ternak. Beberapa usaha telah dilakukan petani Dairi, Tanah Karo dan Simalungun untuk mendatangkan kotoran sapi dan ayam dari sekitar Medan. Kita akan menderita jika naik kendaraan dari Medan ke Kabanjahe - Sidikalang kalau posisi kita di belakang truk pengangkut kotoran ternak yang sangat bau tersebut. Padahal kotoran ternak yang didatangkan dari daerah lain tentu akan membawa kuman dan bibit rumput-rumputan yang dapat berba¬haya bagi lingkungan pertanian Dairi.
Penulis kolom Dapers ini lalu berpikir, mengapa tidak dikomposkan dulu sebelum diangkut. Hampir sete¬ngah bagian yang dibawa itu adalah air pada kotoran ternak. Jika proses komposnya baik maka kotoran yang sangat bau tersebut akan berbau seperti tape. Teknologi pengomposan sudah tersedia, kami sudah menulis artikelnya pada harian Analisa Tanggal 11 Maret 2006 (hal 16).
Sejarah penggunaan kotoran ternak sebenarnya sudah dimulai pada tahun 586 Sebelum Masehi pada saat pengepungan Yesusalem. Nabi Yehezkiel menulis pada Bab 4 Alkitab Perjanjian Lama. “Lihat, kalau begitu Aku mengizinkan engkau memakai kotoran lembu ganti kotoran manusia dan bakarlah rotimu di atasnya.” (ayat 15). Hanya saat itu kondisi darurat karena pengepungan.
Kotoran yang berasal dan bertahan dalam peternakan dalam kota dan lingkungan yang sudah tercemar memang pasti bau. Kotoran ternak menjadi bau karena mikroba pembusuk alamiah sudah tidak banyak lagi dan kurang beragam.
Pengalaman Pengomposan EM di Sidikalang
Seorang tetangga penulis kolom ini marga Hutauruk di daerah Kampung Karo, Desa Hutarakyat, Kecamatan Sidikalang punya cara sederhana untuk memisahkan kotoran ternak dari air kencingnya. Hanya dengan sedikit biaya semen dan pasir maka kotoran padat bisa dipisahnya lalu dimasukkan ke dalam goni yang siap pakai. Cara sederhana tersebut bisa dilihat pada foto ini.
Pak Keraf yang juga tetangga di dekat tempat itu sudah lama menyediakan kompos seperti ini. Sekarang Pak Keraf sudah menerapkan teknologi pengomposan EM (mikroorganisme efektif). Kotoran ternaknya dalam 5 hari sudah jadi kompos yang siap digunakan karena sudah jadi/masak.
Beberapa orang petani tani di Dairi sudah mulai mengenal teknologi pengomposan EM ini. Pengomposan EM umum dikenal sebagai bokashi. Proses pengomposan ini akan menghasilkan alkohol secara alami. Jika dilakukan pada kandang ternak maka kita tidak terlalu kuatir lagi penularan virus flu burung. Ajaibkah? Sebenarnya tidak!
Teknologi Pengomposan EM
Mengapa EM bisa seperti itu? Teknologi pengomposan EM dipopulerkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa (University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang) tahun 70-an. Beliau mengumpulkan puluhan macam mikroba dari Indonesia. Lalu menggabungnya dalam bentuk cairan yang bermanfaat untuk sanitasi dan pengomposan.
EM adalah biakan mikroorganisme yang sangat bermanfaat untuk: sanitasi lingkungan peternakan dan pemukiman, meningkatkan kesehatan ternak, meningkatkan kesuburan tanaman dan pembuatan kompos bokashi. Mikroorganisme bermanfaat yang terkandung dalam EM adalah: Lactobacillus sp., Actinomycetes, bakteri fotosintetik, dan ragi (yeast).
Mengapa EM dapat mencegah penularan flu burung?
Virus H5N1 (patogen flu burung) bertahan pada sel-sel hidup pada kotoran ternak. Kuman-kuman penyebab penyakit ternak bertahan dan menyebar melalui kotoran ayam. EM akan membunuh/¬menghan¬curkan sel-sel hidup pada kotoran ternak sehingga hewan yang dipelihara akan tetap sehat dan kotoran ternak yang keluar dari kandang aman dari patogen yang berbahaya. Setelah kandang diberi EM maka mikroorganisme berman¬faat dalam EM akan menghasilkan alkohol secara alami yang mem¬bu¬nuh kuman-kuman di sekitar kandang, tetapi aman bagi ternak.
Saran
Penulis kolom Sukses Tani surat kabar Dapers ini menyarankan agar peternak Dairi, khususnya sekitar Sidikalang, agar menggunakan teknologi EM. Dengan penggunaan EM maka lingkungan akan terhindar dari pencemaran bau dan kotoran ternak. Penyebaran virus flu burung pun akan berkurang jika kotoran ternak sudah terkomposkan.
Kompos bokashi bisa dijual lebih mahal karena lebih bagus dari kompos biasa. Pertanian di Dairi membutuhkan sangat banyak kompos bermutu dan aman seperti ini.
Cairan EM merek VIP-C dengan harga terjangkau sudah diproduksi di Sidikalang sekarang. Produk ini memang dibuat murah khusus daerah Dairi supaya bisa terjangkau peternak dan petani. Produk EM umumnya sangat aman terhadap lingkungan, bahkan bisa diberikan sebagai campuran minuman ternak. Pencernaan ternak yang minum EM kira-kira 5 cc lebih sehat dan kotorannya tidak begitu bau.

04 November 2007

Yang Miring: Dang Mulak Dope

Ini masih cerita seorang petinggi Dairi yang menganut faham “dang mulak dope”. Suatu istilah yang diadopsi sebagai tameng agar rezekinya tidak dibagi dengan orang lain.Ini suatu jurus mereka yang pelit walau sebenarnya dia kerap mengatakan rezeki yang datang padanya bukan hanya rezekinya tapi rezeki orang lain melalui tangannya. Busyet dah.
Dang mulak dope yang terjemahan bebasnya “belum kembali modal” pantas kita simak. Apa sich yang pergi ? terus memang apa seperti itu budayanya ?. Ini cerita memang hanya beberapa orang yang tahu namun ini suatu fakta buruk dalam clean government.
Adalah Mawar masih dari kelompok Bunga bukan nama sebenarnya. Namun jangan salah lho kendati lebih bertendensi perempuan namun dalam cerita ini Mawar seorang laki-laki. Memang dari wajahnya mulus mirip wanita . Tetapi wajah saja lho. Bodi tak tinggi tetapi namun pendek dan hoby memelihara perut buncit
Ada sebuah fakta dikehidupan ini memang mengatakan jika mentari akan bersinar tak satupun bisa menghambat. Artinya nasib menjadi hak prerogatif Yang Maha Kuasa. Jangan salah banyak orang yang menggantungkan hidupnya dengan nasib. Inilah Bunga perjalanan hidupnya yang berangkat dari desa yang sukses laksana mentari yang tak terhambat hingga menjadi salah satu penentu di kota kopi ini.
Namun jabatan terakhirnya mungkin menjadi rahasia betapa Bunga sering berujar tunggu dulu, sabar ya “Dang Mulak Dope Nalao I” . Ini selalu dilontarkan Bunga dari bibirnya yang sedikit tebal. Pernah seorang stafnya hendak menikah dan sudah mengetahui tabiat Bunga yang pelit alias kedekut. Staf tak menanyakan sama sekali hanya memberikan undangan. Wajar memang seorang pimpinan memberikan bantuan kendati sama-sama sudah bergaji dari negara.
Entah sudah berapa lama dikarangnya alasan agar uang tidak keluar. Suatu pagi Bunga memanggil stafnya ke ruangan dan langsung mengatakan “sabar jo da dang mulak dope nalao I”. (Sabar ya belum kembali modalku mengambil jabatan ini ) lebih kurang begitu artinya.
Ini benar-benar miring Bunga ! apa yang belum kembali ? apa memang jabatan itu harus dengan sogok atau ngeluarin duit ? Terus mereka yang memberinya kesempatan lebih dominan melihat doku. Jika memang itu yang benar-benar terjadi, wajar memang Bunga tak mampu membaca situasi karena memang lebih cenderung telmi (telat mikir). Bunga hanya mampu “mengangkat telor” tetapi tak mirip dengan penjual telor di TWI lho lengkap dengan kecapnya. Namun suatu jurus memang “angkat telor” bersembunyi dibalik kelemahan.
He… he… ini memang cerita miring namun suatu kenyataan. Tak banyak orang yang mampu bertindak seperti itu. Mungkin di pemkab Dairi hanya Bunga yang lama kelamaan wajahnya berseri-seri layaknya bunga matahari mencari sinar dipagi hari. Memang namanya yang bunga cukup sama dengan kelakuannya . Bayangkan jika berhadapan dengan uang keluar selalu menggunakan jurus bunga tahi ayam, cemberut dan bilang sabar.
Namun inilah nasib Dairi tetap salah pilih namun serajah bunga suatu sejarah buruk seburuk jabatannya yang bertendensi dapat karena uang. Jikapun didunia maya ini selalu bersebunyi dibalik kata sabar. Namun hendaknya jangan dirumah ibadahpun seperti itu. Bayangkan Rp.5000 aja persembahan. Dah miring kali Bapak bah…. (Pay)

SPBU Di Sidikalang Sering Melanggar Ketentuan

Sidikalang-Dairi Pers: Stasion Pompa Benzin Umum (SPBU) Pertamina yang ada di Sidikalang Kabupaten dairi, sering melanggar ketentuan. Sehingga merugikan pemilik kenderaan saat mengisi bahan bakar minyak (BBM).
Pantauan Dairi Pers, Selasa (23/10) pagi, di salah satu SPBU Pertamina di Sidikalang, terjadi antrian panjang kenderaan saat mengisi BBM. Sehingga sempat memacetkan arus lalulintas. Kendati telah terjadi antrian panjang berbagai jenis kenderaan, namun petugas SPBU itu masih melayani pembeli Benzin dengan membawa Jerigen ukuran besar.
Hal itu sangat mengecewakan konsumen,karena memberi fasilitas untuk mengisi premium ke dalam Jerigen ukuran besar.Jerigen berjejer di dekat meja peugas SPBU tersebut.Untuk mengisi premium bagi pemilik kenderaan harus menanti petugas SPBU selesai melayani pembeli yang membawa Jerigen.
Pantauan Dairi Pers dilapangan, hal seperti itu sudah sering di SPBU Sidikalang, mengisi minyak premium ke dalam Jerigen tenpa memperdulikan konsumen yang sudah menggerutu akibat ulah petugas SPBU.Dairi Pers mencoba menghubungi Pertamina lewat telepon yang terpampang di samping salah satu SPBU di Sidikalang, tidak nyambung. Pemkab Dairi perlu menertibkan SPBU yang sering menjual premium ke dalam Jerigen ukuran besar. Sebab hal tersebut sangat merugikan konsumen di samping seringnya terjadi antrian panjang kenderaan. Sehingga memacetkan arus lalulintas. (R.01)

Tajuk Rencana : Pasar Sidikalang, Dairi

Gelombang unjuk rasa terus bergulir seiring dengan rencana pemkab Dairi membangun pasar Sidikalang menjadi pasar modern. Pedagang bilang itu terlalu mahal dan tidak menyebelah rakyat pedagang. Demo juga digelar bahkan bergelombang. Apa yang pantas disimak dari kondisi ini yakni betapa menghadapi pedagang tidaklah mudah.
Disisi lain pedagang dihadapkan dengan kenyataan mata pencaharian yang setiap harinya harus membuka kios dan tokonya di pusat pasar tersebut. Ketika pembangunan pasar dimulai konon selama setahun dan pedagang harus berpindah disikapi dengan rasa resah.suatu hal yang wajar karena memang mereka hidup dari lokasi itu.
Namun disisi lain harus diakui lokasi pasar Sidikalang sudah tidak memadai dengan bangunan yang sudah puluhan tahun. Laju pertumbuhan jumlah pedagang juga sudah tidak mampu menampung pedagang yang beraktifitas disana. Mengapa demo begitu gencarnya bahkan bergelombang. Jawaban tak lain sebuah rencana trennya harus dimulai dengan sosialisasi.
Menyimak sosialisasi memang dilakukan tim terpadu pemkab Dairi namun yang menjadi persoalannya adalah sosialisasi bertahap ditambah adanya pihak yang mengipas kondisi itu hingga bara yang tadinya tidak berapa membara akhirnya membara bahkan mengeluarkan bunga api.
Pasar dengan bangunan bernilai Rp. 18 Milliar itu juga dituding pedagang asal direncanakan tanpa meminta pendapat pedagang. Ini perlu suatu tindakan tegas dari pemkab Dairi atas status dan kepemilikan lokasi berjualan. Bayangkan jika bangunan pemerintah harus meminta persetujuan rakyat. Proyek tidak bakalan selesai.
Pertemuan beberapa kali di DPRD Dairi memang sepertinya telah membawa suatu keputusan yakni harga turun. Wabup Dairi KRA Johnny Sitohang dengan lantang berucap penurunan harga 25 s/d 40%. Suatu keputusan yang sebenarnya berani dan beresiko marwah pemkab Dairi. Ketika kepemilikan los pasar konon sudah ditentukan sesuai peraturan bank namun bisa saja dengan mudahnya diturunkan. Bukankah pemkab Dairi yang berurusan dengan rakyat harus terlihat sejalan. Terus semudah itukah merubah kredit bank. Suatu penistaan logika serta mungkin pameran kekurang kompakan pemkab Dairi.
Gonjang-ganjing pasar Sidikalang memang sudah berlangsung namun keputusan menurunkan harga tentu akan berpengaruh pada banyak sisi. Memang keputusan itu pasti membawa angin segar pada pedagang namun pada sisi pemerintah adalah suatu cemeti ketidak akraban dan kekurang kompakan.
Namun apa juga yang pantas disimak yakni betapa masyarakat juga tidak benar sepenuhnya betapa suatu fakta ketika untuk mengkredit sepeda motor atau mobil misalnya dikenakan DP (panjar) sampai puluhan juta masyarakat mau dan mampu . Namun ketika untuk mengkredit usaha yang untuk lahan penghasilan menjadi mandek. Ini suatu fenomena betapa rakyat juga tak benar sepenuhnya. Dan pemkab Dairi sebenarnya harus tegas dari awal betapa mahalnya sebuah keputusan dan ketetapan. Bukan asal naik atau turun.
Pasar Sidikalang memang tak bisa ditunda lagi namun masalah sosial yang bergelut didalamnya juga harus dibenahi. Untuk mempertahankannya juga sudah tidak mungkin. Ketegasan perlu dan harus diyakini betul adalah lahan itu milik pemkab Dairi dan pemkab Dairi berhak menerapkan peraturan dan perundangan sejauh tidak merugikan masyarakat. (***)

Target Ekspor Nila Merah, Dinas PKP Dairi kembangkan Jaring Apung

Sidikalang-Dairi Pers : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Dairi telah mengadakan kegia-tan pengembangan budidaya ikan nila merah melalui pengadaan jaring apung di Kec.Silalahi.Diharapkan dengan pengembangan budidaya nila merah tersebut,Dairi akan menjadi salah satu daerah pengekspor nila merah.Hal tersebut dikatakan oleh Kasi Usaha dan Produksi Seksi Perikanan Dinas PKP Dairi,Surya.
Saat ini induk ikan nila merah yang ada di jaring apung berkisar sekitar 20.000 ekor, berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada pertengahan Juni lalu.Sebanyak 75 ton pakan ikan telah disiapkan guna mendukung produktivitas ikan jaring apung.Dalam waktu dekat akan dilakukan penembahan ikan dari Balai Benih Ikan (BBI) Bantun Kerbon, dengan perincian,60.000 ekor ikan ukuran 10-12,100.000 ekor ukuran 3-5 dan 15.000 ekor ukuran 5-8.
Lebih rinci Surya menjelaskan, nantinya yang diekspor adalah dalam bentuk kemasan sayatan daging ikan dengan perbandingan dari 3 kg ikan didapat 1 kg daging.
Untuk mendukung pengembangan jaring apung di Kec. Silalahi dan Cold Storage Lae Pondom,Dinas PKP Dairi telah mengambil langkah dengan menjalin kerjasama dengan investor PT.MAS Jakarta. Sehingga langkah-langkah dalam pengeksporan ikan ke luar telah terencana dengan baik.Nantinya ikan nila merah hasil jaring apung akan dikumpulkan di Cold Storage Lae Pondom setelah itu dioper ke PT.MAS sebagai pihak yang mengekspor ke luar.” Diharapkan dalam waktu dekat telah ada MoU (Memorandum of Understanding)” ujar Surya.
Surya menambahkan,seiring dengan adanya program pemerintah daerah dalam pengembangan budidaya ikan nila merah melalui pengadaan jaring apung di Kec.Silalahi maka diharapkan dalam waktu dekat Dairi akan menjadi salah satu daerah pengekspor ikan nila merah. (AP)

Tiga Tahun DPRD Pakpak Bharat Akui Kekurangan

Salak-Dairi Pers: Sudah tiga tahun masyarakat Pakpak Bharat memberikan amanah kepada wakil-wakilnya melalui pemilihan legislatif tiga tahun yang lalu namun masyarakat belum dapat merasakan apa yan telah diperbuat atau dikerjakan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten itu yang menyentuh langsung kepada rakyat, alisa kinerja DPRD belum sesuai harapat masyarakat. Hal itu diakui DPRD setempat melalui tim 15/tim perubahan pada temu persnya, Rabu (24/10) digedung Dewan Sindeka kepada sejumlah wartawan.
“Kami mengakui memang selama tiga tahun kami telah bekerja selaku DPRD namun belum bisa memberikan pencerahan dan kemakmuran kepada masyarakat, karena itu kami mohon maaf. Tetapi kegagalan itu selain pada kami anggota juga terdapat pada unsur pimpinan DPRD, karena mereka kurang transparan dan kurang menetralisir anggota” ujar Sony P Berutu.
Sony menambahkan sebagai contoh unsur pimpinan yang tidak bisa menetralisir anggota, setiap ada sidang selalu di penghujung tahun baik itu sidang LKPJ maupun PAPBD serta sidang-sidang lainnya. Menurutnya lagi pimpinan fraksi dari tiga fraksi yang ada di dewan itu telah membubuhkan tanda tangan dalam surat mosi tidak percaya kepada ketua DPRD Mansehat Manik, SPd.
Ketika ditanya wartawan kenapa baru ditahun ketiga mosi tidak percaya itu timbul? Padahal dari tahun pertama wakil rakyat itu tidak pernah berbuat kepada rakyat/masyarakat, mereka menjawab “ditahun pertama kita masih ada tenggang rasa dan menunggu mungkin ditahun kedua ada perubahan, tapi bosan kita menunggu sampai tahun ketiga tetap begitu (2007-red) tidak ada perubahan makanya 15 orang anggota DPRD sepakat membentuk tim 15/tim perubahan” ujar Sony lagi.
Sementara sebelumnya, Juanda A Banurea selaku Jubir (Juru Bicara) tim 15 mengatakan, lahirnya mosi tidak percaya kepada ketua DPRD Mansehat Maik,SPd dikarenakan berbagai hal diantaranya : 1. Ketua Dewan tidak komitmen menjalankan kesepakatan saat rakerda di Parapat tahun 2006 dan rakerda di Brastagi tahun 2007. Dalam kesepakatan itu terungkap kata Juanda, setiap mengesahkan sesuatu yang berkaitan dengan DPRD ketua dan anggota harus melalui musyawarah tapi pelaksanaannya dilapangan tidak seperti itu. 2.Penggunaan SPPD sering digunakan untuk kepentingan pribadi. 3.Setiap ada kegiatan/kunjungan kerja DPRD keluar kota dipotong uang tanda tangan Rp 500.000,-/dewan. 4.Ketua tidak mampu mengatur jadwal sidang-sidang, karena setiap tahun jadwal sidang selalu diakhir tahun bahkan berdekatan waktunya semuanya, sehingga kami (dewan-red) kadang-kadang terburu-buru melaksanakannya yang membuat masyarakat menganggap kami kurang serius bekerja.
Disinggung mengenai adanya pemberitaan disalah satu media massa terbitan Medan seputar mangkirnya 2/3 dari jumlah anggota dewan di kabupaten itu pada sidang paripurna penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi Kamis (11/10) lalu, karena kurang jelasnya ‘uang sidang’ mereka (tim 15-red) menyangkalnya. “Kami tidak hadir saat sidang penyampaian pemandangan umum fraksi-fraksi kamis lalu karena tidak adanya uang sidang, tapi kami tidak senang kepada unsur pimpinan sebab mereka tidak transparan. Kalau masalah uang sidang dari dulu itu tidak pernah kami terima karena sidang adalah salah satu tugas rutin DPRD” ujar Juanda.
Pantauan sejumlah wartawan, dari 15 orang tim perubahan yang menghadiri konferensi pers tersebut 10 orang. (PB-01)

SMP N 1 Laeparira Terapkan Kurikulum Pengembangan Diri

Laeparira- Dairi Pers: Pendidikan memang sangat mahal. inilah yang sekarang sedang terjadi di dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana meningkatkan serta mengembangkan tingkat SDM (Sumber Daya Manusia ), untuk menjadi bekal di kemudian hari.
SMP Negeri 1 Laeparira menerapkan kurikulum pengembangan diri untuk para siswa sekolah itu. Kegiatan pembekalan ini selama 2 jam pelajaran dan dilaksanakan setiap hari Jumat setiap minggunya. Adapun program pengembangan diri yang diterapkan sekolah ini yaitu Conversation (Percakapan Bahasa Inggris ), Olahraga prestasi dengan ragam bola volly, bola kaki, tennis meja, atletik (lari, lompat jauh), catur, dan badminton. Program lainnya yakni seni tari dan musik serta kerajinan tangan (handicraft).
Kepala SMP Negeri 1 Laeparira Parsaoran Sitorus SPd mengatakan bahwa pengembangan diri merupakan program KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ) yang telah dilaksanakan di sekolah tersebut. Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada komite sekolah beserta para orang tua siswa yang dengan sepenuhnya mendukung program pengembangan diri yang telah dilaksanakan disekolah itu. Dalam program pengembangan diri ini semua guru diikutsertakan untuk mengawasi kegiatan tersebut .Guru yang mengawasi akan menilai setiap akhir semester bagaimana tingkat pengembangan diri para siswa.(SB)

Siswa Yasop Ke DPM

Sidikalang-Dairi Pers: Melihat potensi lapangan kerja secara langsung ke lapangan dipastikan menjadi motivasi yang nyata bagi generasi muda, terutama pelajar. Banyak pelajar yang bercita-cita memasuki suatu jurusan di perguruan tinggi hanya berdasarkan cerita dari ulut ke mulut. Bahkan sebagian pelajar yang akansegera tamat SMA tidak pernah meihat buku panduan jurusan di perguruan tinggi. Belum lagi tingkat skor yang harus dicapai untuk memasuki suatu jurusan.
Peninjauan langsung ke lapangan salah satu potensi lapangan kerja yang bersifat mendunia adalah kunjungan Enam dari 19 pelajar SMA Plus Yayasan Soposurung Balige, Kab.Tobasa yang berasal dari Kab.Dairi ke PT.DPM (Dairi Prima Mineral) di Sopokomil, Desa Longkotan, Kec.Silimapungga-pungga pertengahan Oktober. Keenam pelajar asrama Yasop itu terdiri dari kelas XII yakni Yovieta Pasaribu, Eska Silaban, Yoanita Padang, Franz Sinaga, Betman Hutabarat dan kelas X Chrisman Silaban.
Para pelajar itu diterima manajer Humas dan CD Parlindungan Sibarani didampingi Bangun Simamora dan Tonny Silalahi. Perjalanan ke lapangan dipandu Tonny Silalahi dan Bangun Simamora mengunjungi lokasi pembangunan jalan hantar, pembangunan perumahan dan penyimpanan sampel batuan hasil pemboran dari Hutan Sopokomil.
Dalam pertemuan di kantor Humas dan CD di Parongil, Parlindungan Sibarani menjelaskan seputar prospek kelayakan penambangan dan kendala yang dihadapi perusahaan joint venture Indonesia-Australia itu. Menurut Parlindungan Sibarani cadangan batuan yang mengandung bahan zinkum dan plumbum sangat berprospek untuk dieksploitasi. Cadangan yang ada sekitar 6,6 juta ton di lokasi Anjing Hitam, cukup untuk dieksploitasi selama tujuh tahun. Perusahaan itu melakukan eksplorasi sejak 1998 dan tahun 2004 lokasi Anjing Hitam dinyatakan layak tambang.
Sedangkan di Lae Jehe, daerah Desa Bongkaras ditemukan cadangan 4,4 juta ton. Sementara di Desa Sinar-pagi, Kec.Tanah Pinem masih dilakukan eksplorasi tetapi diperkirakan ada cadangan namun belum bisa dipastikan. Namun survey awal menunjukkan tanda-tanda kandungan zinkum dan plumbum. PT.DPM memiliki areal kontrak karya seluas 27.500 hektar, meliputi Kec. Silima Pungga-pungga, Siempat Nempu Hilir dan Kec.Tanah Pinem. Namun dari kontrak karya itu yang sudah dinyatakan layak tambang masih delapan hektar yakni lokasi Anjing Hitam. Perusahaan itu akan melakukan penambangan bawah tanah dan rongga bekas penam-bangan akan ditutup kemudian pada tahap pasca tambang. Dia juga menjelaskan cadangan batuan Sopokomil sangat bagus karena mengandung bahan tambang yang diperlukan sebesar 15 persen.
Parlindungan Sibarani memaparkan kendala yang dihadapi perusahaan adalah anjloknya harga saham perusa-haan itu di bursa saham karena maslaah izin pinjam pakai hutan lindung yang belum jelas kapan diterbitkan. Pada 28 April lalu Menteri Kehutanan H.M.S. Kaban, SE, MSi kepada Waspada di Balai Vudaya Sidikalang mengatakan pihaknya menindaklanjuti permohonan izin PT.DPM tetapi harus bersikap ekstra hati-hati karena menyangkut areal hutan lindung yakni Register 66 Batu Erdan.
Kendala lain, perbankan sulit memberikan kredit karena izin belum keluar. Padahal walaupun tidak ada kegiatan dan tidak ada target kerja biaya operasional tetapi tinggi karena karyawan tidak bisa ditelantarkan begitu saja. Perusahaan itu telah melakukan pembukaan jalan hantar dari Parongil hingga pinggir hutan lindung sepanjang 4,1 km. Pekerjaan selesai dan sudah ada 70 karyawan yang dirumahkan karena penghentian pekerjaan oleh PT.Thies Indonesia. Menurut Parlindungan Sibarani, kalau sampai lima bulan lagi tidak ada kegiatan, secara finansial PT.DPM mengalami kerugian besar. Kalau lima bulan lagi tanpa kegiatan seperti sekarang, kami lebih baik di-PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), kata Sibarani. Kalau tidak ada kegiatan tentu kami tidak ada gunanya di sini, tambahnya. Tonny Silalahi mengatakan gembira karena kedatangan para pelajar itu karena inisiatif sendiri dan menurutnya, kalau ada pelajar lain yang ingin berkunjung akan disambut dengan gembira. Dengan demikian kami bisa memberikan informasi yang positif dan kami berharap kalian memberikan informasi yang positif itu kepada masyarakat, katanya.
Menyangkut program CD (pengembangan masyarakat), walaupun belum memasuki tahap produksi tetapi perusahaan telah melakukan niat baik beru[a pelatihan kepada warga setempat, antara lain yang dilakukan langsung di kantor Humas dan CD PT.DPM maupun 30 orang bekerja sama dengan BLK (Balai Latihan Kerja), Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kab.Dairi di Kec.Sitinjo.(R-06)

Petani Keluhkan Hujan Berkepanjangan Di Dairi

Sidikalang-Dairi Pers: Dampak hujan berkepanjangan yang terjadi sejak Minggu kedua awal Oktober di Dairi, menimbulkan keresahan bagi petani maupun kalangan Pemkab. Sebab akibat musim hujan tersebut, banyak tanaman petani mengalami kerusakan. Sedangkan Pemkab, khususnya PU, Bina Marga dan Satpol PP di buatnya ekstra waspada memantau di lapangan, mana kala ada badan jalan putus.
Salah seorang petani marga Simbolon, penduduk Desa Panjaratan kepada Dairi Pers, Kamis (25/10) mengatakan, tanaman tomatnya yang sedang berbunga mengalami kerusakan karena terus di guyur hujan berkepanjangan siang dan malam.Tanaman tomat saya sebanyak 3000 batang nyaris punah. Meskipun telah di lakukan berbagai penyemprotan, namun daunnya tetap layu, ujarnya.
Dikatakan, kalaupun tanaman itu dapat lolos, tidak jadi punah yang pasti akan berdampak negatif.Hasil panen akan merosot tajam.Sebab putik tomat sudah banyak yang gugur dan berserakan di lahan.Padahal tanaman inilah sebagai persediaan untuk keperluan hari Natal dan Tahun Baru, yang tinggal dua bulan lagi.
Atas pertanyaan Dairi Pers, Simbolon mengatakan bahwa tanaman petani lainnya yang ada di di sekitar Desa itu juga mengalami hal yang sama. Umumnya petani palawija pasti mengeluh akibat musim hujan berkepanjangan ini.Saya dengar informasinya, bahwa petani palawija di kecamatan Parbuluan, sebagai produsen terbesar palawija di Dairi, juga mengeluh.
Sedangkan Pemkab Dairi, khususnya Dinas PU, Binamarga dan Satpol PP kini menjadi sibuk akibat hujan berkepanjangan ini.Instansi tersebut harus setiap hari memantau keadaan dilapangan. Salah seorang pegawai Satpol PP marga Sianturi dan Lumban Gaol kepada Dairi Pers mengatakan, mereka selalu ke lapangan terutama pada jalan yang rawan longsor. Seperti jurusan Tigalingga, ujarnya. Kalau terjadi badan jalan longsor atau tertimpa tanah longsor, pada titik tersebut harus di jaga untuk menghindari hal hal yang tidak diinginkan, terutama bagi kenderaan bermotor. Jangan sampai menimbulkan korban, ujarnya.(R.01)

Pemkab Tidak Tertarik Membangun Desa Lae Rambong

Sidikalang-Dairi Pers: Infrastruktur jalan dan jembatan merupakan pendukung utama kehidupan masyarakat modern. Perkembangan usaha pertanian dan perkebunan yang tidak didukung infrastruktur pasti tidak bisa berkembang karena produksi dan pasar tidak bisa dihubungkan.
Masyarakat modern harus berhubungan dengan masyarakat lain agar bisa maju. Produksi dan konsumen harus bertemu agar menimbulkan dnamika ekonomi. Interaksi antar manusia yakni produsen dan konsumen merupakan unsur utama kemajuan ekonomi. Sementara untuk menggapai kemajuan, setiap orang harus mengakui bahwa induk dari segala bentuk kemajuan adalah kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan mendukung kemajuan masyarakat dalam semua bidang kehidupannya.
Pada zaman modern saat ini, usaha perekonomian seperti pertanian, perkebunan dan perdagangan tidak bisa bergerak maju tanpa dukungan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur itulah yang menjadi hambatan bagi ratusan kepala keluarga masyarakat Desa Lae Rambong, Kec. Silima Punggapungga, Kab.Dairi untuk memajukan perekonomiannya. Mantan kepala desa yang baru menyelesaikan periodenya Kamson Sinaga mengatakan kondisi infrastruktur yang sangat memprihatinkan membuat masyarakat tidak bisa bergerak secara ekonomi dan pada akhirnya tidak bisa bergerak dalam berbagai aspek kehidupan lainnya.
Dia mengatakan selama menjadi kepala desa dia bersama-sama perangkat desa telah berupaya mengusulkan perbaikan jalan dimaksud, baik pada Rakorbang maupun pen-dekatan langsung ke Bappeda. Namun hingga saat ini Pemkab belum melakukan hal yang signifikan terhadap permohonan dimaksud. Saat ini Kamson Sinaga mencalon diri kembali menjadi kepala desa dan berjanji akan bekerja lebih keras memperjuangkan pembangunan ke desanya.
Menurutnya, budaya gotong royong masih berjalan dengan baik di desa itu. Setiap bulan masyarakat melakukan gotong royong memperbaiki jalan atau membuka jalan. Gotong royong dimaksud sudah terjadwal dengan baik dan bisa berjalan dengan baik dengan komando kepala dusun masing-masing. Gotong royong telah menghasilkan pembukaan jalan sepanjang 9 km. Dia berharap pemerintah menyikapi niat baik masyarakat itu. Menurutnya, perkerasan saja sudah sangat membantu agar truk bisa masuk ke desa itu untuk mengakut hasil pertanian. Kamson Sinaga mengatakan puluhan ton buah kelapa sawit terbuang begitu saja karena tidak bisa diangkut untuk dijual.
Warga harus mengangkut produksi pertanian dengan cara memundak atau dengan pedati. Ongkos pengangkutan menggunakan jasa pedati memakan biaya Rp300-Rp500 per kilogram untuk jarak hanya tiga kilometer hingga jalan di mana mereka mendapatkan pengangkutan roda empat untuk membawa sampai ke pasar tradisional di Pardomuan. Memundak atau mengangkut dengan jasa pedati dengan ongkos setinggi itu tidak memungkinkan warga memanen kelapa sawit. (R-06)

Pemerintah Subsidi 40 Sertifikat Tanah Di Dairi

Sidikalang-Dairi Pers: Tanah adalah asset, apakah perladangan maupun pertapakan rumah. Ilmu ekonomi menyatakan bahwa asset ada-lah modal. Tetapi di Kab.Dairi kebanyakan asset tanah tidak bisa dipergunakan sebagai modal karena tidak bisa dipergunakan sebagai jaminan untuk mendapatkan uang kontan. Penyebabnya adalah, tidak ada dokumen kepemilikan yang layak menjadi jaminan kepercayaan pihak perbankan.
Untuk menyikapi kendala tersebut pemerintah pusat menyediakan dana subsidi untuk 40 sertifikat tanah milik pengelola UKM di Kab.Dairi. Subsidi diberikan melalui Dinas Perindagkop bekerja sama dengan PT.Bank Sumut, BRI dan BPN setempat. Telah diadakan sosialisasi program tersebut kepada calon peserta di aula Dinas Perindagkop Rabu (10/10). Demikian dijelaskan kepala Dinas Perindagkop Drs.M.H.Sigalingging kepada Dairi Pers Kamis (18/10).
Dalam sosialisasi itu M.H. Sigalingging mengatakan ban-yak orang Dairi mengeluhkan kekurangan modal untuk memulai atau mengembangkan usaha. Padahal mereka memiliki rumah maupun tanah perladangan, katanya. Memang asset tidak selalu identik dengan modal. Menurutnya, satu-satunya cara menjadikan asset tanah menjadi modal yang bisa dipergunakan sebagai uang setiap saat adalah dengan mensertifikatkan tanah.
Hingga saat ini masih hanya pemerintah pusat yang mengalokasikan dana untuk membantu masyarakat untuk sertifikasi tanah. Dia mengatakan Dinas Perindagkop sedang berjuang mengalokasikan dana di APBD agar Pemkab juga mengadopsi kebijakan pemberian subsidi sertifikasi tanah dimaksud.
Kepala BPN Sidikalang Drs.Sura Tarigan menjelaskan subsidi yang tersedia dari pemerintah pusat hanya Rp500.000 untuk satu sertifikat. Dana yang dialokasikan untuk Kab.Dairi hanya Rp20 juta, berarti hanya untuk 40 sertifikat. Sura Tarigan mengatakan peserta sertifikasi masih harus menambah biaya pengurusan sertifikat dimaksud. Yang pasti dana subsidi itu tidak cukup untuk pengurusan sertifikat, apalagi tanah di perkotaan dan tanah pertapakan peserta pasti menambah tetapi jumlahnya masih harus diverifikasi, ujarnya.
Menurut kepala BPN itu, pihaknya hanya akan memproses permohonan yang disertai berkas pinjaman di bank karena subsidi itu khusus untuk membantu usaha kecil. Menurut informasi, tahun lalu ada beberapa peserta yang mendapat subsidi walaupun mereka bukan nasabah bank. Buktinya sebagian peserta mengambil sertifikatnya seca-ra langsung ke BPN dan mengaku bukan nasabah bank. Menurut Sura Tarigan, untuk tahun ini sertifikat akan diserahkan ke manajemen bank yang mengajukan dan untuk disimpan sebagai agunan. PT.Bank Sumut mengajukan 25 berkas dan BRI mengajukan 23 berkas.
Monang Simare-mare dari PT.Bank Sumut menganjurkan agar pembiayaan sertifikasi itu tertera secara jelas agar peserta sertifikasi tidak meraba-raba berapa yang harus ditambah terhadap subsidi yang ada. Untuk itu Sura Tarigan berjanji mencantumkan rincian biaya tetapi harus terlebih dahulu melakukan pengukuran lapangan untuk melihat ukuran sebenarnya dan untuk melihat letak tanah. Keadaan dalam dokumen tidak selalu sama dengan keadaan sebenarnya di lapangan, katanya.
Melalui program sertifikasi tanah milik pengelola UKM, pemerintah mulai memperhatikan pengembangan usaha kecil sebagai katub pengaman perekonomian dan ketenagakerjaan di negara ini. Program tersebut telah berjalan dua tahun di Kab.Dairi, walaupun dana subsidi sangat kecil di-bandingkan biaya yang dibutuhkan untuk pengurusan sertifikat tanah, program itu dinilai mampu mendorong keinginan masyarakat untuk me-lengkapi dokumen kepemilikan asset tanah mereka.(R-06)

BPD Pasir Tengah Terbentuk Kembali

T.Pinem-Dairi Pers: Tokoh masyarakat Desa Pasir Tengah kecamatan Tanah Pinem Kab. Dairi, akhirnya membentuk kembali pengurus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) belum lama ini. Pembentukan itu di lakukan untuk mengganti pengurus BPD yang hanya di rekayasa seorang oknum tanpa di ketahui tokoh masyarakat.Hal tersebut di jelaskan tokoh masyarakat Desa itu, Lesbri Ginting kepada Dairi Pers, Rabu (24/10).
Menurut Ginting, seorang oknum warga Desa itu membentuk pengurus BPD tanpa di ketahui tokoh masyarakat. Akhirnya pengurus BPD yang di bentuk oknum yang tidak di sebut namanya itu seyogianya di lantik 5 Oktober 2007, gagal di lantik setelah warga Desa Pasir Tengah membuat protes kepada camat Tanah Pinem.
Dikatakan, untuk menjaga kevakuman roda pemerintahan Desa itu, akhirnya tokoh masyarakat mengadakan rapat dan membuahkan hasil, dapat membentuk kembali pengurus BPD yang baru dan di setujui oleh warga dan tokoh masyarakat. Pengurus BPD yang baru terpilih antara lain, ketua, Lesbri Ginting.Sedangkan Sekretaris Bendahara dan anggota antara lain,Benar Pinem,Batas Sebayang,Satria Sembiring Bonar Brutu.
Tokoh masyarakat Desa itu menghimbau bupati Dairi,DR. MP.Tumanggor, agar SK pengurus BPD yang gagal di lantik itu segera di hanguskan dan membuat SK pengurus BPD yang diangkat oleh tokoh masyarakat tersebut.Sebab apa bila pengurus BPD yang di rekayasa oknum tersebut tidak di hanguskan, akan berdampak negatif di kalangan warga. Justru itu kami mohon bupati Dairi, agar dapat dengan segera membuat SK pengurus BPD yang di angkat oleh tokoh masyarakat. Sehingga pelantikan dapat terlaksana sesuai yang di inginkan masyarakat,ujarnya. (BS)

Bupati Dairi Berikan Benih Padi


Laeparira-Dairi Ders: Bertempat di kantor Kecamatan Laeparira Jumat (30/9) Bupati Dairi M.P. Tumanggor menyerahkan secara Simbolis benih padi kepada para petani di Kecamatan Laeparira. Adapun Jenis padi yang diserahkan kepada para petani adalah jenis padi Ciherang yang dalam waktu 100 hari dapat dipanen.
Dalam kata sambutannnya Bupati Dairi mengatakan kiranya para petani dapat mempergunakan benih padi itu secara baik untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal. Pemerintah daerah akan tetap memprioritaskan kebutuhan para petani untuk meningkatkan tingkat kesejahteraannya. Penyerahan bibit padi itu sebagai salah stu wujud perhatian pemkab Dairi kepada para petani dalam meningkatkan produktivitasnya.
Bupati DR MP Tumanggor mengharapkan kepada para Penyuluh Pertanian (PPL) agar benar-benar memberikan pengertian yang sesungguhnya kepada para petani dalam hal proses penanaman, pemberian pupuk hingga panennya.
Pemberian Benih padi tersebut diserahkan kepada Ketua kelompok tani yang ada di Laeparira. Selanjutnya ketua kelompok tani dapat menyalurkannya kepada masyarakat Petani. Bupati Dairi juga mengharapkan agar pemberian benih padi itu kepada para petani tanpa dipungut biaya namun dibagikan secara gratis kepada para anggota kelompok tani.
Turut hadir dalam kesempatan itu Ketua DPRD Leonard Samosir BA,anggota DPRD Darwin Sihite, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir.M. Damanik,Unsur Muspika kec Lae Parira, beberapa camat serta kepala desa se Kec. Laeparira. (SB)

Pedagang Pasar Induk Sidikalang Kembali Unjuk Rasa Ke DPRD Dan Bupati


Sidikalang-Dairi Pers: Sekitar 300 an pedagang pasar induk Sidikalang Kab. Dairi, yang mengatakan dirinya sebagai Himpunan Padagang Pasar Sidikalang (HPPS) kembali mengadakan unjuk rasa ke DPRD dan Kantor bupati Dairi, Senin (22/10).Mereka sebelum berangkat kumpul di pasar induk dan jalan kaki menuju gedung Dewan itu, dengan membawa beberapa poster dan spanduk ukuran besar bertuliskan; Pembangunan Yes, tapi jangan cekik pedagang.Unjuk rasa itu merupakan kedua kalinya di lakukan. Hal yang sama telah dilakukan bulan lalu,persis dua hari setelah Ibadan Puasa.
Unjuk rasa itu dilakukan, berkaitan dengan rencana pemerintah membangun pasar induk tradisional Sidikalang menjadi pasar modern,dengan dana Rp 18 Miliar.Diantaranya Rp 12 Miliar dana pinjaman dan Rp 6 miliar dana pendamping yang bersumber dari APBD Dairi.Direncanakan pembangunan fisik di mulai tahun depan. Sedangkan harga tempat (lost) setelah pembangunan, mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 48 juta dengan ukuran 4X3 meter.
Pengunjuk rasa sekitar 1 jam berada di halaman gedung Dewan dan di terpa hujan gerimis, namun tidak satupun anggota DPRD yang menerima mereka.Sehingga mereka mengadakan aksi demo lagi ke kantor bupati yang berjarak sekitar 100 meter dari Gedung DPRD.Namun di kantor bupati juga, tidak ada yang menerima mereka.Sehingga mereka kembali ke Gedung Dewan itu dengan jalan kaki dan juga di terpa gerimis.
Salah seorang di antara pengunjuk rasa,P.Sihombing kepada Dairi Pers mengatakan, bahwa harga tempat jualan tersebut mencapai Rp 49 juta dengan ukuran 4X3 meter, dinilai terlalu hamal bahkan di anggap mencekik leher, ujarnya.
Setelah beberapa jam berorasi secara bergantian di halaman gedung Dewan, Pengunjuk rasa yang kebanyakan kaum ibu dan sebahagian membawa barang jualannya seperti pisang dan sayur sayuran itu, akhirnya di terima oleh Legislatif dan Eksekutif.Wakil bupati, Johnny Sihotang,yang hadir pada pertemuan antara pedagang dan DPRD, akan berusaha menekan harga tempat jualan tersebut.Akhirnya pengunjuk rasa pulang dengan tertib.(R.01)

Jalan Menuju Tumanggor Butuh Perbaikan

Sidikalang-Dairi Pers: Ruas jalan yang menghubungkan desa Tanggiring dan desa Tumanggor di kecamatan Sumbul Pegagan terdapat dua titik rawan yang sangat riskan terhadap keselamatan pengguna jalan terutama bagi para pengendara.
Pantauan Dairi Pers di dua titik rawan yang berdekatan tersebut terlihat bahu jalan longsor sepanjang kira-kira 1 meter dan cukup mengambil badan jalan sehingga terlihat menganga. Ditambah, dipinggir jalan terdapat jurang dan tepat berada di tikungan jalan, sehingga apabila melewati jalan tersebut harus ekstra hati-hati.
Menurut Siburian, salah seorang warga yang dimintai keterangannya mengatakan, bahu jalan longsor akibat hujan yang terus menerus. Ditambahkan,bahu jalan yang longsor tersebut memang belum pernah mengambil korban namun tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan apabila keadaan tersebut dibiarkan begitu saja,mengingat dua titik bahu jalan longsor cukup menganga dan tepat berada di tikungan jalan. Diharapkan penanganan yang segera dari instansi terkait, mengingat keadaan jalan sangat membutuhkan perbaikan, menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan memberikan rasa nyaman bagi pengguna jalan (AP/TH)

Bupati Dairi Diperkirakan Sudah Terpilih Desember 2008

· Sejumlah Baleho Belum Tergolong Kampanye
· Ijazah Persamaan Bisa
· Aturan Calon Independen Belum Jelas

Sidikalang-Dairi Pers : Kendati masih setahun lagi pilkadasung Dairi namun atmosfir persaingan dari beberapa orang yang diperkirakan bakal turun dalam merebut kursi nomor satu orang Dairi itu terlihat sudah memanas. Namun hingga kini apa yang dilakukan beberapa vigur belum tergolong pelanggaran kampanye atau curi start.
Dua anggota KPU Dairi Hendra Sinaga, S. IP bersama Drs Asal Padang yang dikonfrimasi Dairi Pers Rabu (24/10) di runag kerjanya mengatakan prediksi pilkada Dairi bakal seru. Apa yang dilakukan mereka yang diperkirakan bakal turun dalam pilkada mendatang belum melanggar peraturan kampanye bahkan menurut mereka apa yang dilakuakn sejumlah vigur itu positif karena dapat mensosialisasikan dirinya kepada masyarakat. “Apa yang mereka lakukan jauh lebih baik dari pada tiba-tiba muncul dan mencalonkan diri menjadi Cabup. Sejak dini masyarakat sudah dapat melihat dan menilai vigur yang bakal dipilih, itu bagus, ujar Hendra yang diamini Asal Padang.
Sementara itu menurut jadwal yang ada dikatakan direncanakan hasil pilkadasung Dairi sudah final paling lambat desember 2008 dan pelantikan April 2009 seiring berakhirnya masa jabatan bupati sekarang DR MP Tumanggor.
Dikatakan pilkada Dairi direncanakan Oktober 2008. Namun jika terjadi pilkada putaran ke dua karena suara yang sama maka dapat dilaksanakan Desember 2008. Kita sudah memperkirakan itu dan Desember 2008 paling lambat barang itu sudah jadi, Ujar Padang mengisyaratkan hasil pilsung sudah rampung.
Diuraikan kalau pencalonan Pasangan Bupati dan Wabup menurut peraturan selambatnya 6 bulan sebelum hari H pemilihan. Untuk Dairi ini berarti masa penjaringan sudah akan dilakukan Mei 2007. Masa pendaftaran ini sudah dibuka pada Mei 2007. Salah satu yang utama disebutkan metode penjaringan sedikit berbeda dengan pilkada sebelumnya dimana Calon Bupati dan Wakil bisa mendaftar terpisah. Namun dalam pilsung ini calon harus sudah berbentuk paket yakni Bupati dan Wakil Bupati.
Calon yang dapat mendaftarkan diri ke KPU adalah calon Partai, gabungan partai, Gabungan partai dengan suara sah minimal 15 % dan calon independen. Namun dikatakan untuk calon independen masih belum turun peraturannnya.
Diprediksi dengan kondisi Dairi saat ini berdasar perole-han suara bisa calon yang mendaftar sekitar maksimal10 paket. Diperkirakan Partai Golkar 1 Paket, PDI-P 1 paket, PDS ditambah partai lain 1 paket, Gabungan Parpol 1 paket, gabungan perolehan suara parpol pada pemilu lalu satu paket ditambah 5 paket calon independen maka maksimal calon yang bakal bersaing 10 paket.
Baleho
Sementara itu adanya bebe-rapa vigur yang diperkirakan akan muncul sebagai vigur dalam pilkada mendatang menurut Hendra Sinaga bersama Asal Padang belum masuk kategori mencuri start. “mungkin anda melihat di beberapa sudut ada pamplet, baleho semacam perkenalan diri. Orang awam mungkin menyebut itu kampanye sebenarnya itu belum termasuk curi start “ Ujar mereka.
Dikatakan yang termasuk kampanye yakni melakukan pertemuan pada tempat terbuka atau tertutup, ada penyampaian visi dan misi, adanya ajakan agar memilih seseorang, Adanya pemasangan umbul-umbul, spanduk atau baleho dan dilakukan pada masa kampanye. Berdasar undang-undang itu apa yang ada sekarang belum tergolong kampanye bahkan itu bagus sebagai sosialisi kepada masyarakat.
Menyinggung adanya spanduk, baleho ucapan selamat Idul Fitri atau ucapan lainnya dari mereka yang diperkirakan maju dalam pilsung bukan menjadi tanggung jawab KPU tetapi menjadi tanggung jawab dinas tata kota atau di Dairi mungkin dinas PU . “Ini bukan wewenang kita tetapi wewenang tata kota apakah mereka yang memasang baleho sudah bayar pajak karena itu disamakan dengan reklame” Ujar Sinaga.
Ijazah Persamaan
Menyinggung undang-undang serta peraturan dalam pencalonan cabup Dairi dikatakan sesuai undang-undang diknas maka ijazah persamaan dibenarkan dan hukumnya sama dengan ijazah umum. Kendati demikian menurut mereka calon harus menyertakan ijazahnya mulai dari yang terendah hingga yang tertinggi sebagai syarat pencalonan. Sedang persyaratan ijazah terendah yakni tamat SLTA sederajat.
Calon Independen
Sementara itu mengenai calon independen menurut anggota KPU Dairi ini hingga kini belum turun dari pusat. Namun diperkirakan dari segi waktu untuk pilkada Dairi peraturan untuk calon independen ini sudah rampung sebelum pilkada Dairi digelar.
Mengacu pada bahasan kini di DPR menurut mereka jika diberlakukan syarat calon indenpen harus menyertakan 10 persen saja suara pemilih maka untuk Dairi calon independen harus menyiapkan 15.000 KTP/ tanda pengenal. Jumlah pemilih sekarang yang terdaftar sesuai data KPU Dairi sekitar 150.000 orang. Memang tidak mudah maju dari calon independen karena harus mengumpulkan 15.000 identitas. Permasalahannya adalah berapa orang yang mau memberikan KTP. Ketika warga juga berhadapan politik maka tentu berhubungan dengan uang . Jika saja satu KTP diminta pemilih Rp. 25.000 maka calon harus menyediakan Rp. 3 miliiar. Dana itu masih untuk persyaratan mendaftar. Itu belum lagi biaya jaringan dan cost politik yang akan dikeluarkan calon independen, kata mereka.
Namun hingga kini peraturan itu belum rampung dan kemunginan besar persyaratan independen yang akan diberlakukan tidak jauh berbeda dengan analisa itu.
Ketika keduanya dimintai komentar dan himbauan sebagai anggota KPU dan sebagai warga Dairi Hendra Sinaga, SIP menyebutkan lima menit dibilik suara akan menentukan akibatnya lima tahun ke depan. Untuk itu rakyat Dairi harus hati-hati dalam menentukan pilihan karena nasib Dairi ke depan ditentukan rakyat hari itu. Sedang Asal Padang menyebutkan momen itu sebagai kesempatan terbaik karena rakyat ketika itu berdaulat penuh. Nasib Dairi ditangan rakyat, kini saatnya membuktikan suara rakyat adalah suara Tuhan maka rakyat Dairi harus memper-gunakan hak pilihnya dengan mengedepankan nurani. (R.07)

Bulan Balita 25 & Bina Generasi Muda 2007 Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Bulan balita dan bina remaja tahun 2007 diperingati di Dairi dalam satu acara yang dipusatkan disejumlah instansi di Dairi. Acara pembukaan dilakukan di Balai Budaya Rabu (23/10) yang dibuka langsung ketua Tim penggerak PKK Dairi Ny Hetty Tumanggor br. Sitinjak. Hadir dalam kesempatan itu Sekda Dairi B. Sinaga, kepala kantor PMD Dairi Irwansyah Pasi,SH serta ibu-ibu PKK dan camat se Dairi.
Dalam sambutannya ketua Tim penggerak PKK menyebutkan untuk tahun ini kegiatan bulan balita dan bina remaja dilakukan dengan berba-gai perlombaan. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan didikan dan perhatian sejak dini kepada anak. Dengan demikian diharapkan akan muncul generasi yang tangguh dan siap pakai mampu menghadapi tantangan ke depan.
Peningkatan SDM anak harus dimulai sejak dini dengan memperhatikan kesehatan dan perhatian orang tua terhadap anak. Ini dimaksudkan untuk menyongsong program era Indonesia yang berkwalitas. Menciptakan gerasi berkwalitas ini harius dimulai dari perhatian kepada anak yakni gizi, kesehatan anak serta menerapkan didikan mental, fisik, etika dan moral serta akhlak yang mulia. Dengan demikian menurutnya akan tumbuh generasi yang tangguh dan membawa generasi muda ke arah yang lebih maju.
Disamping itu untuk membina gerasi muda orang tua juga masih harus dilibatkan dengan memperhatikan khususnya masa muda merupakan masa pancaroba dimana remaja kerap jatuh ke arah pergaulan bebas, narkoba dan sex bebas. Perhatian orang tua dan memberikan pendidikan agama dan akhlak menjadi penting untuk masa remaja tersebut.
Dalam kesempatan bulan balita dan generasi muda ini dilakukan berbagai pelombaan yakni 4 jeni untuk balita yakni lomba ibu dan balita sehat yang dilakukan di aula kantor bupati Dairi, Lomba balita menyusun Puzzel diruang tunggu pendopo, Lomba balita menyanyi di kelas TK pertiwi Sidikalang serta lomaba balita menggambar di sebelah ruang tunggu pendopo. Sementara itu untuk lomba bina remaja diperlombakan lomba cerdas cermat yang dilangsungkan di jojong kantor bupati Dairi, lomba pidato di aula Bapppeda Dairi, lomba cipta APE aula perindagkop Dairi serta lomba vokal group di balai budaya Sidikalang.
Ny Hetty menyebutkan tujuan lomba ini bukan sekedar untuk mencari juara namun leboh dari itu bagaimana untuk menciptakan generasi yang tangguh yang menjadi harapan bangsa. Perlombaan ini diikuti utusan-utusan kecamatan. Ny Hetty menyebutkan sangat menyesalkan peran beberapa kecamatan yang hanya mengikuti beberapa cabang lomba. Padahal dengan keikutsertaan itu akan tampak pembinanan kecamatan terhadap masyarakat di desa. Para pemenang lomba bulan balita ini selanjutnya akan mengikuti perlomabaan tingkat Sumut.
Hasil pemenang dalam lomba tersebut yakni untuk lomba cerdas cermat juara 1 Rominta Bakkkara dari kec Sidikalang, ke II Hermanto Sidabariba kec. Sidikalang. III Rontiubar Simbolon kec. Siempat Nempu, Harapan I Sismewaty dari Silima Pu-nggapungga. Harapan II Menghiwat Manalu kec Siempat Nempu Hulu dan harapan III Gresia Hutabarat kec. Sumbul.
Untuk lomba pidato juara I Jesika Silalahi/ Sidikalang, II Sri Oka Silalahi siempat nempu Hulu, III Nola Tilar Silaban siempat Nempu. Harapan I Mery Siska Padang Sumbul, Harapan II Nola Tridani Sijabat Silahi Sabung-an. Dan Yanto Pakpahan Tigalingga. Untuk lomba APE Juara I Valery Sitanggang Sumbul, II Sri Devi Simarmata Silahi Sabungan, III Elfrida Sitorus dari Sitinjo dan Harapan I Elisabeth Silaban Sidikalang. Untuk vokal group jura I kec Sidikalang, II Sitinjo, III Silahi Sabungan. Harapan I Kec. Siempat Nempu Hulu, II Siem-pat Nempu dan Harapan III Sumbul.
Sementara untuk lomba balita yakni Ibu dan Balita Sehat juar I Rafles Siahaan / Magdalena Br. Sitinjak Silahi Sabungan, II Sofi Purba/ Wiwin Manik kec. Sidikalang. III Irene Nadine Carolina/ K. Sitorus Lae Parira. Harapan I Cindy Berutu/ Halimah Cibro Silima punggapungga. Harapan II Jonathan Situmorang / Yosef Silalahi kec. Sumbul dan harapan III R Pinem/ Elmida Sembiring kec. Gunung Sitember.
Lomba Balita menyanyi juara I Yuni Sarah Sidikalang, II Agustina Silama Pungggapungga III Lola Sihotang, Harapan I Yuki Jay Sihombing Siempat Nempu, Harapan II Naomi Kartika Lae Parira dan Hara-pan III Rotua Raja gukguk Siempat Nempu Hulu.an Balita menggambar juara I Foertunela Siregar Sidikalang, II Jerlin Sihotang Kec. Parbuluan, III Karina N Sihotang Silima Pungga-pungga. Harapan I Alicia Siregar Sitinjo, Harapan II Evangeliska Maharani Gunung Sitember dan harapan III Tri Maha kec Berampu. Sementara itu pememang Balita menyusun Puzzle juara I Juveli Lubis Sidikalang, II Melky Pandiangan Silahi Sabungan, III Cahaya br. Purba Berampu, Harapan I Michael Putra Niklin Sitinjo. Harapan II Grace Manik Sumbul serta harapan III Mutiah Angkat dari kec. Pegagan hilir. (R.07)

Camat Laeparira Lantik BPD

Laeparira- Dairi Pers: Camat Laeparira Eddi Banurea SH melantik 45 orang BPD (Badan Permusyawaratan Desa ) dari 7 desa yang berada di Kecamatan Laeparira berdasarkan Surat Keputusan Bupati Dairi Nomor 547 /2007 tentang Penetapan dan Pengesahan BPD Laeparira Periode 2007-2013 Kamis (11/10 )2007.
Dalam Sambutannya Camat Lae Parira Eddi Banurea mengatakan bahwa BPD merupakan Tokoh-tokoh masyarakat yang akan membawa atau mendorong tingkat kemajuan suatu desa dan jabatan itu merupakan amanah dari Perda. Para Pengurus maupun anggota BPD harus mentaati aturan maupun peraturan yang telah digariskan. Adapun 10 aturan maupun peraturan yang harus dimengerti dan dipelajari oleh para BPD dimana nantinya jangan menjadi batu sandungan untuk membawa kemajuan desa tersebut.
Kehadiran BPD di desa diharapkan menjadi mitra kerja dari kepala desa untuk mendorong segala aspek pembangunan. Juga diharapkan agar dilakukan pemilihan ketua BPD per desa dengan cara musyawarah dan mufakat, sehingga antara Ketua maupun anggota tercipta kerjasama yang baik. Camat mengharapkan agar secepatnya membentuk P2KD (Panitia Pemilihan Kepala Desa) sehingga beberapa desa yang akan melakukan pilkades dapat terselenggara. Pelantikan BPD Kecamatan Laeparira ini dihadiri unsur Muspika, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, para Kepala desa sekecamatan Laeparira.(SB)

DAK Pendidikan Dairi 2008 Rp.17 Miliar

Sidikalang-Dairi Pers: Gedung SD Dairi yang umumnya masih bangunan SD Inpres sudah saatnya direhap. Gedung yang sudah berusia puluhan tahun itu sudah mulai lapuk dan butuh perbaikan. Upaya dinas pendidikan Dairi untuk mendatangkan DAK untuk rehap fasilitas pendidikan dasar itu terus dilakukan. Untuk tahun 2008 Dinas pendidikan mendapat DAK untuk rehap gedung tersebut Rp. 17 Miliiar.
Kadis Pendidikan Dairi Drs. Datulam Ojahan Padang yang dikonfirmasi Kamis (25/10) menyebutkan dana tersebut akan diperuntukkan untuk 70 SD yang akan direhap tahun 2008. Diperkirakan dana tersebut sudah masuk pada awal tahun 2008.
Disebutkan rehap SD ini sudah dilakukan sejak beberapa tahun silam. Mulanya dana hanya beberapa ratus juta yang selanjutnya naik merangkak hingga milliar dan terakhir puluhan milliar rupiah. Diperkirakan dengan dana itu hampir seluruhnya SD di Dairi yang sudah mendapat dana rehap yang bersumber dari dana DAK. PPK DAK Dinas Pendidikan Dairi Drs. Pardi Simanjuntak yang dikonfirmasi di ruangannya menyebut alokasi dana DAK tersebut kepada 70 sekolah belum rampung dikerjakan. Namun disebutkan untuk alokasi dilakukan setelah mensurvey dan melihat kondisi SD. Target utama kita SD yang memang benar-benar butuh rehap yang kita prioritaskan, ujar Simanjuntak.
Menyinggung siapa yang mengerjakan proyek rehap SD itu Simanjuntak mengatakan masih seperti tahun silam dikerjakan komite sekolah bekerjasama dengan kepala sekolah. Metode yang merupakan sudah baku dari pusat itu untuk Dairi sudah berhasil guna dan proyek DAK tersebut untuk Dairi dapat dikatakan berhasil. Metode seperti itu disebutkan bernilai tambah yakni adanya rasa memiliki dari sekolah serta masyarakat yang mencintai pendidikan. Rasa memiliki itu dapat berkembang sehingga warga ikut menjaga keberadaan sekolah. Diperkirakan akhir tahun 2007 data sekolah yang mendapat dana DAK itu sudah rampung untuk selanjutnya dikerjakan sesuai peraturan. (R.07)

Dari Sidak PNS Dairi, Masih Ditemukan beberapa Staf Yang Tak Masuk

Sidikalang-Dairi Pers : Hari pertama masuk kerja Senin (22/10) setelah cuti bersama idul fitri masih ditemukan sejumlah PNS dilingkungan pemkab Dairi yang tidak masuk kantor. Kakan Tibum Dairi Dosiraja Simarmata, SH yang dikonfirmasi Rabu (25/10) menyebutkan sekitar 2 atau 3 orang per unit dinas, badan dan kantor dilingkungan pemkab Dairi belum masuk kantor pada hari pertama tersebut.
Namun jumlah tersebut belum memasuki angka meresahkan kendati sudah melanggar peraturan. Untuk masalah seperti itu menurutnya nama dan datanya telah dicacat dan disampaikan kepada instansi terkait bawasda dan pimpinan unit masing-masing untuk diadakan teguran. Hal tersebut menurutnya sebagai langkah disiplin pembinaan PNS dilingkungan pemkab Dairi.
Sedang sidak (Inspeksi Mendadak) tersebut menurutnya sudah direncanakan dan merupakan program untuk antisipasi disiplin PNS dilingkungan pemkab Dairi. Dosiraja mengatakan disiplin PNS bukan hanya sebatas masuk kantor usai libur. Namun lebih jauh dari itu bagaimana sebenarnya PNS bisa menjadi contoh ditengah masyarakat sebagai abdi negara dan masyarakat.
Menurutnya sidak semacam itu hanya sebagai langkah kontrol saja dan tujuan utama dari kegiatan itu adalah bagaimana PNS bisa mengerti dan sdar akan tanggung jawabnya sebagai PNS. (R.07)

Di Kuta Buluh Ginting Ditikam Pinem

K.Buluh-Dairi Pers: Jain Ginting (35) penduduk desa Kuta Buluh kecamatan Tanah Pinem Kab.Dairi, selasa (23/10) ditikam seseorang dipersimpangan jalan ke Liren, Kuta Buluh. Korban yang menderita tusukan dipinggang langsung dilarikan ke RSU Kabanjahe Tanah Karo, namun untuk perawatan lebih intensif dirujuk kembali RSU Medan.
Kejadian tersebut sempat menggemparkan Desa tersebut. Mengingat antara korban dan tersangka pelaku, masih satu Desa.Sebab selama ini hubungan antara korban dengan tersangka tidak pernah terlihat ada perselisihan. Sedangkan menurut sumber,korban di Desa ini terlihat cukup baik dan pandai adaptasi di kalangan Pemuda maupun di kalangan warga Desa itu.
Kapolsek Tanah Pinem AKP T.Marpaung yang dihubungi Dairi Pers via telepon selulernya,mengakui adanya terjadi kasus penikaman tersebut.Dikatakan, tersangka penikaman berinisial RP (27) penduduk Desa yang sama dan telah diamankan di Mapolsek Kuta Buluh, guna pengusutan selanjutnya.
Jain Ginting (korban) yang juga dikenal sebagai tokoh pemuda di kecamatan Tanah Pinem menderita tikaman satu liang dibagian sekitar ping-gang. Masih menurut Kapolsek, motif penikaman itu masih dalam pengusutan namun diduga dilatar belakangi oleh unsur dendam diantara tersangka dengan korban.
Beberapa saksi mata telah dimintai keterangan, ujar Kapolsek.(LT)

Dua Unit Perumahan Guru Hancur Tertimpa Pohon


T.Pinem-Dairi Pers: Dua unit perumahan guru SD Negeri No.038096 Desa Pasir Mbelang kecamatan tanah Pinem Kab.Dairi, hancur total akibat tertimpa pohon kemiri yang tumbang beberapa bulan lalu, hingga kini belum mendapat perbaikan kendati masalah itu segera di laporkan ke Dinas Pendidikan.
Sumber Dairi Pers menyebutkan, guru yang menampati perumahan yang hancur akibat tertimpa pohon tersebut, kini tinggal di luar sekolah dengan mengontrak rumah.Sebab perumahan itu belum mendapat perbaikan.Hingga sekarang tanda tanda akan perbaikan belum juga terlihat di lapangan. Ke adaan itu sangat mempengaruhi guru karena harus menisihkan gaji untuk sewa rumah.
Kepala SD itu,Ngamankan Sembiring di hubungi Dairi Pers, membenarkan bahwa ke adaan perumahan itu hancur total akaibat tertimpa pohon, segera di laporkan.Namun hingga sekarang belum mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan.
Kepala sekolah berharap, agar Pemkab Dairi, dapat memperbaiki perumahan tersebut. Sebab guru yang dulunya menempati perumahan itu, kini menjadi mengontrak rumah di tempat lain.Hal itu menjadi beban bagi guru bersangkutan.Sebab gajinya terpaksa di sisihkan untuk sewa rumah, ujarnya.(BS)

Pelajar Tigalingga Semakin Berminat Ke Perguruan Tinggi

Tigalingga-Dairi Pers: Komunitas sangat mempengaruhi semangat individu dalam mencapai sesuatu. Demikian sebaliknya, kemajuan individu dalam satu komunitas akan memacuk semangat banyak orang untuk maju. Hal itulah yang terjadi di kalangan pelajar di Kec.Tigalingga saat ini.
Dua tahun lalu kepala SMAN 1 Tigalingga, Kab.Dairi Drs.Mannihar Tumanggor mengeluhkan rendahnya semangat pelajar di daerahnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Saat itu dia mengatakan guru diwajibkan memberikan penjelasan ekstra seputar manfaat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sebelumnya, kebanyakan pelajar di sana tidak begitu berminat mengejar prestasi akademik karena mereka tidak berencana bersaing secara akdemik dengan pelajar dari daerah lain. Bagi mereka, yang penting lulus dan proses sekolah selesai. Banyak orang tua juga tidak menodorong anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena secara umum terlena dengan kemakmuran ekonomi.
Hal itu kini berubah. Semakin banyak pelajar yang mengejar prestasi akademik karena mereka berencana mengikuti persaingan global dalam SPMB. Semangat itu sekaligus memacu pelajar untuk belajar lebih sungguh-sungguh. Tahun lalu ada 16 orang yang masuk ke perguruan tinggi negeri melalui SPMB. Sementara tahun ini dipastikan 19 orang yang lolos melalui SPMB. Yang terpenting, menurut Manihar Tumanggor adalah semakin banyaknya pelajar dari daerah itu memasu-ki arena pertandingan memasu-ki PTN.
Drs.Manihar Tumanggor mengatakan ke-19 orang tersebut sudah pasti karena mereka sudah melapor langsung ke sekolah. Ada semangat bersama dengan masuknya ke-19 orang tersebut memasuki PTN tahun 2007 ini ditambah dua orang yang dibiayai Yaya-san SPMB selama satu tahun akademik, tanpa membayar kewajiban finansial.
Ada kelebihan masyarakat Tigalingga kalau anak-anak mereka berminat masuk ke perguruan tinggi. Secara ekonomi masyarakat kecamatan itu jauh lebih unggul daripada masyarakat kecamatan lain di Kab.Dairi. Oleh sebab itu, gabungan minat anak dan kemampuan ekonomi keluarga akan sangat menentukan keberhasilan mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Tumanggor mengatakan peningkatan prestasi sekolah itu bukan hanya hasil kerja satu pihak tetapi semua elemen yang berhubungan. Kebetulan pemerintah mendukung peningkatan prestasi dengan menyediakan bimbigan test gratis kepada puuhan siswa yang diseleksi pihak sekolah. Orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk meningkatkan kualitas akademik dengan tujuan agar mampu bersaing secara global di SPMB. Katanya, peningkatan kualitas itu adalah akumulasi kerja keras semua pihak, terutama siswa yang semakin giat belajar dan berkemauan menatap jauh ke depan ke suatu titik waktu yang belum pasti.
Sepintas mengenai dinamika kehidupan masyarakat Tigalingga. Seperti dijelaskan sebelumnya, dinamika komunitas sangat menentukan dinamika individu dan keluarga. Sebaliknya, dinamika individu akan menjadi acuan bertindak bagi komunitas. Di tengah komunitas yang sangat sibuk, seseorang pasti malu ‘bersarung’ dan duduk santai di teras rumah pada jam kerja karena tidak seorangpun di lingkungan itu yang tidak beraktivitas. Keadaan itu pasti mempengaruhi pola hidup seseorang menuju perubahan yang bertahap. Dinamika itu menjadi sangat tinggi di Kec.Tigalingga karena saling mempengaruhi.(R-06)

Pelajar Tigalingga Semakin Berminat Ke Perguruan Tinggi

Tigalingga-Dairi Pers: Komunitas sangat mempengaruhi semangat individu dalam mencapai sesuatu. Demikian sebaliknya, kemajuan individu dalam satu komunitas akan memacuk semangat banyak orang untuk maju. Hal itulah yang terjadi di kalangan pelajar di Kec.Tigalingga saat ini.
Dua tahun lalu kepala SMAN 1 Tigalingga, Kab.Dairi Drs.Mannihar Tumanggor mengeluhkan rendahnya semangat pelajar di daerahnya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Saat itu dia mengatakan guru diwajibkan memberikan penjelasan ekstra seputar manfaat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Sebelumnya, kebanyakan pelajar di sana tidak begitu berminat mengejar prestasi akademik karena mereka tidak berencana bersaing secara akdemik dengan pelajar dari daerah lain. Bagi mereka, yang penting lulus dan proses sekolah selesai. Banyak orang tua juga tidak menodorong anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena secara umum terlena dengan kemakmuran ekonomi.
Hal itu kini berubah. Semakin banyak pelajar yang mengejar prestasi akademik karena mereka berencana mengikuti persaingan global dalam SPMB. Semangat itu sekaligus memacu pelajar untuk belajar lebih sungguh-sungguh. Tahun lalu ada 16 orang yang masuk ke perguruan tinggi negeri melalui SPMB. Sementara tahun ini dipastikan 19 orang yang lolos melalui SPMB. Yang terpenting, menurut Manihar Tumanggor adalah semakin banyaknya pelajar dari daerah itu memasu-ki arena pertandingan memasu-ki PTN.
Drs.Manihar Tumanggor mengatakan ke-19 orang tersebut sudah pasti karena mereka sudah melapor langsung ke sekolah. Ada semangat bersama dengan masuknya ke-19 orang tersebut memasuki PTN tahun 2007 ini ditambah dua orang yang dibiayai Yaya-san SPMB selama satu tahun akademik, tanpa membayar kewajiban finansial.
Ada kelebihan masyarakat Tigalingga kalau anak-anak mereka berminat masuk ke perguruan tinggi. Secara ekonomi masyarakat kecamatan itu jauh lebih unggul daripada masyarakat kecamatan lain di Kab.Dairi. Oleh sebab itu, gabungan minat anak dan kemampuan ekonomi keluarga akan sangat menentukan keberhasilan mereka menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Tumanggor mengatakan peningkatan prestasi sekolah itu bukan hanya hasil kerja satu pihak tetapi semua elemen yang berhubungan. Kebetulan pemerintah mendukung peningkatan prestasi dengan menyediakan bimbigan test gratis kepada puuhan siswa yang diseleksi pihak sekolah. Orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk meningkatkan kualitas akademik dengan tujuan agar mampu bersaing secara global di SPMB. Katanya, peningkatan kualitas itu adalah akumulasi kerja keras semua pihak, terutama siswa yang semakin giat belajar dan berkemauan menatap jauh ke depan ke suatu titik waktu yang belum pasti.
Sepintas mengenai dinamika kehidupan masyarakat Tigalingga. Seperti dijelaskan sebelumnya, dinamika komunitas sangat menentukan dinamika individu dan keluarga. Sebaliknya, dinamika individu akan menjadi acuan bertindak bagi komunitas. Di tengah komunitas yang sangat sibuk, seseorang pasti malu ‘bersarung’ dan duduk santai di teras rumah pada jam kerja karena tidak seorangpun di lingkungan itu yang tidak beraktivitas. Keadaan itu pasti mempengaruhi pola hidup seseorang menuju perubahan yang bertahap. Dinamika itu menjadi sangat tinggi di Kec.Tigalingga karena saling mempengaruhi.(R-06)

Hanya Berfungsi Sebulan Sumur Bor di Berampu Macet

Berampu-Dairi Pers: Air merupakan kebutuhan pokok yang setiap harinya dipergunakan oleh manusia. Tanpa air mustahil rasanya kehidupan bisa berjalan normal. Air bersih yang diharapkan oleh warga masyarakat Berampu hanya sesaat di nikmati dan akhirnya kini macet dan tak berfungsi lagi. Padahal dana yang dikeluarkan poemkab Dairi untuk fasilitas itu hingga ratusan juta rupiah..
Fasilitas Sumur Bor yang baru selesai dikerjakan itu berada di depan puskesmas Berampu dengan biaya 289 .000.000, ternyata hanya beberapa hari saja bisa digu-nakan dan dirasakan masyarakat. Dari data yang diperoleh Dairi Pers menyebutkan direncanakan fasilitas sumur bor tersebut akan dipergunakan untuk puskesmas berampu, Kantor camat, SMP Negeri 1 Berampu serta masyarakat Lumban Samosir
Fasilitas Sumur Bor tersebut macet dan tidak dapat memberikan manfaat seperti yang diharapkan. Hal ini telah berlangsung selama 3 bulan, dan bila ditanyakan kepada pihak yang mengerjakan yakni Dinas Pertambangan Dairi hanya menyebutkan fasilitas sumur bor ini akan diperbaiki.. Belum diketahui apa kendala hingga fasilitas kebutuhan masyarakat ini mecet. Namun agaknya propesionalisme pihak yang mengerjakan proyek itu diragukan .
Sementara itu keberadaan proyek ini sepertinya sejak awal misterius dan terkesan tersembunyi. Pihak yang mengerjakan maupun PPKnya terkesan tersembunyi hingga luput dari kontrol sosial. Jika banyak meragukan kemapuan instansi yang mengelola ini akan suksesnya proyek air bersih ini maka mungkin proyek ini menjadi barang contoh betapa dana yang jumlahnya ratusan juta rupiah itu terbuang percuma. Hendaknya hal ini menjadi perhatian instansi terkait dan bila perlu pihak aparat penegak hukum yakni kejaksaan dan polres Dairi turun untuk memeriksa proyek yang tidak berfungsi itu. (SB)

Jembatan Tuntung Batu Yang Memprihatinkan

Parongil-Dairi Pers: Kondisi jembatan yang menghubungkan Parongil ke dua desa yakni Tuntung Batu dan Sibongkaras, Silima Punggapungga, Dairi semakin memprihatinkankan. Jembatan yang berusia sekitar 30-an tahun itu nyaris ambruk sehingga transportasi ke desa ini cukup sulit. Petani dalam memasarkan hasil panennya juga semakin sulit karena sangat jarang truk pengangkutan yang bersedia masuk lokasi ini. Pantauan Dairi Pers jembatan yang menghubungkan Parongil ke dua desa itu masih terbuat dari kayu dan kondisinya sudah kupak-kapik. Lantai jembatan yang terbuat dari kayu itu sudah lapuk bahkan di beberapa sisi sudah bolong-bolong. Kondisinya cukup mengancam kendaran yang melintasi jembatan tersebut. Diperkirakan jembatan itu sudah berusia hingga 30 tahun dan tak pernah mendapat rehap. Sementara itu jembatan ini berada persis di jantung pusat kegiatan PT Dairi Prima Mineral. Namun kendaraan perusahaan tambang yang beroperasi tidak melalui jembatan ini. Perusahaan tambang itu telah membuka tersendiri jalan menuju lokasinya. Praktis jembatan ini hanya dilalui masya-rakat untuk mengangkut hasil bumi.
Kepala desa Tuntung Batu Mungkin Cibro dan Kepala Desa Bongkaras Marijon Manik yang dikonfrimasi seputar keberadaan jembatan itu mengatakan jembatan tersebut merupakan satu-satunya jalan menuju desa mereka. Dua desa yang praktis menggunakan jembatan tersebut dihuni sekitar 1000 KK. Namun hingga kini upaya perbaikan Belum ada.
Dikatakan kondisinya sudah cukup memprihatinkan dan rawan kecelakaan. Usulan untuk perbaikan jembatan itu telah dilayangkan kepada PT DPM september 2007 dan kepada Bupati Dairi 19 September 2007. Isinya bermohon agar pemkab Dairi dapat merehap jemabtan yang sudah rawan kecelakaan itu. (R.07)

Badan Jalan Longsor Desa Lau Peske Nyaris Terisolasi

T.Pinem-Dairi Pers: Desa Lau Peske kecamatan Tanah Pinem Kab.Dairi, kini nyaris terisolasi akibat jalan satu satunya keluar masuk Desa itu longsor ke jurang sepanjang 10 meter. Longsornya badan jalan tersebut terjadi bulan lalu, setelah kawasan itu di guyur hujan lebat dan berkepanjangan.
Pantauan Dairi Pers, di lapangan badan jalan bertebing itu longsor dengan ke dalaman lebih kurang 20 meter. Akibatnya sangat sulit untuk di lalui kenderaan bermotor roda empat. Sebab badan jalan menjadi sempit.Sehingga warga di sana membuat jalan alternatif dan tidak jauh dari jalan yang longsor.
Kepala Desa Lau Peske, Justi Ginting,tokoh masyara-kat, Sedap Karokaro, wakil ketua BPD,Pengadin Tarigan dan anggota BPD, Benna Malam Ginting belum lama ini meninjau ke adaan jalan tersebut. Kepala Desa mengatakan, untuk memperbaiki jalan tersebut, tidak adapat lagi kalau hanya mengandalkan swadaya masyarakat (gotong royong). Sebab harus menggunakan alat berat serta membutuhkan banyak dana.
Dikatakan, untuk memperbaiki jalan tersebut harus membuat tembok (bronjong). Mengingat medannya cukup terjal dan bertebing.Jalan itu merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. Sebab jalan tersebut merupakan penghubung pemukiman penduduk dengan sentra produksi pertanian.
Kepala Desa,tokoh masyarakat dan pengurus BPD mengharapkan perhatian Pemkab Dairi (instansi terkait) agar dapat memperbaiki badan jalan yang longsor tersebut, sebelum melumpuhkan perekonomian masyarakat.(BS)