10 Februari 2008

PENGENDALIAN NEMATODA AKAR PADA KOPI

PENDAHULUAN
Nematoda parasit pada tanaman kopi merupakan jasad penggangu yang cukup berbahaya dan sulit dikendalikan. Sebagian besar kopi arabika rentan terhadap serangan nematoda parasit, khususnya jenis Pratylenchus coffeae dan Radophulus similis. Gangguan nematoda tersebut merupakan salah satu penghambat pengembangan kopi arabika di Indonesia.
Pada daerah serangan berat (endemik) kedua jenis nematoda itu, tanaman kopi arabika yang berasal dari biji akan mengalami kematian setelah berumur 2-3 tahun. Pengelolaan nematoda parasit seharusnya dilakukan secara terpadu, berwawasan lingkungan dan mendukung usaha perkebunan kopi berkelanjutan. Dengan strategi ini, diharapkan populasi nematoda tetap berada di bawah nilai ambang kerusakan.
SPESIES NEMATODA PARASIT KOPI
Ada beberapa spesies yang menimbulkan kerusakan pada tanaman kopi yaitu jenis P. coffeae, R. similis, dan Meloidogyne spp. Nematoda P. coffeae merupakan jenis yang paling berbahaya, baik pada kopi arabika maupun kopi robusta. R. similis terutama menyerang kopi arabika, meskipun di beberapa daerah juga dijumpai menyerang kopi robusta.
Nematoda Meloidogyne spp. termasuk jenis yang kurang berbahaya pada tanaman kopi. Hal ini disebabkan spesies Meloidogyne spp yang ada di Indonesia bukan merupakan spesies yang berbahaya sebagaimana terdapat di Amerika Latin, yaitu Meloidogyne coffeicola dan M. exigua.
Adanya ras fisiologi nematoda P. Coffeae dan R. Similis telah dilaporkan oleh beberapa ahli. Nematoda P. coffeae yang menyerang tanaman kopi di Amerika Latin merupakan ras yang berbeda dengan yang menyerang kopi di India. P. coffeae ras kopi India lebih merusak atau lebih ganas dibandingkan P. coffeae ras kopi Amerika Latin. P. coffeae yang ada di Indonesia dilaporkan merupakan ras yang sama dengan yang ada di India. Nematoda R. similis awalnya diketahui terdiri atas dua ras fisiologi yaitu R. similis ras ”pisang” (R. similis yang hanya dapat menyerang tanaman pisang tetapi tidak dapat menyerang tanaman jeruk), dan ras “jeruk” (dapat menyerang tanaman pisang dan jeruk).
Perkembangan penelitian pada bidang taksonomi menempatkan nematoda R. similis ras jeruk menjadi spesies tersendiri, yang menjadi R. citrophilus. Belum diketahui secara pasti spesies R. similis yang menyerang kopi di Indonesia, apakah termasuk ras “pisang”, ras “jeruk” (R. citrophilus) atau spesies lainnya. Namun karena kopi arabika, yang pada umumnya ditanam di dataran tinggi dan seringkali dijumpai ditumpangsarikan dengan tanaman jeruk, maka jenis Radopholus yang menyerang kopi arabika kemungkinan besar merupakan ras “jeruk” atau R. citrophilus.
STRATEGI PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT
Sistem pengendalian terpadu yang dapat dilakukan untuk menanggulangi masalah nematoda pada perkebunan kopi antara lain adalah penanaman bahan tanam kopi tahan/­toleran, aplikasi bahan organik, penanaman tanaman bukan inang, penggunaan dan pemilihan tanaman penaung, pemanfaatan agens hayati, dan aplikasi nematisida nabati.
Penanaman Bahan Tanam Kopi Tahan/Toleran
Penggunaan bahan tahan/toleran merupakan metode pengendalian yang paling efisien dan ramah lingkungan. Sebagian besar varietas kopi arabika yang tersedia dalam koleksi plasma nutfah kopi di dunia saat ini pada umumnya sangat rentan terhadap nematoda parasit, baik P. coffeae, R. similis, maupun Meloidogyne spp, (M. exigua, M. coffeicola, dan M. incognita).
Upaya mendapatkan varietas kopi arabika tahan/toleran serangan nematoda ditempuh dengan introduksi beberapa genotipe kopi arabika dan robusta yang diduga memiliki gen ketahanan. Penelitan penentuan tingkat ketahanan didasarkan pada reproduksi nematoda, yaitu dengan membandingkan reproduksi nematoda pada tanaman yang rentan serangan.
Hasil penelitian pada fase bibit menunjukkan bahwa sebagian besar genotipe yang diuji memiliki tingkat ketahanan yang rendah terhadap P. coffeae. Hasil beberapa penelitian secara umum menyimpulkan, upaya pengendalian nematoda parasit dengan menggunakan varietas kopi arabika yang tahan/toleran pada saat ini belum dapat dilakukan karena tidak adanya varietas kopi arabika yang tahan/toleran..
Aplikasi bahan organik
Berbagai jenis bahan organik diketahui berpengaruh negatif terhadap perkembangan nematoda parasit tanaman. Menurut Wiryadiputra dkk. (1987) dari pusat penelitian kopi dan kakao Jember, kulit kopi (pulp) dan pupuk kandang terbukti cukup efektif dalam menekan populasi nematoda parasit di pembibitan kopi. Hasil penelitian terakhir mengenai pengaruh pupuk kandang dalam pengendalian P. coffeae pada kopi arabika jenis Kartika menunjukkan bahwa bahan organik tersebut dengan dosis 15 kg/pohon/tahun sangat efektif dalam menekan populasi P. coffeae dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Keefektifan perlakuan pupuk kandang dengan dosis tersebut dalam menekan nematoda P. coffeae tidak berbeda nyata dengan perlakuan nematisida berbahan aktif Oksamil, bahkan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik.
Hasil pemangkasan beberapa jenis penaung dan tanaman penutup tanah seperti dadap, teprosia, kenikir, dan krotalaria, juga dapat menekan populasi nematoda P. loosi dan Meloidigyne spp.
Penanaman tanaman bukan inang
Penanaman tanaman bukan inang pada areal serangan nematoda parasit, akan mengurangi populasi dan sumber infeksi pada tanaman kopi. Penanaman tanaman bukan inang terutama ditujukan sebagai tanaman sela/penaung dan tanaman rotasi. Sebagai tanaman penaung, Terophsia spp., dadap, dan turi, merupakan inang nematoda P. coffeae dan Meloidogyne spp., sehingga tidak dianjurkan sebagai penaung tanaman kopi pada areal serangan berat nematoda tersebut. Tanaman lamtoro, Crotalaria spp., Moghania spp., Albizia, dan kacang gude merupakan tanaman yang cukup tahan terhadap kedua nematoda tersebut sehingga dapat disarankan sebagai tanaman penaung atau tanaman sela.
Untuk efisiensi penggunaan lahan, terutama dalam rangka menyusun pola tumpang sari dan rotasi (sebelum ditanami kopi atau setelah pembongkaran kopi yang terserang berat nematoda parasit) perlu dipikirkan penanaman tanaman yang menguntungkan sekaligus dapat menekan populasi nematoda parasit. Tanaman tebu, koro benguk (Mucuna pruriens), dan rumput Guatemala (Trypsacum laxum) sangat efektif dalam menekan populasi P. coffeae sebagai tanaman rotasi dan diharapkan mendapat hasil tambahan dari tanaman tersebut. Tumpangsari tanaman kacang tanah (Arachis hypogea) dengan tanaman kopi arabika Kartika menunjukkan pengurangan tingkat serangan nematoda R. similis pada tanaman kopi. Kematian tanaman pada areal yang tidak ditumpang sari mencapai 50-80% sedangkan pada areal tumpang sari hanya sekitar 10-20%.
Penggunaan dan pemilihan tanaman penaung
Pada umumnya tanaman kopi yang ditanam tanpa penaung menderita kerusakan oleh nematoda parasit lebih berat dibandingkan tanaman yang berpenaung. Hal ini dapat dimengerti karena tanaman kopi tanpa penaung, lebih-lebih tidak diikuti penggunaan pupuk yang memadai, akan mengalami stres pertumbuhan, sehingga lebih rentan terhadap serangan nematoda. Seresah yang berasal dari tanaman penaung juga akan terproses menjadi bahan organik yang berpengaruh negatif terhadap populasi nematoda parasit, tetapi membuat kondisi sesuai bagi perkembangan musuh alami nematoda.
Beberapa jenis penaung tetap yang dianjurkan untuk tanaman kopi pada areal yang terserang nematoda parasit antara lain lamtoro dan sengon (Albizzia spp.). Penaung kopi dari tanaman sengon dilaporkan dapat menekan tingkat serangan nematoda parasit P. coffeae.
Penggunaan Agens Pengendali Hayati
Dalam rangka panjang pengendalian hayati dan penggunaan nematisida nabati, yang bahannya dapat terbarui (renewable), memiliki prospek baik untuk dikembangkan. Beberapa agens hayati nematoda parasit dari golongan bakteri dan jamur telah banyak diteliti dan diuji keefektifannya terhadap berbagai jenis nematoda parasit penting.
Bakteri Pasteuria penetrans yang memiliki sifat obligat dan memarasit nematoda Meloidogyne spp., pada kondisi percobaan pot. Pada kondisi tanah yang lembab, penambahan bahan organik dari kotoran ayam maupun kotoran sapi akan memberi kondisi lingkungan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan P. penetrans. Bakteri P. penetrans memiliki sifat tahan terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan seperti pH tinggi, temperatur tinggi, kadar garam tinggi, dan tahan terhadap residu pestisida.
Berbagai spesies jamur juga telah diketahui merupakan agens hayati yang efektif bagi nematoda parasit. Kombinasi aplikasi pupuk kandang (kotoran sapi) dengan dosis 2 kg/tanamna/tahun dan mulsa yang dikombinasi dengan aplikasi jamur Dactylaria, Dactylella, bakteri P. penetrans mampu menekan populasi nematoda R. similis pada tanaman lada sebesar 79,2-95,1%. Perlakuan tersebut lebih efektif dibandingkan penggunaan karbofuran (Furadan 3G) dengan dosis 50 g formulasi/tanaman. Saat ini sedang diteliti secara intensif pemanfaatan jamur mikoriza ber-VA dalam pengendalian hayati nematoda parasit kopi. Pada percobaan pot dalam kondisi media steril, inokulasi jamur mikoriza mampu menekan serangan nematoda P. coffeae pada bibit kopi arabika maupun robusta
Penggunaan Nematisida Nabati
Diantara pestisida nabati yang paling prospektif untuk mengendalikan nematoda parasit adalah produk-produk yang dihasilkan dari tanaman nimba (Azadirachta indica) dan pinang. Wiryadiputra (1996) dari puslit kopi dan kakao Jember melakukan percobaan pada skala pot mendapatkan hasil bahwa ekstrak daun dan biji nimba dalam air dengan konsentrasi masing-masing 10% dan 2% secara nyata dapat menekan populasi P. coffeae pada bibit kopi. Penggunaan nimba lebih efektif dibandingkan perlakuan nematisida karbofuran.
KESIMPULAN
Nematoda Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis merupakan spesies nematoda yang sangat berbahaya pada tanaman kopi arabika. Kopi arabika memiliki sifat sangat rentan terhadap serangan dua spesies nematoda tersebut.
Penggunaan tanaman tahan/toleran merupakan komponen yang kompatibel dengan komponen pengendalian yang lain dan merupakan metode pengendalian yang efisien. Hingga saat ini belum ada varietas kopi arabika yang tahan/toleran pada serangan nematoda akar kopi, walaupun demikian upaya mendapatkan varietas tahan terus diupayakan.
Komponen pengendalian non-kimiawi yang dapat dipadukan dengan penggunaan jenis tanaman tahan adalah pengelolaan naungan (penanaman dan pemilihan jenis naungan), pemberian bahan organik dan mulsa, dan penanaman tanaman bukan inang (tanaman antagonis) baik sebagai tanaman sela maupun tanaman rotasi, penggunaan dan pemilihan tanaman penaung, penggunaan agens hayati dan pestisida nabati.
Naskah ditulis oleh Ir. Syahnen, MS (Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara).
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475.
Semoga SUKSES BerTANI.

MENGATASI KAKAO YANG BANGKARASON


Pak Dabutar dari Pegagan Hilir menanyakan tentang penyebab dan cara mengatasi biji kakao yang berlengketan. Pada saat kunjungan hingga ke daerah Tanah Pinem beberapa hari lalu, kami juga memang menyaksikan banyaknya biji kakao yang bangkarason. Buah kakao yang terserang dapat dilihat mulai dari Batu 7 sampai seluruh pertanaman dataran rendah. Biji kakao yang dijemur petani berlengketan sebesar bola tenis.
Di Dairi tanaman kakao disebut petani dengan nama ”coklat” atau ”kopi coklat”.
Penyebab biji kakao bangkarason adalah Hama Penggerek Buah Kakao. Jenis hama ini disingkat PBK. Hama PBK spesifik menyerang buah kakao, walaupun serangga ini umum juga ditemui pada jenis buah-buahan rambutan, duku, langsat, rambe, dll. Hama ini mulai menyebar pada pertanaman kakao di Sumatera Utara sekitar Tahun 1995. Di Dairi hama PBK saat ini sudah menyebar ke seluruh pertanaman kakao yang ada.
Istilah bangkarason khusus di Dairi untuk akibat melengketnya biji-biji sehingga tidak bisa dipisahkan. Biji kakao juga jadi kecil dan dapat mengakibatkan kerugian 85% pada serangan berat.
Serangan PBK
Serangan PBK paling tinggi terjadi pada musim kemarau. Ini juga terjadi di Dairi. Serangan akan semakin berat jika musim kemarau tidak bisa dipisahkan dengan musim hujan yang terjadi akibat perubahan iklim belakangan ini. Mengapa?
Serangga penyebab PBK lebih mudah berkembang biak pada musim kemarau. Pada musim hujan banyak penyakit yang menyerang serangga dari jenis jamur dan bakteri. Oleh sebab itu penyemprotan pada hama ini juga sebaiknya dilakukan hanya musim kemarau saja.
Serangan pada musim kemarau juga berhubungan dengan jumlah buah kakao. Pada jumlah buah sedikit (trek) maka serangan PBK juga akan tinggi. Serangga PBK akan menyerbu buah yang ada sehingga akibatnya terjadi serangan berat.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh ulat PBK adalah mengeriputnya biji kakao setelah dikeringkan dan timbulnya warna gelap pada kulit biji. Kerugian yang lebih besar adalah pematangan buah yang lebih awal dan tidak merata serta biji yang saling merekat. Akibat serangan tersebut maka hasil panen menurun dan menambah biaya panen.
Daur Hidup
Serangga hama PBK adalah Conopomorpha cramerella. Serangga ini termasuk kelompok kupu-kupu. Ukurannya sangat kecil dibanding kupu-kupu yang biasa kita lihat sehari-hari. Ukuran panjang sekitar 0,7 cm dengan lebar sayap jika direntangkan hanya sekitar 1,2 cm.
Ciri khas kupu-kupu PBK adalah pada keempat sayapnya terdapat garis zigzag berwarna putih dan berakhir dengan bercak kuning oranye pada ujungnya. Antena lebih panjang dari sayap dan pada posisi istirahat dilipat ke belakang. Kupu-kupu ini aktif malam hari (nokturnal), mampu terbang sekitar 40 m, dan tertarik pada cahaya lampu.
Telur diletakkan kupu-kupu pada kulit buah semenjak ukuran buah masih sekitar 15 cm, tetapi ukurannya sangat kecil sehingga sulit kita lihat dengan mata biasa. Ulat serangga setelah menetas dari telur langsung masuk ke dalam kulit buah. Selanjutnya ulat hidup dalam buah kakao. Warna ulatnya putih kekuningan dan sangat mirip dengan daging buah kakao. Ulat yang akan berkepompong akan keluar dari dalam buah. Kepompong sering terlihat pada permukaan buah, daun, dan juga di sembarang tempat. Kepompong ditutupi benang halus warna putih.
Daur hidup serangga PBK dari telur hingga menjadi dewasa rata-rata 1 bulan. Pada umur baru 7 hari pun kupu-kupu betina sudah mulai bertelur. Potensi menghasilkan telur setiap betina adalah 268 butir. Jumlahnya antara 100-200 butir. Potensi peningkatan populasi setelah 5 bulan adalah 625 juta ekor larva dari sepasang PBK saja. Larva tersebut akan dapat merusak hingga 20 juta buah kakao karena pada serangan berat tiap buah kakao ditemukan sekitar 30 - 40 ekor larva. Dalam keadaan serangan ringan umumnya hanya satu ekor larva tiap buah.
Walaupun hanya dapat terbang dekat tetapi hama PBK dapat menyebar jauh. Penyebaran serangga penyebab PBK biasanya karena terbawa biji-biji atau tempat biji kakao. Serangga juga dapat menempel pada kendaraan dan orang yang lalu lalang. Ukuran serangga yang kecil menyebabkan kesulitan pengenalan. Hal yang umum juga serangga kecil terbawa angin ke tempat jauh.
Saran Pengendalian
Metode pengendalian hama terpadu (PHT) yang telah diusahakan di Indonesia adalah tindakan karantina untuk mencegah penularan ke daerah lain dari daerah isolasi, eradikasi untuk memusnahkan serangan hama, kultur teknis untuk memperbaiki budidaya untuk menekan serangan hama, pengendalian biologis dengan menggunakan musuh alami, penggembangan varitas tahan dan penggunaan insektisida.
Sejak Tahun 1995 pengasuh kolom ini sudah ikut terlibat untuk mencegah meluasnya serangan hama ini di Sumatera Utara. Kendala penanggulangan adalah keterbatasan jumlah dana dan kemampuan kita sebagai manusia dibanding kemampuan penyebaran hama serangga. Kegagalan menanggulangi hama ini menyebab­kan Malaysia mengganti tanaman kakao di Semenanjung, juga di Pulau Jawa pada akhir abad lalu. Oleh sebab itu kita hanya dapat mengelola tanaman supaya buah kakao relatif sehat dengan PHT walaupun hama ini tetap ada di sekitar kita.
Cara praktis kami sajikan sebagai berikut: (1) Tanamlah jenis kakao dengan kulit buah yang tebal; (2) Peliharalah semut hitam dan semut rangrang untuk menekan peletakan telur oleh kupu-kupu; (3) Setelah panen kulit buah ditanam dalam lubang agar serangan berkurang; (4) Kurangi cabang yang tinggi karena kupu-kupu suka istirahat disitu; (5) Lakukan pemanenan setiap 7 hari dan jangan lebih dari 10 hari; dan (6) Gunakan musuh alami jamur Bb yang sudah teruji efektif.
Kami sarankan penggunaan Beauveria bassiana (Bb) 2 kg/ha, perata 250 ml/ha ditambah air 200 liter. Penyempotan dengan alat semprot punggung (hand sprayer) atau mist blower dilakukan pada sore hari. Perlakuan Bb diulangi setiap 7-10 hari hingga 3 kali. Penggunaan Bb juga menekan jumlah belalang dan Helopeltis yang umum merusak daun, pucuk dan buah muda kakao.
Jika terpaksa dapat menggunakan insektisida kimia. Insektisida kimia yang dapat digunakan adalah Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Sumialpa 25 EC, Buldok 25 EC, Cymbush 50 EC, Bestox 50 EC, dan Talstar 25 EC. Dosis umum insektisida tsb adalah 0,5 cc/l air atau sekitar 6-7 cc/tangki alat semprot punggung (hand sprayer).
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.

Yang Miring : Konflik Demokrasi

Demokrasi sangat baik. Demokrasi merupakan tuntutan banyak orang yang ingin terlibat dalam tata negara. Ada keinginan suatu saat warga yang memilih seseorang merasa berhak terlibat juga dalam pemerintahan yang dipilihnya. Sedikitnya untuk ingin tahu saja.
Demokrasi yang diizinkan di Indonesia sejak lama masih Pemilu legislatif dan pemilihan kepala desa. Ada dua alasan membatasi gerakan demokrasi dimaksud, yakni bahwa demokrasi yang kita anut adalah Demokrasi Pancasila. Kedua, bahwa masyarakat Indonesia belum mampu berdemokrasi. Selain itu, presiden, gubernur, bupati dan walikota dipilih oleh segelintir orang yang menyatakan diri mewakili ribuan rakyat.
Saat ini pemerintah membuka kran demokrasi secara luas. Hasilnya mengasyikkan. Ternyata kita semua kemudian merasa bertanggung jawab atas kepemimpinan SBY-JK. Sejelek apapaun kebijakannya, banyak orang yang mencari dalil pembenaran terhadap kebijakan itu. Kenapa bisa seperti itu, ya…karena kita yang membuat menang. Untuk tingkat daerah terjadi kegamangan.
Tetapi demokrasi tidak boleh dipandang hanya dari sisi asyiknya saja. Ada potensi konflik yang besar di dalamnya. Kalau pendukung yang kalah memang mau menerima kekalahan, itu baik. Tetapi ada banyak orang yang berotak teroris yang tidak mau menerima pihak lain dalam pikirannya. Akibatnya, mereka melakukan politik pembusukan sepanjang periode kepemimpinan dimaksud.
Dalam demokrasi langsung untuk memilih gubernur, bupati dan walikota, belum ada apa-apa tetapi potensi konflik sudah sangat nyata. Terlihat pertandingan massa dalam pesta-pesta, terutama massa marga. Sepintas memang positif karena akhirnya orang bersemangat datang ke pesta untuk memberikan dorongan kepada kelompok marganya, apalagi dalam pesta itu yang terlibat adalah marga dari dua kandidat.
Seandainya kualitas SDM warga sangat rendah maka pada tahapan berikut dari semangat dukung-mendukung itu adalah saling mengejek. Tahapan berikut adalah saling menjambak. Banyak orang yang menyatakan secara ngotot bahwa kadidat yang didukungnya yang akan menang. Sering timbul perdebatan, bahkan percekcokan antara warga di kedai tuak akibat pernyataan dukungan dimaksud. Apalagi mereka sudah mulai mabuk. Pembicaraan kemudian melebar pada masalah lain. Hasilnya, ada yang kemudian mengakhiri persahabatan dan bahkan ada yang sampai bertikai. Padahal para kandidat mereka belum mendaftar dan masa pendaftaran juga belum dibuka,
Potensi konflik demokrasi langsung adalah kematian mantan PM Pakistan Benazir Bhutto 27 Desember 2007 lalu. Konflik itu juga sangat nyata dalam pemilihan ribuan kepala desa di Indonesia. Hampir semua pemilihan kepala desa menyisakan konflik yang berkepanjangan. Malah banyak yang tidak terselesaikan hingga masa jabatan berakhir.
Hal itu memang disebabkan ketidakmelekan penduduk. Ambisi untuk memenangkan pemilihan kepala desa sudah dianggap sebagai bentuk harga diri massal. Menjadi kebiasaan, yang kalah selalu mengklaim terjadi kecurangan. Namun, mengapa mereka tidak melakukan protes sebelum pemilihan dimulai? Karena mereka menganggap kemungkinan itu tidak apa-apa, ada anggapan merekalah yang akan menang. Semua merasa akan menang, padahal adalah eksakta bahwa hanya satu yang akan menang. Di samping itu ada orang-orang tertentu yang berkemampuan membuat kalah atau menang; camat misalnya.*L.Sinaga

Pemilik Sawah Lae Nuaha Harapkan Bantuan Pemkab Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Pasca bencana alam banjir yang merusak areal persawahan sepanjang sungai Lae Nuaha, Sidikalang, Dairi 7 tahun silam membuat areal persawahan daerah ini ditinggalkan. Longsor sepanjang jalur lae nuaha yang berakibat arus sungai terhalang dan masuk ke areal persawahan semakin menyulitkan pemilik lahan daerah ini mengolah kembali lahannya. Belum lagi sisa banjir yang luar biasa itu membuat petani tidak mampu mengolah lahan daerah ini. Pemilik lahan daerah ini meminta pemkab Dairi bisa membantu warga untuk penyediaan traktor membuka kembali lahan perswahan yang luasnya puluhan hektar itu.
Pantauan Dairi Pers lahan yang dulunya areal persawahan itu kini ditinggalkan dan menghutan. Banjir besar yang melanda areal ini membuat pemilik lahan tidak mampu menggunakan lahan ini lagi. Akhirnya lahan ini ditinggalkan warga setempat. Hanya beberapa lokasi persawahan dulunya yang juga diupayakan pemiliknya kembali menjadi areal pertanian. Namun sudah berubah fungsi menjadi lahan darat. Material banjir sudah berpengaruh pada ketinggian tanah areal persawaahan. Sedang sungai sudah berada jauh dibawah permukaan sawah. Hal tersebut membuat lahan hanya bisa digunakan sebagai lahan darat.
Sementara itu pemkab Dairi melalui dinas PU Dairi telah mengalokasikan dana hingga mencapai miliaran rupiah untuk perbaikan saluran sungai daerah ini. Namun kendati saluran air yang ada telah normal kembali namun pemilik lahan tetap saja tidak menggunakan lahan itu lagi. Sawah yang memang mudah ditumbuhi lalang terus bertambah hingga akhirnya kondisi persawahan menjadi menghutan.
Berberapa warga pemilik lahan kepada Dairi Pers menyebut-kan harapan semoga pemkab Dairi dapat membantu mereka dalam membuka kembali lokasi itu. Karena menurut mereka semasa lokasi ini masih digunakan sebagai arel penanaman padi hasil yang dapat dipanen cukup untuk kebutuhan selama 6 bulan di keluaraga.
M. Sianturi salah seorang pemilik lahan menyebut sekitar 8 tahun lokasi itu tak digunakan membuatnya susah diolah kembali .Pengolahannya tak bisa lagi dengan tenaga masnusia saja namun harus menggunakan alat berat. Soal biaya operasional untuk pengerjaan alat berat itu menurut-nya semua warga pemilik lahan akan dengan suka rela memberikan bantuan. (R.07)

Pekan Sumbul Jorok Sampah Berserakan Dimana Mana

Sumbul-Dairi Pers: Pekan Sumbul kecamatan Sumbul Dairi, yang merupakan pintu gerbang masuk ke kota Sidikalang dari Medan perlu mendapat pembenahan.Baik dari segi penataan kota maupun dari segi kebersihan.Kendati kota Sumbul merupakan pintu gerbang masuk kenyataannya justru sebaliknya.Kota itu terlihat jorok,sebab sampah berserakan dimana mana.Hal ini menurut penduduk akibat fasilitas untukitu belum tersedia.Misalnya tong sampah maupun mobil truk sampah.
Salah seorang warga Sumbul kepada Dairi Pers menyebutkan di daerah itu sangat di butuhkan satu unit mobil truk sampah.Agar setiap saat sampah dapat di buang ke tempat yang telah di tentukan. Dengan sendirinya akan terlihat kebersihan dan ke indahan kota ini.
Selain itu, bahwa kota Sumbul sangat rawan kebakaran. Justru itu juga di perlukan fasilitas berupa satu unit mobil Pemadam Kebakaran.Hal ini untuk mengantisipasi bila seaktu waktu ada kejadian ke-bakaran.Sehingga dengan cepat dapat segera di tanggulangi tanpa menunggu mobil pemadam dari Sidikalang yang berjarak lebih kurang 15 KM.Apa bila mbil pemadam di berikan untuk Sumbul, ruang lingkupnya bukan hanya daerah ini.Tetapi meliputi tiga kecamatan antara lain, kecamatan Sumbul,Pegagan Hilir dan Silahisabungan.,ujarnya.
Disamping hal tersebut, perlu juga Pemkab Dairi menganggarkan dana untuk mengadaan tanah wakaf.Dirasakan tanah wakaf yang ada saat ini tidak dapat lagi menampung jenazah selang beberapa waktu yang akan datang.
Lurah Sumbul,Parlindungan Hasugian kepada wartawan mengakui hal tersebut.bahwa daerah itu sangat membutuhkan mobil sampah,mobil pemadam kebakaran termasuk pengadaan tanah wakaf.Hal itu sudah kita mohon kepada Pemkab Dairi.Namun hingga sekarang belum mendapat perhatian,ujarnya.(R.01)

Pekan Penggegen Butuh Perhatian Pemerintah

Bandar Baru-Dairi Pers: Pekan Penggegen kecamatan STTU Jehe terlihat sama dengan pekan Ibu kota kecamatan, aktivitas jual beli terutama sembilan bahan pokok dan kebutuhan pertanian.
Menurut salah seorang yang buka usaha kedai kopi bermarga Berutu di pekan tersebut, awalnya petani disekitar pekan ini berjumpa dengan seorang pedagang dri kota Sidikalang dalam satu kali seminggu sehingga karena saling mempunyai kebutuhan satu sama lain pertemuan itu selalu berlangsung setiap hari selasa.
Menurut warga setempat pekan penggagan mulai ramai disekitar tahun sembilah puluhan dan sekarang dapat kita saksikan bagimana perkembangan pekannya setiap hari selasa.
Warga menambahkan yang berjual beli di pekan itu belum ada di kenakan karcis retribusi oleh petugas pasar mungkin inilah tanda kemerdekaan itu, ujar warga.
Pantauan Dairi Pers pekan Penggegen sangat potensial untuk dikembangkan melihat pekan ini jauh dari pekan kecamatan.
Sementara jalan yang menghubungkan pekan itu tergolong mewah, jalan sudah hotmix tahun 2007 dari ibu kota kecamatan Sibande bahkan saat ini jalan yang menghubungkan 10 kecamatan Tinada sedang dikerjakan aspal hotmix. Kiranya pemerintah penuh dengan perhatian. Sementara itu warga setempat dalam jumlah cukup sudah sangat membutuhkan kehadiran pekan penggegen yang lebih maju. Disamping itu kemjauan Pakpak Bharat yang kini telah menjadi kabupaten pantas disikapi dengan peningkatan dan pembangunan berbagai fasilitas umum/publik. Pasar penggegen telah menjadi harapan warga. Kehadairannya kendati sekali seminggu sudah dinanti warga setempat. (PB.01)

Panitia Proyek PNPM Adakan Pelelangan

Parongil-Dairi Pers: Panitia proyek Program Nasional Pengembangan Masyarakat (PNPM) Desa Laepangaroan kecamatan Silimapungga-pungga Dairi, mengadakan pelelangan, Rabu (23/1) di Desa itu.Pelelangan di pimpin ketua panitia Betty Purba yang di pandu Konsultan P.Siahaan. Pelelangan itu di laksanakan untuk menindak lanjuti pengumuman bagi peminat dengan syarat memiliki ijin usaha seperti CV,UD,perorangan dan lainnya, yang jauh sebelumnya telah di laksanakan pengumuman untuk pelelangan.
Proyek PNPM anggaran 2007-2008 tersebut merupakan pembukaan jalan baru sepanjang 2,2 kilometer yang meng-hubungkan dusun 4 Desa Laepangaroan dengan dusun Laesulpi Desa Laeambat.
Ketua panitia pelelangan proyek itu,Betty Purba sebelum melaksanakan pembukaan dokumen terhadap sembilan yang ikut dalam pelelangan, berpesan agar peserta yang tidak berhasil dalam pelelangan ini jangan sakit hati.Sebab pemenang adalah satu.Kami selaku panitia tidak memihak kepada perusahaan manapun. Demikian juga kepada pemenang di himbau agar pelaksa-naan di lapangan nantinya harus dapat menunjukkan barang bukti dengan bahan bangunan yang layak pakai demi kualitas proyek,ujarnya.
Sebelum pembukaan dokumen, Konsultan proyek,P.Siahaan mengatakan bahwa penawar terendah bukan menjadi harus pemenang.Sebab ada aturannya.Dia juga memberikan pengarahan kepada rekanan pemenang agar dapat melaksanakan proyek sesuai dengan petunjuk (plapon).Seperti batu belah dengan ukuran 10/15 dan ukuran 5/7 sertu dan lainnya.
Pelaksanaan pelelangan di hadiri Camat Silimapunggapungga di wakili, Antoni Panjaitan, kepala Desa Laepangaroan, Sopar Doloksaribu,tokoh masyarakat,James Simbolon dan lainnya. Pelelangan berjalan aman dan tertib.(BS)

Pilkades Sigambir-Gambir Menuai Demo Ke DPRD Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Puluhan warga desa Sigambir-gambir, Siempat Nempu Hulu Dairi selasa (21/1) mendatangi kantor DPRD Dairi meminta pilkades daerah itu dibatalkan. Mereka menuding salah seorang oknum PNS lingkungan kantor kecamatan Siempat Nempu Hulu bertindak merekayasa hasil pilkades. Mereka juga menuntut agar hasil pilkades yang akhirnya memangkan calon dari tanda gambar Nenas itu ditunda menunggu klarifikasi lebih lanjut.
Puluhan warga desa Sigambir-gambir yang mendatanagi kantor DPRD Dairi itu dengan menumpang truk. Setibanya dikantor DPRD Dairi mereka memilih duduk di depan gedung wakil rakyat iutu. Menunggu DPRD Dairi menerima mereka. Kendati tidak menggunakan poster layaknya demo mereka membagi-bagikan surat keberatan kepada warga atas hasil pilkades yang memenangkan salah satu calon dengan selisih 1 suara itu.
Dalam suratnya yang ditandatangi Aventus Purba calon kepdses dengan lambang Padi yang dalam pilkdes itu harus menelan pil pahit kekalahan 1 suara itu menyebutkan hasil pilkdes tidak sah karena adanya unsur rekayasa dari oknum-oknum tertertu. Diterangkan pemilih yang terdaftar di desa itu sebanyak 502 orang dan yang hadir 481 orang dan yang tak hadir 21 orang. P2KD mengumumkan kertas yang digunakan 481 surat suara dan yang tidak digunakan 21 surat suara.
Pemungutan suara berjalan lancar hingga sebelum perhitungan suara kedua calon kades ini dipanggil P2 KD atas perintah Plt Kdes Sigambir-gambir Payung Berutu untuk menandatangani berita acara perhitungan. Alasannya saat itu agar pekerjaan cepat berjalan. Jelang perhitungan suara beberapa orang menggunakan baju bertuliskan undangan mengeluarkan semua isi kotak suara dan memasukkanya kembali. Kurang diketahui tujuannya itu.
Namun saat perhitungan justru ditemukan 483 suarat suara padahal sebelumnya P2KD mengumumkan surat suara yang digunakan hanya 481 atau sejumlah pemilih yang hadir. Dari surat suara disebutkan 476 surat suara yang sah sedang 7 suarat suara batal. Namun dalam perhitungan surat suara dua kandidat yakni calon tanda gambat nenas dan padi sama sama menadapat suara 238. Hasil imbang ini spontan membuat suasana tegang hingga camat Siempat Nempu Hulu S. Sagala mengadakan pemeriksaan ulang surat suara. Ternyata satu surat suara berlambang nenas tidak ditandatangani P2KD. Sayangnya surat suara itu raib.
Namun dalam perhitungan kembali kertas surat suara ini jumlah surat suara sebanyak 482 atau bertambah 1 suara dari jumlah pemilih yang hadir. Anehnya saat perhitungan ini surat suara untuk lambang lambang padi menjadi berkurang yakni 237. Sedang saingan terkuatnya lambang nenas tetap pada jumlah 238 suara.
Menurut Avetus purba pihaknya sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Payung Berutu selaku plt kades sigambir-gambir. Ungkapan kesalahan teknis yang dilontarkan Payung Berutu setelah pemasukan seluruh kertas suara ke kotak tidak jelas. Sedang Aventus juga mempertanyakan maksud oknum Plt kades Sigambir-gambir Payung Berutu mengelurakan dan mengacak-acak semua surat suara yang masuk ke kotak suara. Pihaknya juga curiga surat suara sebanyak 481 akhirnya setelah diacak-acak Payung Berutu menjadi 482 surat suara.
Aventus juga kebertatan dengan hasil perhitungan kedua dimana pada perhitungan pertama jumlah suaranya 238 namun perhitungan ke dua menjadi 237 suara. Lantas kemana satu suara lagi. Pihaknya meminta agar hasil pilkades daerah itu ditunda karena penuh rekayasa.
Sementara dalam demo yang digelar warga ke gedung DPRD Dairi mereka diterima anggota DPRD Dairi diataranya Yahya Josua Siaturi, Poltak Sihombing, Mery Parasian Habeahan serta Passiona Sihombing. Warga sigambir-gambir ini memohon kepada dewan agar memberi masukan kepada pemkab Dairi hasil perhitungan dan dugaan rekayasa yang dilakukan oknum tertentu dalam pilkades tersebut. Disebutkan jika ini tidak diselesaikan maka bisa jadi akan muncul dualisme dan pertentangan antar warga pendukung di desa itu.
Dalam kesempatan itu anggota DPRD Dairipada intinya akan menyampaikan keluhan mereka tersebut kepada pemkb Dairi dan melihat kembali pokok permasalahannya. Kepada warga mereka berharap agar menjaga kerukunan di desa karena pilkades hanya merupakan sutau kejadian politis demokrasi. Persaudaran dan kekeluargaan yang selama ini telah terbina harus lebih diutamakan.
Sementara itu Siti Nurbini dalam jawabannya mengatakan bahwa yang dilaporkan kepadanya hanya hasil perhitungan kedua tanpa menyebutkan adanya persoalan. Katanya, dalam laporan itu kedua calon kepala desa menerima hasil perhitungan itu. Setelah mendengar bahwa warga pendukung Pentus Purba tidak akan tinggal diam, Siti Nurbini menganjurkan agar mereka menempuh pendekatan kekeluargaan. (R.07)

Stadion Sidikalang Rampung Dikerjakan

Sidikalang-Dairi Pers : Lapangan stadion Sidikalang yang terletak diperbatasan Sidikalang dan Sitinjo, Dairi rampung dikerjakan. Stadion yang dibanguin berbiaya puluhan milliar itu memang masih tahap awal namun dipastikan kondisi dan kelasnya jauh lebih megah dibanding stadion lama. Kendati belum dapat digunakan namun lapangan itu sudah dapat bersaing dengan stadion lain di kabuapten yang ada di Sumut.
Pantauan Dairi Pers stadion yang telah rampung dibangun itu terdiri atas dua tribun penonton serta satu tribun khusus semacam VIP yang terletak ditengahnya. Namun yang paling membuat stadion ini terkesan megah adalah lapangannya yang beralaskan rumput dengan desain parit pembuangan air yang bagus.
Tribun penonton yang cukup tinggi itu diperkirakan dapat menampung penonton hingga 50 ribu orang. Sedang letaknya yang berada persis dipinggir jalan propinsi mem-buat lokasi ini nantinya diper-kirakan akan ramai dikunjungi para pecinta olah raga di Dairi. Kehadiran lapangan bola ini di Dairi menjadi sangat dinanti-nanti pencinta sepak boila karena kini praktis lapangan yang dapat digunakan hanya lapangan sudirman milik TNI.
Berbagai turnamen sepak bola hanya dilakukaukan dilapangan sudirman sejak stadion lama runtuh saat perayaan HUT RI. Saat itu satu orang tewas terhimpit reruntuhan tembok yang memang sudah tua.
Stadion Sidikalang yang lama kini sudah ditinggalkan karena diperkirakan sudah tidak sesuai lagi dengan laju perkembangan kota Sidikalang. Stadion yang berada tepat dijantung kota Sidikalang itu sudah tidak memungkin lagi untuk perkembangan dan perluasannya karena sudah dikelilingi perumahan penduduk. Demikian juga lapangan parkir tidak memadai lagi untuk perluasan..
Prestasi sepak bola Dairi dengan tim PSSDnya harus diakui telah meningkat hingga menembus divisi II PSSI. Hal ini harus disikapi dengan tersedianya lapangan yang memadai sehingga tim daerah ini tidak terlalu terkejut lagi bermain pada lapangan yang sudah lebih berkelas.
Kadis PU Diri Ir. Tagor H Sinurat, MSc menyebutkan pembangunan stadion ini bertahap. Dan tahap yang sudah selesai merupakan fasilitas utama yakni tribun dan lapangan. Untuk menjadikan stadion ini berkelas masih diperlukan pembangunan berbagai fasilitas lainnya seperti tembok stadion, fasilitas ruangan perkantoran serta berbagai fasiltas penunjang seperti lampu sorot yang memungkinkan lapangan ini dapat diugunakan malam hari.
Namun disebutkan untuk tahap awal pembangunan satdion itu sudah rampung dikerjakan. Namun belum dapat digunakan karena rumput yang baru ditanam dilapangan tersebut belum tumbuh sem-purna. Dikhawatirkan jika langsung digunakan akan berakibat rumput mati.
Sedang menyinggung desain yang dibuat merupakan salah satu bentuk stadion yang bergengsi. Sistim drasinase yang digunakan akan mampu membuat lapangan tetap kering kendati hujan mengguyur. Diperkirakan tahun 2008 ini juga stadion tersebut sudah dapat digunakan peminat sepak bola Dairi.(R.07)

MPU Tabrak Dinding Jalan Sejumlah Penumpang Luka-Luka

Parongil-Dairi Pers: Sebuah Mobil Penumpang Umum ( MPU) yang tidak punya merek mengalami kecelakaan dengan menabrak dinding jalan tepatnya di Desa Sumbari kecamatan Silimapunggapungga Dairi, Rabu (23/1) pukul 16.00 Wib.Akibat kejadian itu sejumlah penumpang mengalami luka ringan dan saakit tulang akibat terkilir. Sumber Dairi Pers di tempat kejadian (TKP) menyebutkan, mobil penumpang yang tidak punya nomor itu dengan nomor Polisi (plat) BB 1110 datang dari pekan Parongil dengan mem-bawa sejumlah penumpang hendak menuju Desa Lae Pangaroan.Persis menjelang Jembatan Lae Panginuman, pada jalan yang gertebing itu mobil langsung menabrak ding ding jalan. Kecelakaan itu menurut sumber dari penumpang, terjadi karena stir mengalami kerusakan.
Penumpang yang mengalami luka ringan di larikan ke Puskesmas terdekat. Sedangkan penumpang yang mengalami patah tulan di larikan ke berbagai Dukun Patah yang ada di daerah itu maupun ke Sidikalang.Namun pada seketika itu MPU tersebut di evakuasi ke tempat yang lebih aman oleh rekan sopir yang dibantu penduduk setempat. Sopir MPU yang juga sebagai pemiliknya,GM kepada Dairi Pers di TKP mengatakan, kecelakaan itu terjadi karena salah satu peralatan stir mengalami kerusakan. Sehingga mobil yang tanpa terkendalikan langsung menabrak ding ding jalan yang bertebing itu.Namun Dairi Pers kurang jelas mengetahui apakah kecelakaan itu telah di tangani pihak Lantas Polres Dairi.(BS)

Masa Depan Pertambangan PT.DPM Belum Jelas

Sidikalang-Dairi Pers : Ribuan warga Dairi berharap pertambangan PT.DPM di Sopokomil, Desa Longkotan, Kec.Silimapungga-pungga, Kab.Dairi bisa menjadi katub pengaman terhadap persoalan masa depan keluarga masing-masing. Banyak lowongan kerja yang akan terbuka lebar kalau PT.DPM telah beroperasi. Pertengahan tahun 2007 ratusan tenaga kerja terserap untuk pekerjaan konstruksi pembukaan jalan hantar dari Parongil hingga ke pinggir hutan lindung sepanjang 4,1 km. Namun PT.Thies terpaksa merumahkan mereka karena pekerjaan harus berhenti karena izin penggunaan hutan lindung belum keluar. Hanya 20 persen pekerjaan berada di luar hutan lindung.
Selasa (22/1) Dairi Pers bertemu secara kebetulan dengan Manajer Humas dan Program CD PT.DPM Parlindungan Sibarani di BRI Sidikalang. Dalam perbincangan itu dia mengatakan belum ada kejelasan kapan pemerintah mengeluarkan izin dimaksud. Padahal semua keperluan administrasi telah dipenuhi. Komisi IV DPR RI juga telah mengunjungi lokasi pertambangan awal tahiun 2007. Menurut informasi DPR telah memberikan rekomendasi serta Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pertambangan juga telah memberikan rekomendasi.
Menteri Kehutanan sebelumnya berjanjji merekomen-dasi penerbitan PP (Peraturan Pemerintah) seputar penggunaan hutan lindung Sopokomil untuk pertambangan zinkum dan timbal oleh PT.DPM. Menteri Kehutanan berjanji memberikan rekomendasi Desember 2007. Tetapi janji itu ditunda lagi dengan alasan sibuk mempersiapkan konferensi internasional tentang pe-rubahan iklim yang diselenggarakan di Bali baru-baru ini.
Ditanya apakah ada informasi terbaru tentang kemungkinan penerbitan izin dimaksud, Parlindungan Sibarani mengatakan belum ada kepastian apa-apa. Sebelumnya, Parlindungan mengatakan walaupun tanpa kemajuan pekerjaan yang berarti biaya operasional perusahaan joint venture Indonesia-Australia itu tetap besar karena gaji karyawan tetap harus berjalan seperti biasa. Menurutnya, semua uang yang dipergunakan saat ini adalah pinjaman dari konsorsium bank dunia. Kalau tidak ada izin bank dunia tidak mungkin memberikan pinjaman, kata Parlindungan. Pembangunan jalan hantar Paringil-Sidikalang tetap berlangsung.(R.06)

Kijang Kapsul Masuk Jurang Karena Sopir Minum Alkohol

*Penumpang 8 Luka dan 1 Tewas
Parlilitan-Dairi Pers: Satu unit mobil Kijang Kapsul, No Pol,BK 1925 masuk jurang sedalam 30 meter di Jalan Doloksanggul-Parlilitan Kabupaten Humbahas, persis di KM 22 Aek Colling, Minggu (13/1) pukul 1.30 Wib (jelang subuh), mengakibatkan 1 penumpang tewas dan 8 orang lagi mengalami luka beat dan ringan.Penyebab kecelakaan itu di duga karena sopirnya berinisial R dalam keadaan mabuk karena banyak minum alkohol.
Sumber Dairi Pers menyebutkan, semua penumpang mbil laki laki.Mereka bermaksud hanya untuk minum minum ke salah satu Café di Doloksa-nggul.Sedangkan sebelumnya mereka sudah banyak minum di salah satu kedai di kompleks PLTA Parlilitan.Merasa kurang puas dengan minuman itu mereka pergi lagi ke Café Doloksanggul.Namun belum sampai ke tujuan (Café terse-but) mobil yang mereka tumpangi masuk jurang.
Penumpang mobil Kijang yang sarat muatan itu, semuanya masih tergolong usia muda. Hanya satu di antara mereka berusia 50 tahun.Maklum mereka masih muda,celoteh seorang warga disana sambil senyum sinis.
Anggota satuan Lalu lintas Polres Doloksanggul sebaik menerima laporan langsung meluncur ke tempat kejadian perkara (TKP). Pada malam hari itu juga, semua penumpang dapat di evakuasi dan di larikan ke Puskesmas terdekat serta sebahagian lagi ke RSU Doloksanggul.
Korban yang mengalami luka berat dan ringan antara lain, Sulistino (34) karyawan PLTA Parlilitan,Rahmad (35) Kariawan PLTA,Ezul (30) Kariawan PLTA Parlilitan, Marham (35) kariawan PLTA Parlilitan,Ependi Hutauruk (50) kariawan PLTA,Hotlin Nahampun (25) wiraswasta, Lamser Tinambunan (25) wiraswasta dan Jesril Tinam-bunan (37) kepala Satpam PLTA Parlilitan.
Sumber lain menyebutkan, setelaha mereka berangkat dari salah kedai di Parlilitan, nampak mobil sudah jikjak jalannya karena sopir sudah dalam keadaan mabuk.Tetapi karena mereka semua masih tergolong usia muda,sehingga nekad tanpa memikirkan resiko kendati sopir sudah dalam ke adaan mabuk.Saah seorang anggota lantas Polres Doloksanggul menghimbau, agar jangan mengemudikan mobil kalau sudah mabuk.Persitiwa laka lantas ini suatu pelajaran bagi sopir.Jangan coba coba mengemudi kalau sudah dalam ke adaan mabuk, ujarnya.(AT)

Kemelut Pilkades Soban Berlanjut Camatpun Diadukan

Sidikalang-Dairi Pers: Kemelut pilkades soban yang sudah berlangsung sejak Desember 2007 lalu agaknya berbuntut panjang. Mijon Malau suami salah seorang kandidat pilkades yang menga-dukan P2KD desa tersebut ke polres beberapa waktu lalu. Kini berklanjut mengadukan Camat Siempat nempu M. Sianturi kepada Bupati Dairi dengan tembusan Muspida. Camat dituduh telah mengancam para saksi Mijon yang telah diambil pernyataanya sebelumnya.
Mijon yang datang ke kantor Dairi Pers Jum at (25/1) menyebutkan sangat kecewa dengan perlakuan camat karena mengancam para saksinya untuk menarik surat pernyataan mereka yang telah dilampirkan sebagai barang bukti perkara di Polres.
Dalam surat aduannya Mijon Malau menyebutkan alasanya melaporkan Marisi Sianturi camat Siempat Nempu tersebut karena pada kamis (17/1) lalu sekitar pukul 14.00 Wib oknum camat tersebut bersama Dapot Situmorang (Pjs Kades Soban) serta Bantu Malau menyuruh saksinya Poster Sinaga mencabut pernyataan tentang penganca-man yang dilakukan kepada Diaman Malau. Alasan lainnya Oknum tersebut juga mengancam Erdon B. Nahor untuk menarik pernyataannya dan Pande Naibaho juga disuruh menarik pernyataanya. Ketiga orang ini merupakan saksi Mijon yang telalh membuat pernyataan seputar dugaan pelanggaran pilkades Soban.
Tingkah itu menurut Mijon sudah keterlaluan karena proses hukumnya telah dilidik pihak polres Dairi. Pernyataan tiga orang saksinya ini telah dibubuhkan dalam kertas bermeterai dan dilampirkan sebagai barang bukti kecurangan pilkades. Namun sangat disayangkan karena adanya upaya camat memaksa mereka menarik kembali pernyataan itu.
Mijon menyebutkan tiga saksinya itu tidak mau meladeni apa yang diinginkan oknum camat kendati telah mengeluarkan kata-kata “nati tidak pulang kerumah”.
Sementara itu camat Siempat Nempu Drs. M. Sianturi pekan lalu kepada Dairi Pers menyebutkan adanya pengakuan sejumlah saksi pengaduan yang membubuhkan pernyatan bertanda tangan itu palsu. Justru ada saksi itu menyebut tidak mengetahui apa yang ditanda tangani mereka, Ujar Marisi.
Untuk itu kita mencoba menyelidiki dengan bertemu dengan warga. Tujuan kita bagaimana masalah ini dapat selesai dengan baik, Ujarnya. (R.07)

Harga Buah Menurun, Jeruk Ditinggalkan

Sitinjo-Dairi Pers : Harga buah jeruk yang sempat jatuh hingga Rp. 1.000 per Kg membuat banyak areal perkebunan jeruk di Dairi ditinggalkan petaninya. Mereka menyebut dengan harga itu akan rugi total karena biaya perawatan tanaman ini cukup tinggi. Dengan level harga antara Rp. 1.000 s/d Rp. 2.000 per Kg menurut mereka lebih bagus melupakan tanaman tersebut.
Dari pantauan Dairi Pers di desa Sitinjo 1. kec Sitinjo, Dairi kamis (24/1) beberapa areal pertamanam jeruk ditinggalkan pemiliknya. kebun jeruk yang ditinggalkan masih produktif dan tengah berbuah. Namun kebun itu sudah mulai diserbu lalang serta tanaman gulma lainnya. Jeruk yang tidak dirawat itu lagi menjadi kurus dan tidak sehat.
Pemiliknya menyebutkan dalam satu tahun terakhir harga jeruk tak menentu dan paling pada kisaran harga dibawah Rp. 2.000 per Kg. padahal untuk merawat tanaman ini cukup sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi. Menyemprot tanaman ini dengan pestisida serta obat-obatan lain merupakan suatu keharusan karena jika dibiarkan tanaman ini retan terhadap serangan hama. Belum lagi untuk pembelian pupuk kandang serta pupuk kimia. Setiap 4 bulan sekali harus dilakukan pemupukan.
Namun biaya yang paling tinggi yakni pembelian obat-obatan yang harganya terus melambung. Kenaikan harga obat-obatan itu tidak sebanding dengan harga jual buah jeruk. Disebutkan buah jeruk daerah ini tidak kalah bersaing dengan jeruk tanah Karo yang sudah lebih dahulu kesohor. Namun dengan kondisi harga seperti itu maka secara ekonomi sudah tidak menguntungkan. Direncanakan lokasi ini akan diganti menjadi kebun kopi yang harganya hingga kini rekatif bertahan pada harga Rp. 8.000 per Kg. (R.07)

Hanya Dua Guru PNS Termasuk Kasek Di SD Negeri Sinar Pagi

T.Pinem-Dairi Pers: Sungguh memprihatinkan sarana dan prasarana pada SD Negeri No.037729 Desa Sinar Pagi kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi,selain gedung sekolah itu berding ding papan yang sudah lapuk dan nyaris bercopotan karena termakan usia, juga di sekolah itu hanya ada dua orang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk kepala sekolah (Kasek).
Kepala Sekolah, Yosep Sembiring kepada Dairi Pers, Senin (21/1) mengatakan bahwa Sekolah Dasar (SD) yang di pimpinnya itu bagai di anak tirikan Pemkab Dairi.Sebab gedung sekolah,perumahan guru termasuk alat mobiler sudah tua dan banyak mengalami kerusakan.Ding ding papan sekolah itu nyaris bercopotan karena termakan usia.Juga tenaga pengajar sangat minim sekali, ujarnya.
Memang lokasi SD itu yakni Desa Sinar Padi sangat terpencil seolah olah bukan bagian dari kabupaten Dairi.Sebab sangat jauh dari pasar hitam. Jalan ke daerah itu sangat sulit di jangkau kenderaan bermotor roda empat bahkan roda dua.Sebab medan jalannya bergunung gunung dan tertebing, akunya.
Yosep Sembiring menguraikan, bahwa di sekolah itu hanya ada dua guru PNS termasuk kepala sekolah.Untuk mening-katkan proses belajar mengajar,sehingga Komite sekolah mengangkat guru honor 3 orang dan satu guru bantu.Sedangkan jumlah murid kelas I sampai VI sebanyak 107 orang. Sedangkan permohonan untuk penambahan guru PSN maupun permohonan untuk rehabilitasi gedung sudah sering di lakukan lewat laporan bulanan,namun hingga kini belum mendapat perhatian dari Pemkab Dairi, ujarnya.
Salah seorang diantara orangtua murid mengaku marga Sihombing kepada Dairi Pers mengatakan bahwa honor (gaji) guru yang di angkat Komite sekolah di tanggung oleh orangtua murid.Padahal warga Desa ini kebanyakan masih hidup di bawah garis kemiskinan.
Sihombing dan kepala sekolah sangat mengharapkan perhatian Pemkab Dairi & Dinas Pendidikan, agar sekolah itu mendapat penambahan guru PNS dan juga perbaikan gedung sekolah yang kini tidak layak pakai lagi.(BS)

Dua Rumah Terbakar Di Parbuluan

Parbuluan-Dairi Pers : Dua pintu rumah hangus terbakar di Dusun Parbakalan (Simpang Barisan Nainggolan), Desa Parbuluan III, Kec.Parbuluan, Kab.Dairi Senin (21/1) pukul 20.10 WIB. Rumah yang hangus merupakan kedai kopi dan rumah permanen milik Walter Sitanggang dan Parningotan Limbong. Dua unit rumah di samping kiri kanan yakni milik Aston Malau dan Tahan Sinaga terpaksa dirusak. Demikian dijelaskan Camat Rewin Silaban,S.Sos kepada Dairi Pers Selasa (22/1( di kantor bupati di Sidikalang.
Tidak jelas dari mana asal api, tetapi pada saat kejadian kedua keluarga sedang makan malam di ruang tengah masing-masing. Tiga unit pemadam kebakaran milik Pemkab Dairi segera meluncur ke lokasi setelah mendapat informai dari camat. Saya salut pada pemadam kebakaran itu karena dengan jarak 23 km mereka bisa sampai 20 menit setelah dihubungi, kata camat. Kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta.
Kejadian itu sangat mengejutkan warga setempat. Hingga Selasa belum ada bantuan yang datang dari pihak manapun tetapi Muspika langsung mendirikan Posko. Para korban ditampung di rumah keluarga di desa itu.(R.06)

Dairi Terapkan KTP Nasional

Sidikalang-Dairi Pers: Pemkab Dairi telah menerap-kan KTP nasional. Bupati telah membuat edaran bahwa sejak 18 Desember 2007 masyarakat berurusan ke kantor BKKB (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana) untuk memperoleh KTP yang berdasarkan NIK (Nomor Induk Kependudukan) yang berlaku secara nasional. Demikian dijelaskan kepala BKKB Drs. Parlemen Sinaga,MM kepada Dairi Pers di ruang kerjanya Selasa (22/1).
Untuk sementara yang diutamakan adalah penduduk yang KTP-nya telah habis masa berlaku dan yang sebelumnya belum pernah memiliki KTP. Data kependudukan seperti kartu keluarga harus diganti dengan format yang baru. Parlemen Sinaga mengatakan untuk sementara pemerintah masih menyatakan KTP yang diurus dari kantor camat masih berlaku.
Namun untuk tahun 2008 semua warga diharapkan sudah memiliki KTP berdasarkan NIK karena KTP tersebut akan berlaku sekaligus sebagai kartu pemilih pada Pemilu legislatif tahun 2009. Untuk itu harus dibangun TPDK (Tempat Perekaman Data Kependudukan) di setiap kecamatan secara on line. Namun, panitia anggaran eksekutif dan legisltaif hanya menyetujui pembangunan lima TPDK dari 15 kecamatan seluruh Dairi dalam APBD 2008 dengan perjanjian anggaran pembangunan 10 TPDK lain akan ditampung dalam PAPBD 2008. Namun menurut urgensinya, Pemkab harus mengupayakan pemba-ngunan TPDK itu dengan persetujuan pendahuluan karena akan terlalu terlambat kalau menunggu PAPBD. Namun semua bergantung pada atasan karena saya hanya staf untuk melakukan apa yang diperintahkan pimpinan, katanya.
Kelima TPDK yang akan dibangun dengan APBD 2008 adalah Sidikalang, Sumbul, Tigalingga, Silimapunggga dan Tanah Pinem. Katanya, kelima kecamatan itu sudah memiliki jaringan telepon. Biaya pembangunan jaringan KTP nasional itu hanya sekitar Rp500 juta. Untuk pembangunan sembilan TPDK masih harus membangun menara untuk layanan internet internal. Masih hanya enam kecamatan di Kab.Dairi yang memiliki jaringan telepon.
Sejak pertengahan Desember 2007 BKKB telah melayani KTP nasional. Katanya, untuk memperoleh KTP yang bersangkutan harus hadir langsung. Kalau sebelumnya kartu keluarga telah diganti dengan format yang baru, maka pengurusan KTP bisa selesai dalam hitungan jam. Pada awal-awal ini ada kelambatan karena pembu-atan KK dan 60 persen data dalam KK yang lama tidak tepat sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu di komputer. Sementara pola koreksi data tidak bisa hanya mengganti yang salah saja, harus diganti secara total sehingga memakan banyak waktu, katanya. Saat ini antara 20 hingga 30 warga yang mengurus KTP dalam sehari. Itupun karena akan pindah atau mengurus SIM.
Kerumitan pengurusan KTP sudah terlihat jelas kalau TPDK tidak dibangun di semua kecamatan. Saat ini warga dari kecamatan yang jauh kewalahan karena mereka tiba di kantor BKKB agak siang di mana sudah sempat ada orang lain antri terlebih dahulu. Kalau TPDK sudah ada di setiap kecamatan maka tanda tangan kepala BKKB akan terkirim secara on line. Menurut saya pembangunan TPDK jauh lebih penting daripada pengadaan kapal pesiar untuk Bidang Pariwisata di Danau Toba, tetapi saya tidak mungkin memaksakan selain daripada patuh kepada pimpinan karena saya tidak memiliki kepentingan pribadi untuk itu, ujarnya.
Disederhanakan
Sementara itu beberapa warga Dairi menyebutkan sistim pengurusan KTP nasional ini perlu penyederha-naan. Sistim yang ditetapkan kini membuat warga harus pulang pergi dari desa menuju kantor BKKB. E Limbong pengurus kelurahan Batang Beruh menyebutkan mekanisme yang dilakukan kini yakni masyarakat yang akan mengurus KTP harus mendaftar ke kleurahan atau desa selanjutnya surat pengantar diantarkan ke BKKB. Selanjutnya BKKB memberikan blanko isian. Namun blanko tersebut harus ditandatangai kembali kepala desa atau lurah. Formulir ini selanjutntya dikembalikan kepada BKKB untuk pembuatan KTP.
Menilik mekanisme itu dapat dipastikan rakyat mengalami kesusahan yakni harus repot berurusan dengan dua kantor. Bisa dibayangkan kalau penduuk yang mengurus KTP itu datang dari pelosok kecamatan di Dairi seperti Lae Itam, Pasir Tengah atau Binangara harus bolak-balik dua kali. Tidak sedikit biaya transportasi yang akan dikeluarkan penduduk. S. Marbun Petugas Pos Sumbul mengatakan banyak warga yang berurusan kepadanya namun harus menunjukkan KTP sebgai persyaratan mengambil uang atau wesel. Dari warga inilah diketahui mekanisme itu. Menurutnya masih perlu penyederhaaan sebaiknya blanko isian dititipkan saja di kecamatan atau kelurahan/desa. Dengan demikian warga tidak repot bolak-balik. Kendala teknis itu sebenarnya tak perlu terjadi jika memang disederhanakan. (R.01/R.07)

Beternak Puyuh Untuk Kuliah Anak

Km 7-Dairi Pers : Suara riuh burung ouyuh itu terdengardari jarak 10 meter. Dalam kandang yang tidak terlalu luas ribuan ekor puyuh dibudidayakan. Kendati terlihat sepele namun dari ternak unggas ini bisa menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi. Tak tanggung tanggung dua anak sekaligus kini bisa melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi.
Agaknya ungkapan asal ada kemauan pasti ada jalan inilah yang mengispirasi Pak Munte mendalami budidaya ternak burung puyuh. Awalnya hanya beberapa ratus ekor. Namun kini ternak burung puyuhnya nya hingga ribuan ekor. Setiap pagi ayah yang beristerikan seorang guru ini dapat memanen ratusan butir telur puyuh. Pemasaran telur juga tidak sulit cukup memasukkannya ke dalam plastik an dijual eceran. Dalam sekejap saja telur habis terjual.
Dalam kunjungan Dairi per ke lokasi peternakan burung puyuh ini Rabu (23/1) di kilomter 7 jalan menuju Tigalingga terlihat kandang untuk ternak jenis burung ini cukup sederhana. Kandang didihuni ribuan ekor burung puyuh itu terbuat dari potongan bambu serta kawat rang-rang. Persis seperti peternakan ayam petelur kandang dibentuk miring sehingga telur langsung berguling ke pinggir sehingga mudah untuk mengambilnya.
Kotak minum dan kotak makanan unggas ini juga sederhana terbuat dari bambu. Namun memang harus diakui peternak yang satu ini cukup kreatif dengan pengaturan kandang dan tata letak kandang. Pemanfaatan bahan-bahan yang ada disekeliling tempat tinggalnya seperti bambu dan kayu menjadi tempat beternak puyuh pantas diacungkan jempol. Dari bahan-bahan sederhana inilah Pak Munte (sapaan akrabnya) dapat menghasilkan uang.
Habibah anak peternak ini saat ditanya Dairi Pers menyebutkan ternak tersebut digeluti orang tuanya beberapa tahun silam. Namun ternak itu berkemang pesat. Bibit dan anak burung puyuh didatang-kan dari Medan. Perawatan serta cara beternaknya tidak jauh beda dengan ayam petelur. Hanya bedanya jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor dalam satu petak. Yang ukurannya paling 1 X 1 meter. Kini Sang ayah mencoba mengembang-kan sendiri penetasan telur puyuh menjadi bibit puyuh. Namun hasilnya belum memuaskan kendati sudah berhasil beberapa ekor.
Beternak puyuh ini disebutkan yang diperlukan hanya rajin dan mengerti tentang burung puyuh. Kebersihan kandang perlu dijaga untuk menjaga ternak tidak terkena penyakit. Anak burung puyuh yang selanjutnya dijadikan bibit tersebut pada usia muda harus dirawat dengan memberikan lampu pemanas. Pemanas yang dugunakan mereka kadang dari kompor dan juga pernah menggujnakan lampu pijar listrik. Anak burung puyuh ini disebut rentan terhadap hawa dingin. Hal tersebut dimungkinkan tempat penetasannya di Medan yang relatif panas. Namun setelah adaptasi anak-anak burung ini semakin besar dan pada usia produktifnya tidak memerlukan lagi pemanas tambahan.
Rp. 1.000 /5 butir
Sementara itu diakui dengan beternak burung puyuh ini eknomi keluarganya cukup terbantu. Telur puyuh dijual dengan harga Rp. 1.000/ 5 butir atau dengan harga Rp. 200 per butir. Disebutkan hingga kini rata-rata per hari produksi telur burung tersebut sekitar 500 butir. Artinya ayah ini dapat mengais rezeki sekitar Rp. 100.000 per hari. Usaha ini cukup lumayan karena beternak burung puyuh ini dapat dilakukan secara sambilan.
Disamping itu disebutkan untuk burung puyuh yang sudah tua dan tidak produksi lagi juga dapat dijual kepada masyakat. Namun metode yang dilakukan burung disembelih dan dikups. Selanjutnya daging burung ini dibubuhi dengan asam untuk dijual kepada pelanggan. Harga per ekornya Rp. 5.000.
Dari hasil burung puyuh itu Pak Munte dapat menyekolahkan anak. Kendati tidak seluruhnya dari hasil ternak tersebut namun dua anaknya kini kuliah di perguruan tinggi. “ jika hanya berharap dari kerja serabutan bagaimana mungkin saya bisa menyekolahkan anak, ujarnya.
Pakan Melambung
Sementara itu ternak puyuh ini memasuki masa guncangan. Pakan ternak yang naik drastis membuatnya kewalahan dalam menyediakan makanan ternak. Kenaikan harga pakan burung puyuh yang naik hingga 25 persen menurutnya cukup memberatkan. Dengan kenaikan itu maka dipastikan bertambah biaya operasi sekitar 25 persen. Padahal kini harga telur puyuh masih bertahan sekitar Rp. 200 per butir.
Beternak burung ini disebutkan cukup tinggi biaya pembelaian makan. Unggas yang dikandangkan tersebut setiap saat makan dan minum saja. Untuk ternaknya sekarang satu karung pakan seharga Rp.195.000 paling hanya mampu bertahan untuk tiga atau empat hari. Jika dihitung secara ekonomis memang untung cukup tipis. Namun diakui pihaknya bersyukur dapat membudidayakan ternak tersebut karena disamping unik juga hasilnya sudah dirasakan dapat membantu ekonomi keluarga.
Menyingung harapannya kedepan pihaknya berharap dapat dibantu pemkab Dairi atau instansi yang ada untuk pengembangan dan peluasan kandang sekaligus penguatan modal dalam pengembangan ternak puyuh. Modal terbatas yang dimiliki membuatnya mengurungkan niat memperluas lokasi kandang serta menambah jumlah ternak.
Kadang banyak yang berkunjung ke sini sekedar ingin tahun dan belajar membudi-dayakan puyuh. Beberapa pengunjung juga ada yang ingin membeli burung tersebut , ujarnya seraya menyebut jika pihaknya senang ada orang lain ingin mengembangkan ternak serupa.
Sementara itu kenaikan harga pakan unggas yang dijual dikota Sidikalang membuat peternak unggas daerah ini kewalahan. Banyak peternak unggas daerah in i merubah pola makanan ternak dengan mengolah sendiri pakan . Untuk harga pakan ayam petelur dijual Rp. 4.000/ Kg. Padahal harga sebelumnya hanya Rp. 3.200/Kg.
Alternatif yang digunakan peternak dengan membeli jagung belah mencampurnya dengan dedak serta ubi. Untuk menjaganutrisi makannan peternak juga mencampur nya dengan sedikit pakan ayam yang sudah jadi. Cara ini ndisebut dapat mengurangi biaya pembelian pakan. Namun cara ini hanya digunakan untuk ayam dewasa. Untuk benih ayam masih harus menggunakan pakan toko. (R.07)

Batu Sigadap Mahkamah Pengadilan Tertinggi Turunan Slalahisabungan

Kecamatan Silahisabungan Dairi, yang berlokasi di pinggir Danau Toba, sudah terkenal akan keindahan alamnya di kalangan turis manca negara terutama bagi turis lokal. Disa-mping pemandangan hamparan Danau Toba,ternyata daerah itu menimpan banyak budaya, peningalan sejarah, rumah adat dan lainnya.Salah satu diantaranya adalah Batu Sigadap.
Apakah itu Batu Sigadap?: Batu Sigadap adalah merupakan Mahkaman Pengadilan Tertinggi peninggalan Raja Silalahi Sabungan.Batu Sigadap adalah batu yang mempunyai nilai historis tersendiri, yang berlokasi di Desa Silalahi.
Pantauan penulis di lapangan, batu ini merupakan batu yang terdiri atas dua buah batu. Satu diantara batu itu rebah (tergeletak) di tanah,itulah yang di sebut batu Sigadap. Sedangkan satu lagi posisinya berdiri (pertikal), itulah yang disebut Btu Sijong jong (Tindang). Kedua batu itu berukuran sekitar 15 cm (dia meter) dan panjang sekitar 50 cm dari permukaan tanah. Kedua batu itu di pagar dengan semen berbentuk bulat.Di dalamnya ada tertulis “Mahkamah Pengadilan Tertinggi Keturunan Raja Silalahi Sabungan”.
Batu ini pada zamannya merupakan sebagai Mahkamah Pengadilan Tertinggi yang dipergunakan oleh Raja Silahisabungan untuk mengadili orang yang bersalah. Ketika bahkan Lembaga Pengadilan Tertinggi belum ada, namun didaerah Silalahi sudah ada sebuah Pengadilan yang dibuat oleh Raja Silahisabungan yang tersohor itu.
Contoh kasus yang diselesaikan adalah: Jika ada masalah pertikaian mengenai kepemili-kan tanah. Jika ada orang yang mengaku itu tanahnya padahal pemilik sebelumnya masih ada, maka pihak yang berselisih tadi akan dibawa ke Batu ini dan siapa yang benar akan terbukti. Begitu juga jika ada orang yang bersalah, dituduh mencuri atau pertikaian antara rakyat di Silalahi, maka untuk mencari solusi dan kebenarannya pihak-pihak yang berikai akan dibawa ke Batu ini dan dihadiri oleh Raja Silahisabungan beserta tetua-tetua dan masyarakat umum.
Kepada yang bertikai tersebut akan diminta untuk bersumpah mengatakan hal yang sebenarnya dan jangan berdusta. Kepada siapa pun yang berdusta maka kebenaran akan muncul karena bagi yang berbohong dia akan jatuh (dalam bahasa Batak= Gadap) dan meninggal dunia. Namun bagi yang benar, maka dia akan tetap berdiri dan tidak akan terjadi apa-apa dengannya. Anda tertarik untuk melihat batu ini? Jika datang ke Silalahi jangan lupa menyinggahi lokasi Batu yang terletak di daerah Sidabariba Toruan Desa Silalahi I, berjarak sekitar 300m dari pusat Desa Silalahi I.(Ris)

Badan Jalan Sitiotio Simpang Tipang Parsingguran II Rusak Parah

Parsingguran-Dairi Pers: Badan jalan Sitiotio Desa Parsingguran II kecamatan Pollung Kabupaten Humbahas, kini mengalami kerusakan parah. Mengakibatkan petani mengalami kesulitan untuk melintasi jalan tersebut terutama saat memasarkan hasil pertanian maupun mendatangkan konsumsi (kebutuhan) sehari hari.
Pantauan Dairi Pers, Selasa (22/1) di lapangan, keadaan badan jalan itu sangat memprihatinkan termasuk bahu (beram) jalan.Kondisi itu semakin buruk karena jalan sering di masuki Zonder (alat berat) milik pengusaha kayu pinus. Padahal jalan itu tidak layak untuk dilalui kenderaan berat.Sebab badan jalan belum di perkeras (onder lag).Badan jalan masih merupakan pasar putih.Kendati demikian, pihak berwenang tidak ada membuat larangan atas kenderaan berat yang sering melintasi jalan dimaksud. Sehingga pengusaha itu leluasa tanpa ada hambatan berarti.
Jika kondisi ini terus di biarkan tanpa ada laranagan dari pihak berkompeten, masyarakat khususnya petani akan menjadi korban melumpuhkan arus perekonomian masyarakat dengan hanya kepentingan pribadi pengusaha yang tidak memperdulikan kepentingan warga di sekitar itu
Terkait dengan hal tersebut, Warga Tipang mengadakan rapat,Selasa (22/1).Rapat itu di hadiri tokoh masyarakat diataranya,Op.Pidia Banjarnahor, Op.Bajongga Lumban Gaol, Lamhot Sagala serta beberapa petani.Hasil rapat itu adalah mereka mengusulkan agar pengusaha kayu yang memakai jalan Sitiotio simpang jalan Tipang turut ambil bagian untuk memperbaiki jalan tersebut.
Warga khususnya petani yang merasakan dampak kerusakan badan jalan mengharapkan perhatian pihak berwenang agar meninjau ke lapangan untuk melihat secara langsung keresahan petani.(CS/LS)

Tali Air Persawahan Gabema Laepanginuman Jebol Kejurang

Parongil-Dairi Pers: Tali air areal persawahan Gabema Desa Laepanginuman kecamatan Silimapunggapungga Dairi, jebol di dua titik yang terjadi Minggu kedua Januari 2008,setelah daerah itu di guyur hujan lebat dan berkepanjangan. Akibatnya air ke areal persawahan macet. Sedangkan tanaman padi yang kini sedang bunting seluas lebih kurang 40 hektar sangat membutuhkan air.
Tokoh masyarakat Desa itu,Januaris Simbolon kepada Dairi Pers mengatakan, jebolnya tali air itu kejurang tidak dapat lagi diperbaiki kalau hanya dengan swadaya masyarakat.Sebab kerusakan cukup fatal dan harus mema-kan dana cukup besar.Sebab pembangunannya harus di lakukan secara tekhnis, ujarnya.
Dikatakan, setelah kerusakan itu terjadi, beberapa pemilik sawah sudah melakukan gotong royong untuk memperbaiki tali air yang jebol dengan menggunakan papan dan goni berisi tanah.Namun hasilnya tidak dapat seperti yang di harapkan.Sebab air tidak mencukupi untuk areal.Padahal saat ini tanaman padi sedang bunting dan sangat memerlukan kecukupan air.Selain untuk kebutuhan areal persawahan, juga air tersebut di gunakan penduduk untuk kebutuhan sehari hari termasuk untuk minum, ujarnya.
Ditambahkan, apa bila kerusakan tali air tersebut tidak segera mendapat perbaikan besar kemungkinan hasil panen padi akan merosot tajam. Padahal Desa Lae panginuman termasuk lumbung padi kecamatan itu.Kini tanaman di areal sudah banyak yang mengalami kekeringan. Sebab air sangat sedikit mengalir ke areal, kendati perbaikan telah di lakukan penduduk dengan cara gotong royong.Warga Desa itu sangat mengharapkan perhatian pemerintah untuk memperbaiki tali air di maksud.(BS)