14 September 2009

Sinur ma Pinahan, Gabe na ni Ula, Horas na Mangulahon!

KEARIFAN LOKAL PERTANIAN ORGANIK
Peribahasa diatas adalah hal yang umum dikatakan dalam acara adat di sekitar Dairi. Dua bagian yang pertama yaitu Sinur Ma Pinahan, Gabe Naniula adalah bagian yang paling umum dikatakan. Dan bagian terakhir Horas Na Mangulahon walaupun agak dilupakan sebenarnya sangat penting.
Walaupun kalimat ini berasal dari Bahasa Batak Toba tetapi umumnya dimengerti oleh sebagian besar penduduk Dairi. Penggunaan bahasa yang marragam-ragam sudah hal yang lumrah diterima di Dairi, sebagaimana penulis yang sejak kecil sudah terbiasa mengerti dan saling bertutur sapa dalam Bahasa Pakpak, Simalungun dan Karo. Inilah kekayaan masyarakat Dairi yang patut disyukuri.
Kalimat yang sering diucapkan sebagai kata-kata berkat oleh pihak Hula-hula atau Dongan Tubu yang statusnya lebih tinggi sebenarnya mengandung filosofi yang sangat tinggi nilainya. Kearifan lokal dalam umpasa tersebut akan kami bahas dalam tulisan kali ini. Pendahulu kita sebenarnya sudah menyadari pentingnya penerapan pertanian organik.
Tulisan ini juga langsung kami muat pada blogspot Dairi Pers di internet karena dibutuhkan oleh beberapa orang par Dairi na mangaranto. Dari merekalah, yaitu kawan-kawan penulis dalam milis Dairi Satu Hati, ide penulisan artikel ini pertama-tama disampaikan.
Rangkaian kalimat kearifan lokal tersebut sebenarnya tidak boleh diputus-putus. Rangkaiannya adalah layaknya aliran air. Aliran air yang menyuburkan karena mengandung unsur-unsur yang menyuburkan. Hasil aliran kata-kata dalam kalimat tersebut akan menghasilkan keberhasilan.
Sinur ma Pinahan
Pengertian pinahan dalam kalimat tsb adalah semua jenis ternak dan ikan. Pemeliharaan hewan diharapkan sukses (sinur). Dalam anak kalimat sinur ma pinahan tidak hanya berarti ada daging untuk dimakan dan ternak beranak pinak, tetapi adalah tersedianya kompos dari kotoran ternak. Bahan organik tersebut disadari oleh tetua kita untuk menyuburkan tanah.
Pemeliharaan ikan juga penting jika memungkinkan karena menjadi ukuran ketersediaan air. Ikan hanya dapat sinur jika air tempat hidupnya bersih, sehat dan tanpa pencemaran bahan kimia. Air dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman. Jika tidak ada air bersih maka ternak besar tidak bisa sinur.
Dalam kalimat ini lebih ditekankan perlunya doa agar ternak berhasil. Karena disadari bahwa usaha beternak sangat memerlukan berkat dari Tuhan.
Gabe na ni Ula
Dalam kalimat ini tergantung harapan keberhasilan tersedianya pangan berupa karbohidrat dan hortikultura. Sebenarnya dalam kalimat ini sudah terharapkan agar usaha manusia yang sangat penting agar ada usaha yang sukses (gabe). Jika beternak lebih dominan berkat dan sedikit kerja, maka na ni ula berarti kalau tidak diusahakan dengan kerja keras maka tipis harapan usaha tersebut sukses.
Peranan pertanian organik disini adalah tersedianya kompos untuk kesuburan tanah sehingga tanaman subur. Tersedianya air dari perikanan juga akan menjamin tanaman tidak kekeringan dan cukup air pada saat yang dibutuhkan tanaman yang diusahakan.
Horas na Mangulahon!
Anak kalimat penutup ini mungkin sering dilupakan karena nadanya memang agak keras. Tidak ada sukses (horas) jika tidak ada kerja keras (na mangulahon).
Memang harus kita akui bahwa rezeki orang berbeda-beda. Ada beberapa orang yang sangat sukses dengan dengan menjadi peternak. Bersyukurlah mereka diberkati oleh Tuhan. Tetapi bagian terbesar dalam masyarakat kita adalah pangula yang perlu kerja keras untuk bisa mencukupkan kebutuhan sehari-hari.
Rangkaian kalimat tsb mengandung tekad dan kaitan profesi seorang petani. Yang sering dilupakan adalah rangkaian pekerjaan dalam kalimat tsb. Seorang petani adalah seorang pangula yang berarti seorang pekerja keras. Bagaimana bisa sukses jika tidak diulahon? Dan bagaimana mangula jika masih di kedai kopi walaupun sudah pukul 09.00 WIB?

18 Juli 2009

Yang Miring: Parakkal-akkal


Parakkal-akkal. Bahasa ini sering kita dengar. Biasanya ini diberikan kepada orang yang banyak bohongnya. Menjadi “Parakkal-akal” dikarenakan punya akal (fikiran) dan biasanya parakkal-akal itu pintar. Kalau dia goblok jangankan “mengakali” orang lain memikirkan dirinya saja tak mampu.
Suatu saat teman saya marah, kesal dan berkata kalau anaknya tukang bohong. Banyak alasan dan tak mau turut perintah orang tua dan dituding parakkal-akkal. Saya katakan kala itu anak anda pintar. Hanya saja kepintarannya itu yang harus diarahkan. Lantas persoalan yang terjadi orang tuanya yang tak mampu mengarahkan anaknya. Langsung memilih marah, kesal dan mengeluarkan sumpah serapah bahkan memukul anak.
Dalam dunia birokrat dan mereka yang dipercayakan menerima gaji dari negara ini banyak yang “parakkal-akkal”. Seminimnya lihat saja mereka yang masuk pagi lantas tanda tangan pulang kerumah. Awal bulan terima gaji. Demikian juga mereka yang duduk di kursi dewan. Hadir tak hadir bagai tak ada aturan mainnya. Jika ditanya pasti mengatakan ke lapangan. Bukan itu saja bagi pejabat yang punya eselon kwalitas “akal” harus lebih mapan. Jika tak”parakkal-akkal” bagaimana mungkin menutupi kebutuhan atasannya, kebutuhan orang yang minta tolong kepadanya dan kebutuhannya sendiri. Hingga kwalitas “parakkal-akkal” menjadi salah satu penilaian tersendiri atasan dalam memberikan jabatan.
Agak heran memang ketika masih anak-anak, orang tua melarang anaknya “parakkal-akkal” setelah besar dan bekerja justru itu yang menentukan keberhasilan seorang anak. Kejujuran menjadi tidak berarti dan kejujuran kerap membuat gagal dalam kehidupan. Lihat saja apa yang terjadi dalam sebuah pemerintahan jangan pernah bermimpi mempunyai jabatan jika tak mampu angkat telor dan menyenangkan atasan. Rusaknya menyenangkan atasan bukan dengan prestasi kerja atau kemampuan bekerja yang jujur. Namun menyenangkan atasan mampu memberikan setoran dan upeti. Artinya harus bisa “parakkal-akkal” pada anggarannya.
“Parakkal-akkal” menjadi mahal, parakkal-akkal menjadi penting dan parakkal-akal menjadi dinanti ketika dia dewasa. Jadi Parakkal-akkal itu hanya dilarang ketika anak-anak saja.
Seorang anak yang kembali dari perantauan jika hanya menumpang bus pasti akan disepelekan orang tua dan tetangganya. Jika dia PNS akan disebut pegawai goblok dan bodoh. Persoalannya adalah untuk bisa punya mobil sendiri kembali ke kampung seorang pegawai harus menjadi “parakkal-akkal” alias koruptor. Orang tua yang tadinya memarahi anak karena parakkal-akal kini justru mendorong anak menjadi koruptor dikala dewasa . Mungkin ini juga menyebab koruptor tak habis-habisnya dibangsa ini. Menjadi koruptor sepertinya didukung masyarakat dan orang tua. Sehingga korupsi sudah menjadi bagian dari budaya kita.
Indonesia disebut negara terkorup. Ini disebabkan banyaknya “parakkal-akkal”. Mengapa susah sekali memberantas penyakit korupsi ini tentu karena sudah menjadi budaya. Mengapa budaya itu dipertahankan? Tentu karena enak. Jadi tak usah lagi memarahi anak ketika kecil jika suka “parakkal-akkal” karena itu nanti ketika dewasa sangat perlu dan menjadi indikator penilaian atasannya.
Miring memang ide yang satu ini namun inilah kenyataan yang terjadi dibangsa ini. Tetapi bukan bangsa sana. Mungkin bagi bangsa lain yang maju “parakkal-akkal” langsung kena hukum gantung. Di negeri yang kondusif ini “potensi parakkal-akal” masih diutamakan dan diharapkan. Soal disebut terkorup sudah tak perduli karena kuping memang telah budek. (Chief of Editor)

OPINI: Gaya Hyperbola Menilai Pembangunan di Humbang Hasundutan

Gaya Hyperbola Menilai Pembangunan di Humbang Hasundutan
Oleh: Manganju Tampubolon,SPd
“Never put till tomorrow what you can do today”, “Jangan tunggu sampai esok apa yang dapat anda kerjakan hari ini”, satu kunci mencapai sukses diberbagai bidang kehidupan manusia. Perlu kita ketahui bahwa gaya hyperbola bukan suatu wujud kesuksesan melainkan harus dengan realitas. Gaya hyperbola adalah suatu sikap para “penjilat” iblis bertopeng. Bukan Albert Eistein yang salah menciptakan bom, tetapi orang menyalahgunakan, bukan SBY kurang kebijaksanaan, tetapi bawahannya termasuk Pemkab.
Menjelang Pilkada 2010 muncul figur figur kandidat yang melahirkan banyak penjilat musang berbulu domba. Terkadang dari para penjilat bergaya hyperbola mengangkat kemajuan yang dicapai Humbahas (di media cetak) yang dipimpin bupati Drs Maddin Sihombing. Benar tidaknya mari kita lihat bersama, seolah Humbang Hasundutan sudah sejahtera di otonomi daerah. Sebenarnya merupakan bumerang dimana pemerintah pusat akan mengurangi anggaran nantinya buat daerah ini karena dianggap sudah maju.
Kondisi demikian melahirkan Miss understanding (kesalahpahaman) diantara masyarakat sejujurnya sampai dimanakah kemajuan yang dicapai Humbahas…?. Mari kita koreksi bersama. Sebenarnya masih Developing Country (daerah sedang membangun) diberbagai sektor. Dikatakan percepatan pembangunan melaju cepat. Hal itu omong kosong. Sebagai yang di katakan Kartiko Purnomo, ketua tim verifikasi data lapangan Depdagri baru baru ini di Humbahas.
Dikalangan masyarakat menilai, Purnomo bergaya hyperbola. Secara jujur dimanakah yang maju?. Menurutnya sektor pendidikan, pertanian, peternakan, kesehatan apakah nyata oleh masyarakat. Petani cari pupuk aja susah, pelayanan kesehatan kurang, ternak tidak berkembang, pendidikan masih dibawah standart.
Pendapat yang sama diungkapkan pengamat politik dan hukum, Hendri Manullang,ST menilai kinerja Pemkab bernuansa muncul musang berbulu domba. Drs Onggung Silaban yang ikut ikutan menyatakan pembangunan melaju cepat, disiplin PNS cukup tinggi. Kenyataan pada jam kerja banyak PNS berkeliaran. Barangkali karakter angkat telor kepada bupati, dari dinas KB diangkat menjadi Asisten I pemerintahan. Banyak masyarakat menangis batin mendengar percepatan pembangunan, misalnya saja sejak terbentuk Humbahas, jalan infrastruktur kesanggaran I, II terbaikan.
Pengamatan penulis, di Pemkab Humbahas masih banyak kejanggalan ditemui diantaranya penempatan pimpinan SKPD Unskilled. Kurangnya pemerataan pembangunan, nihilnya lapangan kerja, Pemkab terkesan alergi Wartawan, kurangnya lobby ke pusat menambah APBD. Ironisnya bupati akhir akhir ini berkunjung ke daerah daerah diduga menggalang kekuatan Pilkada nanti. Yang penting kurang diterima rakyat yaitu pembangunan tiga kantor bupati. Sementara rakyat susah. Bangunan kantor mewah dan mobil mobil baru yang bertambah. Kekurangan manajemen di Pemkan Humbahas yang dimuat di media, hampir tidak ditanggapi. Hal ini di ungkapkan bukan karena sentimen, melainkan apa adanya.
Perbandingan penulis ketika membandingkan manajemen bupati Semeluh Aceh, yang sampai kini berkantor di gedung SD dan pakai mobil Kijang tahun 1982. Menurutnya tak perlu bangun kantor bupati mewah dan mobil mewah yang menghabiskan APBD. Yang diprioritaskan adalah pembangunan sektor irigasi dan pertanian, hingga menampakkan pembangunan yang berarti dan bebas dari Tsunami (tanggul yang dibangun mampu menyerap banjir Tsunami akhirnya bebas dari bencana).
Penulis banyak melanglang buana ke pelosok termasuk desa desa di Humbahas, mengkhawatirkan. Kemanakah arah Humbahas di hari esok?. Umumnya masyarakat Humbahas mendambakan pemimpin yang baik hati dan mencintai rakyatnya apa adanya di Pilkada mendatang yang mampu menampung aspirasi rakyatnya adil, jujur dan bijaksana dan memiliki kemampuan membawa Humbahas ke arah Self Sufficient (berswasembada) pangan menuju kesejahteraan. Kemampuan memimpin secara luas diucapkan pilocof Cina Khnghucu bahwa pemimpin yang besar adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyatnya. Semoga Tuhan mengirimkan pemimpin dambaan rakyat menuju Humbahas maju dan harum ditingkat nasional. (Penulis berdasarkan UUD 45 kebebasan mengeluarkan pendapat).

Demam Berdarah Sporadis di Sidikalang

Sidikalang-Dairi Pers : Penyakit demam berdarah yang kini menyerang kota Sidikalang disebut masih dalam batas sporadis. Artinya serangan pada beberapa tempat dan hanya beberapa orang saja. Demikian dikatakan Kadis Kesehatan Dairi Dr. Nenny Sianturi kepada Dairi Pers gedung DPRD Dairi Selasa (31/3).
Disebutkan jika ditemukan kasus demam berdarah di Dairi langsung ditanggulangi oleh dinas kesehatan bekerjasama dengan RSUD Sidikalang. Bisa saja kasus demam berdarah itu ada namun mungkin dibawa dari luar kota. Sipenderita digigit nyamuk disalah satu kota dan sipenderita ke Sidikalang. Kasus itu mungkin terjadi. Ada juga laporan kepada kita seperti siswa SMP St. Yosep . Sekolah itu langsung kita semprot dengan pengasa-pan, sebutnya.
Namun demikian Dr. Nenny menyebutkan langkah antisi-pasi tetap dilakukan dengan pengasapan dan menjaga pola hidup sehat. “ Waktu itu DPM meminta pengasapan langsung dinas melakukan pembasmian nyamuk disana. Dan sejak ini sepertinya laporan belum ada. Dan jika ada laporan masyara-kat maka kita langsung bertin-dak, sebutnya.
Dr. Nenny menyebutkan yang terutama bukan penang-gulanganya namun tetap prin-sip mencegah lebih baik dari mengobati. Sehingga langkah pencegahan jauh lebih efektif dibanding penggulangan. Pola hidup bersih dengan mengubur barang-barang bekas yang mungkin bisa tempat bersarang nyamuk jauh lebih efektif, ujarnya .
Disebutkan kepada masya-rakat yang mungkin terkena atau mengetahui ada gejala DBD di daerahnya agar meng-hubungi dinas kesehatan Dairi atau puskesmas yang ada disetiap kecamatan. Selanjut-nya dinas kesehatan akan melakukan langkah penanggu-langan (R.07)

Jalan Dusun Parnattian Rusak Berat

Sumbul-Dairi Pers: Jalan yang menghubungkan antara Dusun Parnattian menuju Dusun Bulu Ujung rusak berat badan jalan yang dipenuhi dengan lobang serta batudasar (underlag) berserakan ditambah parit yang berada di kedua sisi jalan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kala hujan tiba jalan nyaris tidak dapat dilalui kendaraaan roda empat maupun roda dua.
Kejadian ini membuat masyarakat yang bermukim di dua dusun tersebut terkendala untuk mengangkut hasil bumi serta hasil-hasil lainya. Padahal ke dusun itu adalah penghasil kopi jenis Arabika terbesar kedua dikecamatan Sumbul. Otomatis dengan kondisi jalan tersebut membuat roda perekonomian di dusun tersebut hampir lumpuh.
Pantauan Dairi Pers saat berkunjung kedaerah tersebut kondisi jalan sudah tahap menghawatirkan karena badan jalan yang berkelok ditambah air yang menggenangi badan jalan tersebut membuat setiap pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati. Mobil Angkutan Umum (MPU) yang biasa mengangkut hasil pertanian dari dusun tersebut mulai enggan masuk disebabkan setiap masuk kedusun itu kadang kala As tarik mobil sering patah.
Salah seorang warga yang sudah bermukim puluhan tahun di daerah itu yang mengaku bermarga Matanari mengungkapkan. Kondisi jalan sudah berlangsung selama puluhan tahun dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki. Beliau beserta masyarakat yang bermukim di daerah tersebut berharap kepada Pemda serta Dinas PU agar segera memperbaiki kondisi jalan itu agar roda perekonomian mereka berjalan lancar. (L-02)

Yang Miring: Berjemaah

Berjamaah

Bagi islam sholat berjamaah itu lebih diutamakan. Pahalanya lebih tinggi karena mungkin berjamaah itu merupakan ibadah bersama. Sholat berjamaah dipimpin satu orang iman dan makmum (pengikut) mengikuti apa yang dilakukan oleh iman. Keseragaman, kebersamaan ini yang membuat nilainya semakin tinggi.
Namun contoh yang miring kali ini merupakan kegiatan berjaamaah yang mungkin paling dibenci Tuhan. Bayangkan korupsi berjamaah yang dilakukan mulai dari pimpinan hingga bawahan. Belum lama ini terkuak dugaan korupsi berjamah atas dana infromasi komunikasi yang dilakukan DPRD Dairi. Meski belum jatuh tempo karena peraturan mengatakan harus dikembalikan sebulan sebelum masa jabatan berakhir. Namun jelas ada niat berjamaah disana. Setidaknya ini ditunjukkan anggota DPRD Dairi yang belum lama ini sudah PAW. Dana itu tak dikembalikan.
Miring memang ketika negeri ini dikorupsikan berjamah. Para pengikut juga ikutan korupsi meski dalam kadar kecil seperti korupsi waktu. Pemandangan ini tak sulit untuk dilihat. Sangat mudah didapat di instansi-instansi pemkab . Contohnya saja mereka yang digaji Rp. 1,5 jt per bulan . Satu hari korupsi waktu maka makan gaji buta Rp. 20.000. Jika dikali seminggu saja dalam sebulan merugikan Negara Rp. 150.000. Bayangkan jika dalam satu kabupaten terdapat 1.000 staf seperti ini maka negara rugi Rp. 150 jt sebulan jika dikalikan dengan 440 kabupaten yang ada di Indonesia maka korupsi berjamaah Rp. 66 Miliar sebulan. Itu masih dari PNS yang korupsi waktu. Jika dikalikan per tahun maka akan semakin parah. Bagaimana mungkin negeri ini bisa makmur jika sebulan harus membayar mereka yang korupsi berjamaah hingga nilai gila-gilaan.
Berjamaah sama dengan rame-rame. Lihat saja mereka yang rame-rame selalu kuat, ribut dan ribet. Mengaturnya juga sulit. Reformasi yang menjatuhkan Soeharto karena pendemo berjamaah. Icon pimpinan orde baru yang terkenal tangguh itu juga jatuh karena demo berjamaah.
Berjamaah bisa membuat makmur dan juga bisa membuat terkubur. Andai saja negeri ini berjamaah menolak korupsi tentu dalam waktu yang tidak terlalu lama kehidupan akan membaik. Mengapa tak dilakukan ? karena masih merasakan enaknya berjamaah menghabisi negara.
Tentu yang miring kali ini akan membuat kesal bahkan marah PNS yang suka korupsi waktu. Namun harus disadari juga harusnya mereka yang mendapat gaji dari Negara harusnya contoh teladan kepada masyarakat awam. Jadi jangan marah ketika dikoreksi. Agar tak dikoreksi maka tak usah menjadi pegawai Negara.
Suatu saat aku ke TPA Sidiangkat dan bertemu seorang ibu pemulung. Saya katakan anda lebih mulia dari pada koruptor yang tampil necis dan berdasi. Dimata pertiwi anda suci karena tak menggerogoti Negara. Anda tak mau ikutan berjamaah membuat kurus bunda pertiwi. Meski ibu ini bingung namun dimata saya nilainya lebih mulia dibanding mereka yang ditahan KPK.
Jadi jelas betapa hebatnya nilai berjamaah itu. Persoalannya berjamaah untuk sesuatu kebaikan atau untuk sesuatu keburukan ? Jika untuk kebaikan maka hebatnya luar biasa dan jika untuk keburukan pengaruhnya juga sangat luar biasa untuk menghancurkan.
Lantas apa yang paling sulit dalam pemberantasan korupsi ? jawabnya sederhana, yakni semua pribadi kita inginkan korupsi diberantas kecuali diri kita sendiri. Masalahnya lagi adalah semua kita secara pribadi mengharapkan demikian. Jadi jelaslah korupsi sulit dimusnahkan. Kita sudah menyakini secara berjamaah biarlah yang lain dipersiksa asal jangan kita.
Mengapa korupsi berjamaah itu hebat dan pengaruhnya luar biasa ? tak lain jawabnya karena pimpinan melakukannya . Jadi guru kencing berdiri pasti murid kencing berlari sambil bersiul (Chief Of Editor)

Bupati Humbahas Buka Operasi Bibir Sumbing

D.Sanggul-Dairi Pers: Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas), Drs Maddin Sihombing,Msi didampingi Kadis Kesehatan, dr Roulan Siburian,MHA, dan Direktur RSU Doloksanggul, dr Binner Sinaga,M.Kes, membuka secara resmi pelaksanaan operasi bibir sumbing, Rabu pekan lalu. Kegiatan diadakan di RSU Doloksanggul, diikuti sekitar 38 orang pasien. Operasi dilaksanakan, Hatikva Ministry dari Jakarta pimpinan Rita Sihombing bekerja sama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI) dan Pemkab Humbahas.
Dalam sambutannya, Bupati Humbahas Drs Maddin Sihombing,Msi mengatakan, operasi bibir sumbing yang dilaksanakan Hatikva Ministry bekerjasama dengan OBI dan Pemkab Humbahas, sangat positif dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Untuk itu lanjut bupati, diharapkan agar pasien yang mengikuti operasi bibir sumbing itu memanfaatkannya dengan baik serta memohon perlindungan kepada Tuhan. Sehingga para pasien yang dioperasi tetap sehat.
Kepada para dokter yang melaksanakan operasi, bupati mengucapkan selamat bekerja dan mudah mudahan pengoperasian yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan sukses, sesuai rencana yang diharapkan. Saya mengharapkan agar kerja sama ini terus ditingkatkan demi kesehatan masyarakat. Dan kepada tim dokter semoga diberikan Tuhan kekuatan untuk menjamah para pasien yang akan mengikuti operasi bibir sumbing di RSU Doloksanggul ini, ujar bupati. Tim dokter yang melaksanakan bibir sumbing, yakni khusus spesialis bedah plastik dr BudiartySpBp, dr Sari Siburian SpBp, dr Senja Adi Yanto SpBp dan dari Anastesi dr Made Sutarna SpAn,d r Primartono Wibowo SpAn.
Pasien operasi bibir sumbing yang akan dioperasi berasal dari Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Madina, Tanjung Balai, Samosir, Tobasa serta berbagai kabupaten lainnya. Dan para pasien yang akan dioperasi kebanyakan berusia balita. (AT)

Banyak Jalan Antar Kecamatan Mengalami Rusak Parah

Siempat Nempu-Dairi Pers: Sepanjang jalan dari kota Sidikalang menuju Bunturaja saat ini di bahu jalan terdapat lobang-lobang besar sehingga sangat menggangu para pemakai jalan yang akan melintas dari daerah tersebut.
Pantauan Dairi Pers di lapangan bahwa jalan menuju Bunturaja saat ini banyak jalan mengalami kerusakan bahkan sudah pada tingkat kritis. Kerusakan yang paling parah terdapat di badan jalan yang menghubungkan antara desa Hutaimbaru dengan desa Sosor Lontung karena kerusakan tersebut sudah sangat parah.
Kerusakan badan jalan ini sudah berlangsung lama namun hingga berita ini diturunkan di lapangan belum terlihat tanda-tanda untuk perbaikan. Sehingga para pemakai jalan yang melintas dari jalan tersebut sangat kewalahan karena badan jalan yang rusak sangat dalam sehingga apabila hujan turun jalan tersebut tergenang air.
Para pengemudi mobil penumpang umum (MPU) sangat mengharapkan perhatian oleh instansi terkait agar segera memperbaiki jalan dimaksud. Sehingga kelancaran pengangkutan kedaerah tersebut dapat berjalan dengan baik. (R.03).

Yang Miring: BONSAI

Bonsai
Minggu malam pekan silam saya tertarik dengan acara zona 80 di Metro TV. Siti Aminah Kader PPP era 80-an dan Soerjadi ketua PDI bercerita partai mereka dibonsai kekuatan Golkar kala itu. Meski dikemas dalam canda namun tidak bisa menutupi gambaran demokrasi sakit kala itu.
Bonsai adalah tanaman yang sengaja dikerdilkan. Entah bagaimana juga setiap yang kerdil dianggap lucu. Lihat saja Ucok Baba hanya 70 cm bisanya hanya sebagai bahan lawakan saja. Pengakuan Soerjadi, PDI kalah karena memang suara telah dihitung sebelum pemilu. Sedang Siti aminah mengaku karena PPP menang di Jakarta lantas simbol diganti. Nggak bisa gunakan ka’bah. Dua partai pendamping golkar itu dibonsai habis oleh pemerintah yang berkuasa kala itu.
Dibonsai atau dikerdilkan tentu punya jiwa tak rela yang sedikit mirip kriminal. Siapa berbeda kala itu dibonsai namun tak dimatikan. Kerena kalau dimatikan demokrasi semu itu hilang. Makanya kala itu jika tak mau dibonsai bergabung kepada partai berkuasa saja.
Hari ini partai tumbuh subur bahkan menjemukan. Kebebasan yang diberikan membuat rakyat pusing. Kalau dulu pusing karena “kekotoran” kini pusing karena banyaknya pilihan . Semua mengatasnamakan rakyat. Maka hasilnyapun sama caleg yang mucul banyak yang dagelan. Pahadal resikonya bukan mudah lho. Lihat saja mereka yang rumah sakit jiwa. Tertawa seharian, kepala menempel ke dinding seharian dan bicara seharian ke dinding. Masih banyak tingkah yang menggelikan karena saraf normalnya yang putus. Bukan tidak mungkin dari 800 ribu jumlah caleg tahun ini ada yang masuk RS Jiwa.
Kembali ke bonsai yang dikembangkan oleh Jepang. Jika ditarik benang merahnya ada juga sifat menjajah di sana. Maka anda peminat bonsai hati-hati disebut penjajah lho…
Mau tahu bonsai gaya baru ? lihat saja sekarang elit politik partai berebut dengan mengklaim prestasi pemerintahan SBY-JK juga prestasi partainya. Iklan BLT dijadikan komoditi sebagai idenya. Swa sembada beras juga diobok-obok banyak partai mengakuinya. Ini sama saja praktek membonsai apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY-JK.
He…he… lagi-lagi elit politik dipusat sana berupaya berbohong di depan rakyat. Baiklah kalau memang itu prestasinya, silahkan. Namun satu hal yang tak dapat dipungkiri justru karena program itu menyentuh rakyat kecil dan sangat bermanfaat bagi rakyat maka ramai-ramai partai mengklaim itu ide dan prestasinya.
Di balik iklan itu tersimpan upaya bonsai mengerdilkan apa yang telah diperbuat pemerintahan sekarang sehingga seakan-akan ide itu lahir dari puluhan otak partai. Heran ya … masak BLT lahir dari pemikiran banyak orang...He…he… Namun setidaknya inilah contoh elit politik kita sekarang yang ingin juga disebut memperhatikan rakyat.
Berbohong di depan anak sangat salah dan berdosa apalagi berbohong depan rakyat. Memutar balik fakta hingga membonsai orang lain dan ingin muncul disebut pahlawan rakyat. Inilah yang terjadi dari iklan iklan di Televisi. Harus salut kita kepada pemerintahan SBY - JK ini yang tidak menanggapi sama sekali iklan boong itu. Lihat saja SBY diam meski tahu dia tengah di bonsai. JK diam tidak dengan serta merta ribut dengan tingkah partai lain yang mengklaim prestasi mereka.
Tahu kenapa ? karena klaim itu sebagai bukti memang SBY-JK mampu menjawab keresahan rakyat. He…he….bukan partai yang cuap-cuap menjual kebohongan. (Chief Of Editor)

Ayah Bejat Perkosa Anak Kandungnya Hingga Hamil 3 Bulan

G.Sitember-Dairi Pers: Sungguh biadab perlakuan ayah yang satu ini, tega memperkosa anak kandungnya yang masih duduk di bangku kelas III di salah satu SMP. Perlakuan seorang ayah berhati iblis itu menjadi perbincangan hangat di kalangan warga desa Tumpak Raja kecamatan Gunung Sitember.
Adalah LS (45) warga desa Tumpakraja kecamatan tersebut memperkosa anak kandungnya secara berulang ulang, saat istrinya pergi ke P.Baru untuk sesuatu urusan keluarga. Pertama kali LS memperkosa anaknya pada bulan Nopember 2008. Namun korban sebut saja Bunga, saat diperiksa di Polres Dairi, tidak ingat persis tanggal kejadiannya.
Sementara LS saat diperiksa di Mapolres Dairi, kepada Dairi Pers, Rabu (15/4) mengatakan, suatu malam dia pulang dari kedai tuak dalam keadaan mabuk. Setiba di rumah, dilihatnya 4 orang anaknya semuanya perempuan sudah tidur. Sedangkan istrinya sedang berada di P.Baru.
Saat itu menurut pengakuannya, nafsunya sedang memuncak. Lalu salah satu dari anaknya itu, yang merupakan anak kedua dibanguninya dan disuruh datang ke kamarnya. Bunga yang tidak curiga menuruti panggilan ayahnya.Setiba di kamar ayah bejat itu membujuk anaknya, agar membuka pakaiannya.Namun Bunga menolak dan mengatakan, pak…aku anakmu.
LS yang tidak dapat lagi menahan nafsunya, terus membujuk anaknya agar membuka pakaiannya dan mengatakan, sebentar sajapun. Mamakmu sudah lama di P.Baru.Karena si anak tetap menolak, lalu ayahnya mengancam akan membunuh Bunga, apabila permintaannya di tolak. Bunga dalam keadaan takut tidak berkutik. Lalu LS memeluk anaknya yang sedang mekar itu sambil mempreteli pakaiannya, kemudian memperkosanya.
Kejadian yang pertama itu, bukan saja LS menyesal. Namun menjadi ketagihan kendati si anak tetap menolak hinga berlangsung sampai 5 kali. Dengan kejadian itu, Bunga tetap merahasiakan karena selalu mendapat ancaman dari ayahnya.
Belakangan, tubuh korban sudah mulai mencurigakan. Sehingga ibu Bunga yang sudah kembali dari P.Baru, lantas mempertanyakan kepada Bunga. Setelah berbagai bujukan dari ibunya, akhirnya Bunga mengaku bahwa dirinya diperkosa ayah kandungnya LS. Atas pengakuan Bunga, ibunya tersentak dan langsung mengadukannya ke Polres Dairi. Kini ayah durjana itu meringkuk dalam sel tahanan Polres. Sementara Bunga, setelah diperiksakan ke RSUD, jelas sudah mengandung 3 bulan.
Saat Dairi Pers, mempertanyakan hal itu kepada LS menjawab dia menyesal. Jangan beritakan Ya Pak. Kalaupun bapak beritakan, jangan buat nama anakkku (maksudnya Bunga), ujar LS kepada Wartawan koran ini.
Namun dia mengaku, adegan pertama itu dilakukan karena dia sudah mabuk berat. Kemudian hari berikutnya kembali di lakukan karena sudah menjadi ketagihan. Saya menyesal pak, ujarnya. (R.01)