25 November 2007

Sukses Tani: MENGAPA HARUS BELI INSEKTISIDA YANG MAHAL?


PETANI DAIRI BISA MENGGUNAKAN PESTISIDA NABATI
Seorang petani Beru Bancin menanyakan hal yang menarik. ”Apakah hanya dengan racun yang dari toko pupuk itukah untuk membunuh hama tanaman?”, tanyanya. Pengasuh Kolom Sukses Tani ini menjawab:”Tidak, turang! Masih melimpah karunia Tuhan di alam ini untuk kita pakai mengendalikan hama. Tanpa beli pula!” Hanya kita harus berusaha, bukankah Tuhan Yang Maha Kuasa menyuruh kita mengusahakan apa yang sudah disediakan-Nya.
Contoh yang menarik adalah mengatasi keriting pada tanaman cabe. Petani yang pernah menanam cabe pasti mengatakan inilah penyakit cabe yang paling sulit diatasi. Teknik yang efektif dan telah teruji ditawarkan Sdr. Pendi Siregar (Pemandu Lapang I BP2TP Sumut). Caranya sederhana saja, yaitu sebagai berikut: Kurangi tunas liar cabe, lalu rendam dalam air beberapa hari. Larutan yang didapatkan disemprotkan ke tanaman cabe tsb. Hasilnya cabe tahan pada penyakit keriting. Lebih bagus lagi jika difermentasi dengan mikroorganisme fermentor, seperti EM4 dan ViP-C. Dengan fermentasi potensi racun akan semakin bagus.
Cara tsb diatas persis sama dengan imunisasi pada manusia. Tunas liar cabe wajar kita potong supaya tanaman cabe berbuah bagus. Yang ajaib adalah pada tunas liar tsb terkandung sema­cam zat yang bermanfaat pada induknya. Padahal selama ini tunas liar tsb dibuang petani.
Selain yang berasal dari tanaman itu sendiri di alam juga tersedia cukup banyak tanaman yang bermanfaat sebagai racun pada pengganggu tanaman. Racun alami ini umum disebut dengan pestisida nabati.
Jenis-jenis Pestisida Nabati
”Apakah masih ada pestisida alami yang lain?”, tanya petani Marga Berampu di Batu 7 Tiga Lingga. Jawabannya adalah ”Sangat banyak”. Contoh yang nyata bermanfaat adalah tuba, nimba, mindi, babadotan, sirsak, gambir, dll.
Tuba yang umum dipakai untuk ikan ternyata juga bermanfaat membunuh hama ulat dan kutu daun. Nimba yang umum disebut dengan nama hau rece di Dairi juga bermanfaat untuk ulat daun. Gambar tanaman tersebut dapat dilihat dibawah ini.
Bahkan, getah gambir yang biasa dimakan sirih ternyata untuk tanaman lain juga berguna. Gambir efektif untuk penyakit busuk pada kol dan tomat. Dan, ini sudah diuji para ahli.
Sebagai pedoman untuk petani Dairi kami sampaikan beberapa hal dalam penggunaan pestisida nabati: (a) Disimpan pada tempat terlindung dari matahari; (b) Disempotkan pada sore hari; (c) Tambahkan perekat pada musim hujan; (d) Dimulai dengan jumlah sedikit pestisida nabati pada beberapa pohon, baru diteruskan dengan seluruh tanaman jika sudah dapat ukuran yang tepat.
Kandungan racun pada pestisida nabati umumnya rusak pada oleh sinar matahari. Oleh sebab itulah digunakan sore hari. Waktu penyemprotan yang paling tepat adalah mulai pukul 3 sore hingga menjelang matahari terbenam. Jika tidak selesai hari itu dilanjutkan sore hari besoknya.
Penambahan perekat harus diperhatikan dengan baik oleh petani atau pekerja penyemprot. Jangan digunakan deterjen kuat untuk pakaian seperti Rinso, Daia, So Klin, dll karena akan merusak tanaman. Perekat yang aman bersifat netral dan tidak merusak daun dan buah tanaman.
Jadilah Petani Penemu
Ompung/mpung/bulang kita pasti mengatakan sederetan nama yang sudah kita lupakan manfaatnya sebagai obat untuk manusia tetapi juga bermanfaat sebagai racun pada pengganggu tanaman kita di Dairi ini. Petani kami harapkan dapat menyebutkan tanaman potensial tsb.
Jadilah petani penemu potensi pestisida nabati. Kami sebagai pengasuh kolom Sukses Tani Dairi Pers akan sangat berterima kasih atas informasi baru, khususnya pestisida nabati. Informasi seperti ini bermanfaat bagi petani lain. Informasi seperti ini akan kami sebar luaskan. Dengan cara seperti ini, kami yakin pertanian di Dairi akan maju.

Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke blog: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.

Sukses Tani: SIDIKALANG PERLU BURSA BURUH TANI

Petani Panji Menjerit Kekurangan Buruh Tani
Petani daerah Panji Sidikalang diantaranya Desa Bintang Hulu dan Rimo Bunga menjerit kekurangan tenaga kerja. Kekurangan tenaga kerja ini dialami pada tahun-tahun terakhir ini. Berdasarkan pantauan kami ratusan ha lahan pertanian di daerah tsb terlantar dan kurang terawat. Sementara yang menyedihkan banyak buruh tani dari Dairi memilih bekerja di daerah Tanah Karo dan Simalungun, jauh dari kampung halamannya.
Seorang petani yang mengaku Boru Simbolon di Desa Bintang Hulu mengeluhkan mahalnya upah buruh tani saat ini. ”Sudah mahal tapi juga tidak cukup”, katanya kepada penulis. Sementara H. Ujung juga mengeluhkan juga kurang tersedianya tenaga kerja untuk merawat tanaman kopi yang ditanamnya.
Kebun terong belanda dan jeruk milik Boru Ginting yang sudah masak tetapi belum dipanen juga. Ketika ditanya mengapa belum dipanen maka ibu tani tersebut dengan wajah memelas minta tolong agar Dairi Pers menulis kekurangan tenaga kerja sekitar Sidikalang ini. ”Tolong tulis itu, kami sangat kewalahan”, katanya kepada Dairi Pers.
Upah buruh tani di daerah Panji sekitar Rp. 25 ribu per hari. Upah ini bersih diterima karena pemilik ladang menanggung makan siang dan minum teh/kopi. Jumlah ini termasuk tinggi dan tidak berbeda dengan upah daerah Tanah Karo dan Simalungun, tempat perantau Dairi banyak menjadi buruh tani.
Hal yang menarik adalah alasan buruh tani untuk meninggalkan Dairi. Mereka memilih jauh dari desanya supaya orang tidak tahu pekerjaannya. ”Yang penting merantau”, kata salah satu buruh tani yang ditanya bulan lalu di sekitar Merek.
Permasalahan
Berdasarkan wawancara dengan para petani maka permasalahan mereka dengan buruh tani adalah: (1) Upah tidak sebanding dengan prestasi kerja, (2) Buruh tani ngobrol-ngobrol selama jam kerja, (3) Jam istirahat terlalu panjang sehingga jam kerja efektif berkurang, (4) Buruh tani menuntut fasilitas berlebihan, dan (5) Tenaga kerja yang ada tidak mau menjadi buruh tani.
Ketika ditanyakan kepada tenaga kerja yang ada maka alasan mereka adalah: (1) Kesan keluarga dan masyarakat umum menjadi buruh tani adalah pekerja rendahan, (2) Mereka tidak tahan panas, (3) Fasilitas yang disediakan majikan kurang layak, dan (4) Pemondokan tidak ada.
Memang hal yang menyedihkan selama kunjungan lapang kami adalah tidak semua petani menyediakan pondok ladang. Padahal pondok ladang sangat perlu jika hujan deras, misalnya. Dari keadaan tsb dapat kita bayangkan penghargaan manusia terhadap manusia lain yang kebetulan berprofesi sebagai buruh tani. Buruh tani juga butuh penghargaan. Akibat permasalahan tsb maka lahan menjadi terlantar.
Perlunya Bursa Buruh Tani
Salah satu model yang menarik diterapkan di Sidikalang adalah bursa buruh tani seperti di Berastagi, Kaban Jahe, Merek dan Seribu Dolok. Memang ada biaya tambahan untuk mandor sebagai pengerah buruh tani yang dikomandoinya. Akan tetapi untuk tambahan biaya tersebut juga ada tambahan yang nyata pada hasil kerja mereka.
Jika hal ini diterapkan di Sidikalang maka majikan pemilik lahan akan merasakan manfaat langsung. Lahan terlantar pun berkurang. Terbuka juga peluang penyedia pemondokan dan mandor pengerah buruh tani.
Pandangan masyarakat Kabupaten Dairi akan buruh tani harus diperbaiki. Buruh tani harus kita hargai sebagai profesi mulia. Profesi mulia tsb karena dengan merekalah lahan pertanian Dairi bisa kita buat sejajar dengan Tanah Karo dan Simalungun, bahkan mungkin bisa lebih baik lagi.
Semoga ada kesadaran buruh tani yang selama ini merantau ke daerah lain agar mau mengabdi di daerahnya. Untuk apa malu menjadi buruh tani jika penghasilan lumayan. Menjadi sales girl di Kota Medan juga hanya bergaji sekitar Rp. 400 ribu kotor. Padahal jika menjadi buruh tani di Dairi maka mereka akan bertempat tinggal dekat dengan keluarganya. Jika ada keperluan pun mereka bisa segera dihubungi.
Perlu ada penghormatan khusus pada profesi buruh tani. Jika mereka dihormati di Dairi maka pemilik lahan tidak kesulitan seperti saat ini. Kasihan buah kopi, jeruk, terong belanda yang berjatuhan karena tidak dipanen. Kasihan juga pohon-pohon yang menderita karena tidak terawat.
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke blog: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.

Yang Miring : TH

Pembaca, apakah anda pernah merasa tidak suka kepada orang yang tidak pernah dilihat dan dikenal sebelumnya? Anda tahu, semua orang diciptakan berbeda dengan karakter fisik yang berlainan. Tidak boleh disalahkan kalau cara memandangnya yang normal bisa memancing kecurigaan orang lain secara alami. Ketika ada yang lewat dari depan rumah ada yang menyeletuk ‘saya lihat orang itu seperti pencuri’.
Ada orang yang merasa kren kalau penampilannya seperti pencuri dan garong. Rambut panjang dan aut-autan. Cuma, dalam gaya seperti itu mereka sering tidak menyadari bahwa ujung rambutnya pecah-pecah dan gersang sehingga penampilan itu menjadi suatu ekspresi kondisi kurang gizi. Padahal penampilan norak seperti itu pada hakekatnya adalah ekspresi keinginan yang tidak terpenuhi. Artinya, seseorang yang membuat penampilan seperti garong yang garang akan menunjukkan suatu kepribadian yang berkeinginan seperti itu tetapi dia tidak sanggup karena lemah. Ini merupakan ciri khas preman kampung yang tidak bersekolah.
Mengasumsikan asumsi merupakan ketidakakuratan yang dobel. Berasumsi berdasarkan penampilan fisik sering menghambat kita bergaul hangat dengan seseorang. Padahal seseorang itu sebenarnya tampil sederhana dan alami sebagaimana dia tercipta. Tidak membuat penampilan tambahan seperti rambut gondrong atau pakai celana jeans koyak-koyak.
Komunikasi adalah sesuatu yang sering absen dalam kehidupan manusia. Untuk orang yang sebelumnya bukan sahabat, senyum ternyata adalah kunci pembuka komunikasi antar manusia. Misalnya, kontraktor (orang yang ngontrak) yang baru menghuni rumah sebelah. Biasanya, kontraktor datang saat hari sudah gelap. Tetangga sudah mengunci rumah dan nonton TV.
Keesokan harinya, masing-masing memulai aktivitas dan sama-sama tidak punya waktu bertegur sapa. Keadaan seperti itu bisa berlangsung hingga satu minggu menunggu hari libur Minggu. Kalau semua pihak sama-sama orang sibuk, mereka akan saling mengerti bahwa tidak ada rasa tinggi hati dalam pikiran mereka, apalagi masih sama-sama kontraktor.
Orang yang tidak sibuk sering berpikir bahwa orang lain juga persis seperti dia, punya waktu untuk memikirkan orang lain. Tetapi karena kenyataan tidak seperti itu maka orang yang tidak sibuk itu menganggap orang tersebut tinggi hati. Dalam hal ini, kata level sangat menentukan.
Seseorang bisa menuduh seorang anak kepala desa tinggi hati. Padahal camat tidak pernah berpikir seperti itu terhadap keluarga kepala desa tersebut. Kepala desa boleh mengatakan seorang camat tinggi hati. Tetapi bupati tidak pernah berpikir seperti itu. Yang salah adalah orang yang menganggap orang lain tinggi hati, bukan orang yang dianggap tinggi hati itu.
Nah lain kali, kalau anda menganggap orang lain tinggi hati maka pergunakanlah itu sebagai momen untuk menyadarkan diri sendiri bahwa level kita belum saatnya untuk disapa ramah oleh orang yang sangat sibuk. Kebetulan volume otak manusia tidak jauh beda. Sementara volume kerja otak itu sangat berbeda. Jangan mengharapkan orang memikirkan kebutuhan kita (kebutuhan untuk diramahi) karena untuk menyelesaikan masalah yang sudah sumpek di otaknya saja orang itu tidak punya waktu sisa. Harap maklum. Kalau ada orang tidak saling ramah dan sekaligus tidak saling menuduh tinggi hati, berarti proses modernisasi sedang mengalir deras dalam diri kedua orang itu. Menuduh orang lain tinggi hati, berarti modernisasi masih terganjal, mungkin karena kemiskinan atau karena kebodohan.*L.Sinaga

Tajuk Rencana: Yang Samar di TWI

Adalah suatu anugerah TWI (Taman Wisata Iman) yang terletak di Sitinjo, Dairi menjadi Pusat Wisata. Obyek ini membawa Dairi dikenal nasional bahkan internasional. Saatnya harus bertindak jelas dan pasti dalam pengelolaannya. Produk yang dijual yakni iman dan agama tentu mengisyaratkan harus bebas dari korupsi maupun kesamaran dalam dana yang diberikan pengunjung. Ini memang persoalan moral dan tak mudah memang mencari pengelola yang tak tergiur dengan uang.
Lima tahun lebih Bupati Dairi DR MP Tumanggor membangun lokasi yang dulunya hutan Ilalang itu. Jauh sebelum mereka yang kini dipercayakan mengelola itu ada di Dairi. Artinya tak semua staf ,mengerti sulitnya seorang MP Tumanggor melahirkan ide membangun dan memupuk kepercayaan pengunjung hingga lokasi itu digandrungi.
Selintas memang bagai luar biasa dinas Pariwisata dan perhubungan Dairi setiap minggunya membuat laporan kepada Bupati Dairi atas pemasukan dan segala hal yang berkaitan dengan TWI. Memang bagus dan hasilnya luar biasa, target selalu tercapai bahkan over target. Namun wajar barang kali semua pemasukan dilaporkan. Namun ini sedikit berbeda ada sumber dana yang sama sekali tidak dilaporkan dan keberadaannya samar. Tentu sebagai lokasi yang mengangkat masalah agama bukan masalah besar kecilnya dana yang samara atau disamarkan itu namun moral mereka yang dipercayai mengurusnya.
Sudah menjadi hal biasa artinya tak disebut luar biasa lagi jika target lokasi wisata ini sudah tercapai hanya setengah tahun saja. Over target juga bercerita betapa obyek ini sudah digandrungi. Kerja keras , promosi dan kepuasan tentu menjadi acuan pengunjung. Dan pencapaian target seperti itu berarti semua hal berhasil..
Namun dalam dua minggu terakhir muncul dugaan korupsi yang mungkin dilakukan mereka yang dipercayai Bupati Dairi. Bayangkan untuk membuka kotak persembahan diberikan kepada staf yang masih honor. Tentu ini keberanian yang luar biasa dari seorang kabid Pariwisata. Namun itu bisa menjadi tidak luar biasa jika staf honor yang diangkat itu familiy yang menugaskan. Atau setidaknya mereka yang menugaskan ada apa-apanya dengan pembuka kotak. Itu suatu fakta yang tak dapat dipungkiri.
Menyimak pengelolaan cukup maju. Staf Dinas pariwisata setiap minggunya bertugas diportal. Tentu mereka dilengkapi surat tugas. Polisi pariwisata juga sudah ditugaskan .Ini bermakna pengelolaannya yang semakin sempurna. Personil juga semakin banyak dilibatkan. Namun wajar juga disimak dan diberikan pembelajaran yang hakiki kepada staf . Betapa tidak masih banyak staf yang ditugaskan pada hari minggu padahal mereka adalah umat kristiani . Bukankah hari minggu adalah hari diwajibkan bagi mereka untuk beribadah di gereja? Entah terpaksa atau memang ada sesuatu yang manis disana namun setidaknya penugasan mereka pada hari minggu tentu sudah bertentangan dengan konsep awal TWI “mencariTuhan dibukit Letter S”. Bagaimana mungkin pengunjung disuguhi nuansa iman ternyata pimpinannya memberikan contoh yang tidak benar bagi stafnya bolos dari gereja.
Banyak memang yang masih samar disana. Kita tak tahu pasti sengaja disamarkan atau memang sejak awalnya sudah samar. Namun ini harus menjadi tugas ke depan khususnya kepada Pariswisata dan Perhubungan Dairi untuk melihat dan mengelola stafnya sehingga bukan hanya manis dipermukaan namun lebih jauh. Staf juga adalah umat beregama yang perlu waktu berjumpa Tuhannya.
Kotak persembahan adalah milik TWI dan bukan milik perseorangan . Artinya keikhlasan yang diberikan pengunjung untuk lokasi itu harus disikapi mereka pengelola juga ikhlas melaporkan hasil kotak persembahan itu. Jika menganut azas korupsi adalah target sudah saatnya berfikir mencari dinas lain yang lebih memungkinkan perbuatan samara itu tak menjadi masalah. Ini cerita iman dan agama maka berbuatlah agamais agar pengujung tak khawatir soal sumbangan yang diberikan. (***)

Warga Dusun Hutabaru Buka Jalan Harapkan Pemkab Untuk Perkerasan/Drainase

Sumbul-Dairi Pers: Warga dusun Butabaru,dusun Parsaoran,Pardamean dan dusun Sihotang Desa Hutagugun kecamatan Sumbul Kab. Dairi, melaksanakan gotong royong membuka jalan menghubungkan dusun tersebut ke pasar hitam.Kegiatan gorong royong itu, di tinjau Kadis PU Dairi, Ir Tagor Sinurat,MSc, Sabtu (10/11).
Tokoh masyarakat, J.Matanari dan Sihaloho di lapangan kepada Dairi Pers mengatakan, kegiatan gotong royong itu di lakukan dua kali dalam satu Minggu, yakni Jumat dan Sabtu. Jumlah tenaga antara 25 hingga 30 orang/hari.
Menurut J.Matanari, jalan yang akan di buka sepanjang 1200 meter.Yang telah selesai di gotong royongkan sepanjang 900 meter dengan lebar 6 meter. Pembukaan jalan itu melintasi areal pertanian penduduk. Namun pemilik tanah yang kena dengan pembangunan jalan, tidak ada yang minta ganti rugi.Hal itu suatu kebanggaan.Sebab warga sangat sadar arti pentingnya pembukaan jalan di maksud.
Kami merasa,selama ini bagai di anak tirikan oleh Pemkab Dairi.Sebab pembangunan untuk ketiga dusun itu sangat minim dibandingkan dengan daerah lain.Padahal, dusun Hutabaru merupakan kampung yang perama di kecamatan Sumbul.Tentang bangunan dari pemerintah belum ada di dusun ini.Kecuali tiang listrik, ujarnya.
Selama ini bila warga hendak memasarkan hasil taninya ke pekan, maupun untuk mendatangkan keperluan sehari hari, harus di pikul sendiri dengan jalan kaki sepanjang 1200 meter. Sekarang yang menjadi kendala adalah perkerasan jalan dan untuk pembuatan parit (drainase). Drainase harus di beton (semen) melihat medannya jalan yang baru dibuka rawan longsor. Parit jalan melintasi areal pertanian(persawahan) penduduk cukup rawan tanah longsor.
Kalau hanya sekedar untuk di lintasi kenderaan roda empat, jalan yang baru di buka itu sudah layak.Tetapi hanya di musim kemarau.Karena jalan tersebut belum di perkeras, ujar Matanari seraya mengharapkan agar Pemkab dapat memperkeras jalan yang baru di buka serta pembuatan parit (drainase) dari beton. Kadis PU Dairi, Ir Tagor Sinurat, MSc saat meninjau kegiatan gotong royong itu mengatakan, sangat bangga atas ke kompakan warga yang telah berhasil membuka jalan baru.Kita harus membangun bersama, jangan hanya mengharapkan dari Pemerintah.
Pembukaan jalan ini sangat menentukan laju perekonomian penduduk. Sebab tanpa infrastruktur jalan, sangat kecil kemungkinan ekonomi masyarakat dapat meningkat.Tentang warga yang rela mengorbankan tanahnya untuk pembukaan jalan, itu sangat membanggakan, ujar Sinurat sekaligus memberi petunjuk terhadap warga yang melakukan gotong royong, bagai cara yang bagus untuk membuka jalan, terutama pada tikungan.(R.01)

Wabub Dairi Resmikan Peletakan Batu Pertama Monumen Selamat Ginting

Gunung Sitember-Dairi Pers : Sebagai bangsa yang menghargai perjuangan para pahlawan yang telah banyak berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia ini maka sudah sepatutnya kita mengingatnya. Demikian halnya di Gunung Sitember dimana telah berlangsung peletakan batu pertama monumen Mayor Selamat Ginting, Sabtu,(10/11). Acara yang dimulai pukul 10.00 wib bertempat di Gunung sitember.
Acara peletakan batu pertama yang dihadiri unsur Muspida, Tokoh masyarakat, Legiun veteran, Anggota Dewan Dapem IV, Panitia pelaksana dan Wakil bupati Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro yang juga adalah ketua umum pembangunan ikut dalam acara peletakan batu pertama tersebut. Kegiatan peletakan batu pertama itu juga secara langsung dihadiri oleh Ibu Selamat Ginting beserta keluarga. Dimana dalam kesempatan itu juga pihak keluarga Ibu Selamat Ginting memberikan bantuan Rp.3.000.000,- yang langsung diterima oleh KRA Johnny Sitohang Adinagoro dan selanjutnya diberikan kepada panitia untuk dapat digunakan nantinya dalam membangun Tugu Monumen Mayor Selamat Ginting.
Perjuangan para pahlawan terdahulu telah sama-sama kita rasakan saat ini. tetapi satu hal yang perlu kita ingat adalah bahwa sampai saat ini perjuangan itu belum selesai. Jika dahulu para pejuang berjuang melawan penjajah memakai bambu runcing ataupun peralatan sederhana lainnya. Maka sekarang kita dituntut untuk tetap berjuang tetapi perjuangan yang dimaksud adalah perjuangan untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, ujar Wabub Dairi KRA Johnny Sitohang Adinagoro dalam kata sambutannya.
Pembangunan tugu monumen Selamat Ginting adalah perwujudan rasa bangga terhadap anak bangsa Indonesia. Seorang pahlawan dari kabupaten penghasil kopi ini. Beliau juga menambahkan bahwasanya Mayor Selamat Ginting bukan hanya milik orang Karo saja tetapi juga milik kita bersama. Hendaknya dengan adanya tugu monumen Selamat Ginting ini akan membuat kita tetap mengenang para pejuang pahlawan-pahlawan yang telah berjuang dengan gigih demi mendapatkan kemerdekaan Indonesia.
Salah seorang Legiun veteran yang pada kesempatan itu memberikan sepatah dua kata menyebutkan bahwa mereka sangat senang dan mendukung pembangunan tugu Selamat Ginting. Karena sudah sejak lama mereka mendambakan hal tersebut tetapi baru hari inilah diadakan realisasinya yakni peletakan batu pertama tugu monumen perjuangan Mayor Selamat Ginting. Seraya mengatakan bahwa Mayor Selamat Ginting adalah salah seorang pejuang yang berasal dari sektor III meliputi Dairi, Tanah Karo dan Aceh Tenggara serta Langkat. Yang telah banyak berjasa dalam melawan para penjajah dalam mendapatkan kemerdekaan ini walaupun nyawa menjadi taruhannya.(TH/ATS)

Tim Pembaharuan DPRD Pakpak Bharat Kirimkan Surat Kepada Gubsu

Salak Dairi Pers: Lima Belas anggota DPRD pak-pak barat membuat pernyataan secara sendiri-sendiri menggabungkan diri dalam satu komitmen bersama dengan tim pembaharuan DPRD Pakpak Bharat. Ke lima belas anggota dari dua puluh anggota DPRD itu mengirimkan surat kepada Gubernur Sumatra Utara agar Ketua DPRD Mansehat Manik diganti.
Pasalnya menurut tim pembaharuan ini bahwa Ketua DPRD Mansehat Manik,Spd di nilai gagal mengemban tugas sebagai Pimpinan, dan di tambahkan lagi bahwa Ketua melanggar nilai etika dan moral sebagai wakil rakyat sehingga menjadi factor penghambat tugas pokok DPRD sebagai fungsi pengawasan, legislasi dan Agaran.
Harapan Masyarakat pakpak Bharat adanya Kurang kesepahaman para Wakil Rakyat yang terhormat jangan sampai melupakan tanggung jawab bahwa DPRD itu adalah pengemban amanah seluruh masyarakat Pakpak Bharat (PB01)

Petani Kol Di Kecamatan Sumbul Terkecoh

Dolok Tolong-Dairi Pers: Kebimbangan kembali mengombang-ambingkan petani di dusun Dolok Tolong ke Sumbul Pegagan khususnya petani Hortikultura jenis tanaman kol atau kubis. Pasalnya di daerah tersebut sewaktu panen raya harga kol berkisar Rp. 100,- s/d Rp. 150,-/Kg itupun tidak ada toke yang mengambil hasil bumi yang mirip piala dunia tersebut.
Tapi kini panen sudah selesai, harganya sudah melangit yakni Rp. 1000/Kg malah tokenya sudah bingung cari sana-sini begitu keluh kesah Kepala desa Dolok Tolong kepada Dairi Pers, Rabu (14/11) di kantor Camat Sumbul. “Kami jadi heran bagaimana ini, tambahnya kami jadi seperti bermain Aleb cendong saja atau memang sudah ada mafianya ya, kami jadi bingung” ujarnya dengan raut muka bingung juga. Rumah ya terpaksa pakai jurus lari saja padahal itu bukan jalan keluarnya cetusnya sambil tertawa paksaan. Dari pantauan Dairi Pers memang begitulah nasib petani kol salah satu contohnya di desa Dolok Tolong adalah segelintir petani yang akhirnya begitu-begitu saja jadi bulan-bulanan pihak tengkulak di daerah ini.
Dan yang paling lucu bila harga murah pinahan lobu (babi) saja tidak akan mau makan jenis sayur yang satu ini” ucap br.Simbolon di tempat terpisah kepada Dairi Pers. Makanya ada istilah di daerah ini bila kolnya ketawa (pecah) maka yang punya akan menangis dan yang paling lucu tapi sedih pihak yang berkompeten di daerah ini mulai dari dinasnya, DPR, bahkan bupatinya tidak pernah mau perduli hal seperti ini. Hanya sibuk mengurus proyek barangkali, ujarnya br Simbolon sinis.
Situasi di lapangan memang sangat memprihatinkan ditambah lagi beban para petani yang memang sengaja meminjam modal ke pihak Bank bahkan ada yang pinjam modal ke rentenir yang bunganya bisa mencapai 10%. “ kami heran hal seperti ini sudah sering kalian buat berita tapi tidak pernah ada respon, yang nggak masuknya Koran kalian ini ke kantor bapak-bapak kita ini di Sidikalang? Ujar br Simbolon mulai emosi.
Jadi tahun-tahun depan kami akan bawa saja kol-kol ini ke Dinas Pertanian, kantor DPR, dan kantor Bupati juga ke kantor Perindagkop biar mereka puas. Mudah-mudahan situasi diatas segera mendapat respon dari pihak-pihak terkait sebelum hal itu terjadi. Hendaknya aspirasi masyarakat kalangan bawah ini mendapat perhatian segera jangan hanya ketika kampanye saja mereka mau turun kelapangan tetapi setelah duduk manis sudah lupa.(ATS/TH)

Petani Kec. Parbuluan Dambakan Koperasi: TIDAK TAHAN LAGI BERHUBUNGAN DENGAN TENGKULAK

Parbuluan-Dairi Pers: Petani sayur mayur di kawasan kecamatan Parbuluan Kab. Dairi, sangat mendambakan kehadiran koperasi, karena merasa tidak tahan terus berhubungan dengan tengkulak. Sedangkan hasil penjualan sayur-mayur cendrung menurun setiap tahunnya.Kalaupun harga pernah mengalami kenaikan, itu hanya sebentar. Yang jelas harga kelamaan menurun dari pada mengalami kenaikan.Beberapa petani yang sempat di hubungi Dairi Pers, Senin (12/11) di Desa Bangun kecamatan Parbuluan menyebutkan, harga penjualan sayur selama ini terggantung pada tengkulak,sedang petani tidak pernah tahun berapa harga penjualan tengkulak kepada toke (eksportir).
Para tengkulak memang sering melakukan persaingan ketat guna mendapatkan lebih banyak sayur-mayur (sepeti kol) dari petani, jelas Sitanggang, 50 tahun.Namun menyangkut harga tengkulak bagai tidak pernah bersaing.Semua harga sama.Sepertinya para tengkulak sudah menentukan harga yang mereka sepakati sebelum transaksi dengan petani. Kalaupun ada perbedaan harga dari tengkulak, hanya berkisar Rp 50-Rp 100/kilogram.
Perbedaan harga ini menurut petani, tergantung cara pembelian.Bila petani langsung mengantarkan pada tengkulak, harga bertambah sedikit, atau karena petani family tengkulak. Sebaliknya jika tengkulak melakukan pembelian langsung di tempat ( kerumah petani), harga menurun. Petani sayur di kawasan kecamatan Parbuluan, selain mengalami kesulitan tentang penjualan, hasil panen sayur juga cenderung menurun di sebabkan berbagai faktor.Salah satunya adalah harga pupuk yang terus menggila.Sehingga petani tidak mampu membeli dengan secukupnya untuk tanaman sayur. Akibatnya hasil panen menurun, ujarnya.(R.01)

Ruangan SD 030404 Buluduri Tidak Layak Pakai


Buluduri- Dairi pers: SD 030404 Buluduri yang terletak staretegis di pinggir jalan Parongil nampak terawat dengan baik apabila kita perhatikan dari luar sekolah. Akan tetapi setelah kita meninjau kedalam ruangan akan terlihat apa dibalik bangunan yang indah itu. Dinding gedung sekolah tersebut telah kropos dan atap ruang kelas sudah bocor. Dan apabila hujan turun proses belajar mengajar akan terganggu.
Kepala SD030404 Buluduri Ronggo Warsito Sihombing mengatakan, kita mau meningkatkan mutu pendidikan tetapi fasilitas yang tersedia tidak mendukung, selain itu sekolah tersebut juga kekurangan mobiler seperti bangku dan meja murid. Meja guru, dan kamar mandi yang rusak total di sekolah tersebut telah ada sejak Tahun 1945, wajarlah sekolah tersebut sudah tua termakan usia.
Diharapkan kiranya Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi memberikan perhatian atas keadaan Sekolah tersebut, sehingga nantinya program pendidikan yang dicanangkan oleh Pemerintah tidak terhambat. (SB)

Proyek Air Minum Di Desa Silalahi Tidak Berfungsi

Silahisabungan-Dairi Pers: Proyek air minum di Desa Silalahi III kecamatan Silahisabungan Dairi, tidak berfungsi membuat warga di Desa itu kecewa.Sebab sebelumnya mereka berharap tidak lagi mengkonsumsi air Danau Toba, air hujan maupun air dari areal persawahan yang tercemar dengan pestisida.
Sumber Dairi Pers dari salah seorang penduduk mengatakan, tahun 2005 di Desa itu dibangun proyek air minum.Dua unit bak penampungan di juga di bangun yang berlokasi di dusun I dan dusun II.Tetapi hingga sekarang, jangan satu ember,satu tetespun air belum pernah di nikmati warga proyek tersebut.Padahal untuk membangun air minum tersebut,memakan dana sampai ratusan juta rupiah.
Dikatakan,untuk keperluan sehari hari, warga masih menggunakan air Danau Toba dan air dari persawahan.Kalau musim hujan, warga masih dapat meng-gunakannya untuk minum. Kalau hanya untuk mencuci pakaian, tidak ada masalah.Sebab masih dapat menggunakan air Danau Toba.
Camat Silahisabungan, Robert Sitorus,SH di konfirmasi Dairi Pers,Minggu (11/11) di rumahnya seputar proyek air minum yang tidak berfungsi itu mengatakan, kurang jelas mengetahui. Saya kurang tahu bahwa di Desa itu ada proyek air minum tidak berfungsi, ujarnya.(R.01)

Pilkades Dairi, Saat Kesetiaan Camat Diuji : Untuk Pilkades Ada camat yang berhutang

Sidikalang-Dairi Pers : Pesta tanpa uang adalah bohong. Terlebih jika itu pesta demokrasi. Untuk Pilpres misalnya APBN menargetkan triliunan rupiah. Juga untuk Pilkada Dairi akan menyerap dana hingga milliaran rupiah. Saat dana itu ada maka KPU bergerak. Namun untuk Pilkades Dairi yang dananya hanya dibawah puluhan juta rupiah itu harus dilakukan kendati tanpa dana yang belum cair. Pilkades Dari yang berlangsung tahun 2007 ini agaknya menjadi ujian bagi camat se Dairi. Bayangkan tanpa dana harus melakuan pilkades. Diperkirakan lebih separuh kepala desa di Dairi tahun ini mengadakan pemilihan. Hingga awal Nopember 2007 dana untuk pesta demokrasi desa ini tak kunjung cair. Ini saatnya camat “mengigit gigi “ atau “pelotot mata” dan mungkin hingga buka rekening berhutang. Semua ini dilakukan agar camat jangan disebut tak berhasil. Pertayaannya cukup sederhana haruskah sejauh itu pengorbanan seorang camat. Mungkinkah P2KD mau berkorban sedemikian berani jika tidak ada kepentingan didalamnya. Ini adalah demokrasi desa di Dairi tahun 2007 yang tercipta justru karena kondisi yang serba tak pasti semua perangkat dari staf pemkab serta bagian keuangan pemkab Dairi.
Beberapa camat di Dairi awalnya menolak pelaksanaan pilkades. Alasannya sangat masuk akal karena demokrasi tak mungkin jalan jika dana pilkades harus ditanggung calon kepdes. Kecuali kepdes yang bersangkutan calon tunggal. Atau mungkin calon kepdes sudah memastikan bakalan menang hingga rela mendahulukan biaya untuk pesta demokrasi itu. Memang sebelumnya dana pilkades juga ditangung calon kades. Semuanya berjalan lancar dan tanpa masalah. Namun yang menjadi pantas dipertanyakan mengapa dana untuk pilkdes itu ditampung dalam APBD tetapi tidak dicairkan? Terus apa nama demokrasi yang diberikan jika memang dana untuk pesta itu justru bersumber dari berhutang? Apakah desa juga sudah meniru budaya bangsa yang meminjam untuk pemilu?
Kondisi pilkades Dairi tentu tak dapat ditunda lagi. Meski faktor pendukung dana belum juga turun namun demokrasi politik desa harus berjalan. Setuju atau tidak ini saatnya desa dan camat diuji dengan kemampuan. Ujian itu semakin tampak ketika beberapa camat di Dairi juga curi start melaksnakan pilkades kendati dana tidak turun. Hasilnya memang berhasil bahkan tanpa cela. Ini suatu fakta keberhasilan. Namun apa sebenarnya peran pemkab Dairi dalam mendewasakan politik warga desa ?
Namun mengapa masalah uang untuk pilkades ini tak juga turun. Sementara dana yang lain pada instansi bisa lancar-lancar saja. Hingga kini memang disebut faktor birokrasi pencairan uang yang telah berbeda dengan tahun sebelumnya. Tentu menjadi fakta peraturan keuangan itu dilakukan negara untuk efisensi dan menghindari korupsi. Artinya sejauh wajar dan bebas korupsi tentu tak menjadi masalah. Disini letak permasalahan terlambatnya kucuran dana untuk pilkades. Entah apanya yang terlambat namun tentu kelemahannya berada pada desa, bagian Pemdes setda Dairi dan BPKD. Sulit memang untuk memastikan dimana masalah utamanya. Semua bersembunyi dibalik sulitnya birokrasi pencairan uang.
Camat Siempat Nempu Hulu Drs. Syarifuddin Sagala bersama Camat Silima Pungga Pungga Drs.Leonardus Sihotang menyebutkan perlu ditinjau kembali dasar pelaksanaan pilkades itu. Jika dana untuk pesta demokrasi itu tak jelas bagaimana mungkin pelaksanaan pilkades jelas. Artinya ada kesempatan pihak yang kalah menyerang jika mengerti perundang-undangan yang berlaku atas sebuah pilkades.
Bahkan camat Parbuluan Drs. Rewin Silaban menyebut-kan mana mungkin dia yang jadi berhutang karena sebuah pesta di desa. Menurutnya ber-sabar menunggu dana jauh lebih arif dan mendidik ketimbang camat dibebankan deng-an berhutang atau menyuruh P2KD desa berhutang.
Namun tak semua camat dilingkungan pemkab Dairi menganut kesepahaman ini. Banyak diantaranya yang justru langsung melaksanakan pilkades meski dengan bermodalkan hutang. Protes kendati dalam batas adu argument yang dilakukan beberapa camat juga tak membawa hasil. Pilkdes tetap dilakukan dan hasilnya juga sudah terlihat.
Berhutang
Tak cairnya dana untuk pilkades ternyata membawa sejumlah camat di Dairi harus memutar otak dengan berhutang. Sebahagian lagi terpaksa melakukan “pelotot mata” kepada P2KD agar panitia saja yang mengusahakan dana untuk pelaksanaan Pilkades itu. Tentu jika demikkian yang terjadi P2KD akan memaksa para calon untuk mendahulukan dana tersebut. Permasalahan yang timbul justru hutang piutang salalu terkait dengan jasa. Jika jasa bunga diberlakukan berarti ketidak beresan keuangan pemkab Dairi justru semakinn menguntungkan kepada rentenir. Bayang jika satu camat harus mencari uang hingga Rp. 40 juta untuk pelaksanaan pilkades. Apakah ini yang disebut pengorbanan? atau apakah ini sebuah ujian.
Apakah semua camat mam-pu melaksnaakan itu ? tentu tidak namun ini justru dirasakan sebagai suatu ujian kepada camat. Disisi lain semua camat harus bersaing dan terlibat gengsi tak melaksanakan pilkades kendati harus berhutang. Tidak diketahui pasti penyebab utamanya namun pilkades tahun ini di Dairi sebagai suatu pelajaran jelek yang diharapkan tidak terulang lagi dengan alasan apapun. (R.07)

Petani Parbuluan Kembangkan Tanaman Jeruk

Parbuluan-Dairi Pers: Sebagai alternatif lain bagi peningkatan pendapatan petani kecamatan Parbuluan Kab. Dairi, selain komoditi kopi yang memang sudah merakyat di samping tanaman palawija dan hortikultura, tampaknya tanaman jeruk kini semakin di minati petani di daerah itu.
Hal itu terlihat di sepanjang jalan mulai dari dusun Huta Dukkul hingga Desa Parbuluan I, nampak tanaman jeruk yang mendapat perhatian serius oleh petani.Sebahagian besar telah berproduksi dan ada juga yang masih siap tanaman atau berumur 1 tahun ke atas.
Salah seorang diantara petani mengaku, B.Sigalingging kepada Dairi Pers mengatakan, dia meminati tanaman jeruk dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya mudah mengurus apalagi melakukan panen.Selain itu belum pernah kedengaran tanaman jeruk di serang hama.
Memang modal untuk bertani jeruk lumayan besar di bandingkan dengan tanaman lainnya seperti bertanaman kol, jagung dan lainnya.Tentang pasar sangat mudah karena banyak peminatnya.Sekarang boleh kita lihat, hampir semua masyarakat telah mengkonsumsi jeruk sekalipun keluarga miskin. Itu kenyataan, ujarnya.
Selain itu ujarnya, kalaupun terjadi harga jeruk menurun, tidak separah harga kol yang pernah tidak laku sama sekali. Akhirnya petani kol menjadikan kompos setelah di panen.karena harga tidak ada.Warga di kecamatan ini (Parbuluan) menurut Sigalingging sudah mencapai 60 persen menanam jeruk. Bahkan boleh dikatakan, tiga tahun ke depan, tanaman jeruk akan menjadi tanaman primadona di kecamatan ini.
Camat Parbuluan, Rewin Silaban,S.Sos kepada Dairi Pers, belum lama ini mengakui bahwa tiga tahun ke depan, tanaman jeruk akan menjadi tanaman primadona di kecamatan Parbuluan.Hal itu terbukti dengan perhatian petani yang cukup tinggi terhadap tanaman jeruk.Yang paling menggembirakan, para petani terlihat dengan serius merawat tanaman jeruknya.Tidak ada yang setengah hati, ujarnya.
Memang hingga sekarang, belum ada petani jeruk di daerah itu hidup dari tanaman jeruk (hanya menggeluti) tanaman jeruk.Masih ada yang membuat usaha sampingan.Tetapi kalau mengandalkan hasil tanaman jeruk sudah banyak terlihat di antara petani.Bahkan menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi dari hasil tanaman jeruk sudah banyak di daerah ini, ujarnya.(R.01)

Elemen Masyarakat Peduli Pakpak Bharat Demo DPRD

Salak-Dairi Pers: Sekitar lima puluh orang berbagai elemen Masyarakat yang menamakan diri peduli Kabupaten Pakpak Bharat demo Wakil rakyat di Sendeka 15/11
Aksi demo ini berlangsung aman dan tertib dan sebelum para pendemo memasuki ruangan Kordinator dan sekaligus penanggung jawab aksi Ir. Ahmad Padang meminta para wakil Rakyat itu untuk bertemu.
Juanda Banurea,Sony Berutu, Mines Buang menalu, Ruslan Berutu menemui para pendemo mengatakan bahwa DPRD Pakpak Bharat akan mempersilahkan memasuki ruangan sidang lantai dua.
Ahmd Padang sebagai juru bicara, dan Raja Usman Efendi Capah yang juga sebagai Wakil Ketua Komite Pemekaran Kabupaten Pakpak Bharat dan Budayawan Pakpak, menyampaikan tuntutan 1.Agar DPRD Pakpak Bharat jangan mang-kir. 2. Supaya yang menyatakan diri tim 15 membubarkan diri dengan hormat. 3. DPRD melaksanakan pengawasan terhadap Kinerja Pemerintah Pakpak Bharat,pengawasan hutan dan lain sebagainya. 4. Menjalan kan Agenda program DPRD. 5. Tidak terlalu membahas Wakil Bupati (keko-songan wkil).
RUE. Capah mengatakan dirinya merasa kecewa terhadap Pemerintah Pakpak Bharat bahwa bangunan bangunan perkantoran tidak menunjukkan ciri budaya pakpak,kurang pengawasan hutan,dan RUE. Capah juga menambahkan banyak petani kemenyan yang sudah menyampaikan keluhannya seperti petani kemenyan dari Laelangge marga Berutu, Resdes marga Padang dan Laembulan marga Munte mengatakan telah banyak kayu diambil oleh orang yang tak bertanggung jawab di perbatasan wilayah pakpak bharat dengan Tobasa.
Sementara itu Drs.Muda Banurea berjanji akan merekomendasikan semua tuntutan yang disampaikan pendemo kepada Komisi komisi yang bersangkutan untuk sebagai bahan dan untuk di tindak lanjuti.
Namun Muda Banurea juga mengatakan,hasil dari kerja komisi komisi kita sabar menunggu kilah Muda kepada para pendemo.
Aksi demo yang berlang-sung tertib dan damai selama dua setengah jam bubar degan saling berjabat tangan.dengan anggota DPRD. PB 01

Hasiholan Sihotang: Jangan Layani Oknum Mengaku LSM Sriwijaya Tanpa Surat Tugas

Sidikalang-Dairi Pers: Ketua DPC Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Independen Lematang Sriwijaya Kab. Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat, Hasiholan Sihotang menghimbau kepada semua jajaran pemerintah maupun masyarakat, agar jangan melayani oknum yang mengaku dari LSM itu, tanpa di barengi surat tugas yang di tanda tangani oleh ketua LMS tersebut.
Hal tersebut, di jelaskan Hasiholan Sihotang kepada Dairi Pers, Kamis (15/11) berhubung adanya informasi yang di terima, ada oknum mengaku dari LSM tersebut tanpa menunjukkan surat tugas atau KTA.Yang sangat di sayangkan, oknum tersebut bukannya dari LSM Independen Lematang Sriwijaya.Ia mengaku dari LMS ini, untuk kepentingan pribadinya.
Sihotang juga menghimbau semua anggota LSM Independen Lematang Sriwijaya, agar sama menjaga nama baik LSM itu.Kita harus dapat di percayai semua masyarakat. Kita selalu tekankan agar semua anggota LSM ini dapat menyalurkan aspirasi masyarakat kepada pemerintah (instansi terkait) sekaligus tidak ada maaf bagi aparat yang terlibat KKN. Dikatakan, sejak awal visinya harus sejalan dengan tuntutan hati nurani rakyat,yang menghendaki terwujudnya penyelenggeraan Negara, yang mampu menjalankan tugas dan fungsi secara sungguh sungguh. Penuh rasa tanggung jawab yang dilaksanakan secara efektif,efisien serta bebas dari KKN, ujarnya (R.01)

Jalan Menghubungkan Sumbul Ke Sikunihan II Terancam Putus

Sikunihan-Dairi Pers : Curah hujan akhir-akhir ini yang begitu tinggi di wilayah barat Indonesia ternyata sangat mempengaruhi infrastruktur di masyarakat. Demikian halnya di desa Sikunihan II kecamatan Sumbul Pegagan. Ruas jalan yang menghu-bungkan Sumbul-Rangkom ke desa tersebut terancam putus.
Dari pantauan Dairi Pers di lapangan bahu jalan di kedua sisi sudah jatuh ke samping jalan yang kebetulan adalah areal persawahan. Apalagi rute jalan ini sangat terjal dan ditutupi tikungan yang cukup tajam, besar kemungkinan apabila orang yang tidak biasa melewati ruas jalan ini secara tidak sengaja akan masuk ke lubang yang siap menanti korban di kedua sisi ruas jalan tersebut yang berkedalaman kira-kira berkedalaman 10 meter.
Keadaan jalan yang terlihat hanya tinggal 1 meter saja membuat mobil tidak dapat melintasi daerah ini. Ketika hal ini dikonfirmasi reporter Dairi Pers kepada Lurah Sumbul Pegegan Parlindungan Hasugian menyatakan secepatnya akan membuat usulan ke Dinas terkait agar segera dilakukan perbaikan jalan tersebut. “Kami akan secepat mungkin melaporkan ke dinas PU” ujarnya kepada Dairi Pers di ruang kerjanya, Rabu (14/11). Kepada Dinas terkait dihimbau untuk segera merealisasikan perbaikan ini ke daerah tersebut mengingat desa Sikunihan II adalah penghasil tanaman hortikultura dan kopi arabika yang merupakan andalan kecamatan Sumbul Pegagan (TH/ ATS/AP)

Jalan Menghuhubungkan Dairi Dengan Pakpak Bharat Putus

Sidikalang-Dairi Pers: Jalan menghubungkan Dairi dengan Kabupaten Pakpak Bharat putus total selama 24 jam karena sebuah jembatan kecil di Desa Tinada kecamatan Tinada, runtuh yang terjadi, Kamis (8/11) saat daerah itu di guyur hujan lebat dan berkepanjangan.
Sumber Dairi Pers menyebutkan, runtuhnya jembatan itu hubungan lalulintas antar kedua Kabupaten itu lumpuh selama 24 jam.Dinas PU Pakpak Bharat sebaik mengetahui hal itu, segera turun kelapangan dan membuat jembatan darurat yang terbuat dari pohon kelapa.Namun tak seberapa lama kemudian, jembatan alternatif yang terbuat dari batang kelapa, runtuh kembali karena tidak tahan untuk di lalui kenderaan roda empat.
Kadis PU Pakpak Bharat,Ir Mahadi Simanjuntak,MM di konfirmasi Dairi Pers,Selasa (13/11) melalui telepon selularnya tidak berhasil karena di luar jangkauan.Sedangkan Camat Salak, Poltak Banurea di hubungi ke telepon selularnya mengakui, bencana itu.
Menurut Poltak Banurea, saat ini hubungan transportasi antara kedua Kaupaten itu sudah mulai normal namun belum seperti semula.Sebab pada jembatan yang runtuh masih dalam tahap perbaikan yang dilakukan Dinas PU, ujarnya.(R.01)

Lokasi Rencana Pasar Sumbul Hampir Rampung Diratakan

Sumbul-Dairi Pers: Lokasi rencana pasar (pajak) Sumbul kecamatan Sumbul Dairi, kini hampir rampung di ratakan dengan menggunakan alat berat. Lokasi pasar tersebut, sekitar 1 kilometer dari pasar yang lama arah Utara kota itu.
Kadis PU Dairi, Ir Tagor Sinurat, MSc saat meninjau lokasi pasar baru itu, Sabtu (10/11) kepada Dairi Pers mengatakan, lokasi pasar itu seluas lebih kurang 5 hektare. Jalan ke lokasi telah dibangun. Sedangkan lokasi pasar hampir rampung di ratakan. Di renca-nakan, pembangunan fisik akan dilaksanakan tahun depan secara bertahap.
Di perkirakan untuk dana pembangunan pajak itu menelan dana mencapai sekitar 5 miliar (hitungan Paster Plan). Kalau untuk tingkat kecamat-an, dana sebesar itu membangun pajak sudah lumayan baik.
Selain itu rencana pengembangan kota Sumbul, sangat tepat di kawasan lokasi pajak baru yang akan di bangn tersebut. Sebab lokasinya sangat baik untuk pemukiman maupun perkantoran. Pemandangan juga sangat luas.Dapat terlihat Taman Wisata Iman Sitinjo tanpa ada menghalangi pemandangan sedikitpun, ujarnya.
Dikatakan, pasar Sumbul yang sekarang sudah tidak dapat lagi menampung para pedagang sesuai perkembangan zaman.Karena pasar itu tidak dapat menampung pedagang, sehingga beberapa pedagang menempati badan jalan untuk berjualan.Akibatnya, setiap hari pekan (Selasa) arus lalulintas di sekitar pajak macet, ujarnya.(R.01)

Masyarakat mengeluh Blangko KTP Kosong

Salak-Dairi Pers: Kartu tanda penduduk adalah merupakan persyaratan yang sangat mendasar apabila kita hendak berurusan dengan administrasi di pemerintahan,
Warga Kecamatan Siteli tali urang julu yang hendak mengurus Kartu tanda penduduk ke Kepala Desa dan atau pun ke Kantor Camat terhambat berhubung karena belangko KTP tidak ada. Ketika hal ini dikonfirmasi 15/11 ke Kantor Catatan Sipil Kabupaten bagian seksi Kependudukan Drs.Jafaruddin Tumangger mengakui bahwa belangko Kartu Tanda Penduduk sedang kosong.
Kekosongan belangko KTP itu di sebabkan berbagai hal yaitu Anggaran untuk mencetak belangko tidak di tampung di Anggaran 2007 dan adanya rencana Pusat untuk membuat Kartu Tanda Penduduk sistim Nasional.
Wilson Manik memberikan komentar, kekosongan belangko KTP itu adalah merupakan kerugian bagi masyarakat pakpak bharat. Sebagai contoh, kalaulah seandainya di Kabupaten Pakpak Bharat ada penerimaan tenaga Kerja sudah barang ten-tu kita tidak mendapat kesem-patan itu ujar Manik dengan serius. PB.01.

Membangun Desa Majanggut II Yang Terisolir

Salak-Dairi Pers: Warga yang menghuni daerah Translok Kuta Liang, Desa Majanggut II, Kec.Kerajaan, Kab.Pakpak Bharat pada tahun 1990-an tidak bisa disalahkan. Program pemerintah yang dilakukan hanya untuk memenuhi jadwal pelaksanaan proyek sering tidak berkelanjutan seperti niat semula yakni menyejahterakan rakyat.
Desa Majanggut II merupakan daerah yang sangat terbelakang dan terisolasi. Tidak ada akses hubungan darat dari desa itu ke ibu kota Kec. Kerajaan maupun desa lain di kecamatan itu. Satu-satunya jalan ke desa itu harus melalui Desa Simervara, Kec. Pergetteng-getteng Sengkut kemudian ke Salak, ibu kota Kab.Pakpak Bharat. Hingga saat ini warga yang menetap di sana tidak sampai 10 KK.
Desa itu ditinggalkan penghuninya karena masalah sarana jalan yang tidak baik untuk mendukung kemajuan perekonomian warga. Padahal jarak desa itu ke ibu kota kabupaten hanya 12 km. Jarak itu tidak seberapa kalau didukung sarana transportasi yang baik, kata Kepdes Jamsen Solin kepada Dairi Pers di Sidikalang Rabu (14/11).
Dengan kondisi desa yang hanya dihuni warga tidak sampai 10 KK, pemerintah tidak mungkin menjadikan desa itu menjadi prioritas pembangunan. Itu sebabnya warga Translok terdahulu maupun putra daerah serta orang lain harus datang untuk tinggal di sana. Soal prospek perolehan hak atas lahan pertanian, kepala desa itu mengatakan lembaga adat Sulang Silima marga Solin Kuta Liang memiliki mekanisme penyerahan tanah kepada pendatang. Menurutnya, karena lahan yang ada di sana adalah hak ulayat maka tidak ada perseorangan yang bisa menyerahkan tanah kepada orang lain, termasuk kepala desa.
Jamsen Solin mengatakan pemerintahan Desa Majanggu II membutuhkan dukungan warga masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan paling utama putra daerah pemegang hak ulayat di manapun berada. Kepala desa itu tetap meyakinkan warga yang ingin menetap tinggal menjadi warga Desa Majanggut II bahwa para tokoh adat Marga Solin adalah orang-orang bijaksana dan tidak akan membiarkan pendatang terlantar begitu saja. Kepdes itu menyatakan siap menerima kritikan dan nasehat dari para penatua pemegang hak ulayat demi pembangunan Desa Majanggut II.
Ongkos angkut hasil pertanian dengan sepeda motor mencapai Rp1.000/kg hingga Desa Simervara di mana kenderaan roda empat menunggu pada hari pekan. Menurut Jamsen, kalau kenderaan roda empat sudah bisa masuk hingga ke desa, ongkos angkut hasil pertanian diperkirakan bisa turun menjadi Rp500/kg. Kalau ongkos angkut itu turun menjadi Rp500/kg sudah sangat membantu perekonomian masyarakat, katanya.(R-06)

Pembusukan Karakter Balon Kepala Daerah Melalui Media Massa

Hammer dan Hogan dalam bukunya how to manage conflic, mengatakan pengertian konflik sebagai segala bentuk pertikaian yang terjadi dalam organisasi, baik antara individu dan individu, antara individu dengan kelompok maupun antara kelompok dengan kelompok yang bersifat antagonistis. Konflik selalu melibatkan dua orang atau lebih (perorangan atau kelompok) yang terjadi apabila salah satu fihak merasa kepentingannya dihalang-halangi atau akan dihalang-halangi. Hal yang mendorong munculnya konflik tentu saja karena ada kepentingan yang ingin di capai namun dirasa ada sesuatu (hambatan, rintangan atau lawan) yang berpotensi menghalangi tujuan. Biasanya konflik timbul karena orang lain atau sesuatu dipandang berpotensi ditakuti dapat mengganggu berbagai proses dalam upaya memperoleh cita-cita, menjadi kepala daerah misalnya. Namun biasanya konflik muncul begitu saja tidak direncanakan sebelumnya. Tetapi paradigma baru, dewasa ini, orang pintar menggunakan konflik sebagai senjata ampuh membentuk opini dan menghancurkan karakter seseorang ataupun kelompok. Karakter yang dimaksud adalah jiwa, sosok, maupun kredibilitas yang melekat pada diri seseorang atau kelompok dan tentunya seseorang atau kelompok itu memiliki kekuatan atau power.
Ketakutan inilah yang mendorong penciptaan konflik ditengah-tengah masyarakat melalui berbagai cara dan media massa adalah tempat yang tepat mengumandang-kannya. Orang pintar mengatakan, komunikasi adalah proses penyampaian informasi atau pesan-pesan (message) dari satu fihak kepada fihak lain melalui media tertentu. Sebagai media massa apakah koran, majalah, radio maupun televisi merujuk etika jurnalistik sebenarnya sah-sah saja jika media massa dipergunakan untuk mengekspose kejelekan, keburukan atau kelemahan seseorang apalagi pada proses pemilihan kepala daerah. Di banyak kasus, menjelang pemilihan umum khususnya pemilihan kepala daerah, orang awampun sudah dapat menilai sebuah surat kabar atau media elektronika berdiri membela siapa. Melalui pemberitaan sepanjang detik, menit, jam, harian, mingguan maupun bulanan terlihat jelas pembelaan mela-lui foto dan berbagai sepak terjang seseorang mempromosikan bahwa dirinya adalah sosok yang tepat dipilih menjadi pemimpin. Ada-ada saja berita yang dikemas sebagai alasan untuk tampil, dari berita peresmian serikat tolong menolong (STM) sampai kepintarannya sewaktu di Taman Kanak Kanak pun dirasa perlu dimuat. Upaya tersebut sebenarnya adalah jalan baik untuk lebih memperkenalkan diri (karena sebelumnya tidak dikenal) kepada orang lain dan sebagai upaya memudarkan pikiran simpati orang kepada lawan politiknya. Tetapi ada juga penguasaan media massa yang khusus menjelek-jelekan, bahkan menghancurkan masa depan orang lain. Lihat saja seorang anggota senat (menteri) di Amerika yang mengundurkan diri karena ditekan lawan politiknya melalui pemberitaan affair dirinya dengan seorang wanita, kasus yang sama juga terjadi pada oknum kepala daerah dan anggota DPR/DPRD di Indonesia.
Pada sisi penguasaan media massa ini, kedewasaan masyarakat benar-benar teruji untuk melihat siapa sebenarnya yang baik dan buruk, yang pintar dan bodoh dan yang pantas atau tidak pantas. Kaum politisi maju era kini tidak lagi terlalu repot mempergunakan media massa untuk memperoleh dukungan masyarakat, ada cara yang dipandang lebih strategis seperti melalui pendekatan dari hati ke hati dan pendekatan kebutuhan. Lagi pula insan pers jaman sekarang sudah terlalu pintar untuk dapat dipermainkan dan diperalat sesuai nilai kontrak. Jujur sajalah, aji umpung sebenarnya telah banyak menipu calon kepala daerah yang miskin atau yang kaya. Sebagai contoh pembelajaran, di sebuah media massa sosok seseorang acapkali tampil seolah-olah dirinya matahari yang harus terbit menyinari bumi setiap hari, namun ia lupa, tidak semua orang yang menginginkan sinar matahari tersebut terik bersinar sepanjang hari. Tidak percaya, tanyakan saja kepada anak sekolah yang berjalan kaki sepanjang hari, petani yang baru menanam tanamannya, termasuk wanita-wanita cantik yang berkulit halus. Maksudnya, ada saatnya matahari dibutuhkan sinarnya terik namun dibutuhkan juga matahari yang redup seperti mendung serta kadang matahari harus mengalah dan memberikan kesempatan kepada hujan untuk tampil kedepan. Persoalannya terletak pada kepintaran mengatur waktu agar penampilannya tidak menjengkelkan orang lain bahkan membuat marah, tetapi membuat orang merasa tersanjung, simpati dan yakin akan diri kita.
Bila seorang bakal calon kepala daerah (balon) melakukan pendekatan dari hati ke hati serta pendekatan kebutuhan (lebih ekstrim), dukungan tidak akan lari kemana-mana. Walaupun media massa menyanjung kita sampai ke ujung langit, apakah isteri, anak atau saudara lawan politik akan berpaling kepada kita? Jawabnya, mustahil … tetapi apakah peluang itu ada? jawabnya ada. Kuncinya, bagaimana kita mampu meru-muskan pola penghancuran karakter yang sebenarnya terhadap lawan politik tidak sekedar pembusukan karakter di media massa yang tidak semua orang membacanya. Kalaupun nantinya busuk masih bisa di obati, kalau sudah hancur, bagaimana . Sesungguhnya sudah banyak dipraktekkan dalam dunia perpolitikan modern dewasa ini, namun tidak semua orang mendalaminya dengan seksama. Jika di kaji-kaji, ide ini sudah kuno walaupun demikian, masih saja banyak orang yang terperosok maupun dijerumuskan sengaja ke persoalan-persolan harta, tahta atau kekuasaan, dan lawan jenis (pria atau wanita). Kita harus ingat tidak semuanya yang kuning itu emas, namun ada juga warna kuning itu kotoran manusia demikian juga tidak semua kawan itu kawan dan tidak semua lawan itu lawan. Pembusukan karakter bagi balon kepala daerah adalah pekerjaan lamban dan cenderung sia-sia, mengapa takut mencoba pembunuhan karakter? Tulisan ini adalah sedikit pemikiran yang ingin membuka penjajahan prilaku yang dilakukan berbagai politikus yang sering kali mengorbankan orang baik yang bertujuan baik membangun masyarakat. Jika sudah begini, persiapkanlah diri menghadapi penghancuran karakter, siapa takut silahkan menjadi penonton di pinggir lapangan. (Penulis adalah Sekretaris IKADI-PP Dairi/Pakpak Bharat, Redaktur Majalah Kirana, www.rhgmsi. blogspot. com & e-mail : rhgmsi@yahoo.com)

9 Desa Silima Punggapungga Pilkades Palipi Diikuti Kandidat Wanita

Parongil-Dairi Pers: Agaknya pilkades dibeberapa kecamatan di Dairi terpaksa dilakukan kendati dana untuk pelaksanaan pilkades itu hingga kini belum dikucurkan pemkab Dairi. Dengan demikian praktis pilkades kali ini murni hanya dip[ikirkan P2KD Dan Camat. Pemkab Dairi khususnya bagian pemdes agaknya tak bisa berbuat banyak kendati dana itu telah ditampung di APBD Dairi. Ini suatu lagi pengorbanan camat dan perangkat desa atas kelemahan birokrat pemkab Dairi.
Kecamatan Silima Punggapungga kini belum mendapat kucuran dana itu harus juga melaksanakan pilkades. 9 desa d kecamatan ini 15 November melaksanakan pilkades. Pilkdes kali ini terpaksa memutar aparat P2KD dan staf Kec. Silima punggapungga jika tidak ingin disebut tak mampu.
Kasi pemerintahan kec. Silima Punggapungga Antoni Panjaitan, S.Sos yang dikonfirmasi Dairi Pers Selasa (13/11) saat mengambil kotak suara di kantor Bupati di Sidikalang mengatakan 9 desa yang melaksanakan pilkades itu yakni Palipi, Siboras, Sirata, Uruk Belin, Sumbari, Bonian, Lae Panginuman, Lae ambat dan Lae Rambung. Dikatakan Hal yang paling istimewa terjadi didesa Palipi dimana semua kandidat yang bersaing adalah wanita. Ini baru pertama kali erjadi di Dairi barang kali semua peserta pilkades adalah wanita, Ujarnya.
Menurutya fenomena itu dimungkin terjadi akibat demokrasi dan keterbukaan masyarakat dalam menerima calon kepala desa. Dan yang paling utama menurutnya kesadaran masyarakat dalam persamaan hak dalam politik sudah mulai diperhatikan kendati itu berada di desa.
Menjawab dana yang digunakan dalam pelaksanaan pilkades ini menurutnya murni dipikirkan P2KD dan camat Silima Punggapungga. Namun hal itu menurutnya hanya semacam pendahuluan yang nanti akan dikembalikan jika dana telah dikucurkan pemkab Dairi. Apa yang dibantu pemkab Dairi untuk pelaksanaan pilkades itu disebtkan sebatas kotak suara, surat suara dan administarsi surat untuk pelaksanaan pilkades. Ini kita ambil dari bagian pemdes setda Dari, Ujarnya.
Menjawab kemungkinan penyebab dana untuk daerah itu hingga kini belum dikucurkan kendati pelaksaaan pilkdes tak bisa ditunda menurutnya tak terlepas dari masalah keuangan dan terlambatnya RAPBD Desa. Sistim keuangan kini memang tak memungkin seperti yang dulu bisa mendahulukan atau istilah panjar jika ada hal yang mendesak, tambahnya.
Diakui kalau kondisi itu cukup mengganggu jika dana tidak dikucurkan. Untuk desa Silima punggapungga diperkirakan dana yang diisedot untuk pilkdes per desa Rp. 6,5 juta. Jika ini harus diusahakan kecamatan atau P2KD tentu cukup memberatkan. Kendati demikian menurutnya hal itu sudah menjadi tanggung jawab mereka. (R.07)

Berkompetisi Untuk Membangun Dairi: Para Rekanan Serbu Dinas Pertanian

Sidikalang-Dairi Pers : Minat untuk membangun Dairi ternyata tidak pernah surut. Hal ini terbukti semakin banyaknya jumlah rekanan yang sampai antri memasukkan penawarannya ke salah satu dinas di kabupaten ini yang diyakini padat proyek untuk membangun Dairi. Dari pantauan Dairi Pers masih ada para rekanan pemula. Beberapa paket ditawarkan dalam kompetisi ini dan semua paket mendapat kompetisi yang begitu ketat.
Dapat dipastikan keuntungan yang didapat dari proses persaingan penawaran ini, Jumat (9/11) bertempat di kantor Dinas pertanian di jalan Sibura-bura dibawah derasnya guyuran hujan tahun ini terlihat para rekanan serius dengan tertib mengikuti jalannya penawaran ini terlihat sekali raut wajah dari pemenang apabila mereka melihat papan pengumuman yang menyatakan perusahaannya adalah pemenang.
Minat mereka tidak terbendung juga walaupun situasi hujan saat ini yang tentunya sangat rawan kepada pekerjaan mereka akan tetapi motto “Membangun bersama rakyat” tampaknya sudah melekat di hati mereka. Tapi kalau namanya untuk membangun daerah ini tentunya harus penawaran yang lebih tertinggi tetapi pada kenyataannya adalah yang lebih rendah yang menang ya….?
Dan lucunya ada seorang rekanan yang sudah tahu duluan bahwasanya dia menang dalam kompetisi ini dengan tempat yang dapat dia pastikan sebelum pengumuman pemenang diumumkan. Ada apa ya? Hanya Tuhan yang tahu. Hendaknya para rekanan yang telah memenangkan tender proyek tersebut dapat mempergunakan dana yang telah diberikan rakyat itu dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya hasil yang diharapkan dapat maksimal (ATS/TH)

Bupati Humbahas Serahkan Bibit Ternak Babi Kepada Warga

D.Sanggul-Dairi Pers: Bupati Humbahas,Drs Maddin Sihombing,Msi di dampingi Kadis Peternakan, Joses Pardosi secara simbolis menyerahkan 300 ekor bibit ternak babi terhadap 10 kecamatan, Rabu (7/11).Penyerahan secara simbolis di terima salah seorang anggota KTNA Bunga Rampai kecamatan Paranginan, Manahan Siburian dan di saksikan ketua KTNA, Torang Sianturi dan kepala Desa Lumban Barat, Anapin Sianturi.Sementara bantuan tersebut bersumber dari APBD tahun 2007.
Dalam acara penyerahan bibit ternak tersebut, bupati Drs Maddin Sihombing men-gatakan, agar ternak tersebut dapat di pelihara dengan baik. Para yang mendapat bantuan ternak mempunyai tanggung jawab kepada pemerintah. Namun bukan berarti menyerahkan sebahagian ke untungan kepada pemerintah, tetapi menyerahkan sebahagian anak ternak itu kepada anggota yang lain.
Dikatakan, keberhasilan petani (peternak) ini akan mempengaruhi kondisi bantuan untuk tahun berikutnya. Untuk itu tak ada alasan masyarakat Humbahas untuk hidup miskin. Karena orang miskin, adalah “Sigurbak Ulu” (Pemalas-red) karena banyak hal yang bisa di kelola khususnya di sektor pertanian/peternakan. (AT)

Bupati Resmikan UPT SMP Negeri 3 Siempatnempu Hilir

Pardomuan-Dairi Pers: Bupati Dairi, DR.MP. Tumanggor, meresmikan UPT.SMP Negeri 3 Siempatnempu Hilir yang berlokasi di Desa Pardomuan.SMP tersebut sebelumnya merupakan SMP swasta. Peresmian itu, Selasa (13/11) di hadiri ketua DPRD, Leonard Samosir, Kajari Sidikalang, Saut Simanjuntak,SH, Dandim 0206 Dairi, ketua Pengadilan Negeri Sidikalang, serta seju-mlah Kadis, Camat dan lainnya.
SMP itu sebelumnya di bangun dengan swadaya masyarakat sekitar 1300 Rumah Tangga dan beroperasi sejak tahun 1964. Karena pentingnya pendidikan, para guru selama ini hanya menerima gaji Rp 400.000/bulan.
Pada kesempatan itu ketua panitia peresmian, Arpin Sitanggang memohon agar bupati memberikan perhatian khusus kepada guru yang telah lama berjuang demi pendidikan, terutama masyarakat Pardomuan khususnya.
Dalam acara persemian tu, Bupati DR.MP Tumanggor dalam kata sambutannya mengatakan, mengatakan sangat gembira mendengar laporan panitia yang mana SMP tersebut pada awalnya di bangun dengan dana swadaya masyarakat.Masalah pendidikan menurut bupati adalah menjadi masalah nasional.
Dikatakan, khususnya Dairi masalah pendidikan masih kategori rendah.Sehigga semua pihak di harapkan perperan serta memperhatikan dunia pendidikan.Keberhasilan anak di pengaruhi banyak faktor. Banyak anak anak menjadi bodoh bukan karena guru.Namun peran orangtua yang kurang dalam memperhatikan anak. Selain itu salah satu penyebab kemiskinan adalam rendahnya pendidikan se seorang.
Pada kesempatan itu Bupati, melantik kepala sekolah yang baru di resmikan,Hotman Purba, yang sebelumnya bertugas di SMP Negeri Pardamean. Selesai acara peresmian, tokoh masyarakat Pardomuan menyerahkan cendra mata berupa ulos, kepada bupati dan rombongan. Cendramata yang terakhir diberikan kepada sa-lah satu kepala SD Laerambong, B. Siburian.Cendra mata di serahkan Camat Siempatnempu Hilir, Drs Junihardi Siregar. (BS)

Campur Aduk Sistim Pertanian Tradisionil di Dairi

B.Raja-Dairi Pers : Katanya sistim pertanian tradisonil ditunjukkan dengan ciri-ciri komoditi yang ditanam bermacam jenis dalam satu hamparan. Sistim itu membuat perekonomian petani terpuruk karena komoditi yang dihasilkan hanya untuk sebatas kebutuhan sehari-hari. Ini yang terjadi disebahagian besar lahan pertanian masyarakat di Dairi. Bayangkan dalam satu lahan yang tak berapa luas ditemukan 7 macam tanaman.
Pantauan Dairi Pers di beberapa lahan pertanian masyarakat di kec. Siempat Nempu sistim pertanian tradisional ini masih banyak terlihat. Di Bunturaja misalnya dalam satu lahan pemiliknya menanam durian, ubi kayu, kacang, pisang, petai, jengkol dan kopi. Tanaman tersebut dibuat bersusun dan disela-sela tanaman yang lebih besar. Ekploitasi tanah semakin tinggi karena tak sejengkal lahanpun disisinya yang dibiarkan terbuka.
Aksesnya pada petani ,sistim itu tidak memberikan hasil maskimal yang ekonomis. Namun hasil panennya hanya digunakan pemiliknya untuk kebutuhan sehari-hari yakni untuk dimasak didapur saja. Namun sistim ini masih dianut bayak warga karena lahan yang dimiliki juga tak seberapa luas.
Ama Chales Manurung salah seorang petani di Bunturaja mengatakan dengan sistim itu mereka lebih tertolong karena menunuggu kopi besar dapat menggunakan ubi kayu sebagai bahan makanan. Demikian juga kacang nantinya dapat dipanen untuk kebutuhan kacang tahun baru. Sayur buncis dapat dipergunakan di dapur. Saat dipertanyakan berapa penghasilan mereka dari penjualan kacang atau ubi. Ayah 5 orang anak ini mengatakan tak pernah menjualnya ke pasar. Ubi haya dinikmati sendiri bersama kelaurga. Namun menurutnya untuk membeli beras maupun lauk biasanya mereka menjual panen buah kopi.
Menyinggung jika lahan itu digunakan untuk satu jenis tanaman saja Manurung mengatakan rugi karena jika satu jenis saja tak bisa membantu dapur mereka. Lahannya ha-nya sekitar setengah hektar bekas warisan dari orang tuanya. Menyinggung luas lalahn itu dengan kebutuhan keluarganya Manurung mengatakan sudah pasti tidak memadai. Syukur jika musim durian tiba ada pemasukan yang lumayan, katanya.
Sementara itu jumlah warga yang hidup sebagai petani di daerah ini mencapai 98 %. Umumnya mereka menggeluti petanian serupa. Pendidikan anak-anak mereka juga umumnya paling tinggi tamat SLTA. Hanya beberapa keluarga saja yang mampu memberikan pendidikan anaknya hingga perguruan tinggi. Luas lahan serta sistim pertanian yang campur aduk membuat petani daerah ini tak mampu berproduksi secara ekonomis. Untuk mencari lahan baru semacam ekstensifikasi menurut warga ini sangat sulit karena semua lahan sudah ada yang punya. Mereka paling menggarap lahan baru dengan sistim sewa tanah. Namun yang mau meniru cara pertanian seperti itu hanya beberapa keluarga saja. (R.07)

Dermawan Bintang: Berani Tidak Ikat Kontrak Kepada Masyarakat ?

Sidikalang-Dairi Pers : Semua calon bupati akan menebar senyum, mengatakan yang baik-baik dan menyebelah rakyat. Itu yang bakal muncul dan memang sudah muncul sekarang di Dairi. Tetapi permasalahannya berani tidak oknum itu ikat kontrak kepada masyarakat dan jika melenceng dari visi dan misinya diturunkan masyarakat? ini jauh lebih penting karena masyarakat Dairi sudah trauma dengan janji manis bahkan iming-iming yang menyesatkan. Demikian disampaikan Dermawan Bintang salah seorang warga Dairi kepada Dairi Pers saat dimintai komentarnya soal vigur Bupati Dairi yang ideal.
Bintang yang membuka usaha bengkel Bintang di Batang Beruh Sidikalang menyebutkan harga suara pejabat dan rakyat biasa sama dalam pilkadasung yakni hanya satu. Artinya nasib Dairi ke depan menjadi murni ditangan warga Dairi terlepas dari jabatan atau propesinya . Untuk itu menurutnya jika merasa warga Dairi harus bertanggung jawab terhadap menentukan pilihan bukan asal ikut-ikutan melihat massa yang besar. Namun nurani dan menilai secara jujur bukan karena uang , familiy atau relasi.
Dikatakan sebagai masyarakat kecil di Sidikalang banyak vigur yang katanya akan muncul memperebutkan kursi Bupati Dairi . Hal itu menurutnya bisa-bisa saja dan halal-halal saja. Namun permasalahan yang paling mendasar warga Dairi sudah bosan dengan janji dan tebar senyum jelang pemilihan. Yang perlu sekarang karya nyata. Masyarakat melihat reputasinya dan masyakarat jangan hanya sekedar ikut-ikutan.
Menyinggung isu Putra Daerah Bintang menyebutkan mengapa harus berkutat pada istilah itu. Karena kenyataan pemimpin itu bukan ditentukan etnisnya namun jauh lebih penting bagaimana komitmennya memperjuangkan masyarakat Dairi yang petani itu. Bukan sekedar cerita pembangunan padahal nasib petani dan masyarakat kecil dihadapkan dengan harga pupuk yang melambung. Kesusahan hidup dan ekonomi yang semakin terpuruk.
Lebih bagus jawa itu memimpin Dairi ini dari mereka yang bermarga justru menjadikan etnis itu sebagai lahan koncoisme. Lihat jika bermarga langsung muncul mereka yang mengaku-aku famili bupati. Apalagi marganya sama dengan bupati langsung duduk dan menghabiskan waktu dipendopo. Itu tak perlu. Bisa memang bermarga tetapi berani tidak seperti Ir. Muger Berutu bupati Pakpak Bharat? itu vigur yang tepat dia berani berkata saya bukan Bupati Berutu tetapi Bupati semua warga Pakpak Bharat. Itu suatu teladan, Kata Bintang.
Kita sudah melihat dan sudah mendengar beberapa calon yang bakal maju. Ini bisa kita lihat reputasinya. Jika dia dibirokrat mari kita lihat apa yang sudah diperbuatnya ke Dairi. Apa sekedar pejabat di Dairi dan hanya menghabiskan uang Dairi.Lihat saja nasib Dairi sudah banyak bupati yang pensiun dari kota ini. Tetapi bukannya tinggal di Dairi namun pergi ke kota lain seperti Medan. Bukan tipe seperti itu yang kita harapkan. Disisi lain jika kita memilih bupati yang memang lahir disini bagaimana mungkin kita punya canel di Jakarta untuk mendapatkan uang pembangunan daerah.
Kita harus menyadari PAD Dairi masih mampu untuk menggaji DPRD selama 4 bulan saja. Itu sama artinya Dairi masih butuh pemimpin yang punya akses ke pusat jika tidak nasib Dairi hanya begitu-begitu saja. Sebaiknya menurut Bitang siapapun berhak menjadi pemimpin di Dairi namun berani membuat kesepakatan kebijakannya menyebelah rakyat Dairi.
Bintang menyebutkan melihat kondisi Dairi yang multi suku, agama, ras dihadapkan dengan masyarakat yang beraneka. Memang adalah bagus jika pejabat yang muncul mengakomodir semua dimensi masyarakat. Namun jelas mempertentangkan agama. Harus Kristen-islam, harus Toba-pakpak, Karo semua itu bukan utama. Jika kita berbicara ada kekhawatiran itu tak perlu masalah agama sudah ada negera yang menjamin kebebasan itu. Masalah etnis untuk apa bicara itu kalau toh pejabatnya setelah pensiun meninggalkan Dairi. Pokoknya untuk menentukan pilihan lihat reputasinya. Terus jaringannya ada tidak dan bukan tipe pembohong dengan senyuman manis. Benarkah dia memikirkan nasib rakyat. Jika memang hanya janji saja tinggalkan saja. pilih saja yang lebih menjanjikan Jawa sekalipun itu, ujar Bintang (R.07)

Diklat Perangkat Pemerintahan Desa

Sitinjo-Dairi Pers: Senin (12/11) Pemkab Dairi melaksanakan pendidikan dan pelatihan kepada perangat pemerintahan desa. Kegiatan dipusatkan di TWI Sitinjo dan dibuka Bupati DR.Master Parulian Tumanggor. Untuk tahap pertama diikuti 14 desa sebanyak 52 orang dari Kec. Sidikalang, Kec.Sitinjo dan Kec.Lae Parira.
Desa peserta tahap pertama adalah Bintang, Kalang, Kalang Simbara, Huta Rakyat, Belang Malum dan Bintang Mersada dari Kec.Sidikalang. Desa Sitinjo, Sitinjo I dan Sitinjo II, Kec.Sitinjo. Desa Pandiangan, Lumban Sihite, Lumban Toruan, Bulu Duri dan Kaban Julu, Kec.Lae Parira. Diklat tersebut berlangsung lima hari hingga Jumat (16/11).
Diklat tahap II akan diikuti 15 desa seluruhnya dari Kec. Sumbul diprencanakan sebanyak 60 orang. Yakni Pegagan Julu I, Pegagan Julu II, Pegagan Julu III, Pegagan Julu VI, Pegagan Julu VII, Pegagan Julu X, Tanjung Beringin, Dolok Tolong, Kuta Gugung, Pargambiran, Perjuangan, Sleuh-leuh Parsaoran, Tanjung Beringin I, Barisan Nauli dan Pangguruan.
Tahap ketiag direncanaka diikuti 52 orang dari 13 desa tiga kecamatan yakni Simartugan, Kuta Usang, Lingga Raja II, Mbinanga, Bukit Baru dan Perrik Mbue, Kec. Pegagan Hilir. Desa Parbuuan I dan Parbuluan II dari Kec. Parbu-luan. Desa Silalahi I, Silalahi II, Silalahi III, Paropo dan Paropo I, Kec.Silahisabungan.
Angkatan keempat direncanakan 56 orang dari 14 desa dari tiga kecamatan. Yakni Desa Gunung Sitember, Batu Gugun, gundaling, Rante Besi, Kendet Liang, Lau Lebah dan Tupak Raja, Kec.Gunung Sitember. Desa Sarintonu, Tigalingga, Lau Molgap dan Palding Jaya Sumbul, Kec. Tigalingga. Desa Lau Primbon, Tanah Pinem dan Renun, Kec.Tanah Pinem.
Angkatan kelima direncanakan diikuti 60 oang dari 15 desa dan empat kecamatan. Desa Bakal Gajah, Bongkaras, Tuntung Batu, Pangaroan, Kc.Silimapungga-pungga. Desa Kuta Tengah, Lae Nuaha, Pandan dan Tualang, Kec. Siempat Nempu Hulu. Desa Jumantuan, huta Imnaru, Adian Nagka, Juma Siulok, Kec.Siempat Nempu. Desaa Lae Markelang, Lae Sering dan Sopo Butar, Kec.Siempat Nempu Hilir. Demikian dilaporkan Kabid Kepangkatan dan Penggajian, Setdakab Dairi Drs.Parasian Sihaloho.
Dalam arahannya bupati mengharapkan para pernagkat pemerintah desa mengkuti pelatihan dengan baik. Katanya, pemerintahan desa adalah ujung tombak pelayanan pemerintah kepada rakyat. Untuk itu aparat pemerintahan desa harus mampu memberikan pelayanan yang prima secara langsung kepada masyarakat. Demikian dijelaskan Kabid Humas Pimpinan Erika Hasugian.(R-06)

Dinas Pemukiman/Satpol PP Tertibkan Bangunan Rumah Menyelahi IMB Di Depan Kantor Bupati

Sidikalang-Dairi Pers: Dinas pemukiman bekerja sama dengan Satpol PP Dairi, Senin (12/11) menertibkan sebuah bangunan rumah yang menyalahi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB).Bangunan tersebut berlokasi di Jln.SM. Raja Sidikalang, persis di depan kantor Dairi, yang di kabarkan milik seorang pejabat pada Dinas PU Bina Marga Propinsi Sumatera Utara dan mantan Kadis PU Bina Marga Dairi.
Kepala Satpol PP,DR. Simarmata,SH di dampingi seorang staf Dinas Pemukiman, Prayitno Hasugian kepada Dairi Pers di lokasi mengatakan, bahwa bangunan rumah tersebut memang memiliki IMB namun pembangunannya dilakukan menyimpang dari IMB.
Menurut Simarmata, bahwa pemilik rumah tersebut betul milik salah seorang pejabat. Kita tidak perlu tahu siapa itu pemilik rumah.Yang penting peraturan kita jalankan. Kepada pekerja bangunan sudah kita perintahkan agar kegiatan itu dihentikan jangan lagi dilanjutkan karena menyimpang dari IMB.
Kita akan segera menyurati pemilik bangunan, agar bangunan yang menyelahi aturan itu segera di bongkar (di rubuhkan). Kalau pemilik rumah tidak mau merubuhkannya, dengan terpaksa kita akan turun untuk merubuhkan, ujar Simarmata.
Saat penertiban di lakukan di lapangan, menurut Simarmata, beberapa buah cangkul, pecok dan peralatan tukang lainnya di sita dan diamankan ke komando, sebagai barang bukti.(R.01)

Dirut RSU Doloksanggul Programkan Staf Harus Apel Dan Berdoa Setiap Pagi

D.Sanggul-Dairi Pers: Direktur RSU Doloksangul Kabupaten Humbahas, Dr Binner Sinaga mengatakan, telah membuat program baru di RSU itu agar semua staf melakukan apel dan berdoa setiap pagi.Hal tersebut dijelaskannya kepada Dairi Pers saat melakukan infestigasi ke Rumah Sakit Umum tersebut.
Selain hal tersebut juga telah di tekankan kepada semua staf agar membersihkan ruangan luar dan dalam.Absen juga tetap di kontrol untuk melihat tingkat kehadiran para medis maupun staf lainnya, ujarnya
Ditambahkan, kepada semua dokter, bidan,perawat dan lainnya juga tetap di sarankan agar jangan ada yang mencoba coba melakukan pemerasan terhadap pasien.Hal itu di lakukan untuk menjaga nama baik RSU Doloksanggul, ujarnya semangat.
Sementara itu salah seorang pasien mengaku, Donneria br Sihotang mengatakan, telah merasakan bantuan RSU Doloksanggul yang mengadakan pengobatan gratis terhadap pasien yang kurang mampu. Saya sendiri mendapat pengobatan gratis sehingga penyakit saya dapat sembuh, ujarnya terharu.
Namun sumber lainnya yang juga berasal dari pasien mengatakan, kekurangan di RSU tersebut adalah pada waktu malam hari.Pasien jarang di kontrol para medis terutama setelah di atas pukul 22.00 Wib.Kalau pelayanan pengobatan gratis, sudah di rasakan pasien, ujarnya seraya mengucapkan terimakasih kepada semua medis yang ada di RSU itu.Sebab mereka dapat menyambung nafas pasien tanpa pembayaran.(AT)

Anak Terminal Yang Kembali Ke Alam

Sosor Lontung-Dairi Pers: Duduk diatas tembok yang letaknya persis dipinggir jalan menuju Bunturaja persisnya di desa Sosor Lontung, Si-empat Nempu, Dairi. Kendati wajahnya tersembunyi dibalik tudung namun masih tampak sisa wajah keras itu. Ini sebuah perjalanan anak manusia Pak Ranto Simaremare yang kembali ke alam setelah jauh terbang dengan kehidupan keras terminal Sidikalang. “ Ada kedamaian yang hakiki kala saya menatap ladang ini “ ujarnya kepada Dairi Pers Selasa (13/11).
Mungkin menjadi petani tak semua orang mau dan rela. Apalagi itu dari bekas anak pasaran. Banyak yang memilih hidupnya rapi dan jauh dari lumpur. Namun sejauh apapun bangau itu terbang akan kembali ke sarang juga. Agaknya inilah perjalanan seorang Pak Ranto Simaremare yang kini konsen menjadi petani di desanya Sosor Lontung, Kec. Siempat Nempu, Dairi. Kedamaian yang hakiki itu yang dicarinya.
Sebagai petani sawah Pak Ranto ini mengatakan banyak suka dukanya dan duka yang paling menyakitkan kala panen gagal mungkin terserang hama tikus dan mahalnya harga pupuk. Disebutkan sawahya seluas 7 rante tersebut ditanami padi jenis IR 100 dengan masa tanam hanya 100 hari panen. Dari lokasi itu bisa menghasilkan gabah kering 120 kaleng. Hasil panen seperti itu menurutnya tergolong sukses. Namun untuk tahun ini disebutkan tidak menggunakan bibit unggul lagi dan diganti dengan jenis padi Siangkat. Namun disebutkan hasilnya jauh lebih sedikit dengan padi jenis unggul. Disebutkan menjadi petani secara kedamaian jauh lebih terasa dibanding menjadi anak terminal. Ayah yang telah dikaruniai 6 anak ini sudah memasuki usia 50-an. Saat dipertanyakan apa yang diharapkannya ke depan ayah yang beristrikan boru Purba ini menyebutkan tidak banyak hanya menginginkan kehidupan yang lebih baik. Pupuk tidak mahal dan damai di keluarga.
Disamping sawah ini saya juga berkebun kopi dan hasilnya lumayan untuk menghidupi keluarga. Jika saya ingat waktu diterminal setiap hari dengan pakaian necis. Sepatu disemir namun itu hanya untuk diri sendiri. Makan selalu enak. Namun ternyata apa yang paling enak adalah kedamaian yang hakiki kendati itu hanya ikan asin bersama keluarga, sebutnya kalam.
Pak Ranto menyebutkan kalau kehidupan petani daerah itu memang hanya untuk kebutuhan sehari-hari saja .Umumnya masyarakat petani daerah itu tak mengenal yang namanya pupuk bersubsidi. Kami tidak pernah kenal itu pupuk bersubsidi dan yang ada kami selalu belanja pupuk dari alam raya. Habis”ujarnya. Padahal diakuinya dengan kondisi petani seperti di daerah itu sudah sangat dibutuhkan pupuk bersubsidi.
Tak banyak yang diimpikannya lagi. Sambil mengawasi sawahnya yang tengah dibajak ayah yang anaknya yang paling besar sudah menjadi PNS ini mengatakan bisa mewujudkan sepetak sawahnya menjadi kolam pancing. namun untuk mendapatkan bibit masih sulit. Memang kita mendengar ada bibit ikan dari Dinas pertanian Dairi namun kita tidak tahu prosedur untuk medapatkannya. Ini memang sudah ada bibit ikan nila na-mun jumlahnya masih sedikit. Kalau pemerintah Dairi bisa membantu pihaknya sangat berharap mendapat bantuan bibit ikan tersebut., ujarnya. (R.07)

7 Desa Siempat Nempu Pilkades: Peran Wanita Dalam Politik Meningkat

Bunturaja-Dairi Pers : Sebanyak 7 desa di kecamatan Siempat Nempu akan mengadakan pilkades serentak 20 Nopember mendatang. Tren yang muncul dari pilkades ini meningkatnya peran wanita dalam politik dan ikut dalam pemerintahan. Dari 7 desa yang melaksanakan pilkades 5 desa diantaranya ada diikuti kandidat wanita.
Camat Siempat Nempu Drs. Marisi Sianturi yang dikonfirmasi Dairi Pers Selasa (13/11) mengatakan ke 7 desa yang akan melaksanakan pilkades itu yakni desa Bunturaja, Sinampang, Sihorbo, Gomit, Juma Teguh, Soban dan Jumantuang. 5 desa diataranya ada diikuti kandidat wanita. Memang ini suatu tren kesadaran masyarakat dan kerelaan warga menerima seseorang tanpa membedakan jenis kelamain. Ini suatu kemajuan dan wajar dicatat sebagai kesetaraan dalam politik, Ujarnya disela-sela rapat pilkades bersama P2KD kec. Siempat Nempu.
Disebutkan seperti halnya kecamatan lainnya kecamatan ini juga dirundung dengan dananya hingga kini tidak muncul dari pemkab Dairi. Pelaksanaan pilkades yang tahun ini terpaksa digelar kendati tanpa dana pelaksanaan hanya dibijaksanai bersama P2KD desa yang mengadakan pilkades.
Disebutkan untuk pelaksanaan pilkades di daerah itu diperkirakan sekitar Rp.5,2 juta s/d Rp. 5,4 juta. Artinya kecamatan itu harus mengusahakan dana sekitar Rp. 35 juta agar dapat dilaksanakan pilkades. Kita memang bisa bersyukur karena P2KD yang ada di kecamatan ini bisa membijaksanai sehingga waktu pilkades daerah ini tidak sampai ditunda. Kita juga bersyukur bahwa petugas P2KD daerah ini rela honor mereka belum dibayarkan menunggu cairnya dana dari TK II. Dairi. Sedang menurutnya gaung demokrasi cukup terasa dan minat peserta menjadi kandidat kepala desa cukup tinggi. Hal ini terlihat dari desa yang ikut pilkades diikuti kandidat 3 sampai dengan 5 orang. Namun menurutnya motivasi yang mungkin menyebabkan mereka mencalonkan diri bukan hanya sekadar honor kepala desa yang sudah naik menjadi Rp. 800.000 per bulan. Namun lebih dimungkin birokrasi dan mereka yang menjadi kandidat tidak terlalu dibebankan dengan uang, Ujarnya. Menyinggung dana yang hingga kini belum cair, Marisi menyebutkan memang masih menjadi masalah. Namun kebijakan P2KD daerah yang melaksanakan pilkades masih bisa memungkinkan dilangsungkannya pilkades. Yang jelas kendati demikian proses demokrasi di desa bisa berjalan. Nanti setelah dana tersebut turun bisa saja itu dibayarkan kepada P2KD. Dan yang utama semua kandidat setuju dan tidak merasa keberatan, ujarnya.
Sementara itu selasa (13/11) dikantor camat Siempat Nempu diadakan pertemuan dengan P2KD 7 desa yang akan melaksanakan pilkades. Acara ini juga digelar bersama simulasi pelaksanaan pilkades. Hal ini menurut Masrisi agar dalam pelaksanaan pilkades 20 Nopember mendatang tidak ditemukan lagi kekurangan dan kejanggalan sehingga berjalan lancar. Dari simulasi ini akan terlihat bagaimana cara pelaksanaan pilkades yang jujur dan adil.
Kepada P2KD diberikan pembekalan sehingga sebagai panitia akan dapat berlaku adil dan melakukan tugas mensuk-seskan pilkades tanpa cela. (R.07)