14 September 2009

Sinur ma Pinahan, Gabe na ni Ula, Horas na Mangulahon!

KEARIFAN LOKAL PERTANIAN ORGANIK
Peribahasa diatas adalah hal yang umum dikatakan dalam acara adat di sekitar Dairi. Dua bagian yang pertama yaitu Sinur Ma Pinahan, Gabe Naniula adalah bagian yang paling umum dikatakan. Dan bagian terakhir Horas Na Mangulahon walaupun agak dilupakan sebenarnya sangat penting.
Walaupun kalimat ini berasal dari Bahasa Batak Toba tetapi umumnya dimengerti oleh sebagian besar penduduk Dairi. Penggunaan bahasa yang marragam-ragam sudah hal yang lumrah diterima di Dairi, sebagaimana penulis yang sejak kecil sudah terbiasa mengerti dan saling bertutur sapa dalam Bahasa Pakpak, Simalungun dan Karo. Inilah kekayaan masyarakat Dairi yang patut disyukuri.
Kalimat yang sering diucapkan sebagai kata-kata berkat oleh pihak Hula-hula atau Dongan Tubu yang statusnya lebih tinggi sebenarnya mengandung filosofi yang sangat tinggi nilainya. Kearifan lokal dalam umpasa tersebut akan kami bahas dalam tulisan kali ini. Pendahulu kita sebenarnya sudah menyadari pentingnya penerapan pertanian organik.
Tulisan ini juga langsung kami muat pada blogspot Dairi Pers di internet karena dibutuhkan oleh beberapa orang par Dairi na mangaranto. Dari merekalah, yaitu kawan-kawan penulis dalam milis Dairi Satu Hati, ide penulisan artikel ini pertama-tama disampaikan.
Rangkaian kalimat kearifan lokal tersebut sebenarnya tidak boleh diputus-putus. Rangkaiannya adalah layaknya aliran air. Aliran air yang menyuburkan karena mengandung unsur-unsur yang menyuburkan. Hasil aliran kata-kata dalam kalimat tersebut akan menghasilkan keberhasilan.
Sinur ma Pinahan
Pengertian pinahan dalam kalimat tsb adalah semua jenis ternak dan ikan. Pemeliharaan hewan diharapkan sukses (sinur). Dalam anak kalimat sinur ma pinahan tidak hanya berarti ada daging untuk dimakan dan ternak beranak pinak, tetapi adalah tersedianya kompos dari kotoran ternak. Bahan organik tersebut disadari oleh tetua kita untuk menyuburkan tanah.
Pemeliharaan ikan juga penting jika memungkinkan karena menjadi ukuran ketersediaan air. Ikan hanya dapat sinur jika air tempat hidupnya bersih, sehat dan tanpa pencemaran bahan kimia. Air dibutuhkan untuk menyuburkan tanaman. Jika tidak ada air bersih maka ternak besar tidak bisa sinur.
Dalam kalimat ini lebih ditekankan perlunya doa agar ternak berhasil. Karena disadari bahwa usaha beternak sangat memerlukan berkat dari Tuhan.
Gabe na ni Ula
Dalam kalimat ini tergantung harapan keberhasilan tersedianya pangan berupa karbohidrat dan hortikultura. Sebenarnya dalam kalimat ini sudah terharapkan agar usaha manusia yang sangat penting agar ada usaha yang sukses (gabe). Jika beternak lebih dominan berkat dan sedikit kerja, maka na ni ula berarti kalau tidak diusahakan dengan kerja keras maka tipis harapan usaha tersebut sukses.
Peranan pertanian organik disini adalah tersedianya kompos untuk kesuburan tanah sehingga tanaman subur. Tersedianya air dari perikanan juga akan menjamin tanaman tidak kekeringan dan cukup air pada saat yang dibutuhkan tanaman yang diusahakan.
Horas na Mangulahon!
Anak kalimat penutup ini mungkin sering dilupakan karena nadanya memang agak keras. Tidak ada sukses (horas) jika tidak ada kerja keras (na mangulahon).
Memang harus kita akui bahwa rezeki orang berbeda-beda. Ada beberapa orang yang sangat sukses dengan dengan menjadi peternak. Bersyukurlah mereka diberkati oleh Tuhan. Tetapi bagian terbesar dalam masyarakat kita adalah pangula yang perlu kerja keras untuk bisa mencukupkan kebutuhan sehari-hari.
Rangkaian kalimat tsb mengandung tekad dan kaitan profesi seorang petani. Yang sering dilupakan adalah rangkaian pekerjaan dalam kalimat tsb. Seorang petani adalah seorang pangula yang berarti seorang pekerja keras. Bagaimana bisa sukses jika tidak diulahon? Dan bagaimana mangula jika masih di kedai kopi walaupun sudah pukul 09.00 WIB?

18 Juli 2009

Yang Miring: Parakkal-akkal


Parakkal-akkal. Bahasa ini sering kita dengar. Biasanya ini diberikan kepada orang yang banyak bohongnya. Menjadi “Parakkal-akal” dikarenakan punya akal (fikiran) dan biasanya parakkal-akal itu pintar. Kalau dia goblok jangankan “mengakali” orang lain memikirkan dirinya saja tak mampu.
Suatu saat teman saya marah, kesal dan berkata kalau anaknya tukang bohong. Banyak alasan dan tak mau turut perintah orang tua dan dituding parakkal-akkal. Saya katakan kala itu anak anda pintar. Hanya saja kepintarannya itu yang harus diarahkan. Lantas persoalan yang terjadi orang tuanya yang tak mampu mengarahkan anaknya. Langsung memilih marah, kesal dan mengeluarkan sumpah serapah bahkan memukul anak.
Dalam dunia birokrat dan mereka yang dipercayakan menerima gaji dari negara ini banyak yang “parakkal-akkal”. Seminimnya lihat saja mereka yang masuk pagi lantas tanda tangan pulang kerumah. Awal bulan terima gaji. Demikian juga mereka yang duduk di kursi dewan. Hadir tak hadir bagai tak ada aturan mainnya. Jika ditanya pasti mengatakan ke lapangan. Bukan itu saja bagi pejabat yang punya eselon kwalitas “akal” harus lebih mapan. Jika tak”parakkal-akkal” bagaimana mungkin menutupi kebutuhan atasannya, kebutuhan orang yang minta tolong kepadanya dan kebutuhannya sendiri. Hingga kwalitas “parakkal-akkal” menjadi salah satu penilaian tersendiri atasan dalam memberikan jabatan.
Agak heran memang ketika masih anak-anak, orang tua melarang anaknya “parakkal-akkal” setelah besar dan bekerja justru itu yang menentukan keberhasilan seorang anak. Kejujuran menjadi tidak berarti dan kejujuran kerap membuat gagal dalam kehidupan. Lihat saja apa yang terjadi dalam sebuah pemerintahan jangan pernah bermimpi mempunyai jabatan jika tak mampu angkat telor dan menyenangkan atasan. Rusaknya menyenangkan atasan bukan dengan prestasi kerja atau kemampuan bekerja yang jujur. Namun menyenangkan atasan mampu memberikan setoran dan upeti. Artinya harus bisa “parakkal-akkal” pada anggarannya.
“Parakkal-akkal” menjadi mahal, parakkal-akkal menjadi penting dan parakkal-akal menjadi dinanti ketika dia dewasa. Jadi Parakkal-akkal itu hanya dilarang ketika anak-anak saja.
Seorang anak yang kembali dari perantauan jika hanya menumpang bus pasti akan disepelekan orang tua dan tetangganya. Jika dia PNS akan disebut pegawai goblok dan bodoh. Persoalannya adalah untuk bisa punya mobil sendiri kembali ke kampung seorang pegawai harus menjadi “parakkal-akkal” alias koruptor. Orang tua yang tadinya memarahi anak karena parakkal-akal kini justru mendorong anak menjadi koruptor dikala dewasa . Mungkin ini juga menyebab koruptor tak habis-habisnya dibangsa ini. Menjadi koruptor sepertinya didukung masyarakat dan orang tua. Sehingga korupsi sudah menjadi bagian dari budaya kita.
Indonesia disebut negara terkorup. Ini disebabkan banyaknya “parakkal-akkal”. Mengapa susah sekali memberantas penyakit korupsi ini tentu karena sudah menjadi budaya. Mengapa budaya itu dipertahankan? Tentu karena enak. Jadi tak usah lagi memarahi anak ketika kecil jika suka “parakkal-akkal” karena itu nanti ketika dewasa sangat perlu dan menjadi indikator penilaian atasannya.
Miring memang ide yang satu ini namun inilah kenyataan yang terjadi dibangsa ini. Tetapi bukan bangsa sana. Mungkin bagi bangsa lain yang maju “parakkal-akkal” langsung kena hukum gantung. Di negeri yang kondusif ini “potensi parakkal-akal” masih diutamakan dan diharapkan. Soal disebut terkorup sudah tak perduli karena kuping memang telah budek. (Chief of Editor)

OPINI: Gaya Hyperbola Menilai Pembangunan di Humbang Hasundutan

Gaya Hyperbola Menilai Pembangunan di Humbang Hasundutan
Oleh: Manganju Tampubolon,SPd
“Never put till tomorrow what you can do today”, “Jangan tunggu sampai esok apa yang dapat anda kerjakan hari ini”, satu kunci mencapai sukses diberbagai bidang kehidupan manusia. Perlu kita ketahui bahwa gaya hyperbola bukan suatu wujud kesuksesan melainkan harus dengan realitas. Gaya hyperbola adalah suatu sikap para “penjilat” iblis bertopeng. Bukan Albert Eistein yang salah menciptakan bom, tetapi orang menyalahgunakan, bukan SBY kurang kebijaksanaan, tetapi bawahannya termasuk Pemkab.
Menjelang Pilkada 2010 muncul figur figur kandidat yang melahirkan banyak penjilat musang berbulu domba. Terkadang dari para penjilat bergaya hyperbola mengangkat kemajuan yang dicapai Humbahas (di media cetak) yang dipimpin bupati Drs Maddin Sihombing. Benar tidaknya mari kita lihat bersama, seolah Humbang Hasundutan sudah sejahtera di otonomi daerah. Sebenarnya merupakan bumerang dimana pemerintah pusat akan mengurangi anggaran nantinya buat daerah ini karena dianggap sudah maju.
Kondisi demikian melahirkan Miss understanding (kesalahpahaman) diantara masyarakat sejujurnya sampai dimanakah kemajuan yang dicapai Humbahas…?. Mari kita koreksi bersama. Sebenarnya masih Developing Country (daerah sedang membangun) diberbagai sektor. Dikatakan percepatan pembangunan melaju cepat. Hal itu omong kosong. Sebagai yang di katakan Kartiko Purnomo, ketua tim verifikasi data lapangan Depdagri baru baru ini di Humbahas.
Dikalangan masyarakat menilai, Purnomo bergaya hyperbola. Secara jujur dimanakah yang maju?. Menurutnya sektor pendidikan, pertanian, peternakan, kesehatan apakah nyata oleh masyarakat. Petani cari pupuk aja susah, pelayanan kesehatan kurang, ternak tidak berkembang, pendidikan masih dibawah standart.
Pendapat yang sama diungkapkan pengamat politik dan hukum, Hendri Manullang,ST menilai kinerja Pemkab bernuansa muncul musang berbulu domba. Drs Onggung Silaban yang ikut ikutan menyatakan pembangunan melaju cepat, disiplin PNS cukup tinggi. Kenyataan pada jam kerja banyak PNS berkeliaran. Barangkali karakter angkat telor kepada bupati, dari dinas KB diangkat menjadi Asisten I pemerintahan. Banyak masyarakat menangis batin mendengar percepatan pembangunan, misalnya saja sejak terbentuk Humbahas, jalan infrastruktur kesanggaran I, II terbaikan.
Pengamatan penulis, di Pemkab Humbahas masih banyak kejanggalan ditemui diantaranya penempatan pimpinan SKPD Unskilled. Kurangnya pemerataan pembangunan, nihilnya lapangan kerja, Pemkab terkesan alergi Wartawan, kurangnya lobby ke pusat menambah APBD. Ironisnya bupati akhir akhir ini berkunjung ke daerah daerah diduga menggalang kekuatan Pilkada nanti. Yang penting kurang diterima rakyat yaitu pembangunan tiga kantor bupati. Sementara rakyat susah. Bangunan kantor mewah dan mobil mobil baru yang bertambah. Kekurangan manajemen di Pemkan Humbahas yang dimuat di media, hampir tidak ditanggapi. Hal ini di ungkapkan bukan karena sentimen, melainkan apa adanya.
Perbandingan penulis ketika membandingkan manajemen bupati Semeluh Aceh, yang sampai kini berkantor di gedung SD dan pakai mobil Kijang tahun 1982. Menurutnya tak perlu bangun kantor bupati mewah dan mobil mewah yang menghabiskan APBD. Yang diprioritaskan adalah pembangunan sektor irigasi dan pertanian, hingga menampakkan pembangunan yang berarti dan bebas dari Tsunami (tanggul yang dibangun mampu menyerap banjir Tsunami akhirnya bebas dari bencana).
Penulis banyak melanglang buana ke pelosok termasuk desa desa di Humbahas, mengkhawatirkan. Kemanakah arah Humbahas di hari esok?. Umumnya masyarakat Humbahas mendambakan pemimpin yang baik hati dan mencintai rakyatnya apa adanya di Pilkada mendatang yang mampu menampung aspirasi rakyatnya adil, jujur dan bijaksana dan memiliki kemampuan membawa Humbahas ke arah Self Sufficient (berswasembada) pangan menuju kesejahteraan. Kemampuan memimpin secara luas diucapkan pilocof Cina Khnghucu bahwa pemimpin yang besar adalah pemimpin yang mengutamakan kepentingan rakyatnya. Semoga Tuhan mengirimkan pemimpin dambaan rakyat menuju Humbahas maju dan harum ditingkat nasional. (Penulis berdasarkan UUD 45 kebebasan mengeluarkan pendapat).

Demam Berdarah Sporadis di Sidikalang

Sidikalang-Dairi Pers : Penyakit demam berdarah yang kini menyerang kota Sidikalang disebut masih dalam batas sporadis. Artinya serangan pada beberapa tempat dan hanya beberapa orang saja. Demikian dikatakan Kadis Kesehatan Dairi Dr. Nenny Sianturi kepada Dairi Pers gedung DPRD Dairi Selasa (31/3).
Disebutkan jika ditemukan kasus demam berdarah di Dairi langsung ditanggulangi oleh dinas kesehatan bekerjasama dengan RSUD Sidikalang. Bisa saja kasus demam berdarah itu ada namun mungkin dibawa dari luar kota. Sipenderita digigit nyamuk disalah satu kota dan sipenderita ke Sidikalang. Kasus itu mungkin terjadi. Ada juga laporan kepada kita seperti siswa SMP St. Yosep . Sekolah itu langsung kita semprot dengan pengasa-pan, sebutnya.
Namun demikian Dr. Nenny menyebutkan langkah antisi-pasi tetap dilakukan dengan pengasapan dan menjaga pola hidup sehat. “ Waktu itu DPM meminta pengasapan langsung dinas melakukan pembasmian nyamuk disana. Dan sejak ini sepertinya laporan belum ada. Dan jika ada laporan masyara-kat maka kita langsung bertin-dak, sebutnya.
Dr. Nenny menyebutkan yang terutama bukan penang-gulanganya namun tetap prin-sip mencegah lebih baik dari mengobati. Sehingga langkah pencegahan jauh lebih efektif dibanding penggulangan. Pola hidup bersih dengan mengubur barang-barang bekas yang mungkin bisa tempat bersarang nyamuk jauh lebih efektif, ujarnya .
Disebutkan kepada masya-rakat yang mungkin terkena atau mengetahui ada gejala DBD di daerahnya agar meng-hubungi dinas kesehatan Dairi atau puskesmas yang ada disetiap kecamatan. Selanjut-nya dinas kesehatan akan melakukan langkah penanggu-langan (R.07)

Jalan Dusun Parnattian Rusak Berat

Sumbul-Dairi Pers: Jalan yang menghubungkan antara Dusun Parnattian menuju Dusun Bulu Ujung rusak berat badan jalan yang dipenuhi dengan lobang serta batudasar (underlag) berserakan ditambah parit yang berada di kedua sisi jalan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Kala hujan tiba jalan nyaris tidak dapat dilalui kendaraaan roda empat maupun roda dua.
Kejadian ini membuat masyarakat yang bermukim di dua dusun tersebut terkendala untuk mengangkut hasil bumi serta hasil-hasil lainya. Padahal ke dusun itu adalah penghasil kopi jenis Arabika terbesar kedua dikecamatan Sumbul. Otomatis dengan kondisi jalan tersebut membuat roda perekonomian di dusun tersebut hampir lumpuh.
Pantauan Dairi Pers saat berkunjung kedaerah tersebut kondisi jalan sudah tahap menghawatirkan karena badan jalan yang berkelok ditambah air yang menggenangi badan jalan tersebut membuat setiap pengendara yang melintas harus ekstra hati-hati. Mobil Angkutan Umum (MPU) yang biasa mengangkut hasil pertanian dari dusun tersebut mulai enggan masuk disebabkan setiap masuk kedusun itu kadang kala As tarik mobil sering patah.
Salah seorang warga yang sudah bermukim puluhan tahun di daerah itu yang mengaku bermarga Matanari mengungkapkan. Kondisi jalan sudah berlangsung selama puluhan tahun dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki. Beliau beserta masyarakat yang bermukim di daerah tersebut berharap kepada Pemda serta Dinas PU agar segera memperbaiki kondisi jalan itu agar roda perekonomian mereka berjalan lancar. (L-02)

Yang Miring: Berjemaah

Berjamaah

Bagi islam sholat berjamaah itu lebih diutamakan. Pahalanya lebih tinggi karena mungkin berjamaah itu merupakan ibadah bersama. Sholat berjamaah dipimpin satu orang iman dan makmum (pengikut) mengikuti apa yang dilakukan oleh iman. Keseragaman, kebersamaan ini yang membuat nilainya semakin tinggi.
Namun contoh yang miring kali ini merupakan kegiatan berjaamaah yang mungkin paling dibenci Tuhan. Bayangkan korupsi berjamaah yang dilakukan mulai dari pimpinan hingga bawahan. Belum lama ini terkuak dugaan korupsi berjamah atas dana infromasi komunikasi yang dilakukan DPRD Dairi. Meski belum jatuh tempo karena peraturan mengatakan harus dikembalikan sebulan sebelum masa jabatan berakhir. Namun jelas ada niat berjamaah disana. Setidaknya ini ditunjukkan anggota DPRD Dairi yang belum lama ini sudah PAW. Dana itu tak dikembalikan.
Miring memang ketika negeri ini dikorupsikan berjamah. Para pengikut juga ikutan korupsi meski dalam kadar kecil seperti korupsi waktu. Pemandangan ini tak sulit untuk dilihat. Sangat mudah didapat di instansi-instansi pemkab . Contohnya saja mereka yang digaji Rp. 1,5 jt per bulan . Satu hari korupsi waktu maka makan gaji buta Rp. 20.000. Jika dikali seminggu saja dalam sebulan merugikan Negara Rp. 150.000. Bayangkan jika dalam satu kabupaten terdapat 1.000 staf seperti ini maka negara rugi Rp. 150 jt sebulan jika dikalikan dengan 440 kabupaten yang ada di Indonesia maka korupsi berjamaah Rp. 66 Miliar sebulan. Itu masih dari PNS yang korupsi waktu. Jika dikalikan per tahun maka akan semakin parah. Bagaimana mungkin negeri ini bisa makmur jika sebulan harus membayar mereka yang korupsi berjamaah hingga nilai gila-gilaan.
Berjamaah sama dengan rame-rame. Lihat saja mereka yang rame-rame selalu kuat, ribut dan ribet. Mengaturnya juga sulit. Reformasi yang menjatuhkan Soeharto karena pendemo berjamaah. Icon pimpinan orde baru yang terkenal tangguh itu juga jatuh karena demo berjamaah.
Berjamaah bisa membuat makmur dan juga bisa membuat terkubur. Andai saja negeri ini berjamaah menolak korupsi tentu dalam waktu yang tidak terlalu lama kehidupan akan membaik. Mengapa tak dilakukan ? karena masih merasakan enaknya berjamaah menghabisi negara.
Tentu yang miring kali ini akan membuat kesal bahkan marah PNS yang suka korupsi waktu. Namun harus disadari juga harusnya mereka yang mendapat gaji dari Negara harusnya contoh teladan kepada masyarakat awam. Jadi jangan marah ketika dikoreksi. Agar tak dikoreksi maka tak usah menjadi pegawai Negara.
Suatu saat aku ke TPA Sidiangkat dan bertemu seorang ibu pemulung. Saya katakan anda lebih mulia dari pada koruptor yang tampil necis dan berdasi. Dimata pertiwi anda suci karena tak menggerogoti Negara. Anda tak mau ikutan berjamaah membuat kurus bunda pertiwi. Meski ibu ini bingung namun dimata saya nilainya lebih mulia dibanding mereka yang ditahan KPK.
Jadi jelas betapa hebatnya nilai berjamaah itu. Persoalannya berjamaah untuk sesuatu kebaikan atau untuk sesuatu keburukan ? Jika untuk kebaikan maka hebatnya luar biasa dan jika untuk keburukan pengaruhnya juga sangat luar biasa untuk menghancurkan.
Lantas apa yang paling sulit dalam pemberantasan korupsi ? jawabnya sederhana, yakni semua pribadi kita inginkan korupsi diberantas kecuali diri kita sendiri. Masalahnya lagi adalah semua kita secara pribadi mengharapkan demikian. Jadi jelaslah korupsi sulit dimusnahkan. Kita sudah menyakini secara berjamaah biarlah yang lain dipersiksa asal jangan kita.
Mengapa korupsi berjamaah itu hebat dan pengaruhnya luar biasa ? tak lain jawabnya karena pimpinan melakukannya . Jadi guru kencing berdiri pasti murid kencing berlari sambil bersiul (Chief Of Editor)

Bupati Humbahas Buka Operasi Bibir Sumbing

D.Sanggul-Dairi Pers: Bupati Humbang Hasundutan (Humbahas), Drs Maddin Sihombing,Msi didampingi Kadis Kesehatan, dr Roulan Siburian,MHA, dan Direktur RSU Doloksanggul, dr Binner Sinaga,M.Kes, membuka secara resmi pelaksanaan operasi bibir sumbing, Rabu pekan lalu. Kegiatan diadakan di RSU Doloksanggul, diikuti sekitar 38 orang pasien. Operasi dilaksanakan, Hatikva Ministry dari Jakarta pimpinan Rita Sihombing bekerja sama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia (OBI) dan Pemkab Humbahas.
Dalam sambutannya, Bupati Humbahas Drs Maddin Sihombing,Msi mengatakan, operasi bibir sumbing yang dilaksanakan Hatikva Ministry bekerjasama dengan OBI dan Pemkab Humbahas, sangat positif dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Untuk itu lanjut bupati, diharapkan agar pasien yang mengikuti operasi bibir sumbing itu memanfaatkannya dengan baik serta memohon perlindungan kepada Tuhan. Sehingga para pasien yang dioperasi tetap sehat.
Kepada para dokter yang melaksanakan operasi, bupati mengucapkan selamat bekerja dan mudah mudahan pengoperasian yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan sukses, sesuai rencana yang diharapkan. Saya mengharapkan agar kerja sama ini terus ditingkatkan demi kesehatan masyarakat. Dan kepada tim dokter semoga diberikan Tuhan kekuatan untuk menjamah para pasien yang akan mengikuti operasi bibir sumbing di RSU Doloksanggul ini, ujar bupati. Tim dokter yang melaksanakan bibir sumbing, yakni khusus spesialis bedah plastik dr BudiartySpBp, dr Sari Siburian SpBp, dr Senja Adi Yanto SpBp dan dari Anastesi dr Made Sutarna SpAn,d r Primartono Wibowo SpAn.
Pasien operasi bibir sumbing yang akan dioperasi berasal dari Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Madina, Tanjung Balai, Samosir, Tobasa serta berbagai kabupaten lainnya. Dan para pasien yang akan dioperasi kebanyakan berusia balita. (AT)

Banyak Jalan Antar Kecamatan Mengalami Rusak Parah

Siempat Nempu-Dairi Pers: Sepanjang jalan dari kota Sidikalang menuju Bunturaja saat ini di bahu jalan terdapat lobang-lobang besar sehingga sangat menggangu para pemakai jalan yang akan melintas dari daerah tersebut.
Pantauan Dairi Pers di lapangan bahwa jalan menuju Bunturaja saat ini banyak jalan mengalami kerusakan bahkan sudah pada tingkat kritis. Kerusakan yang paling parah terdapat di badan jalan yang menghubungkan antara desa Hutaimbaru dengan desa Sosor Lontung karena kerusakan tersebut sudah sangat parah.
Kerusakan badan jalan ini sudah berlangsung lama namun hingga berita ini diturunkan di lapangan belum terlihat tanda-tanda untuk perbaikan. Sehingga para pemakai jalan yang melintas dari jalan tersebut sangat kewalahan karena badan jalan yang rusak sangat dalam sehingga apabila hujan turun jalan tersebut tergenang air.
Para pengemudi mobil penumpang umum (MPU) sangat mengharapkan perhatian oleh instansi terkait agar segera memperbaiki jalan dimaksud. Sehingga kelancaran pengangkutan kedaerah tersebut dapat berjalan dengan baik. (R.03).

Yang Miring: BONSAI

Bonsai
Minggu malam pekan silam saya tertarik dengan acara zona 80 di Metro TV. Siti Aminah Kader PPP era 80-an dan Soerjadi ketua PDI bercerita partai mereka dibonsai kekuatan Golkar kala itu. Meski dikemas dalam canda namun tidak bisa menutupi gambaran demokrasi sakit kala itu.
Bonsai adalah tanaman yang sengaja dikerdilkan. Entah bagaimana juga setiap yang kerdil dianggap lucu. Lihat saja Ucok Baba hanya 70 cm bisanya hanya sebagai bahan lawakan saja. Pengakuan Soerjadi, PDI kalah karena memang suara telah dihitung sebelum pemilu. Sedang Siti aminah mengaku karena PPP menang di Jakarta lantas simbol diganti. Nggak bisa gunakan ka’bah. Dua partai pendamping golkar itu dibonsai habis oleh pemerintah yang berkuasa kala itu.
Dibonsai atau dikerdilkan tentu punya jiwa tak rela yang sedikit mirip kriminal. Siapa berbeda kala itu dibonsai namun tak dimatikan. Kerena kalau dimatikan demokrasi semu itu hilang. Makanya kala itu jika tak mau dibonsai bergabung kepada partai berkuasa saja.
Hari ini partai tumbuh subur bahkan menjemukan. Kebebasan yang diberikan membuat rakyat pusing. Kalau dulu pusing karena “kekotoran” kini pusing karena banyaknya pilihan . Semua mengatasnamakan rakyat. Maka hasilnyapun sama caleg yang mucul banyak yang dagelan. Pahadal resikonya bukan mudah lho. Lihat saja mereka yang rumah sakit jiwa. Tertawa seharian, kepala menempel ke dinding seharian dan bicara seharian ke dinding. Masih banyak tingkah yang menggelikan karena saraf normalnya yang putus. Bukan tidak mungkin dari 800 ribu jumlah caleg tahun ini ada yang masuk RS Jiwa.
Kembali ke bonsai yang dikembangkan oleh Jepang. Jika ditarik benang merahnya ada juga sifat menjajah di sana. Maka anda peminat bonsai hati-hati disebut penjajah lho…
Mau tahu bonsai gaya baru ? lihat saja sekarang elit politik partai berebut dengan mengklaim prestasi pemerintahan SBY-JK juga prestasi partainya. Iklan BLT dijadikan komoditi sebagai idenya. Swa sembada beras juga diobok-obok banyak partai mengakuinya. Ini sama saja praktek membonsai apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY-JK.
He…he… lagi-lagi elit politik dipusat sana berupaya berbohong di depan rakyat. Baiklah kalau memang itu prestasinya, silahkan. Namun satu hal yang tak dapat dipungkiri justru karena program itu menyentuh rakyat kecil dan sangat bermanfaat bagi rakyat maka ramai-ramai partai mengklaim itu ide dan prestasinya.
Di balik iklan itu tersimpan upaya bonsai mengerdilkan apa yang telah diperbuat pemerintahan sekarang sehingga seakan-akan ide itu lahir dari puluhan otak partai. Heran ya … masak BLT lahir dari pemikiran banyak orang...He…he… Namun setidaknya inilah contoh elit politik kita sekarang yang ingin juga disebut memperhatikan rakyat.
Berbohong di depan anak sangat salah dan berdosa apalagi berbohong depan rakyat. Memutar balik fakta hingga membonsai orang lain dan ingin muncul disebut pahlawan rakyat. Inilah yang terjadi dari iklan iklan di Televisi. Harus salut kita kepada pemerintahan SBY - JK ini yang tidak menanggapi sama sekali iklan boong itu. Lihat saja SBY diam meski tahu dia tengah di bonsai. JK diam tidak dengan serta merta ribut dengan tingkah partai lain yang mengklaim prestasi mereka.
Tahu kenapa ? karena klaim itu sebagai bukti memang SBY-JK mampu menjawab keresahan rakyat. He…he….bukan partai yang cuap-cuap menjual kebohongan. (Chief Of Editor)

Ayah Bejat Perkosa Anak Kandungnya Hingga Hamil 3 Bulan

G.Sitember-Dairi Pers: Sungguh biadab perlakuan ayah yang satu ini, tega memperkosa anak kandungnya yang masih duduk di bangku kelas III di salah satu SMP. Perlakuan seorang ayah berhati iblis itu menjadi perbincangan hangat di kalangan warga desa Tumpak Raja kecamatan Gunung Sitember.
Adalah LS (45) warga desa Tumpakraja kecamatan tersebut memperkosa anak kandungnya secara berulang ulang, saat istrinya pergi ke P.Baru untuk sesuatu urusan keluarga. Pertama kali LS memperkosa anaknya pada bulan Nopember 2008. Namun korban sebut saja Bunga, saat diperiksa di Polres Dairi, tidak ingat persis tanggal kejadiannya.
Sementara LS saat diperiksa di Mapolres Dairi, kepada Dairi Pers, Rabu (15/4) mengatakan, suatu malam dia pulang dari kedai tuak dalam keadaan mabuk. Setiba di rumah, dilihatnya 4 orang anaknya semuanya perempuan sudah tidur. Sedangkan istrinya sedang berada di P.Baru.
Saat itu menurut pengakuannya, nafsunya sedang memuncak. Lalu salah satu dari anaknya itu, yang merupakan anak kedua dibanguninya dan disuruh datang ke kamarnya. Bunga yang tidak curiga menuruti panggilan ayahnya.Setiba di kamar ayah bejat itu membujuk anaknya, agar membuka pakaiannya.Namun Bunga menolak dan mengatakan, pak…aku anakmu.
LS yang tidak dapat lagi menahan nafsunya, terus membujuk anaknya agar membuka pakaiannya dan mengatakan, sebentar sajapun. Mamakmu sudah lama di P.Baru.Karena si anak tetap menolak, lalu ayahnya mengancam akan membunuh Bunga, apabila permintaannya di tolak. Bunga dalam keadaan takut tidak berkutik. Lalu LS memeluk anaknya yang sedang mekar itu sambil mempreteli pakaiannya, kemudian memperkosanya.
Kejadian yang pertama itu, bukan saja LS menyesal. Namun menjadi ketagihan kendati si anak tetap menolak hinga berlangsung sampai 5 kali. Dengan kejadian itu, Bunga tetap merahasiakan karena selalu mendapat ancaman dari ayahnya.
Belakangan, tubuh korban sudah mulai mencurigakan. Sehingga ibu Bunga yang sudah kembali dari P.Baru, lantas mempertanyakan kepada Bunga. Setelah berbagai bujukan dari ibunya, akhirnya Bunga mengaku bahwa dirinya diperkosa ayah kandungnya LS. Atas pengakuan Bunga, ibunya tersentak dan langsung mengadukannya ke Polres Dairi. Kini ayah durjana itu meringkuk dalam sel tahanan Polres. Sementara Bunga, setelah diperiksakan ke RSUD, jelas sudah mengandung 3 bulan.
Saat Dairi Pers, mempertanyakan hal itu kepada LS menjawab dia menyesal. Jangan beritakan Ya Pak. Kalaupun bapak beritakan, jangan buat nama anakkku (maksudnya Bunga), ujar LS kepada Wartawan koran ini.
Namun dia mengaku, adegan pertama itu dilakukan karena dia sudah mabuk berat. Kemudian hari berikutnya kembali di lakukan karena sudah menjadi ketagihan. Saya menyesal pak, ujarnya. (R.01)

Warga Desa Laehaporas Minta Pengaspalan Jalan

S.Nempu Hilir-Dairi Pers: Sebanyak 150 Rumah Tangga (RT) warga Desa Laehaporas kecamatan Siempatnempu Hilir Dairi, sangat mengharapkan perhatian Pemkab Dairi/Dinas PU untuk mengaspal jalan sepanjang 5 Km menghubung kan Desa itu ke jalan aspal. Kondisi jalan itu saat ini cukup memprihatinkan karena banyak kubangan serta berlumpur bila musim hujan.Kepala Desa Laehaporas, Lamhot Simbolon kepada Dairi Pers mengatakan, keadaan jalan tersebut sudah di laporkan ke Dinas PU sekaligus sebagai permintaan agar jalan di maksud di aspal.Namun hingga kini tanda tanda akan perbaikan belum terlihat di lapangan.
Lamhot Simbolon mengaku sangat prihatin melihat warga bila hendak memasarkan hasil taninya ke pekan. Sebab hasil pertanian harus di pikul sendiri dengan jalan naik turun sepanjang 5 Km.
Yang paling menyedihkan, adalah terhadap anak usia Sekolah Dasar (SD). Dari Desa tersebut sekitar 110 orang murid SD harus jalan kaki sepanjang 6 KM menuju tempat sekolahnya yakni ke SD Laelogan,SD Panikkiran dan ada ke SD Pardomuan.Begitu juga dengan pelayanan medis sangat memprihatinkan. Sebab di Desa ini belum ada Puskesmas, ujarnya (BS)

Gedung Bale Karina Termegah di Dairi Diresmikan

Sidikalang-Dairi Pers: Gedung Bale Karina yang berlokasi di jalan empat lima Sidikalang, diresmikan Sabtu pekan lalu. Gedung tersebut di perkirakan berbiaya Rp 3 miliar. Peresmian gedung itu di hadiri ratusan undangan yang dating dari berbagai Desa, termasuk hula hula, boru dan bere/ibebere dari keluarga Richard Lingga,SE selaku pemilik gedung. Acara itu di meriahkan artis dari pusat dan juga dari Sumbul.
Pemilik gedung/pengusaha muda yang berasal dari Sumbul kecamatan Sumbul, Richard Lingga,SE mengata kan, pembangunan gedung itu di maksudkan agar kota Sidikalang tidak kalah dengan kota lainnya yang ada di Sumatera Utara, yang memiliki gedung yang repre sentative sebagai tempat menggelar berbagai kegiatan seperti pesta pernikahan, rapat, kebaktian dan pesta adat lainnya.
Di Medan dan kota lainnya yang ada di Sumatera punya gedung yang megah yang sering digunakan sebagai tempat pertemuan dan tempat pesta pernikahan, kenapa di Sidikalang tidak ada, ujarnya seraya menambahkan bahwa hal itulah pertanyaan awal sehingga kita membangunan gedung ini, tandasnya.
Selain hal itu, terlaksana nya pembangunan gedung Bale Karina atas dukungan semua keluarga termasuk, terutama mama saya yang selalu mendoakan kami, ujarnya mengundang semua hadirin tepuk tangan.
Dikatakan, bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi masya rakat kabupaten Dairi semakin membaik dari waktu ke waktu. Sebab itu tidak salah kalau di sini berdiri gedung yang tergolong megah dan tidak kalah dengan bangunan yang ada di Medan sebagai tempat pertemuan atau tempat pesta adat. Misalnya suatu saat ada pesta adat perkawinan di gedung ini.Sementara pihak pengantin perempuan atau laki laki orang Medan.Tentu mereka merasa heran bahwa Sidikalang telah memiliki gedung (balai) yang tergolong megah. Kita juga bangga kalau mereka menceritakan keme-gahan gedung ini di kampung nya, tandasnya.
Dikatakan,untuk sementara ini bahwa sewa gedung tersebut untuk lantai atas, hanya Rp 1juta di tambah 500 kursi plastik. Sedangkan untuk lantai bawah Rp 1,5 juta. (R.01)

17 Juli 2009

Harga Jagung Turun Rp 600/Kg di Pasaran Dairi

Sidikalang-Dairi Pers: Harga biji jagung di pasaran kabupaten Dairi, kembali menurun drastis dari Rp 2400 kini menjadi Rp 1800/ kilogram (turun Rp 600/ kg). Penurunan harga itu terjadi Minggu ketiga Mei 2009.
Pantauan Dairi Pers, di pasar induk Sidikalang, Rabu (27/5) harga jagung tetap masih Rp 1800/ kilogram. Kondisi harga itu cukup mencemaskan bagi petani menyusul harga komoditi pertanian lainnya seperti cabai, tomat dan lainnya sudah duluan anjlok.
Adalah kecamatan Tigalinga, Gunung Sitember dan kecamatan Tanah Pinem selaku daerah produsen terbesar penghasil jagung di kabupaten Dairi. Ketiga kecamatan tersebut kini menunggu panen raya. Ribuan hektar tanaman jagung siap panen. Namun dengan kondisi harga yang merosot tajam di pasaran, membuat petani bingung. Apakah panen dilakukan atau tidak.
Beberapa petani di hubungi mengatakan, kondisi harga sekarang menghadapkan dua pilihan bagi petani. Apakah panen dilakukan atau menunda untuk menunggu harga membaik. Kalau panen ditunda, petani tidak mendapat akses apakah harga itu ke depan bisa membaik atau sebaliknya yang terjadi. Kalau panen di lakukan dengan harga sekarang Rp 1800/ kilogram, jelas rugi, ujarnya.
Disinilah sangat diperlukan peranan dinas terkait seperti Dinas Perindagkop, agar dapat memberi informasi kepada petani apakah harga jagung dapat membaik atau sebaliknya yang terjadi. Kalau harga ini dapat dipastikan membaik, petani dapat menunda masa panen terlebih di tiga kecamatan tersebut, menunggu panen raya.
Tetapi kalau harga jagung semakin menurun di pasaran, jelas petani akan melakukan panen dan menjualnya kepada saudagar. Untuk apa menahan biji jagung di rumah. Karena hal itu akan semakin menimbulkan kerugian besar terhadap petani, ujar sumber.
Kepala Desa Lautawar kecamatan Tanah Pinem, Lameh Tarigan dikonfirmasi Dairi Pers membenarkan kondisi harga biji jagung di pasaran merosot tajam. Namun Tarigan kurang mengetahui, faktor penyebab merosotnya harga itu.
Kita juga prihatin melihat petani jagung di tiga kecamatan ini. Sebab panen raya jagung sudah tiba yakni akhir Mei 2009. Padahal petani mengharapkan dari hasil panen jagung sebagai persediaan untuk menyambung biaya hidup anggota keluarga termasuk biaya sekolah anak yang akan melajutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, ujar Tarigan. (R.01)

Akhir Bulan Aktifitas Pekan Sumbul Padat

Sumbul-Dairi Pers: Pekan Sumbul yang dipadati setiap hari Selasa itu tampak terus berkembang seiring hasil-hasil pertanian dari daerah tersebut sudah membaik. Tampak para pedagang sibuk menjajakan barang dagangannya. Para pedagang dari luar daerah juga turut meramaikan pajak yang sudah berdiri puluhan tahun itu.
Pantauan Dairi Pers akhir bulan di pekan Sumbul tampak ramai dipadati oleh para penjual dan pembeli. Pedagang yang menjajakan barang dagangaNnya tampak sibuk melayani para pembeli yang mayoritas dari pelosok daerah itu. Rumah makan yang dulunya sepi akibat pembeli yang minim kini sudah ramai dikunjungi.
Sarana jalan yang sangat sempit diakibatkan para pedagang berjualan tepat di pinggir jalan tersebut menjadi sebuah kendala, karena para sopir yang harus mengantarkan barang ke daerah Tigabaru dan daerah lainnya harus berjibaku dengan para pedagang. Kadang kala pedagag harus menggeser barang dagangannya untuk menghindari kendaraan yang melintas.
Salah seorang pedagang yang dikonfirmasi Dairi Pers saat menjajakan barang dagangannya mengungkapkan, “Setiap hari pekan (Selasa) kami harus bersitegang dengan para sopir yang melintas memang semua manusia harus cari makan tapi harus dengan cara yang sportif jangan sampai mengganggu yang lain”, ungkapnya .
Lingga salah seorang sopir yang dikonfirmasi Dairi Pers juga menyebutkan, “Harus bagaimana lagi, ini jalan satu-satunya padahal para penumpang harus segera di antar ketempat tujuannya jika terlambat kita juga yang repot dan kena kata-kata yang tidak enak didengar dari penumpang”, ungkapnya sedikit kesal.
Para pedagang serta sopir berharap ada peraturan yang mengatur tata cara bagaimana memanfaatkan infrastuktur pajak yang sudah semakin menyempit itu. Agar setiap individu yang mencari nafkah di pekan tersebut dapat lebih nyaman, harap mereka. (L-02/Erwin)

Gedung SMPN 3 Pegagan Hilir Berbiaya Rp 1.2 M Hampir Rampung

P.Hilir-Dairi Pers: Gedung SMP Negeri 3 kecamatan Pegagan Hilir berlokasi di Desa Bukkit berbiaya Rp 1.2 miliar hampir rampung dikerjakan. Direncanakan, gedung baru itu akan dapat menampung murid baru awal tahun ajaran tahun ini.
Panitia pembangunan marga Simbolon, kepada Dairi Pers mengatakan, pembangunan gedung baru itu di danai APBN. Pelaksanaan pembangunannya dipercayakan kepada warga setempat yang kemudian dibentuk panitia pembangunan. Tidak seperti proyek biasa dikerjakan oleh kontraktor.
Dana pembangunan gedung itu dikirimkan langsung dari pusat ke nomor rekening bendara panitia. Sedangkan lokasi (pertapakan sekolah) di sediakan oleh warga desa setempat seluas 1 hektare.
Dikatakan, kehadiran gedung sekolah negeri itu sudah lama dinantikan warga desa itu. Dimana anak sekolah tingkat SMP dari daerah itu, selama ini cukup resah. Sebab mereka harus jalan kaki sejauh 6 kilometer (12 kilometer pulang pergi) menuju tempatnya sekolah yakni SMP swasta Bukit Karo. Sebahagian ada yang sekolah ke SMP swasta di dusun Temba Desa Juma Mejan.
Kami selaku orangtua, selama ini sangat prihatin melihat anak jalan kaki sejauh 12 kilometer pulang pergi. Anak kami berangkat pukul 05.00 Wib dari rumah menuju tempatnya sekolah. Begitu juga saat anak tiba di rumah pulang sekolah, terlihat kelelahan, emas bahkan makan tidak bergairah lagi.
Yang paling menyedihkan, ujar Simbolon didampingi temannya marga Marbun, saat musim hujan terjadi. Sering anak basah kuyub tertimpa hujan. Sedangkan mobil angkutan belum ada. Kalaupun ada mobil angkutan, sangat jarang melintasi daerah ini. Yang sering terlihat adalah mobil angkutan barang jenis L 300, ujarnya. (R.01)

24 Sekdes di Dairi Menjadi PNS

Sidikalang-Dairi Pers: Sebanyak 24 orang Sekretaris Desa (Sekdes) dari berbagai kecamatan di Dairi, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pengangkatan itu dibuat dalam suatu acara bertempat di gedung balai budaya Sidikalang, Selasa (14/4). Pengangkatan itu merupakan gelombang pertama yang akan di susul gelombang berikutnya.
Pengangkatan 24 orang Sekdes tersebut berdasarkan SK bupati Dairi, nomor 821/936/XII/2008 tertanggal 1 Desember 2008 berasal dari kecamatan Berampu 4 orang, Sidikalang 2 orang, Siempatnempu 1 orang, Siempatnempu Hilir 2 orang, Siempatnempu Hulu 3 orang, Silahisabungan 1 orang, Silimapunggapungga 4 orang, Sumbul 2 orang dan dari kecamatan Tanah Pinem 5 orang.
Pada acara pengangkatan itu disebutkan, Sekdes yang berhak diangkat menjadi PNS adalah mereka yang pada 5 Oktober telah diangkat secara sah dan masih aktif menjadi Sekdes, yang berusia maksimal 51 tahun serta minimal 18 tahun.
Pada acara itu bupati Dairi, DR MP.Tumanggor menghimbau agar Sekdes yang baru diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil itu diharapkan dapat menunjukkan kinerja yang baik di tengah tengah masyarakat.
Dikatakan, Sekdes yang diangkat tersebut menjadi PNS sangat istimewa karena diangkat tanpa melalui tes dan tahapan calon PNS. Banyak orang tamatan S1 misalnya dari USU dan dari Perguruan Tinggi Negeri lainnya yang ikut tes, namun tidak lulus, ujarnya. Pada acara itu hadir Sekda Drs Arsenius Marbun, sejumlah kepala dinas dan undangan lainnya termasuk keluarga Sekdes memadati ruangan acara. (R.01)

Bimbingan Komputer Gratis Didirikan Mantan Calon Bupati Jalan Terus

Sidikalang-Dairi Pers: Bimbingan komputer secara gratis yang didirikan mantan calon bupati Dairi, Tom Sianturi kini berlanjut dan sangat diminati khususnya anak pelajar SMP dan SMA segerajat. Bimbingan komputer tersebut yakni di laboratorium Wicky Sianturi berlokasi di jalan K.Hajar Dewantara Sidikalang.
Pantauan Dairi Pers di lokasi laboratorium Wicky Sianturi, setiap hari tempat komputer itu terus dipadati peminat yang umumnya anak anak sekolah. Bahkan semua komputer yang ada di dalamnya terpakai oleh peminat. Warga di sekitar itu salut betul terhadap pendirinya Tom Sianturi. Warga tidak sangka bimbingan itu berlanjut karena pendirinya kalah dalam Pilkada Dairi 2008.
Asisten pengajar Komputer itu, Manton Padang kepada wartawan Jumat lalu mengatakan, sejak diresmikannya laboratorium itu September 2008 sudah tercatat 300 orang murid dari berbagai sekolah di Sidikalang maupun dari berbagai kecamatan lainnya. Menurut Padang, siswa di bagi dalam dua gelombang yakni SMP pukul 14.00 Wib dan SLTA pukul 16.00 hingga pukul 18.00 Wib.
Dikatakan, kegiatan dibuka setiap hari. Jumlah komputer yang tersedia ada 25 unit. Untuk mengikuti perkembangan jaman, fasilitas itu juga di lengkapi internet. Hanya saja, bagi siswa yang menggunakan koneksi dikenakan biaya Rp 3000 per jam tanpa orientasi profit. Pemakaian perangkat komputer semisal belajar office atau MS Excel adalah tanpa biaya.
Tom Sianturi mantan calon bupati Dairi, selaku penyumbang laboratorium tersebut pada kesempatan terpisah mengatakan, pembangunannya semata mata sebagai bhakti sosial bagi dunia pendidikan agar wawasan generasi muda dapat berkembang.
Kendatipun saya tidak jadi kepala daerah di kabupaten Dairi, partisipasi demi memajukan generasi muda akan tetap diwujudkan. Ini bukan sesaat dengan target politik, ujarnya kala itu.
Dikatakan, dana untuk pengadaan ruangan dan perlengkapan lainnya bersumber dari PT Freeport menyusul meninggalnya putra tercinta Wicky Sianturi yang semasa hidupnya bekerja di perusahaan tambang emas (PT Freeport) yang berlokasi di Jayapura itu.
Ditambahkan, dana asuransi diarahkan kepada kegiatan yang lebih bernilai. Ketika anak anak bisa lebih maju, saya tidak merasa kehilangan Wicky. Sebab jiwa anak saya masih tetap hidup dan mampu memberi mamfaat bagi masyarakat, ujarnya. (R.01)

Studi Banding/Tour Kopi Sidikalang dari Prov. Jabar Dan Jateng


Studi Banding/Tour Kopi Sidikalang dari Prov. Jabar Dan Jateng
Kopi Sidikalang yang kembali dipopulerkan Klinik Agribisnis SUKSES TANI ternyata sudah menarik dikunjungi. Pada tanggal 12-17 Juli 2009 28 orang telah mengunjungi lokasi pertanaman dan pengolahan Kopi Sidikalang. Studi banding diorganisir oleh Environmental Service Program (ESP/USAid) dengan dukungan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat dan PT. Indonesia Power. Peserta Studi Banding tsb 20 orang dari Jawa Barat dan 8 orang berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Peserta studi banding tersebut didominasi para wakil kelompok tani dari kawasan DAS Citarum dan DAS lain yang menjadi kawasan tangkapan air untuk PLTA yang dikelola PT. Indonesia Power. Maksud studi banding adalah untuk mendapat pengalaman tentang keterkaitan kopi dengan konservasi lingkungan.
Seluruh peserta Studi Banding langsung menuju Sidikalang setelah tiba di Bandara Polonia. Peserta menginap di Hotel Nantampukmas yang terletak di ketinggian 1.450 m dpl di Puncak Sidiangkat Sidikalang. Lokasi penginapan yang terletak antara kawan hutan lindung dan pertanaman kopi telah menjadi tempat peserta mendalami kegiatan konservasi dan pertanaman kopi yang akrab lingkungan.
Kegiatan studi banding tsb meliputi kunjungan ke sumber benih kopi varitas unggul Sigarar Utang di Jumala Sumbul, pembibitan kopi di Panjaratan, pertanaman kopi di Bangun I, dan Kelompok Tani Alternatif di Barisan Nauli dan Perjuangan. Semua lokasi tsb berada di Kabupaten Dairi. Di sela-sela acara tsb peserta juga menunaikan sholat di Mesjid yang berada di Taman Wisata Iman Sitinjo Sidikalang.
Studi banding dipandu oleh Ir. John M. Sianturi, Dipl.Agr sebagai pendiri Klinik Agribisnis SUKSES TANI serta Emanuel Sinuraya dan Yosafat Sianturi dari manajemen Sukses Tani. Sambutan dari Pemkab Dairi oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Dairi dan Bidang Informasi dan Komunikasi.
Peserta studi banding yang ingin mendalami kaitan kopi sebagai tanaman yang mendukung konservasi lahan dan peningkatan ekonomi petani yang cukup menjanjikan telah terpuaskan dengan banyak informasi dan kunjungan langsung ke lapangan. Diskusi dengan para petani kopi sidikalang di Kabupaten Dairi juga sangat menarik karena peserta memperoleh gambaran penghasilan para petani kopi.
Tujuan studi banding peserta tsb yang telah dicapai adalah berbagi pengalaman, memperluas jaringan, peningkatan pengetahuan tentang kopi, dan terjadinya interaksi antara peserta studi banding dengan para petani kopi sidikalang. Hal yang paling menarik selama studi banding adalah terjadinya kegiatan diskusi berbagi pengalaman. Diskusi menjadi hangat antara petani pengembang komoditi kopi di Sidikalang dengan petani peserta studi dalam pengelolaan lahan dan pola tanam yang mendukung konservasi lahan dan produktivitas usaha tani yang berkelanjutan.
Dengan studi banding ini para peserta studi banding dan para pihak yang terlibat di Dairi telah memiliki kesepakatan untuk memanfaatkan kopi sebagai komoditi yang mendukung lingkungan yang lestari. Tanaman pelindung yang dipelajari peserta dari video Kopi Gayo yang diputar juga mendukung upaya pelestarian lingkungan. Walaupun petani kopi di Dairi masih kurang memanfaatkan peranan tanaman pelindung dalam budidaya kopi yang akrab lingkungan.

30 Mei 2009

Serangan Kutu Putih pada Tanaman



Selama beberapa hari terakhir ini kami menerima keluhan serangan kutu putih pada tanaman. Serangan hama tsb dikeluhkan oleh masyarakat JABODETABEK, Lampung, juga di Sumatera Utara.
Berikut kami sampaikan latar belakang hingga upaya pengendalian hama kutu putih tsb.
MENGATASI EKSPLOSI SERANGAN KUTU PUTIH DI INDONESIA
Oleh John M. Sianturi
Pendahuluan
Outbreak atau eksplosi serangan kutu putih diyakini berasal dari impor tanaman hias. Serangan hama ini telah menyebar ke seluruh Indonesia. Kutu putih ini tergolong Famili Coccidae, Ordo Homoptera dan masih berkerabat dekat dengan Kutu putih pada kopi.
Masuknya hama ini ke Indonesia adalah akibat tidak hati-hatinya pemasukan sumber bibit tanaman hias dari luar negara. Hama ini diduga berasal dari Amerika Tengah. Kesesuaian iklim tropis di Indonesia menyebabkan hama ini segera menyebar luas karena keterbatasan musuh alami dibanding di tempat asalnya. Hama ini terutama berkembang pada musim kemarau atau musim peralihan dimana beberapa hari tidak hujan. Akan tetapi dapat juga berkembang jika hujan tidak teratur.
Morfologi dan Daur Hidup
Info teknis tentang kutu putih sebagaimana terlampir.
Musuh Alami
Musuh alami hama ini sebenarnya banyak, yaitu predator dan patogen. Predator umum dari Famili Coccinellidae, Coleoptera. Kesulitan di perkotaan adalah terbatasnya mangsa serangga lain atau populasi tidak tersedia karena terbatas¬nya keragaman jenis tumbuhan.
Musuh alami yang memiliki prospek baik dan sesuai dengan perkotaan/daerah urban adalah Beauveria bassiana yang sering disingkat Bb. Bb adalah musuh alami serangga secara umum, bahkan termasuk nyamuk. Bb ideal karena penggunaannya mudah dan tidak seberbahaya pestisida kimiawi. Efeknya pada manusia termasuk sangat minimal jika diaplikasikan sesuai petunjuk penggunaan.
Bb adalah sejenis jamur yang dapat tumbuh pada kulit serangga dan menghasilkan toksin yang membunuh serangga inangnya. Bb hanya dapat tumbuh pada kulit jenis serangga saja. Itulah sebabnya Bb tidak berbahaya pada manusia, karena kulit manusia berbeda dengan serangga.
Petunjuk Penggunaan Bb
1. Musuh alami Bb sebaiknya diaplikasikan pada sore hari, idealnya mulai pukul 16.00 waktu setempat.
2. Dua sendok Bb dilarutkan dalam 2 liter air ditambah satu sendok Teevol (bentuk larutan dan biasa dijual di toko kimia) dan 20 gram gula batu. Larutan tsb selanjutnya ditambah air 10-15 lt.
3. Larutan telah siap digunakan. Jika berlebih masih dapat disimpan di tempat terlindung dan adem hingga satu minggu kemudian.
4. Pengulangan dilakukan 2-3 kali dengan interval 7 hari.
Peringatan:
1. WALAUPUN Beauveria bassiana LEBIH AMAN DIBANDING PESTISIDA KIMIA AKAN TETAPI AGAR DIJAUHKAN DARI JANGKAUAN ANAK-ANAK.
2. SIMPANLAH DI TEMPAT TERLINDUNG DAN TIDAK TERKENA PANAS/CAHAYA MATAHARI SECARA LANGSUNG

Mengatasi Serangan Penggerek Buah Kopi


Penggerek Buah Kopi beberapa kali telah kami muat sebagai penyebab masalah rendahnya mutu Kopi Sidikalang. Masalah ini juga terasakan oleh para petani Kopi Lintong dan Kopi Gayo.
Serangan hama ini menyebabkan kehilangan hasil hingga 50%, bahkan lebih.
Cara pengendaliannya dapat dibaca pada brosur terlampir.

12 Maret 2009

KOPI LUWAK Liputan Vanity Fair : MAKIN DIMINUM MAKIN SEGAR


Berikut adalah terjemahan dari tulisan asli pada Majalah Vanity Fair
VANITY macchiat o
Dagli escrementi dei luwak (a destra, un esemplare) a Sumatra viene tratto un prezioso caffè. Sotto, le donne che raccolgono la materia prima.

Berasal dari tai musang tapi nikmat? Hewan Luwak atau musang yang hidup di Sumatra telah menghasilkan kopi paling mahal di seluruh dunia.
oleh Imma Vitelli, foto Ben Bohane
Vanity Fair Edisi Italia Bulan Oktober 2008 memuat KOPI LUWAK SIDIKALANG
Pengantar: Kopi Luwak Sumatera dari Sidikalang adalah produk unggulan yang pantas dibanggakan, apalagi setelah dimuat di Vanity Fair tsb diatas. Berikut adalah saduran reportase oleh Imma Vitelli. Kami berterimakasih kepada Pastor Ben OFMCap, Biara Kapusin Helvetia, yg telah membantu menerjemahkan naskah asli dari Bahasa Italia.
Seorang sahabat dari Australia bercerita bahwa kopi dari tai musang dibelinya di Sidney dengan harga U$ 50 per gelas. Kopi ini sangat jarang karena hanya sekitar 500 kg/tahun. Sore panas di sopo, dengan rasa enak kopi, ditambah rasa cokelat, padahal dari tai musang, bukankah itu menarik? Kalau ingat bahwa kopi tsb telah melalui perut musang siapa yang mau. Tetapi jangan berhenti dulu.

Photo Cover. Para Petani Pengumpul Kopi Luwak Sedang Menikmati Kopi Luwak tsb di Kediaman N. Gultom di Sindoro, Desa Barisan Nauli, Kec. Sumbul, Kab. Dairi (foto oleh Ben Bohane, Vanity Fair)
Ini adalah keajaiban alam: Luwak hanya memakan kopi terbaik dari jenis Kopi Arabika Sumatera. Kopi hanya kehilangan lendir buahnya, kulit biji tidak terganggu sama sekali pada saat biji dikeluarkan melalui feses. Kopi tsb telah dipengaruhi oleh enzim pencernaan musang sehingga lebih harum dan memiliki cita rasa yang lebih enak.
Kopi luwak tsb dikumpulkan ibu-ibu dari tengah hutan yang berdampingan dengan kebun kopinya. Ibu-ibu tsb mengumpulkannya seperti para perempuan (di Eropa) mengumpulkan kotoran anjingnya (di Eropa adalah tanggung jawab pemilik anjing untuk mengumpulkan dan membuang kotoran anjingnya).
Kopi luwak yang diagungkan oleh cafe-cafe yang mahal di seluruh dunia dan dimuat di Majalah Forbes, dan ditayangkan di acara talk show Oprah, dan ditawarkan melalui eBay melalui coffee shop di New York, Hong Kong, Vancouver, London, juga di Milan.
Demikian cerita yang menantang kami, lalu kami menghubungi Sdr. Eko Maryadi, untuk membantu liputan tsb. Hal ini kami lakukan karena banyak orang merahasiakan hal kopi luwak sehingga kami semakin penasaran. Akhirnya suatu hari Eko Maryadi menghubungi John M. Sianturi untuk reportase kami.
Hari panas ketika kami tiba di Medan, Sumatera Utara. Tempat ini indah, masih memiliki hutan, gunung yang masih aktif, dan di kiri kanan jalan yang kami lalui ke tempat tujuan ada sedemikian banyak perkebunan kakao, vanili, dan tanaman cengkeh.
Kami tiba di Sidikalang yang merupakan daerah kopi. Kopi tsb tidak terlalu tinggi hanya setinggi orang. Kami berhenti di pekan Sumbul, menyaksikan rumah dari kayu, petani yang menjual kopi arabika Sidikalang. Mereka jual beli kopi arabika akan tetapi tidak ada yang menjual kopi luwak.
Untuk penduduk Kab. Dairi luwak adalah musuh karena menjadi hama buah-buahan, ayam, dan memakani buah kopi. Kesan kami luwak adalah hewan yang tidak baik.
Kami berjumpa dengan John M. Sianturi yang ramah dan memberikan kartu namanya yang indah karena dirancang dengan baik. John cerita bahwa sewaktu kecil hingga bekerja di Lab. Vertebrata sering melakukan pemerangkapan musang karena gangguan hewan ini pada pertanian.
Apa yang membuat kami terpesona adalah John M. Sianturi bagaikan Robin Hood dari Sumatera karena merupakan orang pertama di dunia yang menjual kopi luwak tsb ke negara-negara maju dan mendampingi petani. Dia mampu mengekspor kopi tai hewan tsb dengan harga yang tinggi. Hal ini dilakukannya setelah melihat acara Oprah di Internet, lalu berseru: ”kenapa saya tidak melakukannya?”

Ir. John M. Sianturi, Dipl.Agr. di tengah Kebun Kopi Sindoro, Desa Barisan Nauli, Kec. Sumbul, Kab. Dairi (foto oleh Ben Bohane, Vanity Fair)
John ini menamatkan Sarjana Pertanian di IPB lalu mendalami Manajemen hama perkebunan, juga di IPB, selama 3 tahun setelah itu. Dia memiliki latar belakang ilmu yang cukup lengkap tentang musang.
Ini memang pekerjaan sulit untuk dia karena harus menyakinkan petani kopi bahwa tai musang berharga menjadi kopi luwak. Musang dari lawan menjadi kawannya. Pencernaan luwak baik untuk mutu kopi, musang perlu dilindungi di sekitar hutan Lae Pondom. Hal ini karena masih ada lebih dari 600 musang di hutan tsb.
Sindoro
Kami tiba di sekitar hutan yang berdampingan dengan kebun kopi. Kami menyaksikan hujan yang sangat lebat, pakaian yang di jemuran pun tak sempat diambil hingga menjadi basah semua.
Nelson Gultom dan isterinya br. Sianturi yang adalah pengurus kelompok tani menyambut kami dengan ucapan selamat datang. Ada sekitar 10 ibu-ibu yang ada di tempat tsb. Bagi kami semula melihat mereka seperti vampir karena mereka memakai sarung di cuaca yang dingin dan mulut mereka merah seperti darah. Ini karena mereka makan sirih.
Para ibu-ibu tsb adalah petani miskin, hidup mereka berat; daun sirih menjadi sahabat. Dari 250 orang petani di daerah tsb ada sekitar 20 orang yang dengan suka rela menjadi pengumpul kopi luwak yang terlatih.
Gultom dengan semangat menjelaskan bahwa kopi luwak tsb dahulu tidak dihargai. Sering hanya dicampur dengan kopi biasa. Dengan kegiatan oleh John M. Sianturi maka kopi luwak tsb memiliki harga mahal. Kami menyaksikan tai luwak yang masih segar, butir kopi yang putih bercampur dengan biji-bijian hitam dalam kantong plastik yang dibawa petani. Pak Gultom lalu mengambil tai luwak tsb satu sendok lalu menaruhnya dibawah hidungku, dan baunya hanya seperti tanah lembek.
John menjelaskan bahwa bau kotoran yang umum dipengaruhi oleh bakteri Coli. Pada usus musang tidak ada bakteri Coli tsb sehingga tai musang tidak bau.
Ibu-ibu lalu membuat lipatan daun sirih baru. Ibu Silalahi yang duduk di sampingku bercerita bahwa dia baru mulai satu minggu ini menjadi pengumpul kopi luwak. Dulu dia tidak mau karena telah memiliki penghasilan Rp. 400-900 ribu/bulan dari hasil kopinya. Dia mampu menyetor sekitar 12 kg kopi luwak segar per minggu. Dan hal tsb sudah membantu menambah penghasilan keluarganya.
Menikmati kopi luwak
Kemudian tiba waktunya, isteri Pak Gultom membawa air panas dan kopi yang sudah digiling. Dia menuangkan air panas pada kopi bubuk dalam gelas. Saat untuk meminum pun tiba. Karena disodorkan, akhirnya saya minum juga. Kopi yang sangat bagus dengan sedikit rasa cokelat yang alami. Enak sekali. Kami meminumnya bersama-sama para ibu tsb.
Saya lihat sekeliling, melihat reaksi ibu-ibu tsb. Saya melihat mereka dalam kemiskinannya yang membuat para orang kaya heran. Mereka mengaku bahkan baru kali ini menikmati kopi yang sangat enak tsb. Selama ini mereka belum pernah mencobanya. Sementara orang-orang kaya di negara maju sudah menikmati kopi luwak tsb di cafe-cafe mewah dengan harga yang sangat mahal.
Pendapat Sdr. John M. Sianturi setelah reportase tsb adalah kekuatiran pemalsuan. Orang tergiur dengan harga mahal, lalu nama produk unggulan tsb menjadi cacat bahkan hancur. Dia mengatakan: ”Saya melakukannya dengan tulus. Pedaganglah yang sering menghancurkan komoditi unggulan Dairi. Uang bukan segala-galanya!” Ada ucapan dia yang menyentuh hati: ”Belum cukupkah nama nilam, vanili, dan kopi sidikalang hancur? Jangan hancurkan lagi nama Kopi Luwak Sidikalang yang dengan susah payah kami bangun!”