13 November 2007

Usut Penyaluran Pupuk Bersubsidi Dairi

· Petani Sekarat
· Wkl Ketua DPRD : Saya Siap Jadi Saksi & Turun Ke Jalan
· Gudang Pusri Bangun Kosong
Sidikalang-Dairi Pers: Dalam satu minggu terakhir keberadaan pupuk bersubsidi di Dairi hilang dari pasaran. Sejumlah toko penjual kehilangan barang yang paling dinanti petani itu. Dengan kondisi itu sudah saatnya polisi turun tangan menyelidiki hilangnya pupuk bersubsidi ini. Petani sudah mau mati , kata Wakil Ketua DPRD Dairi Benpa Hisar Nababan Rabu (31/10) di ruang kerjanya.
Pantauan Dairi Pers disejumlah kios maupun toko pertanian di kota Sidikalang keberadaan pupuk bersubsidi itu langka. Penjual pupuk hanya menawarkan urea yang tidak bersubsidi. Pupuk bersubsidi yakni Urea, ZA, Ponska dan SP3 itu hilang bahkan seakan tak dijual ditoko-toko pertanian ini.
Pengusaha toko pertanian Alam Raya di Sidikalang menyebutkan pupuk jenis urea sudah masuk ke tokonya namun beberapa jenis pupuk bersubsidi sama sekali tidak masuk. Bahkan ponska sudah berbulan-bulan tidak masuk. Dikatakan kemungkinan urea tidak masuk dalam seminggu lalu karena kondisi lebaran sehingga barang untuk energi tanaman itu tidak ada dipasarkan. Namun pihak tidak mengetahui mengapa pupuk jenis lain yang berbudsidi hingga kini belum masuk pasaran Sidikalang.
Sekarat
Sementara itu kondisi petani Dairi yang kini memasuki musim tanam tahun ini mulai sekarat karena sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Kendati ada pupuk yang dijual dibeberapa toko pertanian tetap saja bukan pupuk bersubsidi. Musim hujan yang biasanya diiringi dengan musim tanam yang kini terjadi di Dairi justru dihadapkan dengan kelangkaan pupuk. Kondisi petani semakin terpuruk terlebih pupuk kimia ini sudah menjadi ketergantungan kepada petani. “kita tidak tahu nasib padi ini nantinya namun jika pupuk belum saya dapatkan minggu ini maka sudah terlambat pemupukan. Biasanyanya tanaman akan kurang menghasilkan panen maksimal “ujar Sihombing petani padi sawah di Berampu Rabu (31/10).
Dikatakan hingga kini banyak petani padi daerah itu yang tidak mendapatkan pupuk sama sekali. Tanaman padi yang sudah dibudidayakan beberapa minggu sudah waktunya diberikan pupuk. Meski ada juga yang sudah memupuk itu hanya petani yang punya modal. Pupuknya dibeli dari toko dan bukan bersubsidi. Tak semua petani mampu seperti itu, kata Sihombing.
Siap Saksi
Wakil ketua DPRD Dairi Benpa Hisar Nababan yang juga ketua PDI-P Dairi kepada Dairi Pers menyebutkan siap menjadi saksi bahkan mungkin jika kondisi tetap seperti ini akan turun ke jalan bersama petani. Saya sudah menjalani toko-toko di Sidikalang yang menjual pupuk. Namun pupuk bersubsidi tersebut sama sekali tidak ada. Jika begini tentu wajar polisi menyelidiki bila penting memangggil distributor pupuk. Ini hidup petani dan ini yang paling penting, masak pupuk bisa hilang dari pasaran bisa mati petani ini karena ulah oknum-oknum nakal seperti itu, Ujar Benpa.
Menurutnya hilangnya pupuk bersubsidi di pasaran sangat dimungkinkan ulah nakal penyalur dan pihak pembeli dalam lingkaran mafia pupuk bersubsidi. Untuk harga pupuk di pasaran Sidikalang kini jenis SP 36 misalnya dijual Rp. 250.000/zak padahal SP 36 bersubsidi harganya dibawah Rp. 100.000/zak. Demikian juga pupuk urea yang non subsidi dijual hingga Rp. 150.000 s/d Rp. 170.000 per zak padahal pada pupuk bersubsidi hanya Rp. 62.000/zak.
Benpa menduga kemungkinan hilangnya pupuk bersubsi itu ulah mafia pupuk yang melarikan pejualan pupuk ke perkebunan-perkebunan. Ini hanya putar kepala misalkan saja jika distrtibutor bekerjasama dengan staf PT pusri mengeluarkan pupuk subsidi kemudian dijual ke perkebunan dengan harga Rp. 100.000/zak saja maka dapat diperkirakan keuntungan yang diraup untuk kejahatan itu. Modalnya tak sulit hanya modal truk putar kepala. Namun petani akan hancur, Ujar Benpa kesal.
Jika kita mau bertanya pada hati, sebenarnya kasus seperti ini yang pantas kita pecahkan karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak seperti Dairi yang 90 % pertani. Saat kebutuhan pupuk meningkat namun tak ditemukan dipasaran itu sama saja membuat petani mati dan sekarat. Kami dari PDI-P juga sebagai rakyat Dairi siap dan mungkin akan turun ke jalan demo agar masalah pupuk ini ditertibkan, kata Benpa.
Disebutkan kebutuhan pupuk Dairi sekitar 8.000 ton dan itu sudah masuk kuota Dairi. Dengan jumlah itu menurutnya Dairi takkan lagi kekurangan pupuk. Namun pada kenyataannya pupuk langka karena “dikerjai”oknum-oknum mafia pupuk. Menyinggung kemungkinan penyebab langkanya nya Benpa menduga pengawasan yang ada untuk pupuk ini tak berfungsi. Dan yang paling utama mental pelaku usaha pada pupuk yang sudah terdegradasi oleh keuntungan menggiurkan dan memang cukup besar. Kita tidak tahu dimana penyakit ini namun jelas saja hingga kini kita tidak tahu keberadaan pupuk bersubsidi itu. Petugas dari PT Pusri di Dairi saja tidak jelas. Wajar barangnya juga tak jelas, tambahnya.
Gudang Kosong
Sementara itu masih menurut Benpa dibentuknya gudang pupuk Pusri di Bangun, Parbuluan sebagai tempat stok pupuk kebutuhan Dairi hingga kini tak jelas keberadaannya. Beberapa kali meninjau ke gudang tersebut sekilo pupukpun tak ditemukan.
Kadang cukup aneh memang pemkab Dairi merencanakan gudang itu yang pada kenyataannya juga tak jelas gunanya. Padahal dana APBD digunakan untuk itu namun hingga kini tak berguna bagi petani, Katanya.
Keberadaan gudang ini ba-gi petani Dairi memang selintas seperti misterius. Kendati Gudang ini berdiri megah dilengkapi dana namun fungsinya kepada masyarakat sama sekali tidak ada. Hendaknya hal ini menjadi perhatian instansi terkait. Bukankah pemkab Dairi selalu mengatakan berfihak kepada petani alhasil hanya manis dimulut saja. Itu kenyataan pahit petani Dairi saat ini. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar