10 Agustus 2008

Sukses Tani: PERMASALAHAN HARGA HASIL PETANI DAIRI


Persoalan pemasaran hasil pertanian tidak habis-habisnya sejak pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu di daerah "bulan sabit yang subur" di Timur Tengah. Pemasaran hasil pertanian dibutuhkan karena petani tidak dapat menghasilkan semua kebutuhan keluarga sendiri. Pasar terbentuk agar para petani dapat saling mempertukarkan kebutuhan-kebutuhan masing-masing. Masalah yang timbul kemudian adalah ukuran yang dipergunakan agar setiap petani tidak dirugikan.
Masalah pemasaran hasil pertanian juga dirasakan para petani di Dairi. Pada beberapa kali pertemuan dengan para petani dalam keltan dan sms yang masuk kepada penulis kolom Sukses Tani terlalu sering keluhan dilontarkan. 
Yang anehnya, para pedagang juga mengeluh kepada penulis tentang mutu hasil petani yang tidak seragam. Akibatnya pedagang juga kesulitan melakukan sortasi dan penentuan mutu untuk konsumen/perdagangan lebih lanjut.
PASAR SAPRODI 
Hal paling dasar yang dibutuhkan petani adalah ketersediaan sarana produksi (saprodi) dalam jumlah yang cukup dan harga yang wajar. Petani juga harus memiliki pilihan tempat membeli saprodi dengan harga yang bersaing. Yang terjadi belakangan ini di Dairi adalah hal mendasar tsb tidak terpenuhi sehingga terjadi demonstrasi. 
Pasar saprodi yang ideal tsb masalah selama ini dan menjadi tantangan pada masa yang akan datang karena perekonomian Dairi tergantung pada hasil pertanian.
PASAR HASIL TANI
Kesulitan pasar hasil tani juga menjadi keluhan yang masih dipendam dalam hati petani Dairi selama ini. Petani yang membawa kopi, jeruk, tomat, dan sayur-sayuran pada hari Rabu/ Sabtu ke pekan di Sidikalang atau pekan lain tidak memiliki informasi jelas berapa uang yang akan diperoleh dari hasil penjualan. Bahkan komoditi tertentu, seperti kol dan tomat, belum tentu dibeli konsumen/pedagang. 
Dairi membutuhkan sumber informasi yang jelas tentang harga hasil tani dan berapa yang dapat dibeli pasar. Penyebarluasan informasi idealnya dilakukan melalui radio dan papan informasi pada pasar-pasar kecamatan dan ibukota Kabupaten Dairi. Penyediaan pasar lelang hasil tani dengan sarana yang lengkap seperti di Thailand idealnya juga diterapkan di Dairi.
Untuk mendukung papan informasi tsb maka petani juga harus disadarkan akan standar mutu hasil tani yang dapat diterima dalam perdagangan. Untuk itu manajemen informasi pasar, penyuluhan dan standardisasi mutu hasil tani juga sebaiknya dibawah satu atap seperti samsat pengurusan surat-surat kendaraan bermotor.
PENUTUP
Perdagangan pasar dunia yang terbuka sudah menuntut mutu produk pertanian yang terukur jelas. Harga yang terbentuk pada perdagangan tsb juga adalah harga yang terbuka. 
Ada hal yang beberapa kali disampaikan penulis pada kolom ini, yaitu: “Mulai Tahun 2010 hasil kopi kita tidak akan diterima negara konsumen jika tidak menerapkan budidaya kopi organik”. Kita hanya memiliki waktu 2 tahun lagi untuk menjamin sekitar 30.000 KK petani kopi Dairi masih memiliki pasar yang jelas. Semoga waktu yang masih ada dapat dimanfaatkan untuk memenuhi tuntutan pasar. 
Dairi membutuhkan figur calon Bupati yang dapat memahami kesulitan petani dalam penyediaan saprodi dan pemasaran hasil tani. Semoga siapa pun calon yang didukung setiap orang/petani Dairi memiliki perhatian dan pemahaman yang cukup tentang pertanian sehingga masyarakat tani di Kabupaten Dairi memiliki masa depan yang lebih baik. 
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.