17 November 2007

Tim BP2TP Sumut Identifikasi Gugur Buah Kemiri di Tanah Pinem


Kutabuluh-Dairi Pers: Tim dari Balai Pengembangan Proteksi Tanaman Perkebunan Sumatera Utara (BP2TP Sumut) sebanyak 6 orang yang dipimpin langsung Kepala Balainya baru-baru ini telah turun langsung ke beberapa lokasi perkebunan kemiri milik petani di Kec. Tanah Pinem. Tim secara khusus bertugas untuk mengamati dan mengidenifikasi penyebab gugur buah kemiri di daerah tsb yang dikeluhkan petani beberapa minggu lalu. Sebelum Tim berangkat ke lapangan maka audensi dan pembahasan telah dilakukan dengan Kepala Dishutbun Kab. Dairi yang didampingi Kabid Perkebunan Ir. Jesayas Sipayung.
Tim BP2TP Sumut bersama staf dari Pemkab Dairi dan S. Tarigan sebagai PPL Tanah Pinem telah melakukan pengamatan langsung di Desa Kutabuluh Bertang dan beberapa lokasi. Menurut Tim tsb dugaan kuat penyebab gugur buah kemiri tsb adalah ulat penggerek pada cabang dekat buah. Lubang gerekan langsung diperlihatkan anggota Tim tsb yaitu Ir. Yenni Asmar, Guntung Ginting,SP, Betrina Marpaung dan Saut P. Simatupang. Gerekan ulat tsb diduga terutama paling banyak terjadi pada proses pembentukan buah muda. Gerekan tsb diduga menjadi penyebab gugur buah pada bulan September hingga Oktober.
Pada saat buah sudah mulai tua seperti saat kunjungan dilakukan maka serangan sudah banyak berkurang. Dairi Pers juga melihat bahwa serangan buah saat ini sudah mereda akan tetapi buah yang melekat pada ranting kemiri sudah berkurang. Pada panen yang akan datang jumlah yang diharapkan petani tentu sudah jauh berkurang. Padahal luas kemiri sekitar Kuta Buluh dan Pamah sekitar 4.000 ha. Bahkan jika digabung dengan Kecamatan Tigalingga dan Gunung Sitember, daerah ini adalah sentra utama tanaman kemiri karena mencakup pulu-han ribu ha.
Tentang penanggulangannya Kepala BP2TP Sumut, Ir. Riyatno, MS, dengan didampingi Ir. John M. Sianturi yang dulu POPT di BP2TP Sumut dan sekarang bertugas di Pemkab Dairi, telah menyampaikan saran kepada PPL Tanah Pinem agar mengandalkan agens hayati Beauveria bassiana. Musuh alami tsb agar disemprotkan dengan mist blower sehingga bisa mencapai ranting yang tinggi. Jika terpaksa tindakan penginfusan juga dapat dilakukan dengan insektisida sistemik. Penginfusan insektisida agar dilakukan sebelum pembentukan bunga sehingga residu pada buah kemiri telah cukup rendah.
Pada pertemuan di lapangan juga telah disampaikan agar pengamatan rutin selanjutnya dilakukan pengamat hama UPPT yang bertugas di Kab. Dairi bekerja sama dengan PPL dan Dishutbun Kab. Dairi. Secara khusus juga telah disepakati agar biaya pengendalian hama tsb terutama menjadi tanggung jawab petani sambil menunggu bantuan dari Pemkab Dairi, jika memungkinkan. Pengamatan gugur buah selanjutnya terutama akan dilakukan pada periode pembungaan dan pembentukan awal buah kemiri. Gugur buah kemiri di daerah Tanah Pinem diharapkan dapat tertangani segera dengan kerja sama yang baik seperti ini. (R-13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar