28 Oktober 2007

Mencari Malam Seribu Bulan

Sidikalang-Dairi Pers : Usia umat Nabi Muhammad jauh lebih singkat dibanding dengan umat-umat sebelumnya paling sekitar 60 hingga 70 tahun. Pada bulan ramadhan umat muslim mengakui adanya satu malam lebih baik dari seribu bulan. Barang siapa yang menemukan malam tersebut maka dia akan masuk surga. Malam tersebut dikenal dengan malam Lailatulkadar.
Mencari malam Lailatulkadar itu bukan semua manusia yang mendapatnya bahkan mereka yang mendapatkanya juga tak pernah menceritakan hal itu kepada yang lain karena takut hal itu menjadi ibadah yang ria (terlalu berlebihan). Malam lailatulkadar yang diyakini senilai 83 tahun 4 bulan itu bermakna siapa yang mendapatkannya seperti halnya beribadah selama 83 tahun 4 bulan secara terus menerus. Artinya siapa yang mendapatkan malam itu telah dijamin masuk surga.
Ritual mencari malam seribu bulan itu berlangsung disejumlah mesjid di Dairi. Khusus di mesjid telaga Zam-zam batang beruh niat mencari malam seribu bulan itu dilakukan pada malam sepuluh terakhir Ramadhan. Disebutkan hal itu berlangsung pada malam-malam ganjil. Dari berbagai hadist yang disampaikan mereka yang mendapatkan malam berkah itu bermacam jenisnya. Ada yang melihat semua alam sujud tunduk pada sang Khalik. Air sungai berhenti bergerak dan air laut tenang. Ada juga yang melihat bagai bulan bercahaya pada ruangan. Namun orang yang menemukan malam berkah itu cederung tidak mau bercerita namun beramal lebih banyak. Namun hingga kini tak ada pihak manapun yang beriman menceritakan telah mendapat-kan malam lailatul kadar itu. Adanya ungkapan telah mendapatkan malam tersebut ditandai dengan naiknya pangkat dan jabatannya hanya bohong belaka dan pemahaman sesat.
Mencari malam seribu bulan itu biasanya dilakukan dengan iktikap di mesjid dengan melakukan sholat tarawih, membaca Qur an, sholat tasbih serta zikir berpanjangan. Biasanya saat sholat tasbih tersebut air mata mengucur dari pelupuk mata teringat akan dosa-dosa serta kesalahan terhadap orang yang melahirkan.
Hatam Qur an
Sementara itu salah satu malam biasanya akhir Ramadhan yakni malam hatam Quran. Artinya suatu malam menamatkan pembacaan ayat suci Alquran yang terdiri dari 30 dzus dan 6600 ayat. Malam menamatkan pembacaan kitab suci ini biasanya diiringi dengan makan pulut dan rendang bersama jemaah mesjid.
Pembacaan ayat-ayat al quran biasanya dilakukan setelah sholat tarawih yang berlangsung hingga malam hari. Pembacaan dilakukan secara bergiliran jemaah pada ayat-ayat suci. Biasanya pada malam 27 puasa sebanyak 6600 ayat tersebut telah rampung dibaca. Sebagai rasa bahagia dan bangga biasa secara bersama juga anggota jemaah mesjid menyediakan hidangan khas pulut rendang yang dibagikan kepada semua peserta hatamul Qur’an. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar