28 Oktober 2007

Drs. Poltak Butar-butar:

Cukup ironis memang komentar orang yang dikenal aktivis ini. Drs. Poltak Butar-butar saat diwawancarai Dairi Pers vigur Bupati Dairi men-datang justru lebih memusatkan pesan kepada masyarkat Dairi. Jangan gadaikan Dairi ini hanya karena sepiring “lomok-lomok” ungkapnya yang bertendensi kenikmatan sesaat.
Poltak yang cukup dikenal dikalangan LSM, Jurnalis dan pejabat pemkab Dairi ini memang selalu kritris dalam berbagai komentar khususnya moralitas dan ketimpangan pembangunan yang terjadi. Berikut komentarnya soal Bupati Dairi mendatang.
Apa yang pantas diwaspadai menurutnya agar calon Bupati/wabup yang bakal muncul jangan menggunakan agama. Suku dan ras menjadi kendaraan politik. Menurutnya cara itu dapat menimbulkan perpecahan bagi masyarakat heterogen semisal Dairi. Sejarah telah berbicara toh bangsa ini dibentuk bukan atas nama suku namun semangat kebersamaan hingga mencapai kemerdekaan. Cara itu menurutnya jauh lebih demokrastis dan tanpa beban balas jasa.
Menggunakan SARA sebagai kendaran politik memang bisa efektif namun pada ujung-nya bisa menuai perpecahan dalam masyarakat. Cara tersebut akan berlanjut pada metode balas jasa sebagai cikal bakal KKN yang telah membuat negeri ini terpuruk.
Sebagai seorang kadipaten (semacam negarawan) hendaknya vigur balon bupati dan wabup menjadikan ajang pilsung Dairi ini sebagai wahana pembelajaran politik yang sopan, santun dan beretika kepada masyarakat .Bukan menghalalkan semua cara dengan satu tujuan yang penting menang. Namun lebih jauh dari pada itu warga Dairi butuh pembelajaran sehingga menumbuhkan kesadaran dan kecerdasan politik di tengah masyarakat.
Oleh karena itu menurutnya seorang vigur yang bakal muncul harus menyampaikan visi dan misi yang dapat dipertanggung jawabkan dan merupakan kontrak politik kepada konstituan.
Meninabobokkan masyarakat dengan janji manis serta hadiah sepiring “lomok-lomok” (Artinya jelang pilkada rakyat dimanjakan dengan makanan enak) menurutnya bukan pembelajaran yang baik. Disisi lain rakyat juga harus sadar ke-tika manakan itu masuk rongga mulut saat itulah Dairi tergadai pada mereka-mereka pembohong. Jelang pilsung pasti banyak vigur yang bersembunyi dibalik kebaikan padahal nyatanya adalah membodohi masyarakat. Suatu hal yang biasa jelang pilsung vigur yang muncul tebar pesona dengan senyum simpul. Namun ketika tujuan sampai jangankan senyum pintu mobil pun dipasang stiker hitam agar tidak tampak dari luar.
Bukankah dengan kenikmatan sesaat, makanan enak dengan sepiring lomok-lomok itu juga nantinya akan dicaplok bupati/ wakil yang menang dari uang rakyat ?, katanya. Suatu hal yang logika vigur yang menang tentu akan terlebih dahulu memikirkan kembali modal yang telah dilemparkannya. Itu sama arti pertampokan uang rakyat, tambahnya.
Kepada masyarakat Dairi Poltak menyebutkan pilsung adalah suatu berkah dimana nasib suatu daerah murni ditangan rakyat. Untuk itu rakyat yang bijaksana harus memilih vigur bupti Dairi yang visioner, kredibilitas yang tinggi dan berperilaku/moral yang tidak tercela. Rakyat pasti dihadapkan dengan sejumlah vigur yang palsu dan manis di bibir . Pilihlah vigur yang bersih dan utamankan hati nurani dengan satu tekad Dairi ke depan akan lebih baik.. Hati-hati pada pempimpin palsu yang lebih buas dari binatang buas, katanya (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar