03 Februari 2008

TAJUK RENCANA

Calon Pegawai Negeri Sipil
Minggu lalu pemkab Dairi mengadakan ujian seleksi penerimaan CPNS. Tak tanggung-tanggung sebanyak 1882 orang mendaftarkan diri untuk bersaing mendapatkan salah satu kursi. Hanya 57 kursi CPNS yang tersedia. Persentasi peminat dengan daya tampung hanya 0.03 %. Suatu persaingan yang cukup ketat kendati tidak seketat persaingan pelamaran masuk menjadi tenaga kerja di trans TV. Namun ini setidaknya suatu fakta bahwa menjadi PNS masih bergengsi dan menjanjikan.
Mungkin pendapatan warga Dairi sedikit melonjak ketika ujian CPNS di gelar. Hotel, tempat penginapan dan rumah makan menjadi ramai dihuni dan dikunjungi. Kendati satu hari saja namun jelas ini dapat menaikkan pendapatan pebisnis yang berhubungan dengan mereka.
Demikian juga pebisnis pada sektor transportasi. Menurut sejumlah penumpang sehari sebelum ujian digelar stasiun MPU tujuan Dairi di Medan padat hingga pukul 22.00 Wib. Ini suatu rezeki nomplok menurut para supir.
Namun apakah sebenarnya penyebab jumlah pendaftar untuk CPNS ini terus meningkat ? Kendati belum ada survey untuk itu . Satu yang pasti jumlah agkatan kerja tidak sebanding dengan lapangan kerja. PNS menjadi alternatif pilihan terbaik kendati itu dianut oleh kaum akademisi. Bahkan mereka yang berasal dari PTN bergengsi seperti ITB, UI dan USU misalnya masih menganggap PNS sesuatu yang menjanjikan.
Tidak salah memang pendapat itu. Namun ketika mereka yang disebut sebagai orang-orang yang berkwalitas pada PTN bergengsi justru memilih PNS. Lantas bagaimana nasib mereka yang keluar dari PT atau PTN dibawahnya ? Harapan pemerintah muncul alumnus yang bisa menciptakan lowongan kerja ternyata tidak jalan. Ternyata mereka lebih memilih menjadi pekerja ketimbang menciptakan lapangan kerja.
Ini suatu fakta betapa masih banyak yang belum sinkron di negara ini soal kesempatan kerja dan yang utama ekonomi bangsa ini masih terpuruk. Menjadi PNS memang masih harapan banyak orang. Kendati memang harus diakui salari atau gajinya memang masih sebatas bisa hidup saja. Namun ini masih menjadi pilihan terbaik ditengah situasi yang tidak bersahabat itu.
Kini CPNS kembali ke daerah kendati disebut ada kejujuran disana dengan sistim menerapkan ranking namun banyak yang curiga akan hal itu. Praktek kolusi akan terjadi. Sederhana saja alasan mereka bahwa yang memasukkan rangking juga manusia. LKJ hasil ujian juga tidak akan pernah dipublikasikan. Ini sama saja tidak ada garansi mengatakan nilai tertinggi menjadi masuk rangking. Namun jika mau jujur sebenarnya pemkab juga membagikan kembali hasil LKJ. Namun itu tidak mungkin karena letak rahasianya justru berada di sana.
Rasanya ini juga pasti diketahui mereka yang meyandang gelar sarjana. Kendati tidak ada garansi namun fakta tetap berkutat pada PNS masih harapan. Berbagai isu berkembang soal besarnya “Uang Sogok” namun jumlahnya selalu ratusan rupiah. Sesuatu yang tak dapat dibuktikan dengan hukum memang . Namun inilah pelangi menjadi pegawai. Disebut jika mau duduk harus punya duit, deking dan tepat jalur. Kalau tidak tak usah berharap. Otak dan kemampuan bukan jaminan lagi.
Seharusnya ini tidak terjadi kalau semua visi sama ingin bangsa ini berubah. Namun kenyataan belum bisa seindah harapan itu. Inilah kenyataan pahit memang namun harus dijalani. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar