03 Februari 2008

Menjadikan Silalahi “Ancolnya” Dairi


Sidikalang-Dairi Pers: Ancol saat perayaan tahun baru dapat mengutip hingga ratusan juta rupiah dari restribusi masuk. Semua itu dapat terjadi karena fasilitas dan sadar wisata masyarakat yang tinggi.Upaya menjadikan pantai Silalahi layaknya ancolnya Dairi taun 2008 akan dimulai dengan membenahi fasilitas dan semua pendukung untuk rileks. Obyek wisata ini ternyata sangat potensial kendati baru tahun ini pemkab Dairi konsen untuk membenahi wisata bahari Dairi itu.
Kadis kebudayaan, Perhubungan dan Pariwisata Dairi Drs. Pardamean Silalahi menyebutkan berbagai program tahun 2008 akan dialokasikan untuk obyek wisata ini. Program dimaksud yakni pengadaan kapal pesiar yang akan bersandar di dermaga pantai Silalahi. Kapal ini nantinya akan dapat digunakan pelancong untuk menikmati wisata bahari Silalahi dan disewakan untuk umum.
Disamping itu disebutkan tahun ini juga direncanakan akan ada armada khusus dinas pariwisata Dairi yang dapat digunakan pelancong yang beroperasi dari Sidikalang hingga Silalahi. Dikatakan selama ini untuk menjangkau obyek wisata yang satu ini masih agak sulit karena tidak tersedianya kendaran pariwisa-ta yang beroperasi ke daerah itu. Namun demikian menurut-nya kendaraan dimaksud tengah diusahakan didatangkan dari bantuan pusat.
Tahun ini juga Pardamean menyebutkan kalau akan ada reklamasi pantai. Yakni upaya perluasan pantai yang dapat digunakan sebagai tempat wisata dan berenang. Pantai silalahi pada umumnya hanya beberapa meter yang landai dan selanjutnya langsung pantai dalam. Dengan reklamasi ini maka diupayakan sekitar 8 meter pantai Silalahi akan ditimbun dengan pasir untuk mengurangi kedalaman pantai.
Reklamasi ini akan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi khususnya mandi dan berenang. Namun demikian menurutnya program ini tengah diteliti para ahli untuk menentukan biaya dan pajang pantai yang dapat direklamasi. Dikatakan dana yang tersedia sekitar Rp. 600 juta yang bersumber dari tingkat I sumut.
Dalam program reklamasi ini juga disebutkan akan diadakan pembenahan pantai dengan penanaman pohon pada pinggir pantai. Program ini untuk menyejukkan pinggir pantai sehingga dapat digunakan dalam pariwisata. Kita akan membeanahi obyek wisata ini tahun 2008. Kerena rencana pemkab TWI masih sektor utama dan perhatian Silalahi juga tidak kalah pentingnya. Ini cukup potensial apalagi jika TWI dan pantai Silalahi dijadikan paket wisata. Maka dapat dipastikan penerimaan lewat restribusi masuk obyek wisata juga akan meningkat, ujar Pardamean.
Diakui menjadikan satu obyek wisata menjadi layak jual tidaklah mudah. Namun harus melibatkan semua pihak. Namun yang menjadi kunci utama yakni peran serta masyarakat sekitar obyek wisata bisa menerima wisata itu sendiri. Tanpa itu terjadi menurutnya semua program pemerintah akan gagal. “untuk silalahi sebenarnya masyarakat harus menyadari bahwa dengan pariwisata meraka dapat makmur. Namun memang untuk merubah kebiasaan seperti petani bawang dan nelayan tradisional masih membutuhkan waktu dan sosialisasi. Namun saya yakin ini akan dapat terwujud. Sekarang saja cara berfikir masyarakat daerah itu sudah mulai menerima perubahan” ungkap Silalahi.
Sementara itu pantauan Dairi Pers pada saat tahun baru lalu ribuan warga memadati obyek wisata ini. Mereka umumnya warga Dairi yang ingin menikmati indahnya pantai. Jalan menuju Silalahi yang sudah hotmix tersebut semakin mendukung pariwisata Silalahi. Kondisi jalan yang rusak semasa pembangunan PLTA Renun membuat wisatawan lokal yang berkujung ke daerah ini enggan..
Pardamean menyebutkan dengan pembenahan obyek ini maka diyakini akan muncul lagi satu obyek wisata di Dairi yang dapat menarik PAD. Kendati tidak semudah membalik telapak tangan namun pihaknya optimis obyek wisata ini akan maju dan berkembang. Hanya permasalahannya masyarakat harus bisa menerima perubahan. Pardamean menyebutkan dengan pembenahan obyek ini maka diyakini akan muncul lagi satu obyek wisata di Dairi yang dapat menarik PAD.. Bertahan pada sektor pertanian untuk masyarakat Silalahi tidak terlalu menjanjikan lagi karena kondisi pertanian 50 tahun silam sudah jauh berbeda dengan kenyataan sekarang, Ujar Silalahi. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar