03 Februari 2008

Jangan Membanggakan Pertanian Silalahi Lagi

Sidikalang-Dairi Pers : Kadis Perhubungan, Pariwisata dan kebudayaan Dairi Drs. Pardamean Silalahi menyebut-kan pola dan kesuburan tanah Silalahi lima puluh tahun silam dengan kini sudah jauh berbeda. Untuk itu warga Silahi Sabu-ngan harus bangkit bukan menggantungkan hidupnya semata dengan sektor pertanian. Hal tersebut disampikan Drs. Pardamean Silalahi putera kelahiran daerah itu kepada Dairi Pers minggu lalu.
Disebutkan Silalahi , menghidupan pariwisata jauh lebih menjanjikan dibanding jika mempertahankan pola pertanian lama yakni bawang dan tanaman padi. Demikian juga dengan menjadi nelayan tradisional. “ kondisi semua hal sudah berubah, kesuburan sudah berkurang, penyakit tanaman serta ikan dipantai yang sudah mulai berkurang. Ini sebuah pertanda warga Silalahi harus merubah cara berfikir dan mengembangkan pariwisata daerah ini yang masih sangat potensial, Katanya.
Pariwisata daerah ini masih sangat potensial dan memang layak jual. Pantai silalahi yang masih relatif bebas polusi itu merupakan suatu alternatif pilihan pelancong ketika pantai-pantai lainnya diseputaran danau toba sudah mulai terkontaminasi polusi. Namun pantai Silalahi masih asri terlebih pantai sekitar Binangara.
Jika terus mempertahankan pola pertanian tradisonal seperti 50 tahun silam maka akan sulit masyarakat setempat bisa bersaing. Menurutnya tidaklah sulit mengangkat perekonomian daerah ini asal warganya mau terbuka menerima perubahan yakni menjadi pelaku pariwisata.
Banyak hal yang dapat dikerjakan warga seperti menyewakan alat-alat rekreasi seperti ban dalam mobil, sepeda air, sampan yang dapat digunakan turis. Namun ini belum terpikirkan. Sampan masih hanya digunakan nelayan tradisional. Belum lagi beberapa potensi daerah ini yang memang gudangnya pariwisata. Salah satu obyek yang layak sebenarnya animo pelancong menangkap ikan pora-pora dengan menggunakan jaring. Jika saja ada warga yang menyewakan jaring utuk menangkap ikan kecil itu tentu penghasilan biasa lebih besar dibanging menjadi pengumpul ikan pora-pora.
Demikian juga misalnya sepanjang pinggir pantai jika masyarakat mau saja menyewakan tikar lengkap dengan tempat panggangan ikan maka ini dapat menjadi mata pencaharian yang baru bagi mereka.
Pokoknya pingir pantai serta sungai yang mengalir hingga pinggir pantai merupakan uang . Namun harus jeli dan mampu memnbaca keinginan pengun-jung, Kata Pardamean. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar