03 Februari 2008

Sukses Tani: DAIRI BUKAN TANAH HARAPAN LAGI (?)


Ribuan Tenaga Kerja Produktif Sudah Berangkat
Kejadian yang menarik di Sidikalang baru-baru ini dari sisi pertanian adalah menumpuknya ribuan orang di stasiun angkutan ke arah luar Dairi. Dari mimik mereka yang lesu karena harus menunggu berjam-jam, bahkan tidak pasti berangkat hari itu, tergambar lesunya perekonomian Dairi. Pertanyaan yang muncul di benak pengasuh kolom ini adalah ”Mengapa mereka harus meninggalkan Dairi ?”
Yang menarik lagi di sekitar stasiun motor Sidikalang bertebaran spanduk Selamat Tahun Baru dari yang mengaku para calon-calon Gubernur dan Bupati yang akan datang. Penulis tidak tahu apakah para calon yang tertulis di spanduk dan kalender yang bertebaran melihat penduduk Dairi yang lesu tsb.
Pengasuh kolom ini kuatir akan berduyun-duyun juga yang akan pulang dan berangkat lagi pada Pilkada yang akan datang ini. Kami curiga karena pengamatan seperti ini juga terjadi pada Pilkades-pilkades baru-baru ini. Suara mereka hanya dibutuhkan untuk memilih.
Apakah Dairi Masih Tanah Harapan?
Jumlah mereka yang berangkat tsb menjadi nyata dibanding total penduduk Dairi yang hanya 272.388 jiwa (rasio 99,42 %). Bahkan lebih nyata lagi dibanding jumlah angkatan kerja yang hanya sekitar 150 ribu jiwa.
Padahal nama Dolok Sanggul dan Dolok Partangisan sudah menggambarkan bahwa dahulu Dairi adalah tanah harapan untuk perantau. Impian indahnya harapan tanah Dairi sudah mengajak para Ompung kita termasuk para Ompung pengasuh kolom ini yang marga Sianturi memasuki Dairi pada awal abad lalu.
Memang harus kita akui bahwa manusia sebagai makhluk hidup selalu berusaha mencari tempat penghidupan yang lebih baik. Yang menarik adalah bahwa kebanyakan penumpang yang berjubel di stasiun motor keluar Sidikalang adalah tenaga produktif. Faktanya lagi mereka umumnya bekerja di sektor informal. Mengapa mereka bisa seperti banjir air bah keluar Dairi?
Bagaimana Menahan Mereka yang Merantau?
Ketika kami menanyakan maka ternyata mereka yang berangkat dari Sidikalang lebih banyak yang baru berangkat merantau daripada yang akan pulang ke perantauan. Hal yang menarik adalah jika kita melihat data statistik. Pertambahan penduduk Dairi hanya 0,02 % pada Tahun 2006, bahkan hanya 0,001 % pada Tahun 2004 dan 2005.
Jika kita melihat ekonomi Kab.Dairi maka PDRB Tahun 2005 Rp. 2.303,59 M dengan sektor pertanian 67,81 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran 13,76 %, sektor jasa 7,83 % dan sektor lain-lain 10,60 %.jiwa (Tahun 2005). Apa yang menarik disini? Sektor pertanian yang menjadi andalan utama perekonomian tidak dapat menahan keluarnya penduduk Dairi.
Masalah tersebut baru kami sajikan pada beberapa edisi Dapers yang lalu. Sektor pertanian tidak dapat menahan laju keluar tenaga kerja produktif Dairi. Akhirnya banyak lahan yang terlantar.
Saran
Sektor pertanian Kab. Dairi memang harus dibuat menarik. Investasi baru dibutuhkan agar Dairi menjadi tanah harapan lagi. Tenaga kerja juga harus disediakan dengan bursa tenaga kerja. Inovasi dan penyediaan teknologi baru untuk Dairi harus disediakan juga. Kami dari Sukses Tani bersedia untuk yang terakhir ini.
Semoga para calon Bupati yang sudah menebar upaya mengenalkan dan menarik pemilih pada Pilkada yang akan datang memperhatikan tenaga kerja produktif Dairi. Semoga sektor pertanian juga menjadi hal yang menarik sehingga tenaga kerja dari Dairi tidak merasa perlu mencari pekerjaan di daerah lain. Semoga!
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke blog: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar