23 September 2007

Jembatan Lae Sale P.Bharat Masih Terlantar

Kerajaan-Dairi Pers: Jembatan Lae Sale, yang menghubungkan Sukaramai, ibu kota Kec.Kerajaan dengan Desa Perpulungen, Kab. Pakpak Bharat runtuh Bulan Desember 2006. Hingga Sep-tember 2007 keadaan itu sama sekali tidak mendapat perha-tian baik oleh pemerintah mau-pun masyarakat. Tidak ada jembatan darurat sebagaimana biasa dilakukan masyarakat menunggu perbaikannya men-dapat alokasi proyek dari pemerintah.
Badan jembatan itu am-bruk total pada musim hujan Desember tahun lalu. Saat itu Dinas PU dan pemerintah kecamatan telah meninjau keadaan lapangan tetapi tidak ada upaya penanggulangan secara darurat. Jalan akses keluar masuk bagi ratusan ke-luarga masyarakat Desa Per-pulungen dialihkan melalui Dusun Pangiringan (melalui jalan lintas Kuta Babo).
Kondisi jalan alternatif itu tidak kondusif untuk pengangkutan hasil pertanian karena beberapa bagian jalan berkemiringan mencapai 45 derajad. Menurut informasi ada bagian jalan yang tergolong tanjakan tajam dan sekaligus tikungan tajam. Turunan dan tanjakan menca-pai ratusan meter sehingga sangat riskan terhadap kese-lamatan kenderaan. Mobil penumpang umum harus menurunkan semua penum-pang kalau melintasi bagian jalan tersebut yakni antara SD Perpulungen dengan Dusun Pangiringan.
Keadaan itu menutup kemungkinan mobilisasi hasil pertanian secara besar-besaran. Bahkan kecil ke-mungkinan untuk truk mem-bawa muatan yang banyak untuk masuk atau keluar dari desa. Sedangkan muatan hasil pertanian kecil-kecilan milik penumpang juga sebagian harus diturunkan dari mobil penumpang umum kalau lumayan berat, menjaga kenderaan terjungkal ke belakang ketika mendaki tanjakan yang sangat tajam itu.
Posisi badan jembatan yang ambruk di Lae Sale tersebut tidak berubah ketika masih baru saja ambruk De-sember silam. Tidak ada batangan kayu atau papan sekedar bisa dilintasi sepeda motor. Itu sebabnya, pendu-duk dari kedua sisi harus tetap menempuh jarak yang jauh melalui jalan alternatif dari Simpang Kuta Babo menuju Dusun Pangiringan baru me-nuju ladang mereka di Desa Perpulungen di seberang jem-batan yang ambruk. Beko so-rong roda satu saja tidak bisa melintas karena tidak ada sekeping papan pun dibentang untuk mengatasi keadaan darurat itu. Diduga, karena masyarakat tidak melakukan insiatif sehingga Dinas PU menganggap peruntukan jembatan itu tidak begitu urgen sehingga tidak diupayakan penanganan yang cepat atau darurat.(R-06)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar