25 November 2007

Dermawan Bintang: Berani Tidak Ikat Kontrak Kepada Masyarakat ?

Sidikalang-Dairi Pers : Semua calon bupati akan menebar senyum, mengatakan yang baik-baik dan menyebelah rakyat. Itu yang bakal muncul dan memang sudah muncul sekarang di Dairi. Tetapi permasalahannya berani tidak oknum itu ikat kontrak kepada masyarakat dan jika melenceng dari visi dan misinya diturunkan masyarakat? ini jauh lebih penting karena masyarakat Dairi sudah trauma dengan janji manis bahkan iming-iming yang menyesatkan. Demikian disampaikan Dermawan Bintang salah seorang warga Dairi kepada Dairi Pers saat dimintai komentarnya soal vigur Bupati Dairi yang ideal.
Bintang yang membuka usaha bengkel Bintang di Batang Beruh Sidikalang menyebutkan harga suara pejabat dan rakyat biasa sama dalam pilkadasung yakni hanya satu. Artinya nasib Dairi ke depan menjadi murni ditangan warga Dairi terlepas dari jabatan atau propesinya . Untuk itu menurutnya jika merasa warga Dairi harus bertanggung jawab terhadap menentukan pilihan bukan asal ikut-ikutan melihat massa yang besar. Namun nurani dan menilai secara jujur bukan karena uang , familiy atau relasi.
Dikatakan sebagai masyarakat kecil di Sidikalang banyak vigur yang katanya akan muncul memperebutkan kursi Bupati Dairi . Hal itu menurutnya bisa-bisa saja dan halal-halal saja. Namun permasalahan yang paling mendasar warga Dairi sudah bosan dengan janji dan tebar senyum jelang pemilihan. Yang perlu sekarang karya nyata. Masyarakat melihat reputasinya dan masyakarat jangan hanya sekedar ikut-ikutan.
Menyinggung isu Putra Daerah Bintang menyebutkan mengapa harus berkutat pada istilah itu. Karena kenyataan pemimpin itu bukan ditentukan etnisnya namun jauh lebih penting bagaimana komitmennya memperjuangkan masyarakat Dairi yang petani itu. Bukan sekedar cerita pembangunan padahal nasib petani dan masyarakat kecil dihadapkan dengan harga pupuk yang melambung. Kesusahan hidup dan ekonomi yang semakin terpuruk.
Lebih bagus jawa itu memimpin Dairi ini dari mereka yang bermarga justru menjadikan etnis itu sebagai lahan koncoisme. Lihat jika bermarga langsung muncul mereka yang mengaku-aku famili bupati. Apalagi marganya sama dengan bupati langsung duduk dan menghabiskan waktu dipendopo. Itu tak perlu. Bisa memang bermarga tetapi berani tidak seperti Ir. Muger Berutu bupati Pakpak Bharat? itu vigur yang tepat dia berani berkata saya bukan Bupati Berutu tetapi Bupati semua warga Pakpak Bharat. Itu suatu teladan, Kata Bintang.
Kita sudah melihat dan sudah mendengar beberapa calon yang bakal maju. Ini bisa kita lihat reputasinya. Jika dia dibirokrat mari kita lihat apa yang sudah diperbuatnya ke Dairi. Apa sekedar pejabat di Dairi dan hanya menghabiskan uang Dairi.Lihat saja nasib Dairi sudah banyak bupati yang pensiun dari kota ini. Tetapi bukannya tinggal di Dairi namun pergi ke kota lain seperti Medan. Bukan tipe seperti itu yang kita harapkan. Disisi lain jika kita memilih bupati yang memang lahir disini bagaimana mungkin kita punya canel di Jakarta untuk mendapatkan uang pembangunan daerah.
Kita harus menyadari PAD Dairi masih mampu untuk menggaji DPRD selama 4 bulan saja. Itu sama artinya Dairi masih butuh pemimpin yang punya akses ke pusat jika tidak nasib Dairi hanya begitu-begitu saja. Sebaiknya menurut Bitang siapapun berhak menjadi pemimpin di Dairi namun berani membuat kesepakatan kebijakannya menyebelah rakyat Dairi.
Bintang menyebutkan melihat kondisi Dairi yang multi suku, agama, ras dihadapkan dengan masyarakat yang beraneka. Memang adalah bagus jika pejabat yang muncul mengakomodir semua dimensi masyarakat. Namun jelas mempertentangkan agama. Harus Kristen-islam, harus Toba-pakpak, Karo semua itu bukan utama. Jika kita berbicara ada kekhawatiran itu tak perlu masalah agama sudah ada negera yang menjamin kebebasan itu. Masalah etnis untuk apa bicara itu kalau toh pejabatnya setelah pensiun meninggalkan Dairi. Pokoknya untuk menentukan pilihan lihat reputasinya. Terus jaringannya ada tidak dan bukan tipe pembohong dengan senyuman manis. Benarkah dia memikirkan nasib rakyat. Jika memang hanya janji saja tinggalkan saja. pilih saja yang lebih menjanjikan Jawa sekalipun itu, ujar Bintang (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar