18 Juli 2009

Yang Miring: BONSAI

Bonsai
Minggu malam pekan silam saya tertarik dengan acara zona 80 di Metro TV. Siti Aminah Kader PPP era 80-an dan Soerjadi ketua PDI bercerita partai mereka dibonsai kekuatan Golkar kala itu. Meski dikemas dalam canda namun tidak bisa menutupi gambaran demokrasi sakit kala itu.
Bonsai adalah tanaman yang sengaja dikerdilkan. Entah bagaimana juga setiap yang kerdil dianggap lucu. Lihat saja Ucok Baba hanya 70 cm bisanya hanya sebagai bahan lawakan saja. Pengakuan Soerjadi, PDI kalah karena memang suara telah dihitung sebelum pemilu. Sedang Siti aminah mengaku karena PPP menang di Jakarta lantas simbol diganti. Nggak bisa gunakan ka’bah. Dua partai pendamping golkar itu dibonsai habis oleh pemerintah yang berkuasa kala itu.
Dibonsai atau dikerdilkan tentu punya jiwa tak rela yang sedikit mirip kriminal. Siapa berbeda kala itu dibonsai namun tak dimatikan. Kerena kalau dimatikan demokrasi semu itu hilang. Makanya kala itu jika tak mau dibonsai bergabung kepada partai berkuasa saja.
Hari ini partai tumbuh subur bahkan menjemukan. Kebebasan yang diberikan membuat rakyat pusing. Kalau dulu pusing karena “kekotoran” kini pusing karena banyaknya pilihan . Semua mengatasnamakan rakyat. Maka hasilnyapun sama caleg yang mucul banyak yang dagelan. Pahadal resikonya bukan mudah lho. Lihat saja mereka yang rumah sakit jiwa. Tertawa seharian, kepala menempel ke dinding seharian dan bicara seharian ke dinding. Masih banyak tingkah yang menggelikan karena saraf normalnya yang putus. Bukan tidak mungkin dari 800 ribu jumlah caleg tahun ini ada yang masuk RS Jiwa.
Kembali ke bonsai yang dikembangkan oleh Jepang. Jika ditarik benang merahnya ada juga sifat menjajah di sana. Maka anda peminat bonsai hati-hati disebut penjajah lho…
Mau tahu bonsai gaya baru ? lihat saja sekarang elit politik partai berebut dengan mengklaim prestasi pemerintahan SBY-JK juga prestasi partainya. Iklan BLT dijadikan komoditi sebagai idenya. Swa sembada beras juga diobok-obok banyak partai mengakuinya. Ini sama saja praktek membonsai apa yang telah dilakukan pemerintahan SBY-JK.
He…he… lagi-lagi elit politik dipusat sana berupaya berbohong di depan rakyat. Baiklah kalau memang itu prestasinya, silahkan. Namun satu hal yang tak dapat dipungkiri justru karena program itu menyentuh rakyat kecil dan sangat bermanfaat bagi rakyat maka ramai-ramai partai mengklaim itu ide dan prestasinya.
Di balik iklan itu tersimpan upaya bonsai mengerdilkan apa yang telah diperbuat pemerintahan sekarang sehingga seakan-akan ide itu lahir dari puluhan otak partai. Heran ya … masak BLT lahir dari pemikiran banyak orang...He…he… Namun setidaknya inilah contoh elit politik kita sekarang yang ingin juga disebut memperhatikan rakyat.
Berbohong di depan anak sangat salah dan berdosa apalagi berbohong depan rakyat. Memutar balik fakta hingga membonsai orang lain dan ingin muncul disebut pahlawan rakyat. Inilah yang terjadi dari iklan iklan di Televisi. Harus salut kita kepada pemerintahan SBY - JK ini yang tidak menanggapi sama sekali iklan boong itu. Lihat saja SBY diam meski tahu dia tengah di bonsai. JK diam tidak dengan serta merta ribut dengan tingkah partai lain yang mengklaim prestasi mereka.
Tahu kenapa ? karena klaim itu sebagai bukti memang SBY-JK mampu menjawab keresahan rakyat. He…he….bukan partai yang cuap-cuap menjual kebohongan. (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar