18 Juli 2009

Yang Miring: Berjemaah

Berjamaah

Bagi islam sholat berjamaah itu lebih diutamakan. Pahalanya lebih tinggi karena mungkin berjamaah itu merupakan ibadah bersama. Sholat berjamaah dipimpin satu orang iman dan makmum (pengikut) mengikuti apa yang dilakukan oleh iman. Keseragaman, kebersamaan ini yang membuat nilainya semakin tinggi.
Namun contoh yang miring kali ini merupakan kegiatan berjaamaah yang mungkin paling dibenci Tuhan. Bayangkan korupsi berjamaah yang dilakukan mulai dari pimpinan hingga bawahan. Belum lama ini terkuak dugaan korupsi berjamah atas dana infromasi komunikasi yang dilakukan DPRD Dairi. Meski belum jatuh tempo karena peraturan mengatakan harus dikembalikan sebulan sebelum masa jabatan berakhir. Namun jelas ada niat berjamaah disana. Setidaknya ini ditunjukkan anggota DPRD Dairi yang belum lama ini sudah PAW. Dana itu tak dikembalikan.
Miring memang ketika negeri ini dikorupsikan berjamah. Para pengikut juga ikutan korupsi meski dalam kadar kecil seperti korupsi waktu. Pemandangan ini tak sulit untuk dilihat. Sangat mudah didapat di instansi-instansi pemkab . Contohnya saja mereka yang digaji Rp. 1,5 jt per bulan . Satu hari korupsi waktu maka makan gaji buta Rp. 20.000. Jika dikali seminggu saja dalam sebulan merugikan Negara Rp. 150.000. Bayangkan jika dalam satu kabupaten terdapat 1.000 staf seperti ini maka negara rugi Rp. 150 jt sebulan jika dikalikan dengan 440 kabupaten yang ada di Indonesia maka korupsi berjamaah Rp. 66 Miliar sebulan. Itu masih dari PNS yang korupsi waktu. Jika dikalikan per tahun maka akan semakin parah. Bagaimana mungkin negeri ini bisa makmur jika sebulan harus membayar mereka yang korupsi berjamaah hingga nilai gila-gilaan.
Berjamaah sama dengan rame-rame. Lihat saja mereka yang rame-rame selalu kuat, ribut dan ribet. Mengaturnya juga sulit. Reformasi yang menjatuhkan Soeharto karena pendemo berjamaah. Icon pimpinan orde baru yang terkenal tangguh itu juga jatuh karena demo berjamaah.
Berjamaah bisa membuat makmur dan juga bisa membuat terkubur. Andai saja negeri ini berjamaah menolak korupsi tentu dalam waktu yang tidak terlalu lama kehidupan akan membaik. Mengapa tak dilakukan ? karena masih merasakan enaknya berjamaah menghabisi negara.
Tentu yang miring kali ini akan membuat kesal bahkan marah PNS yang suka korupsi waktu. Namun harus disadari juga harusnya mereka yang mendapat gaji dari Negara harusnya contoh teladan kepada masyarakat awam. Jadi jangan marah ketika dikoreksi. Agar tak dikoreksi maka tak usah menjadi pegawai Negara.
Suatu saat aku ke TPA Sidiangkat dan bertemu seorang ibu pemulung. Saya katakan anda lebih mulia dari pada koruptor yang tampil necis dan berdasi. Dimata pertiwi anda suci karena tak menggerogoti Negara. Anda tak mau ikutan berjamaah membuat kurus bunda pertiwi. Meski ibu ini bingung namun dimata saya nilainya lebih mulia dibanding mereka yang ditahan KPK.
Jadi jelas betapa hebatnya nilai berjamaah itu. Persoalannya berjamaah untuk sesuatu kebaikan atau untuk sesuatu keburukan ? Jika untuk kebaikan maka hebatnya luar biasa dan jika untuk keburukan pengaruhnya juga sangat luar biasa untuk menghancurkan.
Lantas apa yang paling sulit dalam pemberantasan korupsi ? jawabnya sederhana, yakni semua pribadi kita inginkan korupsi diberantas kecuali diri kita sendiri. Masalahnya lagi adalah semua kita secara pribadi mengharapkan demikian. Jadi jelaslah korupsi sulit dimusnahkan. Kita sudah menyakini secara berjamaah biarlah yang lain dipersiksa asal jangan kita.
Mengapa korupsi berjamaah itu hebat dan pengaruhnya luar biasa ? tak lain jawabnya karena pimpinan melakukannya . Jadi guru kencing berdiri pasti murid kencing berlari sambil bersiul (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar