20 November 2008

Y a n g M i r i n g : Zaman

Zaman datang silih berganti tanpa ada yang mengetahui. Bagi bangsa ini banyak zaman telah dilalui. Zaman berjuang untuk merdeka, zaman mempertahankan kemerdekaan, Zaman orde lama, orde baru dan kini zaman reformasi. Kita sering mendengar manusia tiga zaman, manusia empat zaman serta lainnya. Manusia yang mampu bertahan disegala zaman bisa disebut tangguh. Tentu tangguh karena mampu menyesuaikan diri.
Darwin menyebut manusia berasal dari kera. Dengan evolusi ,kini menjadi berubah. Waktu membuat orang ganteng, tinggi semampai, ada yang mancung, kulit putih dan ada cewek yang cantik dengan mayang terurai, Kulitnya halus bak kulit bayi. Bahkan ada yang rela mati demi wanita. Setidaknya itu dibuktikan Romeo yang rela mati demi Juliet. Padahal jika juliet itu ada semasa zaman pra sejarah mungkin bisa dibayangkan badan berbulu hingga satu jengkal, hidung mekrok dan tak pakai baju.
Lukisan monalisa karya Michael Angelo diperebutkan. Harganya hingga triliunan rupiah. Itu diklaim sebagai wanita tercantik zamannya. Bayangkan untuk lukisan saja rela menguras kocek hingga triliunan rupiah.Berantam lagi. Lantas bagaimana pula nilai manusia aslinya ?
Ini semua berkata manusia sebenarnya adalah pelaku perubahan. Manusia rindu dan inginkan perubahan. Dengan perubahan ada harga . Dengan perubahan ada nilai. Dengan perubahan ada sejarah dan dengan perubahan ada cerita.
Zaman reformasi menuding zaman orde baru kurang demokratis. Padahal zaman orde baru sebelumnya menuding zaman orde lama tak beres. Dan zaman orde lama menyebut zaman penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusian dan peri keadilan. Suka tidak suka harus kita akui kita sering menyalahkan masa lalu. Padahal yang menyalahkan masa lalu itu justru pelaku masa lalu. Itu namanya menyesuaikan diri dengan zaman. Saya khawatir usai orde reformasi ini akan muncul orde lainnya yang tetap saja menyalahkan masa orde reformasi.
Saya pernah membaca buku sejarah pelaku orde lama Soekarno ditahan, diasingkan. Pengikutnya juga hampir sama ditahan dan diasingkan oleh penguasa sesudah zaman itu. Padahal jika mau jujur penguasa orde baru kala itu juga bagian yang tak terpisahkan dari zaman orde lama.
Teman saya mengatakan semua pentolan Partai “A” (contoh) bagus dan pemimpin yang handal. “Itu tepat tetapi tidak luar biasa” karena hanya itu pilihan satu-satunya pada zaman itu. Lihat saja ketua-ketua partai sekarang hampir semua dari satu partai yang pernah berkuasa di zaman orde baru. Kembali zaman yang membuat mereka harus beradaptasi. Zaman yang menuntut mereka harus berubah. Kesimpulanya adalah tidak bisa menilai dan mengklaim bagus seseorang kalau pilihan yang diberikan hanya satu.
Sama halnya dengan anak sekolah yang diberikan pertanyaaan dengan jawaban multipel choice. Jika pilihan jawaban yang diberikan hanya satu namanya tak luar biasa bahkan bisa disebut ujian ecek-ecek.
Zaman ternyata tak bisa dihambat, manusia sebagai mahluk dinamis menginginkan perubahan. Sejarah telah menceritakan itu semua. Namun tidak juga salah jika ada mahluk hidup yang tak inginkan perubahan zaman. Paling resikonya mati dengan prinsipnya mempertahankan “keortodokan”. Lihat saja film Jurrasic Park dengan binatang purbanya tewas karena tak bisa beradaptasi dengan perubahan zaman. Mereka tinggal sejarah. Binatang yang tegap, besar , kuat dan ditakuti di zamannya itu kini hanya tontonan menghibur bagi anak-anak. Meski besar, tegap, kuat dan ditakuti namun tak mampu untuk perubahan hanya dihadiahi tewas dan mainan anak-anak (Chief Of Editor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar