20 November 2008

Benar-benar Pesta - Tajuk Rencana

Ini rangkuman sebahagian penggal kisah rakyat Dairi dalam rangkaian pilkada . Benar-benar pesta . Demikian yang terpantau Dairi Pers. Ujung-ujungnya banyak yang ingin terlibat dengan pilkada hanya karena uang dan janji. Kendati harus diakui ada juga yang terlibat karena murni percaya atas kemampuannya.
Abang Becak
Sejak pilkada digelar profesi ini menjadi ketiban rezeki. Hampir semua pasa-ngan Cabup Dairi menyewa kendaraan roda tiga milik mereka untuk berkampanye. Maka tak ayal jika hari pertama mereka menempelkan salah satu nomor beserta stiker tanda pasangan di becaknya. Besoknya sudah ganti dengan stiker pasangan lain. Entah apa dasar pemikiran para calon hingga membuat abang becak menjadi opsi pilihan. Kemung-kinan abang becak mewakili kaum bawah yang efektif untuk menarik simpati rakyat
Konvoi becak yang biasanya berada di depan peserta konvoi kendaraan ini menjadi simbol betapa calon yang berkampanye pro dengan rakyat. Pengemudi becak juga harus mengakui ini hari ketiban rezeki karena dicarter, diberikan unang minyak, baju kaos serta makan siang gratis.
Meski demikian untuk memstikan mereka memilih siapa yang mencarter becaknya tidak ada jaminan. Kenyataan becak yang sama juga digunakan pasangan cabup lainnya untuk hal serupa.
Baju Kaos & Tk.Sablon
Propesi yang satu ini juga mendapat rezeki layaknya durian runtuh. Meski perce-takan gambar para Cabup Dairi ini bukan di Dairi namun ini menjadi rezeki nomplok yang datang sekali dalam lima tahun. Orderan baju kaos serta samblon gambar para calon biasanya hingga ribuan potong menjadi rezeki meledak meletup. Bahkan hingga ke-walahan menerima pesanan baju kampanye.
Rumah Makan & Catering
Pengusaha rumah makan dan catering juga bernasib sama dengan propesi yang diatas. Untuk bagian konsumsi biasanya para cabup menggu-nakan jasa mereka untuk menyiapkan konsumsi peserta kampanye. Meski tidak diketahui penghasilan siapa yang paling besar namun pengakuan beberapa rumah makan di Sidikalang menye-butkan biasanya para cabup memesan dengan sistim cate-ring sehari sebelumnya. Namun ada juga tiba-tiba meminta bungkusan nasi hingga ratusan bungkus. Biasanya pesanan seperti itu karena nasi yang disediakan catering tidak cukuip.
Diakui keuntungan terbesar justru untuk pesanan menda-dak. Sedang untuk pesanana sistim catering keuntungannya tidak terlalu besar karena pesanan dalam partai besar. Diakui kadang kewalahan untuk melayani pesanan mendadak karena harus buru-buru dan berpacu dengan waktu.
Petani
Tidak semua memang petani tertarik dengan politik. Namun bagi sebahagian peta-ni yang doyan dengan politik ini memang benar-benar pesta. Jadi tidak jarang pemandangan dipinggir jalan mereka muncul dengan baju kaos lengkap sablon tanda gambar pasangan calon Bupati. Jika hari-hari biasa ke ladang tak perlu penampilan untuk komoditas politik ini mulai mandi dan menyisir rambut.
Bagi mereka masa kampa-nye sebagai pesta rakyat dapat uang transportasi, makan siang, menikmati hiburan artis serta melepaskan kebosanan atas rutinitas ke ladang sepanjang waktu. Untuk mende-ngarkan visi misi belum menjadi tujuan utama . Yang utama adanya penyega-ran dari rutinitas.
Pedagang K5
Bagi profesi ini masa kampanye juga masa mengais rezeki dengan menggelar dagangan kaki lima dipinggir lokasi kampanye. Barang yang paling dibutuhkan peserta kampanye biasanya rokok, mancis, minuman ringan serta kopi. Untuk satu kali masa kampanye mereka dapat mengais rezeki hingga ratusan ribu rupiah bahkan jutaan. Namun tak semua pedagang kaki lima ini menggelar dagangan pada kampanye semua pasangan Calon Bupati.
Agaknya juga mereka harus jeli membaca situasi massa yang terbesar. Jika massa seadanya mereka juga enggan menggelar dagangan karena takut rugi.
Ini hanya sebahagian gambaran propesi yang ketiban rezeki semasa kampanye pilkada. Banyak diantara mereka menginginkan pilkada berlangsung dua putaran. Tujuannya agar keberadaan mereka juga digunakan calon yang bertemu di putaran terakhir. Benar-benar pesta demikian mungkin prinsip yang tak diungkapkan. Seba-liknya para calon lebih menginginkan pilkada hanya satu putaran saja karena sudah lelah dengan biaya dan persediaan dana yang sudah menipis.
Gamarana diatas khusus nya mobilisasi massa belum dapat menggambarkan peta kekuatan para calonBupati Dairi. Massa terbesar dalam kampanye juga belum jaminan pasti memenangkan putaran pilkada. Hasil akhir tetap saja pengumuman KPU pasca pemungutan suara 27 Oktober. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar