05 November 2007

Sukses Tani: HANYA 5 HARI KOTORAN TERNAK MENJADI KOMPOS


Dengan Teknologi EM Kotoran Ternak Bisa Menjadi Pendapatan Tambahan
Kesulitan penyuburan tanah telah disadari petani perlu dilakukan dengan kotoran ternak. Beberapa usaha telah dilakukan petani Dairi, Tanah Karo dan Simalungun untuk mendatangkan kotoran sapi dan ayam dari sekitar Medan. Kita akan menderita jika naik kendaraan dari Medan ke Kabanjahe - Sidikalang kalau posisi kita di belakang truk pengangkut kotoran ternak yang sangat bau tersebut. Padahal kotoran ternak yang didatangkan dari daerah lain tentu akan membawa kuman dan bibit rumput-rumputan yang dapat berba¬haya bagi lingkungan pertanian Dairi.
Penulis kolom Dapers ini lalu berpikir, mengapa tidak dikomposkan dulu sebelum diangkut. Hampir sete¬ngah bagian yang dibawa itu adalah air pada kotoran ternak. Jika proses komposnya baik maka kotoran yang sangat bau tersebut akan berbau seperti tape. Teknologi pengomposan sudah tersedia, kami sudah menulis artikelnya pada harian Analisa Tanggal 11 Maret 2006 (hal 16).
Sejarah penggunaan kotoran ternak sebenarnya sudah dimulai pada tahun 586 Sebelum Masehi pada saat pengepungan Yesusalem. Nabi Yehezkiel menulis pada Bab 4 Alkitab Perjanjian Lama. “Lihat, kalau begitu Aku mengizinkan engkau memakai kotoran lembu ganti kotoran manusia dan bakarlah rotimu di atasnya.” (ayat 15). Hanya saat itu kondisi darurat karena pengepungan.
Kotoran yang berasal dan bertahan dalam peternakan dalam kota dan lingkungan yang sudah tercemar memang pasti bau. Kotoran ternak menjadi bau karena mikroba pembusuk alamiah sudah tidak banyak lagi dan kurang beragam.
Pengalaman Pengomposan EM di Sidikalang
Seorang tetangga penulis kolom ini marga Hutauruk di daerah Kampung Karo, Desa Hutarakyat, Kecamatan Sidikalang punya cara sederhana untuk memisahkan kotoran ternak dari air kencingnya. Hanya dengan sedikit biaya semen dan pasir maka kotoran padat bisa dipisahnya lalu dimasukkan ke dalam goni yang siap pakai. Cara sederhana tersebut bisa dilihat pada foto ini.
Pak Keraf yang juga tetangga di dekat tempat itu sudah lama menyediakan kompos seperti ini. Sekarang Pak Keraf sudah menerapkan teknologi pengomposan EM (mikroorganisme efektif). Kotoran ternaknya dalam 5 hari sudah jadi kompos yang siap digunakan karena sudah jadi/masak.
Beberapa orang petani tani di Dairi sudah mulai mengenal teknologi pengomposan EM ini. Pengomposan EM umum dikenal sebagai bokashi. Proses pengomposan ini akan menghasilkan alkohol secara alami. Jika dilakukan pada kandang ternak maka kita tidak terlalu kuatir lagi penularan virus flu burung. Ajaibkah? Sebenarnya tidak!
Teknologi Pengomposan EM
Mengapa EM bisa seperti itu? Teknologi pengomposan EM dipopulerkan oleh Prof. Dr. Teruo Higa (University of the Ryukyus, Okinawa, Jepang) tahun 70-an. Beliau mengumpulkan puluhan macam mikroba dari Indonesia. Lalu menggabungnya dalam bentuk cairan yang bermanfaat untuk sanitasi dan pengomposan.
EM adalah biakan mikroorganisme yang sangat bermanfaat untuk: sanitasi lingkungan peternakan dan pemukiman, meningkatkan kesehatan ternak, meningkatkan kesuburan tanaman dan pembuatan kompos bokashi. Mikroorganisme bermanfaat yang terkandung dalam EM adalah: Lactobacillus sp., Actinomycetes, bakteri fotosintetik, dan ragi (yeast).
Mengapa EM dapat mencegah penularan flu burung?
Virus H5N1 (patogen flu burung) bertahan pada sel-sel hidup pada kotoran ternak. Kuman-kuman penyebab penyakit ternak bertahan dan menyebar melalui kotoran ayam. EM akan membunuh/¬menghan¬curkan sel-sel hidup pada kotoran ternak sehingga hewan yang dipelihara akan tetap sehat dan kotoran ternak yang keluar dari kandang aman dari patogen yang berbahaya. Setelah kandang diberi EM maka mikroorganisme berman¬faat dalam EM akan menghasilkan alkohol secara alami yang mem¬bu¬nuh kuman-kuman di sekitar kandang, tetapi aman bagi ternak.
Saran
Penulis kolom Sukses Tani surat kabar Dapers ini menyarankan agar peternak Dairi, khususnya sekitar Sidikalang, agar menggunakan teknologi EM. Dengan penggunaan EM maka lingkungan akan terhindar dari pencemaran bau dan kotoran ternak. Penyebaran virus flu burung pun akan berkurang jika kotoran ternak sudah terkomposkan.
Kompos bokashi bisa dijual lebih mahal karena lebih bagus dari kompos biasa. Pertanian di Dairi membutuhkan sangat banyak kompos bermutu dan aman seperti ini.
Cairan EM merek VIP-C dengan harga terjangkau sudah diproduksi di Sidikalang sekarang. Produk ini memang dibuat murah khusus daerah Dairi supaya bisa terjangkau peternak dan petani. Produk EM umumnya sangat aman terhadap lingkungan, bahkan bisa diberikan sebagai campuran minuman ternak. Pencernaan ternak yang minum EM kira-kira 5 cc lebih sehat dan kotorannya tidak begitu bau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar