10 Februari 2008

Pilkades Sigambir-Gambir Menuai Demo Ke DPRD Dairi

Sidikalang-Dairi Pers : Puluhan warga desa Sigambir-gambir, Siempat Nempu Hulu Dairi selasa (21/1) mendatangi kantor DPRD Dairi meminta pilkades daerah itu dibatalkan. Mereka menuding salah seorang oknum PNS lingkungan kantor kecamatan Siempat Nempu Hulu bertindak merekayasa hasil pilkades. Mereka juga menuntut agar hasil pilkades yang akhirnya memangkan calon dari tanda gambar Nenas itu ditunda menunggu klarifikasi lebih lanjut.
Puluhan warga desa Sigambir-gambir yang mendatanagi kantor DPRD Dairi itu dengan menumpang truk. Setibanya dikantor DPRD Dairi mereka memilih duduk di depan gedung wakil rakyat iutu. Menunggu DPRD Dairi menerima mereka. Kendati tidak menggunakan poster layaknya demo mereka membagi-bagikan surat keberatan kepada warga atas hasil pilkades yang memenangkan salah satu calon dengan selisih 1 suara itu.
Dalam suratnya yang ditandatangi Aventus Purba calon kepdses dengan lambang Padi yang dalam pilkdes itu harus menelan pil pahit kekalahan 1 suara itu menyebutkan hasil pilkdes tidak sah karena adanya unsur rekayasa dari oknum-oknum tertertu. Diterangkan pemilih yang terdaftar di desa itu sebanyak 502 orang dan yang hadir 481 orang dan yang tak hadir 21 orang. P2KD mengumumkan kertas yang digunakan 481 surat suara dan yang tidak digunakan 21 surat suara.
Pemungutan suara berjalan lancar hingga sebelum perhitungan suara kedua calon kades ini dipanggil P2 KD atas perintah Plt Kdes Sigambir-gambir Payung Berutu untuk menandatangani berita acara perhitungan. Alasannya saat itu agar pekerjaan cepat berjalan. Jelang perhitungan suara beberapa orang menggunakan baju bertuliskan undangan mengeluarkan semua isi kotak suara dan memasukkanya kembali. Kurang diketahui tujuannya itu.
Namun saat perhitungan justru ditemukan 483 suarat suara padahal sebelumnya P2KD mengumumkan surat suara yang digunakan hanya 481 atau sejumlah pemilih yang hadir. Dari surat suara disebutkan 476 surat suara yang sah sedang 7 suarat suara batal. Namun dalam perhitungan surat suara dua kandidat yakni calon tanda gambat nenas dan padi sama sama menadapat suara 238. Hasil imbang ini spontan membuat suasana tegang hingga camat Siempat Nempu Hulu S. Sagala mengadakan pemeriksaan ulang surat suara. Ternyata satu surat suara berlambang nenas tidak ditandatangani P2KD. Sayangnya surat suara itu raib.
Namun dalam perhitungan kembali kertas surat suara ini jumlah surat suara sebanyak 482 atau bertambah 1 suara dari jumlah pemilih yang hadir. Anehnya saat perhitungan ini surat suara untuk lambang lambang padi menjadi berkurang yakni 237. Sedang saingan terkuatnya lambang nenas tetap pada jumlah 238 suara.
Menurut Avetus purba pihaknya sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Payung Berutu selaku plt kades sigambir-gambir. Ungkapan kesalahan teknis yang dilontarkan Payung Berutu setelah pemasukan seluruh kertas suara ke kotak tidak jelas. Sedang Aventus juga mempertanyakan maksud oknum Plt kades Sigambir-gambir Payung Berutu mengelurakan dan mengacak-acak semua surat suara yang masuk ke kotak suara. Pihaknya juga curiga surat suara sebanyak 481 akhirnya setelah diacak-acak Payung Berutu menjadi 482 surat suara.
Aventus juga kebertatan dengan hasil perhitungan kedua dimana pada perhitungan pertama jumlah suaranya 238 namun perhitungan ke dua menjadi 237 suara. Lantas kemana satu suara lagi. Pihaknya meminta agar hasil pilkades daerah itu ditunda karena penuh rekayasa.
Sementara dalam demo yang digelar warga ke gedung DPRD Dairi mereka diterima anggota DPRD Dairi diataranya Yahya Josua Siaturi, Poltak Sihombing, Mery Parasian Habeahan serta Passiona Sihombing. Warga sigambir-gambir ini memohon kepada dewan agar memberi masukan kepada pemkab Dairi hasil perhitungan dan dugaan rekayasa yang dilakukan oknum tertentu dalam pilkades tersebut. Disebutkan jika ini tidak diselesaikan maka bisa jadi akan muncul dualisme dan pertentangan antar warga pendukung di desa itu.
Dalam kesempatan itu anggota DPRD Dairipada intinya akan menyampaikan keluhan mereka tersebut kepada pemkb Dairi dan melihat kembali pokok permasalahannya. Kepada warga mereka berharap agar menjaga kerukunan di desa karena pilkades hanya merupakan sutau kejadian politis demokrasi. Persaudaran dan kekeluargaan yang selama ini telah terbina harus lebih diutamakan.
Sementara itu Siti Nurbini dalam jawabannya mengatakan bahwa yang dilaporkan kepadanya hanya hasil perhitungan kedua tanpa menyebutkan adanya persoalan. Katanya, dalam laporan itu kedua calon kepala desa menerima hasil perhitungan itu. Setelah mendengar bahwa warga pendukung Pentus Purba tidak akan tinggal diam, Siti Nurbini menganjurkan agar mereka menempuh pendekatan kekeluargaan. (R.07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar