Sidikalang-Dairi Pers: ”Situs bersejarah yang merupakan peninggalan masa lalu merupakan asset bangsa dan mempunyai nilai-nilai kemuliaan. Saya pernah melihat ada mejan Pakpak disalah satu hotel di Jakarta. Saya bingung mengapa itu bisa sampai di sana. Ini suatu bukti betepa perhatian kita ke situs bersejarah itu masih kurang. Bangsa yang besar adalah bangsa yang melestarikan budaya serta peninggalan budaya masa lampau.” Demikian diungkapkan Bupati Dairi DR MP Tumanggor ketika pesta Njuah-juah belum lama ini di Stadion Sidikalang.
Aksi pencurian benda-benda bersejarah dari wilayah hukum Dairi dan Pakpak Bharat memang pernah terdengar. Tahun silam beberapa mejan marga Solin dari Salak dicoba dicuri oknum-oknum pengumpul barang-barang antik. Masih syukur polres Pakpak Bharat berhasil menggagalkan aksi penghilangan histori itu. Demikian juga beberapa mejan di Sidikalang kini hanya tinggal nama dan keberadaannya ma-sih misterius.
Mejan dan segudang nama-nama benda-benda bersejarah dari Dairi kini memang sudah sangat jarang ditemui. Museum Dairi di Gedung Djauli Manik juga hingga kini tak dimanfaatkan dan hanya digunakan sebagai tempat perayaan dan acara seremoni.
Begitu pentingnya menjaga budaya dan situs-situs peninggalan sejarah hingga itu menjadi harga mati. DR MP Tumanggor mengatakan banyak nilai-nilai luhur dan unsur pendidikan yang terkandung dari peninggalan bersejarah itu. Memang pada beberapa peninggalan masih misterius. Para ahli sejarah justru menganggap itu sebagai suatu yang luar biasa dan menarik. Situs itu dapat dijadikan pelajaran untuk mengungkap apa sebenarnya yang terjadi pada masa lalu. Kejayaan dan hilangnya suatu komunitas kerajaan masa lalu dapat dijadikan pelajaran akan sejarah perjalanan suatu komunitas.
Agaknya beberapa benda budaya Dairi yang disebut Bupati Dairi pernah dilihatnya di beberapa hotel di Jakarta hendaknya dijadikan mereka yang mencintai budaya daerah ini sebagai cemeti. Setidaknya pengakuan itu sebagai fakta masih kurangnya warga Dairi berperan dalam menjaga asset daerah yang bernilai sejarah itu.
Fakta itu juga bermuatan hendaknya pemkab Dairi memikirkan sebuah museum yang benar-benar berbuat dan bertindak. Bukan hanya sekedar museum yang ada diatas kertas saja. Mungkin beberapa dearah kabupaten dan kota di Sumut sudah punya museum sendiri. Namun di Dairi ini belum terpikirkan.
Demikian juga halnya dinas yang menangani kebudayaan Dairi yang ditugaskan untuk mengurus da melestarikan semau hal yang berkaitan dengan budaya. Juga harus semakin memanajemen peningkatan kinerja dan memfokuskan pelestariannya. Memasukkan anggaran pengelolaan budaya yakni penjagaan situs-situs bersejarah dalam APBD Dairi dan bukan sekedar mengutamakan perayaan-perayaan seremoni belaka juga lebih bijak. Sehingga apa yang ditinggalkan gererasi lalu dapat langgeng dan menjadi bahan pelajaran pada masa kini.(R.07)
17 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar