Seorang petani Beru Bancin menanyakan hal yang menarik. ”Apakah hanya dengan racun yang dari toko pupuk itukah untuk membunuh hama tanaman?”, tanyanya. Pengasuh Kolom Sukses Tani ini menjawab:”Tidak, turang! Masih melimpah karunia Tuhan di alam ini untuk kita pakai mengendalikan hama. Tanpa beli pula!” Hanya kita harus berusaha, bukankah Tuhan Yang Maha Kuasa menyuruh kita mengusahakan apa yang sudah disediakan-Nya.
Contoh yang menarik adalah mengatasi keriting pada tanaman cabe. Petani yang pernah menanam cabe pasti mengatakan inilah penyakit cabe yang paling sulit diatasi. Teknik yang efektif dan telah teruji ditawarkan Sdr. Pendi Siregar (Pemandu Lapang I BP2TP Sumut). Caranya sederhana saja, yaitu sebagai berikut: Kurangi tunas liar cabe, lalu rendam dalam air beberapa hari. Larutan yang didapatkan disemprotkan ke tanaman cabe tsb. Hasilnya cabe tahan pada penyakit keriting. Lebih bagus lagi jika difermentasi dengan mikroorganisme fermentor, seperti EM4 dan ViP-C. Dengan fermentasi potensi racun akan semakin bagus.
Cara tsb diatas persis sama dengan imunisasi pada manusia. Tunas liar cabe wajar kita potong supaya tanaman cabe berbuah bagus. Yang ajaib adalah pada tunas liar tsb terkandung semacam zat yang bermanfaat pada induknya. Padahal selama ini tunas liar tsb dibuang petani.
Selain yang berasal dari tanaman itu sendiri di alam juga tersedia cukup banyak tanaman yang bermanfaat sebagai racun pada pengganggu tanaman. Racun alami ini umum disebut dengan pestisida nabati.
Jenis-jenis Pestisida Nabati
”Apakah masih ada pestisida alami yang lain?”, tanya petani Marga Berampu di Batu 7 Tiga Lingga. Jawabannya adalah ”Sangat banyak”. Contoh yang nyata bermanfaat adalah tuba, nimba, mindi, babadotan, sirsak, gambir, dll.
Tuba yang umum dipakai untuk ikan ternyata juga bermanfaat membunuh hama ulat dan kutu daun. Nimba yang umum disebut dengan nama hau rece di Dairi juga bermanfaat untuk ulat daun. Gambar tanaman tersebut dapat dilihat dibawah ini.
Bahkan, getah gambir yang biasa dimakan sirih ternyata untuk tanaman lain juga berguna. Gambir efektif untuk penyakit busuk pada kol dan tomat. Dan, ini sudah diuji para ahli.
Sebagai pedoman untuk petani Dairi kami sampaikan beberapa hal dalam penggunaan pestisida nabati: (a) Disimpan pada tempat terlindung dari matahari; (b) Disempotkan pada sore hari; (c) Tambahkan perekat pada musim hujan; (d) Dimulai dengan jumlah sedikit pestisida nabati pada beberapa pohon, baru diteruskan dengan seluruh tanaman jika sudah dapat ukuran yang tepat.
Kandungan racun pada pestisida nabati umumnya rusak pada oleh sinar matahari. Oleh sebab itulah digunakan sore hari. Waktu penyemprotan yang paling tepat adalah mulai pukul 3 sore hingga menjelang matahari terbenam. Jika tidak selesai hari itu dilanjutkan sore hari besoknya.
Penambahan perekat harus diperhatikan dengan baik oleh petani atau pekerja penyemprot. Jangan digunakan deterjen kuat untuk pakaian seperti Rinso, Daia, So Klin, dll karena akan merusak tanaman. Perekat yang aman bersifat netral dan tidak merusak daun dan buah tanaman.
Jadilah Petani Penemu
Ompung/mpung/bulang kita pasti mengatakan sederetan nama yang sudah kita lupakan manfaatnya sebagai obat untuk manusia tetapi juga bermanfaat sebagai racun pada pengganggu tanaman kita di Dairi ini. Petani kami harapkan dapat menyebutkan tanaman potensial tsb.
Jadilah petani penemu potensi pestisida nabati. Kami sebagai pengasuh kolom Sukses Tani Dairi Pers akan sangat berterima kasih atas informasi baru, khususnya pestisida nabati. Informasi seperti ini bermanfaat bagi petani lain. Informasi seperti ini akan kami sebar luaskan. Dengan cara seperti ini, kami yakin pertanian di Dairi akan maju.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke blog: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.