Sidikalang-Dairi Pers : Mencuatnya dugaan korupsi pada kotak persembahan di Taman Wisata Iman Sitinjo yang telah dilansir Dairi Pers edisi silam ternyata disikapi Badan Pengawasan Daerah (Bawasda ) Dairi. Kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH mengatakan akan secepat mungkin memeriksa dugaan itu. Karena disamping peraturan yang melarang itu nilai keagamaan yang dijual di TWI mengisyaratkan obyek wisata itu harus bebas korupsi.
Saya sangat menyesalkan jika itu nanti terbukti. Secara pribadi saya mantan kadis Perhubungan dan Pariwisata Dairi merasa tersinggung dengan perubahan seperti itu. Pemberitaan Dairi Pers yang melansir dugaan itu dan melakukan konfirmasi kepada Kadis tentu wajar kita sikapi jika memang kita menganggap TWI itu daerah suci, ujar Lingga di kamar kerjanya Kamis (8/11).
Selama ini kita tahu nama TWI sudah harum dan perhatian nasional sudah mengarah kepada obyek wisata ini. Tiba-tiba muncul pemberitaan yang perlu penelitian kebenarannya. Sedikit banyaknya ini sudah mencoreng kewibawaan pemkab Dairi yang mengelola obyek wisata yang menjual nurani agama itu. Ini tak bisa kita biarkan dan harus dituntaskan. Jika dibiarkan bisa saja menjadi kecambah bertambahnya ketidakbenaran dalam pengelolaanya, Tambah Lingga.
Seperti pemberitaan lalu disebutkan kotak persembahan yang ada di beberapa sudut rumah ibadah yang ada di TWI keberadaannya tak pernah dilaporkan. Untuk membuka kotak persembahan itu ditugaskan seorang petugas honorer bermarga Hutabarat untuk membukanya dan melaporkan isinya kepada oknum kadis perhubungan dan Pasriwisata Dairi Drs. Pardamean Silalahi.
Dalam konfirmasi sebelumnya Drs. P Silalahi mengakui kalau isi dari kotak persembahan itu tak pernah dilaporkan. Namun uang yang didapat dari kotak itu digunakan untuk pembangunan beberapa fasilitas TWI. Pengakuan cukup aneh itu akhirnya semakin mengundang kecurigaan karena semua proyek yang masuk ke TWI ditampung di APBD Dairi. Jawaban yang tidak pasti ini semakin menguatkan kentalnya dugaan korupsi beberapa oknum dari kotak persembahan itu.
Dapat diperkirakan jumlah dana yang tidak jelas itu karena TWI sudah beroperasi lebih dari 5 tahun. Bukan dana yang tak jelas itu yang paling utama namun sebenarnya nurani pengelola. Itu proyek iman dan kenyakinan jadi jangan dikacaukan dengan dugaan-dugaan miring. Jika itu terbukti betapa malunya Dairi yang selalu membanggakan obyek wisata itu, Kata Lingga.
Petugas Speksi Yang Buta Mobil
Sementara itu menaggapi munculnya dua SK petugas speksi kendaraan di Dinas Perhubungan dan Pariwisata Dairi kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH mengakui lebih tahu kondisi kantor itu karena Ianya mantan dari sana. Saya tak yakin pak Bupati memberikan SK untuk dua orang karena itu rancu. Belum lagi jika SK yang terakhir atas nama S staf dinas perhubungan yang katanya buta soal mobil.
Ini kan aneh jika diangkat petugas speksi yang tak mengerti mobil. Jadi apa yang diuji. Saya rasa hal-hal seperti inilah yang membuat Dairi lambat bergerak. Bayangkan betapa anehnya staf diberi SK menguji kendaraan padahal bawa mobil saja tak bisa., Ujar MG Lingga dengan senyum.
Klarifikasi kepada Kepala Bawasda Dairi MG Lingga,SH yang nota bene mantan kadis Perhubungan dan Pariwisata Dairi itu semakin menguatkan dugaan banyaknya ketidak beresan dalam mengelola dinas perhubungan dan pariwisata Dairi pasca MG Lingga, SH. Belum lagi pengakuan kabid Pariwisata Ir. Naik Kaloko yang mengatakan sama sekali tupoksinya hingga kini masih dirangkap Oknum kadis. Praktis Kantor ini menganut faham monopoli. (R.07)
17 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar