Parbuluan-Dairi Pers: Petani sayur mayur di kawasan kecamatan Parbuluan Kab. Dairi, sangat mendambakan kehadiran koperasi, karena merasa tidak tahan terus berhubungan dengan tengkulak. Sedangkan hasil penjualan sayur-mayur cendrung menurun setiap tahunnya.Kalaupun harga pernah mengalami kenaikan, itu hanya sebentar. Yang jelas harga kelamaan menurun dari pada mengalami kenaikan.Beberapa petani yang sempat di hubungi Dairi Pers, Senin (12/11) di Desa Bangun kecamatan Parbuluan menyebutkan, harga penjualan sayur selama ini terggantung pada tengkulak,sedang petani tidak pernah tahun berapa harga penjualan tengkulak kepada toke (eksportir).
Para tengkulak memang sering melakukan persaingan ketat guna mendapatkan lebih banyak sayur-mayur (sepeti kol) dari petani, jelas Sitanggang, 50 tahun.Namun menyangkut harga tengkulak bagai tidak pernah bersaing.Semua harga sama.Sepertinya para tengkulak sudah menentukan harga yang mereka sepakati sebelum transaksi dengan petani. Kalaupun ada perbedaan harga dari tengkulak, hanya berkisar Rp 50-Rp 100/kilogram.
Perbedaan harga ini menurut petani, tergantung cara pembelian.Bila petani langsung mengantarkan pada tengkulak, harga bertambah sedikit, atau karena petani family tengkulak. Sebaliknya jika tengkulak melakukan pembelian langsung di tempat ( kerumah petani), harga menurun. Petani sayur di kawasan kecamatan Parbuluan, selain mengalami kesulitan tentang penjualan, hasil panen sayur juga cenderung menurun di sebabkan berbagai faktor.Salah satunya adalah harga pupuk yang terus menggila.Sehingga petani tidak mampu membeli dengan secukupnya untuk tanaman sayur. Akibatnya hasil panen menurun, ujarnya.(R.01)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar