Ini masih cerita seorang petinggi Dairi yang menganut faham “dang mulak dope”. Suatu istilah yang diadopsi sebagai tameng agar rezekinya tidak dibagi dengan orang lain.Ini suatu jurus mereka yang pelit walau sebenarnya dia kerap mengatakan rezeki yang datang padanya bukan hanya rezekinya tapi rezeki orang lain melalui tangannya. Busyet dah.
Dang mulak dope yang terjemahan bebasnya “belum kembali modal” pantas kita simak. Apa sich yang pergi ? terus memang apa seperti itu budayanya ?. Ini cerita memang hanya beberapa orang yang tahu namun ini suatu fakta buruk dalam clean government.
Adalah Mawar masih dari kelompok Bunga bukan nama sebenarnya. Namun jangan salah lho kendati lebih bertendensi perempuan namun dalam cerita ini Mawar seorang laki-laki. Memang dari wajahnya mulus mirip wanita . Tetapi wajah saja lho. Bodi tak tinggi tetapi namun pendek dan hoby memelihara perut buncit
Ada sebuah fakta dikehidupan ini memang mengatakan jika mentari akan bersinar tak satupun bisa menghambat. Artinya nasib menjadi hak prerogatif Yang Maha Kuasa. Jangan salah banyak orang yang menggantungkan hidupnya dengan nasib. Inilah Bunga perjalanan hidupnya yang berangkat dari desa yang sukses laksana mentari yang tak terhambat hingga menjadi salah satu penentu di kota kopi ini.
Namun jabatan terakhirnya mungkin menjadi rahasia betapa Bunga sering berujar tunggu dulu, sabar ya “Dang Mulak Dope Nalao I” . Ini selalu dilontarkan Bunga dari bibirnya yang sedikit tebal. Pernah seorang stafnya hendak menikah dan sudah mengetahui tabiat Bunga yang pelit alias kedekut. Staf tak menanyakan sama sekali hanya memberikan undangan. Wajar memang seorang pimpinan memberikan bantuan kendati sama-sama sudah bergaji dari negara.
Entah sudah berapa lama dikarangnya alasan agar uang tidak keluar. Suatu pagi Bunga memanggil stafnya ke ruangan dan langsung mengatakan “sabar jo da dang mulak dope nalao I”. (Sabar ya belum kembali modalku mengambil jabatan ini ) lebih kurang begitu artinya.
Ini benar-benar miring Bunga ! apa yang belum kembali ? apa memang jabatan itu harus dengan sogok atau ngeluarin duit ? Terus mereka yang memberinya kesempatan lebih dominan melihat doku. Jika memang itu yang benar-benar terjadi, wajar memang Bunga tak mampu membaca situasi karena memang lebih cenderung telmi (telat mikir). Bunga hanya mampu “mengangkat telor” tetapi tak mirip dengan penjual telor di TWI lho lengkap dengan kecapnya. Namun suatu jurus memang “angkat telor” bersembunyi dibalik kelemahan.
He… he… ini memang cerita miring namun suatu kenyataan. Tak banyak orang yang mampu bertindak seperti itu. Mungkin di pemkab Dairi hanya Bunga yang lama kelamaan wajahnya berseri-seri layaknya bunga matahari mencari sinar dipagi hari. Memang namanya yang bunga cukup sama dengan kelakuannya . Bayangkan jika berhadapan dengan uang keluar selalu menggunakan jurus bunga tahi ayam, cemberut dan bilang sabar.
Namun inilah nasib Dairi tetap salah pilih namun serajah bunga suatu sejarah buruk seburuk jabatannya yang bertendensi dapat karena uang. Jikapun didunia maya ini selalu bersebunyi dibalik kata sabar. Namun hendaknya jangan dirumah ibadahpun seperti itu. Bayangkan Rp.5000 aja persembahan. Dah miring kali Bapak bah…. (Pay)
04 November 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar