Sidikalang-Dairi Pers: Sekitar 300 an pedagang pasar induk Sidikalang Kab. Dairi, yang mengatakan dirinya sebagai Himpunan Padagang Pasar Sidikalang (HPPS) kembali mengadakan unjuk rasa ke DPRD dan Kantor bupati Dairi, Senin (22/10).Mereka sebelum berangkat kumpul di pasar induk dan jalan kaki menuju gedung Dewan itu, dengan membawa beberapa poster dan spanduk ukuran besar bertuliskan; Pembangunan Yes, tapi jangan cekik pedagang.Unjuk rasa itu merupakan kedua kalinya di lakukan. Hal yang sama telah dilakukan bulan lalu,persis dua hari setelah Ibadan Puasa.
Unjuk rasa itu dilakukan, berkaitan dengan rencana pemerintah membangun pasar induk tradisional Sidikalang menjadi pasar modern,dengan dana Rp 18 Miliar.Diantaranya Rp 12 Miliar dana pinjaman dan Rp 6 miliar dana pendamping yang bersumber dari APBD Dairi.Direncanakan pembangunan fisik di mulai tahun depan. Sedangkan harga tempat (lost) setelah pembangunan, mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 48 juta dengan ukuran 4X3 meter.
Pengunjuk rasa sekitar 1 jam berada di halaman gedung Dewan dan di terpa hujan gerimis, namun tidak satupun anggota DPRD yang menerima mereka.Sehingga mereka mengadakan aksi demo lagi ke kantor bupati yang berjarak sekitar 100 meter dari Gedung DPRD.Namun di kantor bupati juga, tidak ada yang menerima mereka.Sehingga mereka kembali ke Gedung Dewan itu dengan jalan kaki dan juga di terpa gerimis.
Salah seorang di antara pengunjuk rasa,P.Sihombing kepada Dairi Pers mengatakan, bahwa harga tempat jualan tersebut mencapai Rp 49 juta dengan ukuran 4X3 meter, dinilai terlalu hamal bahkan di anggap mencekik leher, ujarnya.
Setelah beberapa jam berorasi secara bergantian di halaman gedung Dewan, Pengunjuk rasa yang kebanyakan kaum ibu dan sebahagian membawa barang jualannya seperti pisang dan sayur sayuran itu, akhirnya di terima oleh Legislatif dan Eksekutif.Wakil bupati, Johnny Sihotang,yang hadir pada pertemuan antara pedagang dan DPRD, akan berusaha menekan harga tempat jualan tersebut.Akhirnya pengunjuk rasa pulang dengan tertib.(R.01)
Unjuk rasa itu dilakukan, berkaitan dengan rencana pemerintah membangun pasar induk tradisional Sidikalang menjadi pasar modern,dengan dana Rp 18 Miliar.Diantaranya Rp 12 Miliar dana pinjaman dan Rp 6 miliar dana pendamping yang bersumber dari APBD Dairi.Direncanakan pembangunan fisik di mulai tahun depan. Sedangkan harga tempat (lost) setelah pembangunan, mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 48 juta dengan ukuran 4X3 meter.
Pengunjuk rasa sekitar 1 jam berada di halaman gedung Dewan dan di terpa hujan gerimis, namun tidak satupun anggota DPRD yang menerima mereka.Sehingga mereka mengadakan aksi demo lagi ke kantor bupati yang berjarak sekitar 100 meter dari Gedung DPRD.Namun di kantor bupati juga, tidak ada yang menerima mereka.Sehingga mereka kembali ke Gedung Dewan itu dengan jalan kaki dan juga di terpa gerimis.
Salah seorang di antara pengunjuk rasa,P.Sihombing kepada Dairi Pers mengatakan, bahwa harga tempat jualan tersebut mencapai Rp 49 juta dengan ukuran 4X3 meter, dinilai terlalu hamal bahkan di anggap mencekik leher, ujarnya.
Setelah beberapa jam berorasi secara bergantian di halaman gedung Dewan, Pengunjuk rasa yang kebanyakan kaum ibu dan sebahagian membawa barang jualannya seperti pisang dan sayur sayuran itu, akhirnya di terima oleh Legislatif dan Eksekutif.Wakil bupati, Johnny Sihotang,yang hadir pada pertemuan antara pedagang dan DPRD, akan berusaha menekan harga tempat jualan tersebut.Akhirnya pengunjuk rasa pulang dengan tertib.(R.01)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar