Pasi-Dairi Pers: Kalau di desa menyebutkan nama seseorang kurang etis. Apalagi nama itu sudah tua bahkan super tua. Ini suatu cerita kehidupan seorang ibu, nenek yang sudah berusia 100 tahun. Warga desa Pasi ini sudah melalui beberapa kali zaman yakni zaman belanda, Rodi Jepang, Kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan , pembangunan dan reformasi. Siapa sangka usia setua itu masih mampu berpuasa dan berladang.
Adalah nenek Br. Pohan yang berusia 100 tahun tinggal di desa Pasi. Wajah yang sudah keriput dan mulai dihinggapi noda hitam pada wajah itu ternyata adalah wanita super untuk zaman ini. Dalam usia setua itu masih mampu berpuasa dan bekerja diladang . Tanaman padi disawah masih berhasil diproduksinya. Tentu dia bukan sendiri namun dibantu anak-anaknya. Tak jauh dari Mesjid terbesar di pasi rumah kediaman nenek ini terlihat bersahaja. Ini suatu bukti betapa kesehatan nenek ini terjaga.
Nenek br. Pohan yang siang itu berjumpa bersama Dairi Pers saat menjaga padi yang dijemur di depan rumahnya terlihat curiga dengan kehadiran Dairi Pers. Apalagi saat difoto wanita tangguh itu langsung menutup wajahnya. Namun bukan Dairi Pers namanya jika apa yang diiginkan dalam pemotretan tak dapat dicapai. Akhirnya nenek ini bersedia dan bermohon agar satu foto dicetak kepadanya.
Dalam usia itu menurutnya hidup ditengah desa yang 100 % penduduknya beragama Islam dia menjadi saksi sejarah desa yang dihuninya. Desa Pasi yang merupakan kampung halamannya marga Pasi itu disebut sejak dahulu sudah dihuni warga muslim. Namun demikian menurutnya warga di desa ini toleran terhadap semua warga yang datang atau berkunjung ke desa itu. Zaman berganti tahun disebutnya negeri ini terus berubah. Memang tak mengerti soal politik negeri ini. Baginya bisa hidup nyaman tak sulit mendapat pupuk dan padinya tak dimakan tikus sudah cukup.
Ini suatu potret kehidupan masyarakat Dairi yang bersahaja. Tak banyak neko-neko namun bangga menjadi rakyat Indonesia. Nenek ini tak tahu korupsi. Usia setua itu sangat jarang dimiliki orang kebanyakan saat ini. Namun dari seorang nenek br Pohan kini memetik pelajaran tidak terlalu membebankan negeri yang sudah sakit ini jauh akan lebih menyenangkan dan dapat menikmati hidup dengan nyaman.(R.07)
29 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar