Sidikalang-Dairi Pers: Harga jeruk manis di pasar Sidikalang Dairi, kini kembali mengalami penurunan membuat petani sesak nafas.Harga itu menurut beberapa petani sudah di bawah harga (biaya) produksi.Sedangkan jeruk tidak dapat di tunda masa panen (di biarkan tidak di panen) menunggu harga membaik. Sebab di khawatirkan dapat membusuk.
Salah seorang petani jeruk, Sahat Sigalingging warga Desa Parbuluan III kepada Dairi Pers, pekan lalu mengatakan harga jeruk di parasan hanya Rp 2000/ kg (jenis) expor. Sedangkan jeruk biasa yang di konsumsi masyarakat (di ecer) di sekitar pekan Sidikalang hanya Rp 1500/kg.
Dikatakan, ketika harga jeruk membaik para toke dari berbagai luar daerah seperti dari Bengkulu,Padang dan lainnya datang ke pekan Parbuluan. Toke jeruk tersebut langsung memperintahkan anak buahnya (agen pengumpul) menjemput jeruk ke ladang dan melakukan transaksi.Sekarang setelah harga itu merosot, jangankan datang ke ladang, batang hidungnya sajapu tidak kelihatan lagi.
Bila dibandingkan dengan biaya sejak penanaman hingga tiba masa panen, harga jeruk harus di atas Rp 2500/kg.Sebab merawat jeruk tidak boleh setengah hati.Harus dengan perawatan yang betul dan rutin memakai pupuk kandang. Kalau memakai pupuk organik, dapat membahayakan kesehatan karena banyak pestisida.
Namun ketika ditanya faktor penyebab harga itu merosot,Sigalingging kurang jelas mengetahui.Hanya dikatakan, mungkin kwalitas jeruk Dairi kalah bersaing dengan jeruk luar daerah lainnya seperti Tanah Karo dan Hum-bahas termasuk juga Taput.
Petani jeruk lainya, H.Ginting warga Pasar Lama Sidikalang mengatakan, faktor penyebab harga jeruk merosot di pasaran karena masa panen jeruk bersamaan di Tanah Karo selaku daerah terbesar penghasil jeruk di Sumatera Utara. Keberamaan masa panen itu menurut Ginting,karena petani jeruk di Dairi kebanyakan menanam bibit dari Tanah Karo.Sehingga masa panennya pun sama,ujarnya.
Menurut Ginting, selain karena faktor tersebut, jeruk Dairi memang sangat manis dan tidak kalah saing dengan jeruk luar daerah.Hanya jeruk Dairi sangat banyak batunya. Sehing-ga sangat jarang di pakai untuk membuat minuman sirup karena memiliki banyak batu. Kalaupun ada jeruk Dairi di buat menjadi minuman sirup, prosesnya cukup lama karena harus di repotkan batu jeruk. (R.01)
29 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar