Sidikalang-Dari Pers: Untuk mengatasi kenakalan pengecer pupuk, perlu dibuat kios khusus pupuk bersubsidi di Sidikalang maupun di setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi.Sehingga petani dapat mengerti yang mana pupuk bersubsidi dan pupuk non subsidi.Hal tersebut di jelaskan salah seorang petani Desa Hutaimbaru kecamatan Sidikalang, P. Nababan kepada Dairi Pers, Rabu (19/9). Dikatakan, hingga sekarang masih banyak petani belum mengetahui dimana tempat penjualan (kios) pupuk bersubsidi terutama jenis pupuk urea yang paling banyak di gunakan petani. Sebab semua penjual pupuk yang ada di Sidikalang tidak ada yang menunjukkan bahwa pupuk yang di jualnya adalah bersubsidi.
Yang paling menjengkelkan menurut Nababan, adalah saat tiba Musim Tanam (MT) padi. Sering terjadi pupuk urea langka. Sehingga harga eceran melangit. Sebab pihak pengecer sangat jeli memperhatikan lahan persawahan di lapangan, siap tanam.Saat tiba MT, pupuk urea langka membuat harga meroket,ujarnya.
Kalau pemerintah betul betul mau meningkatkan kesejahteraan petani, pengawasan pupuk bersubsidi harus dilakukan dengan ketat. Sebab Dairi termasuk daerah agraris dengan masyarakatnya kebanyakan hidup dari sektor pertanian. Tentu banyak menggunakan pupuk, ujarnya.
Dikatakan,cara mengatasi peredaran pupuk itu agar betul betul dapat di nikmati petani dengan harga murah dan tepat waktu, harus dibuat kios khusus pupuk bersubsidi di setiap kecamatan yang ada di Dairi. Selain itu di buat kotak pengaduan tentang harga pupuk bersubsidi yang merugikan petani. Dan pengusaha pupuk (kios pengecer) yang nakal jangan hanya di tegur. Diberikan sanksi yang tegas sesuai peraturan yang berlaku. Sementara pantauan Dairi Pers, Rabu (19/9) di salah satu kios pupuk di Sidikalang, bahwa harga pupuk bersubsidi jenis urea kemasan 50 kg, Rp 60.000/zak. Harga eceran Rp 1300/kg. Harga eceran itu bervariasi. Ada yang mengecer Rp 1400/kg, kendati tempat pengecer pupuk itu saling berdekatan. (R.01)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar