Surat Aduan Masyarakat Tak Jelas Rimbanya
Sidikalang-Dairi Pers: Menjadi anggota DPR pada prinsipnya tidak mudah. Jika prinsip itu dilakukan maka akan sangat sedikit orang bercita-cita menjadi Bapaknya rakyat. Karena menjadi bapak tentu tidak mudah justru sulit karena mempunyai tanggung jawab yang besar dan berat. Namun bagaimana DPRD Dairi. Konon sudah empat tahun masa jabatannya tak pernah menga-dakan rapat intern membahas surat maupun aduan yang masuk dari masyarakat. Keluhan masyarakat yang masuk secara tertulis tak jelas rimbanya dan tak pernah secara khusus dibahas intern wakil rakyat.
Dairi sebagai kabupaten tentu tak sedikit masyarakat melayangkan surat kepada lembaga ini. Sebagai lembaga legislatif tentu semua persoalan seharusnya diketahui lembaga ini. Bahkan masalah terkecil sekalipun soal rakyat harus diketahui. Namun bagaimana pada prakteknya ?. Banyak surat yang tak pernah dibahas intern oleh komisi yang ada.
Wakil ketua DPRD Dairi Benpa Hisar Nababan yang dikonfrimasi Dairi Pers Selasa (15/1) di ruang kerjanya mengakui hingga kini tidak me-ngetahui surat apa saja yang masuk karena hingga kini tak pernah surat yang masuk dibahas secara intern. “Saya tak yakin tak ada surat masyarakat yang masuk ke DPRD selama 4 tahun ini. Tapi tak pernah surat seperti itu dibahas secara intern untuk ikut menyelesaikan keluhan masyarakt Dairi itu, Ujar Benpa sambil menyebut kemungkinan fungsi DPRD yang sepertinya sudah mati.
Disebutkan lembaga yang yang satu ini sebagai institusi tempat menyampaikan keluhan dan aspirasi yang berkaitan dengan kepentingan rakyat. Namun dalam prakteknya berbagai surat yang masuk tak pernah dibahas dan ditindaklanjuti. Padahal menurutnya masyarakat yang melayangkan surat kepada lembaga ini karena yakin keluhan dan harapan mereka dapat ditindaklanjuti anggota dewan.
Diakatakan fungsi Dewan memang cukup banyak namun dari semua fungsi itu khakikatnya berdiri untuk kepentingan rakyat. Fungsi tersebut menurutnya yang perlu diingat kembali. Namun hingga empat tahun sepertinya arah dari pada DPRD itu belum menyentuh kepentingan rakyat. Kondisi ini menurutnya membuat kwalitas DPRD Dairi dari periode ke periode tak jauh beda. Hanya beda-beda tipis, ujar Benpa senyum.
Kocok Ulang
Sementara itu Benpa menyebutkan matinya roda nurani DPRD Dairi dalam menyikapi sejumlah surat masyarakat ini sebagai suatu bukti lemahnya manejemen pimpinan DPRD. Dengan sistim demikian sebaiknya diadakan “kocok” ulang atas pimpinan DPRD. Dari fraksi PDI-P misalnya akan kita usulkan Manto Maha menjadi wakil ketua DPRD. Kita coba ini agar ada perbaikan kinerja DPRD Dairi dan tidak mengecewakan masyarakat. Jika sepakat semua pimpinan diganti maka dengan kepemimpinan baru itu mudah-mudahan rakyat merasa diperhatikan dan fungsi DPRD dapat kembali normal, Ujar Benpa.Secara pribadi saya lebih baik mundur dari wakil ketua karena saya anggap kami sebagai pimpinan DPRD kurang berhasil. Lebih baik saya jadi anggota saja dan mengurus partai. Kiranya ini juga disikapi pimpian DPRD lainnya sebagai instropeksi diri. Jika masih tetap seperti ini tidak ada perubahan manajemen maka secara keseluruhan DPRD Dairi akan dipersalahkan rakyat. Padahal perma-salahannya berada pada pim-pinan DPRD yang kurang menyikapi aspirasi masyarakat, tambahnya.
Menyinggung akhir-akhir ini beberapa pimpinan DPRD Dairi jarang masuk gedung dewan Benpa “mengamininya”. Kendati tidak diketahui penyebabnya namun ketidakhadiran seperti itu menurutnya akan sangat menyolok dimata masyarakat yang membutuhkan wakilnya. Saya lihat fungsi DPRD itu sudah mati di Dairi. Tapi mau apa lagi semua kembali kepada pimpinan karena mereka pihak yang harus menggerakkan anggota, ujarnya apatis. (R.07)
03 Februari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar