Pak Dabutar dari Pegagan Hilir menanyakan tentang penyebab dan cara mengatasi biji kakao yang berlengketan. Pada saat kunjungan hingga ke daerah Tanah Pinem beberapa hari lalu, kami juga memang menyaksikan banyaknya biji kakao yang bangkarason. Buah kakao yang terserang dapat dilihat mulai dari Batu 7 sampai seluruh pertanaman dataran rendah. Biji kakao yang dijemur petani berlengketan sebesar bola tenis.
Di Dairi tanaman kakao disebut petani dengan nama ”coklat” atau ”kopi coklat”.
Penyebab biji kakao bangkarason adalah Hama Penggerek Buah Kakao. Jenis hama ini disingkat PBK. Hama PBK spesifik menyerang buah kakao, walaupun serangga ini umum juga ditemui pada jenis buah-buahan rambutan, duku, langsat, rambe, dll. Hama ini mulai menyebar pada pertanaman kakao di Sumatera Utara sekitar Tahun 1995. Di Dairi hama PBK saat ini sudah menyebar ke seluruh pertanaman kakao yang ada.
Istilah bangkarason khusus di Dairi untuk akibat melengketnya biji-biji sehingga tidak bisa dipisahkan. Biji kakao juga jadi kecil dan dapat mengakibatkan kerugian 85% pada serangan berat.
Serangan PBK
Serangan PBK paling tinggi terjadi pada musim kemarau. Ini juga terjadi di Dairi. Serangan akan semakin berat jika musim kemarau tidak bisa dipisahkan dengan musim hujan yang terjadi akibat perubahan iklim belakangan ini. Mengapa?
Serangga penyebab PBK lebih mudah berkembang biak pada musim kemarau. Pada musim hujan banyak penyakit yang menyerang serangga dari jenis jamur dan bakteri. Oleh sebab itu penyemprotan pada hama ini juga sebaiknya dilakukan hanya musim kemarau saja.
Serangan pada musim kemarau juga berhubungan dengan jumlah buah kakao. Pada jumlah buah sedikit (trek) maka serangan PBK juga akan tinggi. Serangga PBK akan menyerbu buah yang ada sehingga akibatnya terjadi serangan berat.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh ulat PBK adalah mengeriputnya biji kakao setelah dikeringkan dan timbulnya warna gelap pada kulit biji. Kerugian yang lebih besar adalah pematangan buah yang lebih awal dan tidak merata serta biji yang saling merekat. Akibat serangan tersebut maka hasil panen menurun dan menambah biaya panen.
Daur Hidup
Serangga hama PBK adalah Conopomorpha cramerella. Serangga ini termasuk kelompok kupu-kupu. Ukurannya sangat kecil dibanding kupu-kupu yang biasa kita lihat sehari-hari. Ukuran panjang sekitar 0,7 cm dengan lebar sayap jika direntangkan hanya sekitar 1,2 cm.
Ciri khas kupu-kupu PBK adalah pada keempat sayapnya terdapat garis zigzag berwarna putih dan berakhir dengan bercak kuning oranye pada ujungnya. Antena lebih panjang dari sayap dan pada posisi istirahat dilipat ke belakang. Kupu-kupu ini aktif malam hari (nokturnal), mampu terbang sekitar 40 m, dan tertarik pada cahaya lampu.
Telur diletakkan kupu-kupu pada kulit buah semenjak ukuran buah masih sekitar 15 cm, tetapi ukurannya sangat kecil sehingga sulit kita lihat dengan mata biasa. Ulat serangga setelah menetas dari telur langsung masuk ke dalam kulit buah. Selanjutnya ulat hidup dalam buah kakao. Warna ulatnya putih kekuningan dan sangat mirip dengan daging buah kakao. Ulat yang akan berkepompong akan keluar dari dalam buah. Kepompong sering terlihat pada permukaan buah, daun, dan juga di sembarang tempat. Kepompong ditutupi benang halus warna putih.
Daur hidup serangga PBK dari telur hingga menjadi dewasa rata-rata 1 bulan. Pada umur baru 7 hari pun kupu-kupu betina sudah mulai bertelur. Potensi menghasilkan telur setiap betina adalah 268 butir. Jumlahnya antara 100-200 butir. Potensi peningkatan populasi setelah 5 bulan adalah 625 juta ekor larva dari sepasang PBK saja. Larva tersebut akan dapat merusak hingga 20 juta buah kakao karena pada serangan berat tiap buah kakao ditemukan sekitar 30 - 40 ekor larva. Dalam keadaan serangan ringan umumnya hanya satu ekor larva tiap buah.
Walaupun hanya dapat terbang dekat tetapi hama PBK dapat menyebar jauh. Penyebaran serangga penyebab PBK biasanya karena terbawa biji-biji atau tempat biji kakao. Serangga juga dapat menempel pada kendaraan dan orang yang lalu lalang. Ukuran serangga yang kecil menyebabkan kesulitan pengenalan. Hal yang umum juga serangga kecil terbawa angin ke tempat jauh.
Saran Pengendalian
Metode pengendalian hama terpadu (PHT) yang telah diusahakan di Indonesia adalah tindakan karantina untuk mencegah penularan ke daerah lain dari daerah isolasi, eradikasi untuk memusnahkan serangan hama, kultur teknis untuk memperbaiki budidaya untuk menekan serangan hama, pengendalian biologis dengan menggunakan musuh alami, penggembangan varitas tahan dan penggunaan insektisida.
Sejak Tahun 1995 pengasuh kolom ini sudah ikut terlibat untuk mencegah meluasnya serangan hama ini di Sumatera Utara. Kendala penanggulangan adalah keterbatasan jumlah dana dan kemampuan kita sebagai manusia dibanding kemampuan penyebaran hama serangga. Kegagalan menanggulangi hama ini menyebabkan Malaysia mengganti tanaman kakao di Semenanjung, juga di Pulau Jawa pada akhir abad lalu. Oleh sebab itu kita hanya dapat mengelola tanaman supaya buah kakao relatif sehat dengan PHT walaupun hama ini tetap ada di sekitar kita.
Cara praktis kami sajikan sebagai berikut: (1) Tanamlah jenis kakao dengan kulit buah yang tebal; (2) Peliharalah semut hitam dan semut rangrang untuk menekan peletakan telur oleh kupu-kupu; (3) Setelah panen kulit buah ditanam dalam lubang agar serangan berkurang; (4) Kurangi cabang yang tinggi karena kupu-kupu suka istirahat disitu; (5) Lakukan pemanenan setiap 7 hari dan jangan lebih dari 10 hari; dan (6) Gunakan musuh alami jamur Bb yang sudah teruji efektif.
Kami sarankan penggunaan Beauveria bassiana (Bb) 2 kg/ha, perata 250 ml/ha ditambah air 200 liter. Penyempotan dengan alat semprot punggung (hand sprayer) atau mist blower dilakukan pada sore hari. Perlakuan Bb diulangi setiap 7-10 hari hingga 3 kali. Penggunaan Bb juga menekan jumlah belalang dan Helopeltis yang umum merusak daun, pucuk dan buah muda kakao.
Jika terpaksa dapat menggunakan insektisida kimia. Insektisida kimia yang dapat digunakan adalah Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Sumialpa 25 EC, Buldok 25 EC, Cymbush 50 EC, Bestox 50 EC, dan Talstar 25 EC. Dosis umum insektisida tsb adalah 0,5 cc/l air atau sekitar 6-7 cc/tangki alat semprot punggung (hand sprayer).
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.
Di Dairi tanaman kakao disebut petani dengan nama ”coklat” atau ”kopi coklat”.
Penyebab biji kakao bangkarason adalah Hama Penggerek Buah Kakao. Jenis hama ini disingkat PBK. Hama PBK spesifik menyerang buah kakao, walaupun serangga ini umum juga ditemui pada jenis buah-buahan rambutan, duku, langsat, rambe, dll. Hama ini mulai menyebar pada pertanaman kakao di Sumatera Utara sekitar Tahun 1995. Di Dairi hama PBK saat ini sudah menyebar ke seluruh pertanaman kakao yang ada.
Istilah bangkarason khusus di Dairi untuk akibat melengketnya biji-biji sehingga tidak bisa dipisahkan. Biji kakao juga jadi kecil dan dapat mengakibatkan kerugian 85% pada serangan berat.
Serangan PBK
Serangan PBK paling tinggi terjadi pada musim kemarau. Ini juga terjadi di Dairi. Serangan akan semakin berat jika musim kemarau tidak bisa dipisahkan dengan musim hujan yang terjadi akibat perubahan iklim belakangan ini. Mengapa?
Serangga penyebab PBK lebih mudah berkembang biak pada musim kemarau. Pada musim hujan banyak penyakit yang menyerang serangga dari jenis jamur dan bakteri. Oleh sebab itu penyemprotan pada hama ini juga sebaiknya dilakukan hanya musim kemarau saja.
Serangan pada musim kemarau juga berhubungan dengan jumlah buah kakao. Pada jumlah buah sedikit (trek) maka serangan PBK juga akan tinggi. Serangga PBK akan menyerbu buah yang ada sehingga akibatnya terjadi serangan berat.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh ulat PBK adalah mengeriputnya biji kakao setelah dikeringkan dan timbulnya warna gelap pada kulit biji. Kerugian yang lebih besar adalah pematangan buah yang lebih awal dan tidak merata serta biji yang saling merekat. Akibat serangan tersebut maka hasil panen menurun dan menambah biaya panen.
Daur Hidup
Serangga hama PBK adalah Conopomorpha cramerella. Serangga ini termasuk kelompok kupu-kupu. Ukurannya sangat kecil dibanding kupu-kupu yang biasa kita lihat sehari-hari. Ukuran panjang sekitar 0,7 cm dengan lebar sayap jika direntangkan hanya sekitar 1,2 cm.
Ciri khas kupu-kupu PBK adalah pada keempat sayapnya terdapat garis zigzag berwarna putih dan berakhir dengan bercak kuning oranye pada ujungnya. Antena lebih panjang dari sayap dan pada posisi istirahat dilipat ke belakang. Kupu-kupu ini aktif malam hari (nokturnal), mampu terbang sekitar 40 m, dan tertarik pada cahaya lampu.
Telur diletakkan kupu-kupu pada kulit buah semenjak ukuran buah masih sekitar 15 cm, tetapi ukurannya sangat kecil sehingga sulit kita lihat dengan mata biasa. Ulat serangga setelah menetas dari telur langsung masuk ke dalam kulit buah. Selanjutnya ulat hidup dalam buah kakao. Warna ulatnya putih kekuningan dan sangat mirip dengan daging buah kakao. Ulat yang akan berkepompong akan keluar dari dalam buah. Kepompong sering terlihat pada permukaan buah, daun, dan juga di sembarang tempat. Kepompong ditutupi benang halus warna putih.
Daur hidup serangga PBK dari telur hingga menjadi dewasa rata-rata 1 bulan. Pada umur baru 7 hari pun kupu-kupu betina sudah mulai bertelur. Potensi menghasilkan telur setiap betina adalah 268 butir. Jumlahnya antara 100-200 butir. Potensi peningkatan populasi setelah 5 bulan adalah 625 juta ekor larva dari sepasang PBK saja. Larva tersebut akan dapat merusak hingga 20 juta buah kakao karena pada serangan berat tiap buah kakao ditemukan sekitar 30 - 40 ekor larva. Dalam keadaan serangan ringan umumnya hanya satu ekor larva tiap buah.
Walaupun hanya dapat terbang dekat tetapi hama PBK dapat menyebar jauh. Penyebaran serangga penyebab PBK biasanya karena terbawa biji-biji atau tempat biji kakao. Serangga juga dapat menempel pada kendaraan dan orang yang lalu lalang. Ukuran serangga yang kecil menyebabkan kesulitan pengenalan. Hal yang umum juga serangga kecil terbawa angin ke tempat jauh.
Saran Pengendalian
Metode pengendalian hama terpadu (PHT) yang telah diusahakan di Indonesia adalah tindakan karantina untuk mencegah penularan ke daerah lain dari daerah isolasi, eradikasi untuk memusnahkan serangan hama, kultur teknis untuk memperbaiki budidaya untuk menekan serangan hama, pengendalian biologis dengan menggunakan musuh alami, penggembangan varitas tahan dan penggunaan insektisida.
Sejak Tahun 1995 pengasuh kolom ini sudah ikut terlibat untuk mencegah meluasnya serangan hama ini di Sumatera Utara. Kendala penanggulangan adalah keterbatasan jumlah dana dan kemampuan kita sebagai manusia dibanding kemampuan penyebaran hama serangga. Kegagalan menanggulangi hama ini menyebabkan Malaysia mengganti tanaman kakao di Semenanjung, juga di Pulau Jawa pada akhir abad lalu. Oleh sebab itu kita hanya dapat mengelola tanaman supaya buah kakao relatif sehat dengan PHT walaupun hama ini tetap ada di sekitar kita.
Cara praktis kami sajikan sebagai berikut: (1) Tanamlah jenis kakao dengan kulit buah yang tebal; (2) Peliharalah semut hitam dan semut rangrang untuk menekan peletakan telur oleh kupu-kupu; (3) Setelah panen kulit buah ditanam dalam lubang agar serangan berkurang; (4) Kurangi cabang yang tinggi karena kupu-kupu suka istirahat disitu; (5) Lakukan pemanenan setiap 7 hari dan jangan lebih dari 10 hari; dan (6) Gunakan musuh alami jamur Bb yang sudah teruji efektif.
Kami sarankan penggunaan Beauveria bassiana (Bb) 2 kg/ha, perata 250 ml/ha ditambah air 200 liter. Penyempotan dengan alat semprot punggung (hand sprayer) atau mist blower dilakukan pada sore hari. Perlakuan Bb diulangi setiap 7-10 hari hingga 3 kali. Penggunaan Bb juga menekan jumlah belalang dan Helopeltis yang umum merusak daun, pucuk dan buah muda kakao.
Jika terpaksa dapat menggunakan insektisida kimia. Insektisida kimia yang dapat digunakan adalah Decis 2,5 EC, Matador 25 EC, Sumialpa 25 EC, Buldok 25 EC, Cymbush 50 EC, Bestox 50 EC, dan Talstar 25 EC. Dosis umum insektisida tsb adalah 0,5 cc/l air atau sekitar 6-7 cc/tangki alat semprot punggung (hand sprayer).
Brosur topik tertentu tersedia untuk Petani/Pembaca Dairi Pers di Sekretariat Redaksi Dairi Pers.
Tim Sukses Tani Dairi Pers akan berusaha menjawab pertanyaan bidang pertanian dan pedesaan yang perlu disajikan pada kolom ini atau konsultasi langsung. Silahkan hubungi langsung atau SMS-kan pertanyaan (tolong sebut nama dan alamat) ke ponsel kami: 0813 6230 1475. Atau hubungan internet ke: http://dairipers.blogspot.com/.
Semoga SUKSES BerTANI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar