Sidikalang-Dairi Pers : Seruan pilkada Damai Dairi hingga membubuhkan tanda tangan “Berani menang berani kalah” oleh tujuh pasangan cabup Dairi beberapa bulan silam ternyata hanya manis dibibir saja. Beberapa oknum pasangan Cabup Dairi tetap masih menggandrungi “black Campaign” (Kampanye Kotor).
Hal ini diakui Ketua KPU Dairi dalam pres realasenya yang menyebutkan ada pelanggaran kampanye dalam etika sampai dengan teguran tertulis sebagai mana yang direkomendasikan panwaslu Dairi. Panwas sendiri telah mengirimkan teguran terhadap pasangan calon yang melanggar kesepakatan Damai yang ditandatanganibersama . Namun panwaslu Dairi tidak secara rinci memberitahukan pasangan calon yang melakukan pelang-garan itu.
Sementara itu data yang dikumpulkan Dairi Pers me-nyebutkan memilih kampanye kotor masih digandrungi seba-hagian pasangan calon Bupati Dairi. Modus yang digunakan membnuka aib pasangan pesaing seakan pasangannya sempurna betul. Andai dibe-narkan kampanye kotor mungkin jenis pasangan cabup seperti ini paling mudah diserang karerna terlalu banyak ketidak sempur-naan yang dimilikinya. Namun demikian secara umum hanya sebahagian kecil pasangan cabup yang doyan “kampanye kotor “ tersebut.
Ada juga pasangan cabup yang hobby membariskan pendukungnya yang mempu-nyai marga yang sama dengan marga pasangan cabup pesa-ingnya. Ada yang memburuk-burukkan kinerja pesaingnya. Anehnya untuk pemaparan visi misi serta janji dan program-nya kerja untuk rakyat jika kelak terpilih hanya selintas disam-paikan. Bagi pasangan jenis ini memburukkan pasa-ngan lain jauh lebih menarik ketimbang memaparkan pro-gram kerjanya untuk rakyat.
Bukan itu saja ada juga pasangan yang lebih memen-tingkan mencari latar belakang keluarga pesaingnya. Jika ditemukan keanehan dijadikan komoditi “murahan” kam-panye. Isu itu bahkan disam-paikan berulang-ulang. Gam-baran temperamen yang tidak ter-kontrol masih jelas terlihat. Mementingkan penyelidikan kasus kelemahan pesaing masih jauh lebih penting dibanding dengan kasus per-masalahan Dairi yang tengah bergelut dengan kemis-kinan dan tekanan ekonomi yang makin terasa.
Sementara itu meski tegu-ran lisan hingga tertulis yang disampaikan pihak panwaslu agaknya tidak terlalu berpe-ngaruh pada “selera” sebaha-gian Cabup Dairi yang terus mengkonsumsi kampanye kotor tersebut. Mungkin tegu-ran pengawas ini tidak terlalu digubris karena hingga kini belum ada sejarah pilkada di negeri ini yang akhirnya salah seorang cabup didiskwalifikasi hanya karena memburukkan pasangan lain.
Kepada Dairi Pers banyak warga berharap hendak pilkada Dairi ini cepat berlalu karena potensi “ketidakenakan” semakin hari semakin mena-jam. Perbedaan pendapat lebih diutamakan hanya karena beda dukungan.
Dengan mantapnya ada pasangan Cabup yang “cuap –cuap” membuka aib pasangan lain. Baginya mungkin mem-buka aib ini salah satu materi kampanye yang berkwalitas. Tak jarang cuap-cuap ini semakin beringas karena “ditepuki”TSnya yang disebar di kerumunan massa.
Agaknya kesepakatan pilkada Damai yang ditanda-tangani belum sesuai dengan prakteknya. Namun demikian kembali pada rakyat Dairi menjatuhkan pilihan atas pasangan yang bersaing. Memjatuhkan pilihan pasa-ngan cabup yang hoby “blck Cam-paign” juga merupakan hasil pilkada Dairi. Karena seburuk apa juga cabup yang terpilih kelak harus disepakati itulah pasangan terbaik untuk kaca-mata rakyat Dairi. (R.07)
20 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar